Anda di halaman 1dari 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI PADA MATERI

IMAN KEPADA RASUL ALLAH MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS IV SDN 015863 SEI RENGGAS -
KISARAN KABUPATEN ASAHAN

Penilaian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MARTINI. S.Pd.I

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


2023
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI pada
materi Iman Kepada Rasul Allah melalui model pembelajaran Number Head Together
(NHT) pada siswa kelas IV SDN 015863 Sei Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan
semester I tahun pelajaran 2022/2023.
Penelitian Tidakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam 2 siklus
tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus melalui empat tahapan
proses, yakni (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, (4) refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023 SDN
015863 Sei Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus serta pembahasan hasil-
hasilnya mempunyai dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat dari 74,375 menjadi 86,25. Sedangkan
ketuntasan belajar klasikal meningkat dari 56,25% menjadi 87,50%, sehingga ketuntasan
belajar siswa secara klasikal telah tercapai., sehingga dapat dismpulkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar PAI pada materi Iman Kepada Rasul Allah Allah melalui model
pembelajaran Number Head Together (NHT) pada siswa kelas IV SDN 015863 Sei
Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan semester I tahun pelajaran 2022/2023.

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan HidyahNya

kepada Penulis, yang telah memberikan bimbingan dan kelapangan waktu kepada penulis

sehingga penulis dapat menulis hasil penelitian ini agar dapat menjadi bahan bacaan bagi

seluruh kalangan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Akhiruzzaman

Muhammad SAW.

Dalam penyelesaian Penilaian Tindakan Kelas (PTK) ini tentulah tidak terlepas dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

penulis ucapkan kepada:

1. Kepala Sekolah SDN 015863 Sei Renggas yang telah memberikan dorongan kepada

penulis dalam melakukan penelitian ini.

2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan spirituil kepada penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Rekan-rekan guru SDN 014685 yang penulis hormati dan sayangi yang telah banyak

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulisan ini hingga akhirnya

tulisan ini dapat terselesaikan pada waktunya.

4. Dan kepada para pihak lainnya yang tidak dapat penulis utarakan satu persatu yang telah

banyak memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya disana sini. Untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat meningkatkan hasil tulisan ini

agar menjadi jauh lebih baik lagi dari para pembaca, peneliti dan rekan-rekan guru.

ii
Akhir kata penulis mengucapkan terimaksih dan berharap Penelitian ini bermanfaat

bagi kita semua. Amiin.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

1.5 Definisi Operasional ................................................................................. 4

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar PAI ................................................................................. 7

2.2 Iman Kepada Rasul Allah .................................................................................. 7

1. Pengertian Iman ................................................................................... 7

2. Rasul Allah........................................................................................... 8

3. Iman Kepada Rasul Allah

2.3 Metode Numbered Heads Together (NHT) ................................................ 11

iv
1.Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT) ............................................ 11

2.Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT) ............................... 11

3.Kelebihan Metode Numbered Heads Together (NHT) ............................................ 13

4.Kekurangan Metode Numbered Heads Together (NHT) ......................................... 14

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................... 14

2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 16

2.6 Hipotesis Tindakan .................................................................................... 16

BAB III : METODE PENELITIAN ......................................................................

3.1 Perencanaan Kegiatan............................................................................... 15

3.2 Pelaksanaan Tindakan Kegiatan ............................................................... 18

3.3 Observasi .................................................................................................. 18

3.4 Refleksi

18

BAB IV: HASIL PENELITIAN ............................................................................. 20

4.1 Pelaksanaan Pra Penelitian ....................................................................... 20

4.2 Pelaksanaan Siklus I ................................................................................. 21

4.3 Pelaksanaan Siklus II ................................................................................ 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 25

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 25

5.2 Saran ......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... v

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting bagi manusia dan akan berlangsung seumur hidup.

Anak-anak membutuhkan pendidikan sejak mereka lahir di dunia. Pendidikan

diperlukan oleh semua manusia untuk melakukan kegiatan sosial dalam masyarakat

dimana ia berada. Memang benar bahwa anak sebagai makhluk yang belum dewasa

perlu dibantu, didampingi, dibimbing, dan dibimbing agar dapat mengembangkan

potensinya secara optimal. Salah satu yang bisa dilakukan adalah pendidikan formal di

sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah membantu mengembangkan

kecerdasan anak serta kepribadian mereka.

