Anda di halaman 1dari 58

UAS METODOLOGI PENELITIAN

NAMA : ERNAWATI LUBIS

KELAS : 5 A Pendidikan Tata Boga

NIM : 5192442006

Soal

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang metodologi penelitian

2. Buatlah sebuah proposal singkat untuk melakukan penelitian

Jawab :

1. Metodologi Penelitian adalah segala hal yang berhubungan dengan proses dan
penyelesaian sebuah penelitian sampai kepada penulisan dari hasil penelitian
tersebut. Metodologi adalah analisis teoritis sistematis dari metode yang
diterapkan pada bidang studi. Ini terdiri dari analisis teoritis dari tubuh metode
dan prinsip-prinsip yang terkait dengan cabang pengetahuan. Biasanya, ini
mencakup konsep seperti paradigma, model teoritis, fase dan teknik kuantitatif
atau kualitatif. Metodologi juga merupakan studi tentang metode, pertimbangan
filosofis dan analitis dasar untuk, kesesuaian dan batas logis dari berbagai
pendekatan dan perspektif pada penelitian itu sendiri. Dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian dipelajari megenai proses penelitian, variabel, sampel, jenis
penelitian, kerangka penelitian, jenis dan teknik pengumpulan data dan juga
langkah penyusunan laporan penelitian. Laporan penelitian disebut juga Karya
Ilmiah, dan karya ilmiah terdiri dari banyak jenis, dari mulai proposal, skripsi,
tesis, disertasi, artikel ilmiah dan lain sebagainya. Dalam penyusunan laporan
penelitian tersebut ada atauran dan peraturan yang mengikat sistematika penulisan
dari karya tersebut.
2.

HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DAN KEPERCAYAAN


DIRI DENGAN HASIL PRAKTIK BOGA DASAR
SMK NEGERI 1 SAMOSIR

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

OLEH :
ERNAWATI LUBIS
NIM. 5192442006

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

Berkat dan Kasih Karunia-Nya yang dilimpahkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas mata kuliah Metodologi Penelitian ini. Tugas ini akan

membahas mengenai “Hubungan Sikap Belajar dan Kepercayaan Diri

dengan Hasil Praktik Boga Dasar SMK N 1 Samosir”

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa

arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih dan

penghargaan kepada:

1. Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi

Penelitian sekaligus Ketua Prodi yang telah banyak memberikan masuk dan

arahan selama pemenuhan tugas ini dan juga telah membantu dan

mengarahkan, dalam pemenuhan tugas ini.

2. Prof. Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik

3. Seluruh dosen PKK, tata usaha Jurusan PKK dan Fakultas Teknik yang telah

memberikan ilmu dan pelayanan kepada penulis selama perkuliahan.

4. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Teknik, Dr. Zulkifli

Matondang, M.Si Selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik

5. Teristimewa kepada Ayahanda Marsangkap Lubis dan Ibunda Mian Hutapea

yang telah memberikan dukungan baik moral dan materil selama proses per-

kuliahan.

i
6. Teristimewa Abang Alvin Lubis, Kakak Puspa Lubis, Adik Devi Lubis, Dan

Adik Stefanus Lubis beserta keluarga yang telah memberikan dukungan,

motivasi dan doa kepada penulis.

7. Kepada teman-teman Juruusan PKK khususnya Prodi Pendidikan Tata Boga

Stambuk 2019 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan sumbangan fikiran dan motivasi kepada penulis selama proses

pemenuhan tugas kuliah ini.

8. Atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama ini, penulis

mengucapkan terimakasih, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun

yang membutuhkan.