Padahal, pembelajaran Islam di sekolah-sekolah saat ini lebih menitikberatkan

pada metode pengajaran yang informatif. Artinya, guru memberikan penjelasan atau

ceramah, dan siswa mendengarkan dan mencatat. Metode ceramah adalah metode

yang merupakan metode konvensional. Hal ini karena metode ini telah digunakan

sebagai alat komunikasi lisan dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa

sejak lama (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 97). Pembelajaran menggunakan metode

ceramah adalah yang paling disenangi guru lantaran metode ini paling gampang

dilaksanakan. Komunikasi yang terjadi pada proses ini biasanya satu arah yaitu

berdasarkan pengajar pada anak didik sebagai akibatnya pembelajaran terpusat dalam

apa yg disampaikan guru (teacher centered).

Berdasarkan hasil ulangan harian pada siswa kelas IV SDN 015863 Sei Renggas,

Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, terdapat masalah yang terjadi pada siswa. Hal ini

1
dibuktikan dengan adanya sebagian besar siswa yang nilainya masih belum tuntas dan

ketuntasan klasikal masih kurang dari 60%. Masalah ini menunjukkan bahwa proses

belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas tidak terlalu berhasil. Oleh karena

itu, untuk mengetahui penyebab kegagalan, perlu dilakukan survei perilaku

kepemimpinan untuk merumuskan rencana perbaikan pembelajaran guna memajukan

proses belajar mengajar secara optimal.

Dalam melakukan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah yang

sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Siswa perlu berpikir kritis dan

logis serta menggunakan metode yang sesuai dengan kondisinya sehingga dapat

memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif. Mengenai

pembelajaran terdapat berbagai model pembelajaran, salah satunya adalah model

pembelajaran koperatif (cooperative learning). Isjoni (2010: 12).

Salah satu contoh pembelajaran yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT).

Model ini bisa dijadikan cara lain variasi pembelajaran sebelumnya. Menurut Rusman

(2011: 78) contoh pembelajaran tipe NHT dalam dasarnya adalah sebuah variasi diskusi

grup menggunakan karakteristik khasnya merupakan pengajar hanya memilih seseorang

murid yg mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini mengklaim keterlibatan

total seluruh murid. Cara ini adalah upaya yang sangat baik buat menaikkan tanggung

jawab individual pada diskusi grup. Selain itu menggunakan memakai metode ini output

akademik murid bisa semakin tinggi baik secara individu juga klasikal. Oleh karenanya

contoh pembelajaran NHT bisa diterapkan pada aktivitas pembelajaran sehari-hari dalam

materi apapun.

Berdasarkan hal diatas, guru akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan materi pembelajaran pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Melalui PTK ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah

2
yang terjadi pada siswa kelas IV SDN 015863 Sei Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten

Asahan. Pelakasanaan perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar PAI pada materi Iman Kepada Rasul Allah Allah melalui

model pembelajaran Number Head Together (NHT) pada siswa kelas IV SDN 015863

Sei Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan semester I tahun pelajaran 2020/2021.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prestasi belajar PAI materi Iman Kepada Rasul Allah siswa kelas IV

SDN 015863 Sei Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran

2020/2021?

3
2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Materi Iman kepada Rasul siswa Kelas IV SDN 015863 Sei Renggas, Kota

Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021 ?

3. Apakah penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan

prestasi belajar materi Iman Kepada Rasul pada siswa Kelas IV SDN 015863 Sei

Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki tujuan yang ingin di capai setelah melaksanakan

peneitian ini. Tujuan penelitian tersebut antara lain :

1. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa kelas IV SDN 015863 Sei

Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021

2. Untuk mengetahui penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) materi

Iman Kepada Rasul Allah siswa Kelas IV SDN 015863 Sei Renggas, Kota Kisaran,

Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar materi Iman Kepada Rasul Allah

siswa kelas IV melalui metode Numbered Heads Together (NHT) di SDN 015863 Sei

Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

Proses belajar mengajar pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN 015863 Sei

Renggas, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan menjadi modal bagi siswa dalam

meningkatkan prestasi belajar pendidikan Agama Islam.

1
2. Guru

Dalam proses belajar mengajar pendidikan Agama Islam dapat memperoleh

metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif dalam pembelajaran pendidikan

Agama Islam.

3. Sekolah

Meningkatkan mutu sekolah melalui hasil pembelajaran pendidikan Agama

Islam yang dibuktikan prestasi siswa yang semakin meningkat dengan metode

pembelajaran yang bervariasi dan inovatif.

1.5 Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian yang berjudul “ ” Peningkatan Prestasi

Belajar PAI melalui metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) materi

Iman Kepada Rasul Allah Allah Siswa Kelas IV SDN 015863 Sei Renggas, Kota

Kisaran, Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2020/2021” adalah :

1. Iman Kepada Rasul Allah.

Rasul adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT, tidak hanya

untuk dirinya sendiri, tetapi juga harus disampaikan kepada umatnya. Maka dari itu,

terdapat

pernyataan bahwa “Nabi itu belum tentu Rasul, sedangkan Rasul sudah pasti adalah

seorang Nabi.”

2
Iman kepada Rasul Allah Swt. Merupakan rukun iman yang ke 4 yang wajib kita

percayai dan yakini, seperti yang kita ketahui bahwa umat manusia sering melakukan

kesalahan dan lupa. Rasul diutus oleh Allah Swt untuk membimbing manusia ke jalan

yang benar, sehingga umat manusia bisa selamat dunia dan akhirat.

Iman kepada Rasul Allah berarti mempercayai bahwa Allah telah memilih di

antara manusia menjadi utusan-utusan-Nya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai

hamba Allah dengan wahyu yang diterimanya dari Allah swt untuk memimpin manusia

ke jalan yang lurus dan untuk keselamatan dunia dan akhirat.

2. Metode Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu  model pembelajaran  yang

dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas (Ibrahim,

2000:28)

13

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1.

1. Bagian awal yang berisi Judul, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar isi, dan

Daftar Pustaka.

2. Bagian isi/inti meliputi :

3
3.

BAB I : PENDAHULUAN, berisi antara lain; Latar belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Operasional, Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI, berisi antara lain; Landasan

Teori, Kerangka Berpikir, Hipotesis Tindakan

BAB III : METODE PENELITIAN, berisi antara lain; Perencanaan,

Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi

12 Of. Cit. hlm. 69

13 Kunandar, Langkah Mudaah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengebangan

Profesi Guru, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2001), cet. 6, hlm. 123

4
BAB IV : HASIL PENELITIAN, berisi tentang; Pelaksanaan Pra Penelitian,

Pelaksanaan Siklus I, Pelaksanaan Siklus II

BAB V : PENUTUP, Dalam bab penutup ini berisi; Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar PAI

Salah satu pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengajarkan anak agar

mampu mengimani Rasul Allah dengan baik. Dan bagi anak yang memiliki Prestasi

Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang sudah baik, maka agar Prestasi

Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang sudah dimiliki terus terasah,

sehingga akan lebih baik lagi.

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang rendah di

tandai dengan tidak bisa menyebutkan nama-nama Rasul Allah, nilai yang diperoleh

dibawah KKM, tidak bisa menyebutkan tugas-tugas Rasul Allah, dan tidak bisa

menyebutkan perbedaan Nabi dan Rasul Allah. Prestasi Belajar PAI Materi Iman

Kepada Rasul Allah yang rendah ini diharapkan agar bisa meningkat lebih baik lagi,

agar menjadi Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang tinggi.

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul yang baik ditandai dengan

bisa menyebutkan perbedaan Nabi dan Rasul Allah serta tugas-tugas Rasul Allah, nilai

yang diperoleh sesuai dengan standar KKM, bisa menyebutkan tugas-tugas Rasul

Allah, dan bisa menyebutkan perbedaan antara Nabi dan Rasul serta sifat-sifat Rasul

Allah.

2.2. Iman Kepada Rasul Allah

1. Pengertian Iman

2
Iman adalah percaya. Percaya ini menimbulkan perasaan yakin akan suatu

kebenaran.1

1 Kadir Yatim Attamimy, Butir-butir Hikmah dari Al Quran dan Hadis Nabi,

(Bandung:

PT. Al Ma’arif, 1988), hlm. 22

3
Iman adalah rasa, pengertian.iman yang sebenarnya bukan terletak pada

mengerti, melainkan pada rasa iman, tegasnya rasa selalu melihat sesuatu

yang diyakininya, seperti melihat Allah, Malaikat dan lain-lainnya.3

Iman itu letaknya di hati, bukan di kepala. Oleh sebab itu perlu pendidikan

sejak dini untuk mengenal pendidikan keimanan.

2. Rasul Allah

Rasul adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT, tidak hanya

untuk dirinya sendiri, tetapi juga harus disampaikan kepada umatnya. Maka dari itu,

terdapat pernyataan bahwa “Nabi itu belum tentu Rasul, sedangkan Rasul sudah pasti

adalah seorang Nabi.”

Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah Swt., yaitu

orang yang menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain

atau umat manusia. Nabi dan Rasul harus menjadi teladan umat manusia. Semua nabi

dan Rasul membawa ajaran tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt., Tuhan

Yang Maha Esa.

Jumlah Rasul yang disebutkan di dalam al-Qur’an ada 25 orang. Nabi dan Rasul

memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Rasul Ulul ’Azmi maksudnya

teguh hati, tabah, sabar dalam menjalani perintah Allah Swt. Rasul Ulul ’Azmi itu

adalah Muhammad saw., Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., dan Isa a.s. Nabi Muhammad

saw. adalah nabi dan Rasul terakhir (penutup).