Medan, November 2021

Ernawati Lubis

NIM.5192442006

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................. 4
1.3. Pembatasan Masalah............................................................ 4
1.4. Rumusan Masalah................................................................ 4
1.5. Tujuan Penelitian.................................................................. 5
1.6. Manfaat Penelitian................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN...................................................... 7
2.1. Kajian Teoretis..................................................................... 7
2.1.1. Sikap Belajar.............................................................. 7
2.1.2. Kepercayaan diri........................................................ 12
2.1.3. Hasil Praktik Boga Dasar........................................... 17
2.2. Penelitian Relevan................................................................ 23
2.3. Kerangka Berfikir................................................................. 24
2.4. Hipotesis Penelitian.............................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 27
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 27
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 27
3.3. Desain Penelitian.................................................................. 27
3.4. Definisi Operasional............................................................. 28
3.5. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.......... 28
3.6. Teknik Analisis Data............................................................ 31
3.7. Hipotesis Statistik................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 40
LAMPIRAN................................................................................................ 48

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Jenis-jenis Teknik dasar Memasak.......................................................... 19
2. Kisi-Kisi angket Sikap Belajar................................................................. 29
3. Kisi-Kisi Angket Kepercayaan diri.......................................................... 29
4. Rubrik Penilaian Hasil Praktik Boga dasar.............................................. 30
5. Tingkat Reliabilitas.................................................................................. 32
6. Pedoman memberikan interprestasi koefisien korelasi............................ 37
7. Deskripsi Persentase Variabel Sikap Belajar........................................... 40
8. Deskripsi Persentase Variabel Kepercayaan Diri.................................... 43
9. Deskripsi Persentase Pengamatan Variabel Hasil Praktik Boga Dasar.. . 45

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Teknik Sautéing....................................................................................... 19
2. Teknik stir-frying.................................................................................... 20
3. Teknik pan-frying.................................................................................... 20
4. Teknik Shallow frying............................................................................. 20
5. Teknik Deep Frying................................................................................ 21
6. Teknik Boiling......................................................................................... 21
7. Teknik Braising....................................................................................... 21
8. Teknik Stewing....................................................................................... 21
9. Teknik Steaming..................................................................................... 22
10. Teknik Roasting..................................................................................... 22
11. Teknik Grilling....................................................................................... 22
12. Teknik Baking........................................................................................ 23

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal yang bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan, keahlian, kecakapan siswa sesuai

dengan bidang yang digelutinya dan diharapakan setelah tamat tidak perlu

lagi mencari pekerjaan tetapi dapat membuka lapangan pekerjaan untuk

orang lain. Sesuai dengan pendapat Evan (2015) menyatakan bahwa

pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan

dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia

kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan.

SMK Negeri 1 Samosir merupakan pendidikan yang bergerak di

bidang kejuruan yang mengarah pada kompetensi kerja di dunia usaha.

SMK Negeri 1 Samosir terdapat beberapa program studi keahlian salah

satunya adalah jasa boga. Jasa boga adalah pengetahuan dibidang boga

(seni mengolah makanan) yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai

dari persiapan pengolahan sampai dengan menghidangkan makanan itu

sendiri. SMK Negeri 1 Samosir bertujuan untuk mempersiapkan siswa

memiliki keterampilan agar dapat bersaing dalam dunia kerja dan mampu

mengelola usaha di bidang jasa boga.

Salah satu program pembelajaran yang harus dilakukan oleh setiap

siswa-siswi sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistem pendidikan di

SMK adalah Praktik pada beberapa mata pelajaran salah satunya adalah

pembelajaran Boga Dasar. Menurut Sudjana (2005: 157-158) Praktik

adalah metode dalam pembelajaran yang digunakan dengan tujuan melatih


2

serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh untuk dilakukan di

kehidupan nyata atau lapangan, pekerjaan, atau tugas yang sebenarnya.

Program praktik Boga dasar ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa

untuk bisa memahami teknik dasar pengolahan makanan.

Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam praktik Boga

dasar, sekolah akan mengadakan ujian dan setalah itu sekolah akan

mendapatkan hasil sesuai kemapuan siswa. Hasil praktik merupakan hasil

belajar yang didapat dalam pembelajaran dimana siswa melakukan dan

mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses

dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya dilakukan

pada laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan praktik

mengandung makna belajar pada kerja nyata untuk berbuat Interaksi

belajar dapat dipengaruhi lingkungan dan berbagai sumber lainnya seperti

buku, majalah, video, gambar atau audio dan lain-lain (Sanjaya Wina,

2017).

Hasil praktik itu sendiri merupakan penilaian akhir dalam proses

selama latihan pembelajaran-pembelajaran tersebut. Sesuai dengan

pendapat Mudiono (2016) bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai

dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar

pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMK

Negeri 1 Samosir pada bulan September 2021 dengan guru pengampu

mata pelajaran Boga dasar, menyatakan bahwa data menunjukkan hasil


3

belajar Boga Dasar 2 tahun terakhir yaitu pada Tahun Ajar 2019/2020 dari

jumlah 60 siswa (92,30%) mempunyai nilai diatas KKM dan 5 siswa

(7,69%) mempunyai nilai dibawah KKM. Pada Tahun Ajar 2020/2021

dari jumlah 94 siswa (96.90%) mempunyai nilai diatas KKM dan 3 siswa

(3,09%) mempunyai nilai dibawah. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yang harus dicapai sebesar 7,5. Berdasarkan data tersebut, hasil

belajar siswa dalam melaksanakan Praktik Boga dasar semuanya termasuk

kategori tuntas, hal ini disebabkan karena terdapat berbagai faktor yang

diantaranya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang disebut faktor

internal dan juga yang berasal dari luar diri siswa yang disebut faktor

ekternal.

Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar

diantaranya yaitu sikap belajar dan kepercayaan diri. Sikap belajar itu

sendiri yaitu pengaturan diri siswa untuk melakukan pembelajaran.

Seseorang yang memilki sikap belajar yang baik pastu akan mendapatkan

hasil belajar yang baik dan memuaskan, dana apabila sebaliknya yaitu jika

seseorang memiliki sikap belajar yang kurang baik, maka hasil belajar nya

akan berada dibawah siswa yang memilki sikap belajar yang baik, atau

bahkan tidak memenuhi standard hasil. Permasalahan yang sering muncul

adalah siswa yang memiliki sikap belajar yang baik terpengaruh terhadap

sikap belajar siswa yang kurang baik karena merasa nyaman dengan

kondisi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Lapierre, bahwa sikap

sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi


4

untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap

adalah respon terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan.

Kepercayaan diri yaitu keyakinana akan kemampuan yang

dimilikinya. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan diri sendiri,

berarti tidak meragukan kemampuan dan mengetahui apa yang akan

dilakukan, berani memulai sesuatu, selalu membayangkan bahwa dirinya

mampu mencapai hasil yang baik dalam melakukan tugas atau pekerjaan.

Sesuai dengan pendapat Lauster (2016) menyatakan bahwa kepercayaan

diri adalah suatu keyakinan seseornag terhadap segala aspek kelebihan

yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Sikap Belajar Dan Kepercayaan Diri Dengan Hasil Praktik Boga

Dasar SMK N 1 Samosir”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kurangnya keterampilan siswa dalam Praktik Boga Dasar.

2. Sikap Belajar siswa yang kurang baik/ buruk.

3. Kurangnya Kepercayaan diri siswa dalam melakukan Praktik Boga

Dasar.

4. Rendahnya hasil praktik Boga Dasar siswa.

5. Kurangnya penguasaan siswa pada Teknik dasar memasak.

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun batasan dalam penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :


5

1. Sikap belajar dibatasi pada pengaturan waktu belajar, pemilihan tempat

belajar, dan juga kebiasaan belajar.

2. Kepercayaan diri dibatasi pada evaluasi diri secara objektif, positive

thinking, berani mengambil resiko, memperluas wawasan, dan tidak takut

berinovasi

3. Hasil praktik siswa dibatasi pada mata pelajaran Boga Dasar materi

teknik dasar memasak.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X JB SMK Negeri 1 Samosir.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana sikap belajar siswa?

2. Bagaimana kepercayaan diri sendiri siswa?

3. Bagaimana hasil praktik Boga Dasar materi teknik dasar memasak?

4. Bagaimana hubungan sikap belajar dengan hasil praktik Boga Dasar

materi teknik dasar memasak?