1
Perhatikan Q.S. al-An’am/6: 48 berikut ini.

ٌ ْ‫َو َما نُرْ ِس ُل ْال ُمرْ َسلِينَ ِإاَّل ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرينَ ۖ فَ َم ْن آ َمنَ َوَأصْ لَ َح فَاَل خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون‬

(wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-

ashlaha falaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna)

Artinya:

“Dan tidak Kami mengutus para Rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan

peringatan”.

Ayat di atas menjelaskan tentang “alasan Allah Swt. mengutus para Rasul”. Allah

mengutus para Rasul untuk memberi kabar gembira dan memberikan peringatan. Kabar

gembira maksudnya menyampaikan janji Allah Swt. bagi orang yang menaati perintah-

Nya. Rasul memberi peringatan, yaitu bagi mereka yang ingkar kepada Allah Swt. dan

Rasul-Nya akan mendapat balasan buruk yaitu neraka jahanam.

A. Sifat Rasul-Rasul Allah

Para utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, agar tugas itu sukses dan

berhasil, mereka diberi sifat-sifat yang istimewa oleh Allah Swt. yaitu “sifat-sifat wajib

bagi Rasul”

1. Pertama, Rasul itu bersifat siddiq artinya jujur dan benar. Seorang Rasul selalu

benar dalam perkataan dan perbuatan, mustahil dia berkata dusta atau bohong.

2. Kedua, Rasul harus amanah artinya dan dapat dipercaya. Seorang Rasul mustahil

khianat. Dia wajib menyampaikan amanah Allah Swt. kepada kaumnya. Semua

perkataan, perbuatan dan tindakan Rasul harus benar, dan tidak boleh ingkar

janji.

2
3. Ketiga, Rasul bersifat tablig artinya menyampaikan. Seorang Rasul harus

menyampaikan pesan Allah Swt. kepada umat manusia. Rasul tidak boleh

menyembunyikan sesuatu yang telah diberikan Allah Swt. kepadanya.

4. Keempat, Rasul bersifat fathanah artinya cerdas, pandai dan bijaksana. Dengan

sifat ini, seorang Rasul dapat menyelesaikan tugas keRasulannya dengan baik.

3. Iman Kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman dalam agama Islam. Setiap

muslim wajib mengimani Nabi dan Rasul.

Iman kepada Rasul memiliki arti meyakini dan memercayai bahwa Allah SWT

mengutus kepada tiap umat seorang dari kalangan mereka yang menyeru untuk

beribadah kepada Allah semata.

Umat Islam diwajibkan beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT karena

termasuk orang yang sempurna (insani kamil), memiliki sifat terjaga dari segala

perbuatan dosa (maksum), serta apa yang disampaikan merupakan wahyu Allah dan

bukan hawa nafsu sendiri.

Dalam Quran surat Al An'am ayat 48 Allah SWT berfirman :

ٌ ْ‫َو َما نُرْ ِس ُل ْال ُمرْ َسلِ ْينَ اِاَّل ُمبَ ِّش ِر ْينَ َو ُم ْن ِذ ِر ْي ۚنَ فَ َم ْن ٰا َمنَ َواَصْ لَ َح فَاَل خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُوْ ن‬

Latin: wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīn, fa man āmana wa

aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn

Artinya: Para Rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan

memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada

rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

Iman kepada Rasul merupakan salah satu pilar yang terdapat dalam rukun iman

dalam Islam. Lalu, apa pengertian iman kepada Rasul Allah? Apa saja hikmah dan

3
makna yang bisa diambil oleh umat muslim? Iman kepada Rasul artinya meyakini

bahwa Rasul itu benar-benar utusan Allah Swt., yang ditugaskan membimbing umatnya

ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Allah mengutus Rasul-Rasul-Nya

sebagai teladan dan contoh bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 berikut: “Sesungguhnya telah

ada pada diri Rasul itu suri teladan yang baik bagimu,” (al-Ahzāb [33]: 21).

Mengimani Rasul tidak bisa dilepaskan dari keyakinan terhadap kitab-kitab Allah

Swt. Sebab, sejatinya Rasul merupakan utusan Allah Swt. yang bertugas menyampaikan

wahyu dalam bentuk perkataan maupun kitab yang dimukjizatkan kepadanya. Hal ini

telah ditegaskan dalam firman Allah Surah Al-Baqarah ayat 177. Berikut penggalannya:

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi

kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-

malaikat, kitab-kitab…” (Al-Baqarah [2]:177). Pengertian Iman kepada Rasul Allah beserta

Hikmah dan Maknanya (tirto.id)

4
2.3 Metode Numbered Heads Together (NHT)

1. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

merupakan suatu model pembelajaran  yang berlandaskan teori belajar konstruktivis.

Pembelajaran Kooperatif tipe NHT adalah sebuah model pembelajaran yang

dikembangkan oleh Spencer Kagan dkk. Model Pembelajaran Numbered Heads

Together merupakan suatu model pembelajaran yang memang dikembangkan untuk

merangsang siswa agar terlibat secara langsung dalam menelaah suatu materi yang

sedang diajarkan. NHT juga dirangcang untuk dapat mengetahui seberapa jauh

pemahaman siswa terhadap isi pelajaran yang kemudian diharapkan siswa mampu

mengajukan berbagai macam pertanyaan sebagai salah satu tanda bahwa siswa memang

benar-benar memahami materi yang sedang diajarkan. Pembelajaran model NHT

dikembangkan dan dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa untuk lebih

aktif.

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

menekankan siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompok sehingga masing-masing

anggota kelompok paham dengan hasil kerja kelompoknya dan bertanggung jawab

terhadap hasil kerja tersebut, sehingga dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa

termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas belajar dapat meningkat yang pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT)

5
Pada dasarnya NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis

pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Menurut Huda (2011) langkah-

langkah teknik Numbered Heads Together / NHT adalah:

1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok

diberi nomor.

2) Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok

mengerjakaannya.

3) Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil

mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

Menurut Suprijono (2012) langkah-langkah teknik NHT adalah:

1) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.

2) Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor.

3) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok.

4) Tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya ”head together” berdiskusi memikirkan jawaban

atas pertanyaan dari guru.

5) Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok.

6) Siswa diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya

dari guru.

Langkah-langkah teknik NHT yang dikemukakan Huda sebenarnya sama dengan

langkah-langkah teknik NHT yang dikemukakan Suprijono, yaitu mulai dari pembagian

kelompok, penomoran, pemberian tugas, diskusi, pemanggilan nomor, dan presentasi.

Perbedaannya, Huda mengemukakan langkah pembagian kelompok dan penomoran

dalam langkah satu, sedangkan Suprijono mengemukakan pembagian kelompok dalam

langkah satu dan penomoran dalam langkah dua. Selain itu, langkah empat yang

6
dikemukakan Huda yaitu pemanggilan nomor dan presentasi menjadi langkah lima dan

enam pada langkah teknik NHT oleh Suprijono.

Pendapat lain mengenai langkah-langkah teknik NHT dikemukakan oleh

Indrawati. Langkah-langkah kegiatan dalam NHT menurut Indrawati (2007) meliputi:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan

hasil kerjasama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

6) Kesimpulan. (Mulyana: 2012)

Berdasarkan pendapat Huda, Suprijono, dan Indrawati mengenai langkah-

langkah teknik NHT dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah teknik NHT yang akan

dilaksanakan adalah:

(1) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil,

(2) Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor,

(3) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok,

(4) Tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya ”head together” berdiskusi memikirkan

jawaban atas pertanyaan dari guru,

(5) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil

mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka,

(6) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain,

(7) Kesimpulan.

7
4. Kelebihan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Adapun kelebihan dari Metode Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai

berikut

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Mampu memperdalam pamahaman siswa

3. Menyenangkan siswa dalam belajar

4. Mengembangkan sikap positif siswa

5. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa

6. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa

7. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

8. Mengembangkan rasa saling memiliki

9. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan

5. Kekurangan Metode Numbered Heads Together (NHT)

(1) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu

yang lama.

(2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

(3) Ada peserta didik yang akan takut atau merasa terintimidasi bila memberi nilai

jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya peserta didik lain kurang mampu

menguasai materi).

(4) Terdapat peserta didik yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada

temannya untuk mencarikan jawabannya. Solusinya mengurangi poin pada

peserta didik yang membantu dan dibantu.

8
(5) Apabila pada suatu nomor kurang maksimal mengerjakan tugasnya, tentu saja

memengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomor selanjutnya.

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam rangka mewujudkan penulisan yang profesional dan mencapai target

yang maksimal, maka penulis mencoba menampilkan judul penelitian tindakan yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sebagai bahan perbandingan. Hal ini untuk

menghindari terjadi persamaan objek dalam penelitian ini, antara lain yaitu :

1. Skripsi Dewi Kawung Inten, PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

2. PENERAPAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH

DASAR oleh: Linggar Setyowati, Ety Nur Inah.

3. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 2,

Desember 2017. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KARTU SOAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP oleh

Anwar Barutu.

4. MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI IMAN

KEPADA MALAIKAT MENGGUNAKAN STRATEGI NUMBERED HEAD

TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN TELUK DALAM 1 KECAMATAN

BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN (Siti Rahimah. 2012)

5. PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI IMAN

KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

9
PADA SISWA KELAS VII B MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 PASER

(Sugita:2021)

6. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH DI KELAS IV SD NEGERI 60

BANDA ACEH (Nuraini: Serambi Akademica, Volume V, No. 1, Mei 2017)

7. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

numbered head together pada mata pelajaran akidah akhlak di kelas V MI Al-

Hamidiyah NW Sidemen Tahun Pelajaran 2020/2021 (Laila Tasiya:

Thesis:2022)

2.5 Kerangka Berpikir

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul merupakan sesuatu yang

pokok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Prestasi Belajar PAI Materi Iman

Kepada Rasul bisa dalam kondisi rendah dan dalam kondisi yang tinggi.

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang rendah di

tandai dengan tidak bisa menyebutkan nama-nama Rasul Allah, nilai yang diperoleh

dibawah KKM, tidak bisa menyebutkan tugas-tugas Rasul Allah, dan tidak bisa

menyebutkan nama-nama Rasul Allah secara urut. Prestasi Belajar PAI Materi Iman

Kepada Rasul yang rendah ini diharapkan agar bisa lebih baik lagi, agar menjadi

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang

tinggi.

10
Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul yang baik ditandai dengan

bisa menyebutkan sifat-sifat Rasul Allah, nilai yang diperoleh sesuai dengan standar

KKM, bisa menyebutkan tugas- tugas Rasul Allah, dan bisa menyebutkan nama-nama

Rasul Allah.

Salah satu pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengajarkan anak agar

mampu mengimani Rasul Allah dengan baik. Dan bagi anak yang memiliki Prestasi

Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang sudah baik, maka agar Prestasi

Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah yang sudah dimiliki terus terasah,

sehingga akan lebih baik lagi.

Hubungan Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah dengan

metode Numbered Heads Together (NHT) adalah dalam pembelajaran iman kepada

Rasul Allah yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan

11
Agama Islam dalam upaya peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul

Allah menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Metode ini membantu

proses pembelajaran iman kepada Rasul Allah berjalan dengan baik. Dengan demikian

peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah dapat ditingkatkan

dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Sehingga Prestasi

Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul yang rendah bisa meningkat, menjadi memiliki

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah dengan baik atau tinggi.

2.6

Gambar 2.1

Kerangka ber fikir

Prestasi Belajar PAI Materi Iman Prestasi Belajar PAI Materi

Iman

Kepada Malaikat rendah

Kepada Malaikat tinggi


Ciri-cirinya: Ciri-cirinya:

- tidak bisa menyebutkan nama- nama - bisa menyebutkan nama-

Malaikat Allah, nila i yang dipero leh nama Malaikat Allah, nilai yang

dibawah KKM, t idak bisa menyebutkan dipero leh sesuai dengan standar

tugas-tugas Malaikat Allah, dan t idak KKM, bisa menyebutkan tugas-

bisa menyebutkan nama-nama tugas Malaikat Allah, dan bisa

Malaikat Allah secara urut. menyebutkan nama-nama

Malaikat Allah secara urut.

18

Metode keliling kelo mpok


Hipotesis Tindakan

Pengertian hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau salah,

dia akan di tolak jika salah dan akan diterima

jika fakta-fakta membenarkannya.9

Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis tindakannya

yaitu:

1. Prestasi belajar PAI siswa kelas IV SDN 014685 Siumbut Baru Kisaran tahun

pelajaran

2020/2021 dalam kategori baik.

2. Penerapan metode pembelajaran keliling kelompok materi Iman Kepada Rasul

siswa Kelas IV SDN 014685 Siumbut Baru Kisaran tahun pelajaran

2020/2021 berjalan dengan baik.

3. Penerapan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi

belajar materi Iman Kepada Rasul pada siswa Kelas IV SDN 014685 Siumbut Baru

Kisaran Tahun Pelajaran 2020/2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

Desain pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah tahap pelaksanaan

perbaikan dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua

siklus dua tindakan. Setiap tindakan memiliki empat kegiatan:

3.1. Perencanaan Kegiatan

Dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Membuat skenario pembelajaran dengan model pembelajaran Number Head

Together (NHT).

b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas

ketika model pembelajaran NHT (Number Heads Together) diterapkan pada materi

Iman kepada Rasul Allah.

c. Merancang alat evaluasi untuk mengetahui hasil siswa dalam mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami materi Iman kepada Rasul Allah.

3.2 Pelaksanaan Tindakan Kegiatan

Dalam pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

3.3 Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.