5. Bagaimana hubungan kepercayaan diri siswa dangan hasil praktik Boga

Dasar materi teknik dasar memasak?

6. Bagaimana hubungan Sikap belajar siswa dan kepercayaan diri siswa

dengan hasil praktik Boga Dasar materi teknik dasar memasak?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis :

1. Sikap Belajar siswa.

2. Kepercayaan diri siswa.

3. Hasil praktik Boga Dasar materi teknik dasar memasak.


6

4. Hubungan sikap belajar dengan hasil praktik Boga Dasar materi teknik

dasar memasak.

5. Hubungan kepercayaan diri dengan hasil praktik Boga Dasar materi

teknik dasar memasak.

6. Hubungan sikap belajar siswa dan kepercayaan diri siswa dengan hasil

praktik Boga Dasar materi teknik dasar memasak.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa sebagai evaluasi diri

untuk bisa lebih baik lagi dalam mengikuti pelajaran agar mencapai hasil yang

memuaskan. Sebagai bahan masukan dan evaluasi pembenahan dalam proses

pembelajaran dan pentingnya sikap belajar yang baik dan kepercayaan diri

sehingga dapat meningkatkan hasil praktik yang lebih baik. Serta sebagai bahan

kajian referensi bagi peneliti lainnya.


7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Teoretis


2.1.1. Sikap Belajar

2.1.1.1. Pengertian Sikap Belajar

Para ahli psikologi dibidang pengukuran sikap Louis Thurstone, Rensis

Likert dan Charles Orgood mengartikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau

reaksi. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik, Thrustone

memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau negatif terhadap suatu

objek psikologis.

Disebutkan oleh Lapierre, bahwa sikap sebagai suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimulus sosial

yang telah terkondisikan. Tokoh psikologi bidang psikologi sosial dan psikologi

kepribadian seperti Gordon Allport, Chave, dan Mead, mengartikan sikap sebagai

semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara

tertentu.Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk

bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus

yang menghendaki adanya respons.

Menurut Mar’at sikap juga dipandang sebagai hasil belajar dari

perkembangan atau suatu hasil yang diturunkan. Pendapat Anatasi dan Urbina

bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak kearah mana seseorang


8

merespon suatu objek. Selanjutnya pendapat Gagne bahwa sikap adalah keadaan

yang mengubah pilihan individu melakukan tindakan pribadi.

Dari beberapa pengertian sikap yang diajukan oleh tokoh-tokoh tersebut,

dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kecendrungan seseorang untuk

bereaksi terhadap stimulus yang menghendaki adanya respon, sehingga semakin

banyaknya pengetahuan seseorang terhadap suatu stimulus tersebut maka semakin

besar pula seseorang tersebut memberikan respon terhadap stimulus yang ada.

2.1.1.2. Ciri-ciri Sikap

Sikap dikatakan sebagai faktor yang terdapat dalam diri manusia yang

dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Beberapa ciri atau

karakteristik sikap sebagai berikut:

1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, artinya sikap dapat dipelajari

2) Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap

3) Sikap dapat tertuju pada satu objek, dan dapat pula pada sekumpulan objek

4) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar

5) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi.

2.1.1.3. Fungsi Sikap

Sikap mungkin bersumber pada salah satu dari berbagai macam motif

tertentu. Dapat digambarkan beberapa macam dasar-dasar motivasi yang lebih

luas, dimana pembentukan sikap cenderung untukterjadi. Sikap-sikap yang telah

terbentuk tersebut mempunyai berbagai fungsi, diantaranya:

1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap dalam fungsi

penyesuaian ini merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau

menghindari tujuan yang tidak diinginkan. Sikap adalah sesuatu yang


9

comunicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi

milik bersama, karenanya sikap bisa menjadi penghubung antara orang dengan

kelompoknya atau satu kelompok dengan kelompok lain, sehingga tingkah laku

itu dapat diramalkan terhadap objek tertentu.