3.4 Refleksi

Pada tahap ini, kita akan melakukan refleksi terhadap pengumpulan, analisis dan

evaluasi data hasil observasi dan penilaian (tes profisiensi) untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam Iman kepada Rasul Allah. Hasil analisis data yang diperoleh

selama tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk perencanaan siklus berikutnya.

Penelitian Tidakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan dalam 2 siklus

tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus melalui empat tahapan

proses, yakni:

(1) perencanaan (planing),

(2) Pelaksanaan tindakan (acting),

(3) Pengamatan (Observing),

(4) refleksi (reflecting),

Seperti mengacu pada pendapat Suharsmi Arikunto ( 2008 : 16 ) sebagai berikut:

Gambar 1: Siklus Tahapan Penelitian Tindakan Kelas.

Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SDN 015863

Sei Renggas Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2020/2021. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, siklus 1 dibutuhkan

waktu sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit) dan dilaksanakan pada tanggal 4 dan 6
Februari 2020 dan siklus 2 dibutuhkan waktu sebanyak 2 kali pertemuan (4 x 35 menit)

dan dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Februari 2020. Penelitian ini dilaksanakan di

kelas IV SDN 014685 Siumbut Baru Kisaran dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pelaksanaan Pra Penelitian

Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan guru ketika mengajar siswa kelas IV

menggunakan metode ceramah, masih ditemukan sebagian besar siswa tidak

memperhatikan guru ketika memberi materi, dan ada siswa yang mengantuk ketika guru

ceramah memberi materi. Selain itu masih banyak siswa yang mempunyai hasil yang

tidak memuakan ketika diadakan postes, bahkan nilai tertinggi siswa masih 80. Hal

tersebut dapat dilihat dari tabel rentang nilai siswa hasil postes berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Prasiklus

No Nilai Frekuensi NxF Persentase Ketuntasan

1 90 2 180 12,50% T

2 80 4 320 25,00% T

3 70 3 210 18,75% TT

4 60 4 240 25,00% TT

5 50 1 50 6,25% TT

6 40 2 80 12,50% TT

Jumlah 16 1080 100,00%

Rata-Rata 67,5
Ketuntasan
37,50%
Klasikal

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Dilihat dari data diatas, maka dapat disimpulkan nilai siswa masih rendah bahkan

hanya 37,50% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sehingga akan dilaksanakan

penelitian tindakan kelas pada kelas IV dan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) sesuai dengan pertimbangan dengan kondisi siswa

dan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran tersebut.

4.2 Pelaksanaan Siklus I

Data hasil aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer pada pelaksanaan siklus I

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran siklus I

Skala

No Aspek-Aspek yang Diamati

B C K

1 Partisipasi siswa dalam kelompok 

2 Keaktifan suswa dalam Pembelajaran 

3 Kelancaran KBM 

4 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 

5 Kemampuan Presentasi 

6 Kemampuan menyimpulkan 
Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes individu yang dilaksanakan di

akhir kegiatan pembelajaran. Hasil tes belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Frekuensi NxF Persentase Ketuntasan

1 100 1 100 6,25% T

2 90 3 270 18,75% T

3 80 5 400 31,25% T

4 70 3 140 12,50% TT

5 60 4 180 18,75% TT

6 50 2 100 12.50% TT

Jumlah 16 1190 100%

Rata-Rata 74,375

Ketuntatasan
56,25
Klasikal

Dari tabel nilai tes hasil belajar siswa pada siklus I tampak bahwa dari 16 siswa yang

mengikuti tes hasil belajar terdapat 9 siswa yang tuntas dan 7 siswa tidak tuntas. Dari

tabel tersebut juga diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 74,375 dan ketuntasan klasikal

sebesar 56,25%. Hal ini berarti bahwa pada siklus I secara klasikal kelas tersebut

dikatakan belum tuntas, sehingga perlu diupayakan peningkatan pada siklus berikutnya.

4.3 Pelaksanaan Siklus II


Perencanaan ulang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

Rencana tersebut pada dasarnya sama dengan rencana siklus I, termasuk pembentukan

kelompok. Hal ini dikarenakan keefektifan kerja kelompok yang dibentuk masih berlaku

dan tidak ada keluhan siswa terhadap kerja kelompok. Data hasil aktivitas siswa yang

dilakukan oleh observer pada pelaksanaan siklus II ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran siklus II

Skala
No Aspek-Aspek yang Diamati
B C K

1 Partisipasi siswa dalam Kelompok 

2 Keaktifan siswa dalam pembelajaran 

3 Kelancaran KBM 

4 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 

5 Kemampuan Presentasi 

6 Kemampuan Menyimpulkan 

Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes individu pada siklus II adalah sebagai

berikut:

Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Frekuensi NxF Persentase Ketuntasan

1 100 3 300 18,75% T

2 90 6 540 37,50% T

3 80 5 400 31,25% T
4 70 2 140 12,50% TT

Jumlah 16 1380 100%

Rata-Rata 86,25

Ketuntasan Klasikal 87,50%

Keterangan : T: Tuntas TT: Tidak Tuntas

Dari tabel hasil tes siklus II, diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 86,25, siswa yang

tuntas sebanyak 14 siswa dan 2 siswa tidak tuntas. Dari tabel tersebut diperoleh

prosentase ketuntasan klasikal sebesar 87,50% yang melewati ketuntasan klasikal kelas

yang telah ditetapkan sekolah yaitu 85%. Hal ini berarti materi telah dikuasai dengan

baik oleh siswa atau penerapan pembelajaran NHT telah berhasil membuat siswa

mencapai ketuntasan belajarnya sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya.

Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama

dua kali putaran, dari siklus pertama hingga siklus kedua telah membawa perubahan dan

peningkatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Data hasil penelitian selama

pelaksanaan tindakan kelas berlangsung adalah sebagai berikut:

Aktivitas siswa selama penelitian berlangsung dapat diketahui adanya

peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditandai dengan adanya

peningkatan dari masing-masing indikator. Pada siklus I kategori baik hanya ada pada 1

indikator, sedangkan pada siklus II kategori baik ada pada 4 indikator dari total 6

indikator. Dan tidak ada kategori yang tergolong kurang pada siklus II.

Hal ini berarti siswa lebih terarah pada kerja sama kelompok, meningkatnya

diskusi dalam kelompok dan lebih berani dalam menyelesaikan masalah, ditandai

dengan adanya siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan serta menanggapi hasil

kelompok lain. Siswa juga telah bekerja sama dengan kelompoknya secara baik dan

semua anggota kelompok memahami masalah tersebut.


Hasil belajar siswa selama dua kali siklus dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

NO. Uraian Siklus I Siklus II

1. Nilai rata- rata tes 74,375 86,25

2. Jumlah siswa yang tuntas 9 14

3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 7 2

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam

melalui model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) mempunyai dampak

positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru, sehingga nilai rata-rata siswa

meningkat dari 74,375 menjadi 87,50. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal meningkat

dari 56,25% menjadi 87,50%, sehingga ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Number

Head Together (NHT) sangat berpengaruh terhadap hasil Pendidikan Agama Islam

khususnya materi peraturan perundang-undangan. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata

siswa yang meningkat dari 74,375 menjadi 86,25. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal

meningkat dari 56,25% menjadi 87,50%, sehingga ketuntasan belajar siswa secara

klasikal telah tercapai. Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar

PAI pada materi Iman Kepada Rasul Allah melalui model pembelajaran Number Head

Together (NHT) pada siswa kelas IV SDN 015863 Sei Renggas Kabupaten Asahan

semester I tahun pelajaran 2019/ 2020.

5.2 Saran

1. Bagi Peneliti

Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan pengajaran sebagian besar

mengandalkan hasil penelitian dan menyimpulkan berdasarkan


instrumen. Padahal instrumen yang dihadirkan tidak selamanya mampu menghasilkan atau

menjamin kevalidan hasil yang diperoleh. Sehubungan dengan itu, diharapkan penelitian

lebih lanjut mempertimbangkan (1) bentuk instrumen, (2) isi instrumen, dan (3) teknik

penyusunan yang mampu menjaring variabel masalah yang diharapkan. Selain itu perlu

pula melakukan penjajakan dan obervasi secara intensif terhadap objek penelitian.

Dengan langkah dan pertimbangan tersebut, maka hasil yang objektif, mendalam dan

menyeluruh akan tercapai serta terjawab.

2. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru.

Sehigga dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai hasil yang lebih

baik lagi, serta dapat memperoleh gambaran penggunakan model atau metode pembelajaran

yang bervariatif.

3. Bagi Lembaga

1
Lembaga pendidikan merupakan prasarana yang menentukan keberhasilan siswa

dalam menempuh studinya. Untuk itu lembaga pendidikan hendaknya menyediakan

perpustakaan dengan memperbanyak buku-buku pendidikan Agama Islam.

2
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta

Isjoni, 2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Purwanto, Ngalim, 2011. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ratumanan. Tanwey Gerson dan Laurens, Theresia 2011. Penilaian Hasil Belajar pada

Tingkat

Satuan Pendidikan. Edisi 2. Surabaya: UNESA University Press

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Syah, Muhibbin, 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Knstruktivistik.

v
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Yatim. 2015. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). IKAPI : Universiti Press

vi

Anda mungkin juga menyukai