2) Sikap berfungsi sebagai pertahanan ego. Sikap mempertahankan ego ini

diambil oleh individu untuk melindungi egonya terhadap implus-implusnya yang

tidak dapat diterima dan terhadap pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan yang

mengancam dari luar dan cara-cara yang dipakainya untuk mengurangi

kecemasan-kecemasan yang ditimbulkan oleh berbagai macam persoalan.

3) Sikap berfungsi sebagai alat pengukur tingkah laku. Setiap individu akan

bereaksi tertentu terhadap suatu stimulus yang biasanya ada proses secara sadar

untuk menilai stimulus tersebut yang erat hubungannya dengan cita-cita tujuan

hidup individu, peraturan kesusilaan dalam masyarakat, keinginan dan

sebagainya.

4) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Pengalaman-

pengalaman dari dunia luar yang diterima individu akan selalu direspons dengan

aktif melalui penilaian –penilaian. Dari penilaian tersebut kemudian dipilih

pengalaman yang berarti bagi individu.

5) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap mencerminkan

kepribadian seseorang, apabila kita ingin mengubah sikap seseorang, kita harus

mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut untuk mengetahui

mungkin tidaknya sikap tersebut berubah.Jadi berdasarkan beberapa fungsi sikap

dari ahmadi, dalam hal ini jika dikaitkan dengan sikap siswa adalah siswa akan

mengeluarkan sikap sebagai alat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,


10

sebagai pertahanan ego, sebagai alat pengatur tingkah laku kesehariannya, sebagai

alat pengatur pengalaman-pengalaman salah satunya pengalaman belajar, dan

sebagai pernyataan kepribadian.

2.1.1.4. Faktor-faktor Pembentukan Sikap

Gerungan dalam bukunya mengatakan bahwa pembentukan sikap tidak

terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukannya

senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia, dan berkenaan dengan objek

tertentu. Maka dari itu ada dua faktor yang dapat membentuk atau merubah sikap

seseorang terhadap suatu objek, yaitu:

1) Faktor Intern : Yakni kemampuan selektivitas, daya pilih minat dan perhatian

untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh dari luar, serta motif-motif

yang ada di dalam diri individu tersebut.

2) Faktor Ekstern : Pembentukan maupun perubahan sikap selain dipengaruhi oleh

faktor intern juga di tentukan oleh sifat, isi pandangan baru yang akan diberikan,

dan dalam situasi bagaimana sikap baru tersebut diperbincangkan.

2.1.1.5. Belajar

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Slameto, belajar

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk diberikan suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan padadiri orang

yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang
11

baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar

adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau

lingkungannya. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan itu muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan. Perubahan belajar diarahkan

kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.

Sesuatu perbuatan belajar akan efesien apabila terarah kepada tujuan yang

jelas dan berarti bagi individuUntuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan

baik anak atau individu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis,

kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan

pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

2.1.1.6. Sikap Belajar

Sikap belajar adalah kecendrungan perilaku seseorang tatkala mempelajari

hal-hal yang bersifat akademik. Sikap belajar adalah perasaan senang atau tidak

senang, perasaan setuju atau tidak setuju,perasaan suka atau tidak suka terhadap

guru, tujuan, materi dantugas-tugas serta lainnya. Sikap belajar dapat diartikan

sebagai kecendrungan perilakuketika ia mempelajari hal-hal yang bersifat

akademik. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang

ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu, penilain sikap adalah

penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata

pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap belajar merupakan

dorongan dalam diri seseorang dalam kegiatan yang berhubungan dengan

akademik dimana perilaku ini didapatkan dari pengalaman-pengalaman dalam

hidupnya yang akan mengarah kepada perilaku yang baik maupun yang tidak baik
12

dan senang maupun tidak senang. Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,

misalnya matematika, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti

pembelajaran matematika dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan

ini merupakan salah satu indikatorkeberhasilan pendidik dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran

termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik

terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif

2.1.2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan sescorang terhadap. segala

aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa

mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Sesui degan

pendapat Angelis (2013) Kepercayan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa

manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.

Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk

melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukukan, Menurut Hakim

(2012) Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek

kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Lindenfield (2012)

menyatakan bahwa "Orang yang dikatakan memeiliki kepercayaan diri adalah

orang yang puas dengan dirinya". Orang yang puas dengan dirinya ialah orang

yang merasa mengetahui dan mengakui keterampilan dan kemampuan yang

dimilikinya, serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam

kehidupan bersosial.
13

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

kepercayaan diri yaitu keyakinana akan kemampuan yang dimilikinya.

Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan diri sendiri, berarti tidak meragukan

kemampuan dan mengetahui apa yang akan dilakukan. berani memulai sesuatu,

selalu membayangkan bahwa dirinya mampu mencapai hasil yang baik dalam

melakukan tugas atau pekerjaan.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan terlihat dalam setiap

tindakan dan sikap yang ia lakukan. Menurut Hakim, (2012) menyebutkan

beberapa ciri-ciri individu yang percaya diri sehagai berikut: (1) Percaya akan

kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan.

penerimaan ataupun hormat orang lain; (2) Tidak terdorong untuk menunjukkan

sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok: (3) Berani

menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri: (4)

Punya pengendalian diri yang baik; (5) Memiliki internal locus of control

(memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri sendiri dan

tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak

bergantung/mengharapkan bantuan orang lain mempunyai cara pandang positif

terhadap diri sendiri dan orang lain dan situasi diluar dirinya): (6) Memiliki

harapan yang realistis terhadap diri sendiri, schingga ketika harapan itu tidak

terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Cara mengembangkan rasa percaya diri anak yakni memberikan pujian

mengungkapkan perasaan bangga terhadap anak menghindari kritik yang bersifat

mempermalukan anak, mengajari anak untuk membuat keputusan yang bijak.

Kepercayaan diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar secara


14

individual maupun social. Proses belajar secara individual berhubungandengan

umpan balik dari lingkungan melalui pengalaman psikologik. Proses belajar

secara social diperoleh melalui interaksi individu dengan aktivitas kegiatannya

bersama orang lain (Sianturi, 2018). Faktor yang mempengaruhi percaya diri

yakni faktor lingkungan, pola asuh, jenis kelamin (dahulu pria dan wanita

dibedakan dari segi prestasi karena pria lebih diunggulkan dibandingkan wanita

dari situlah pria dapat menjadi lebih percaya diri dibandingkan wanita

kebanyakan) (Sianturi, 2018).

Rasa kepercayaan diri yang rendah muncul dalam diri seseorang

disebabkan oleh beberapu faktor. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut: (a)

Perasaan tidak mampu untuk berbuat lebih baik dalam segala hal; (b) Tidak

percaya diri bahwa dirinya memiliki kelebihan; (c) Merasa curiga pada orang lain

dan memposisikan diri sebagai korban; (d) Beranggapan bahwa orang lainlah

yang harus berubah: (e) Menolak tanggung jawab hidup untuk mengubah diri

menjadi lebih baik: () Lingkungan yang kurang memberikan kasih

saying/penghargaan, terutama pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja; (g)

Lingkungan menerapkan kedisiplinan yang otoriter, tidak memberikan berfikir,

memilih dan berbuat; (h) Kegagalan/kekecewaan yang berulang kali tanpa

diimbangi dengan optimis yang memadai; (i) Keinginan untuk mencapai

kesempurnaan dalam segala hal (idealis yang tidak realistis): (j) Sikap orang tua

yang memberikan pendapat dan evaluasi negative terhadap perilaku dan

kelemahan anak. Dengan demikian, faktor darikeluarga adalah faktor utama yang

mampu menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri anak dan sikap penerimaan

diri terhadap kondisi diri anak (Lauster, 2016).


15

Menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang proposional, individu harus

memulai dari dalam diri sendiri Mengingat babwa rana percaya diri sangat penting

untuk membantu seseorang untuk dapat meraih hasil betajar ataupun prestasi

dalam hal apapun (Lauster, 2016).

Beberapa indikator berikut dapat menjadi pertimbangan dalam

menumbuhkan rasa percaya diri seseorang sebagai berikut (Afridianti, 2017) (a)

Evaluasi diri secara objektif, adalah belajar menilai diri secara objektif dan jujur.

Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembungan diri senidiri, seperti

pola berfikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri,

kurangnya kesaharan dan ketekunan, selalu bergantung pada orang lain atau

sebab-sebab eksternal lain; (b) Penghargaan yang jujur erhadap diri sendiri, adalah

menyadari dan menghargai sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang dimiliki.

Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih berarti

mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu diri sendiri dalam

menemukan jalan yang tepat menuju masa depan; (c) Positive Thinking, adalah

memerangi setiap asumsi prasangka atau persepsi negative yang muncul dalam

benak diri sendiri. Semakin besar dan menyebar pola piker negative maka

semakin sulit dikendalikan dan dihentikan; (d) Gunakan Self-affirmation

(penegasan dalam diri sendiri). Untuk memerangi pikiran negative, gunakan self-

affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri

contohnya, saya pasti bisa, saya bangga pada diri sendiri, saya pasti dapat, atau

saya dapat menyclesaikan tugas dan lain sebagainya: (e) Berani mengambil

resiko, kunci utama dalam mengatasi ketakutan dalam mengambil resiko ialah

percaya diri dan selalu herfikir positif. Dengan percaya diri, hal itu akan
16

menambah energy yang adea dalam diri kita sebelum benar-benar bertindak. Dan

dengan berpikir positif, akan membuat langkah kita menjadi ringan dalam

bertindak ras kepercayaan diri yang berlebihan pada umunya tidak bersumber dari

potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang

memungkinkan datang dari orang tua dan masyarakat hingga tanpa sadar

melandasi motivasi individu untuk harus menjadi orang sukses (Angelis, 2013).

Selain pendapat diatas, indikator percaya diri antara lain sebagai berikut:

(1) Selalu memotivasi diri, dalam upaya menumbuhkan rasa percaya diri yang

baik, anda harus bisa membangun motvasi diri semaksimal mungkin dalam hal

berkarya, berjuang, belajar dan lain sebagainya. Motivasi adalah modal untuk

tetap berhasil apapun rintangan yang dihadapi, karena kegagalan sering kali

berawal dari sebuah keragu-raguan. Maka dari itu. mulailah segala sesuatu dengan

keyakinan: (2) Belajar jujur pada prestasi diri, kejujuran pada diri sendiri

merupakan tongkat utama yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Belajar

untuk bersikap positif dan seimbang melihat sisi kelebihan dan kekurangan dalam

diri, karena setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan

untuk berprestasi; (3) Tidak takut berinovasi. Manusia sebagai subjek hidup

mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan terhadap konsidi

kehidupannya. Perubahan yang dimaksudkan adalah segala sesuatu untuk

mengkondisikan kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan yang dimaksudkan

adalah segala sesuatu untuk mengkondisikan kehidupan menjadi lebih baik.

Perubahan inilah yang disebut daya inovatif. Setiap orang yang kreatif, dipastikan

dapatmenghasilkan inovasi-inovasi dalam bidang kerjanya. Jadi berinovasilah,

karena keberanian berinovasi adalah bentuk dari rasa percaya diri yang baik: (4)
17

Memperluas wawasan, mempunyai wawasan dan pengetahuan adalah kunci

pertama untuk bisa membangun rasa percaya diri. Orang yang berwawasan artinya

orang yang berpengetahuan. Sedangkan mayoritas dari semua problem hidup ini

berasal dari ketidaktalhuan kita dalam memandang realitas kehidupan, bukan

kemiskinan; (5) Hilangkan pikiran negative, pikiran negative menghalangi untuk

menampilkan dan mengeluarkan potensi sejati dari kepribadian yang kita miliki.

Pikiran negative dan emosi juga membuat seseorang terlihat memiliki mental

lemah dan kurang percaya diri. Cara mudah untuk membangun kepercayaan diri

adalah dengan memulai hari dengan pikiran yang bahagia dan positif. Pikiran

bahagia dan positif memegang péranan penting dalam meningkatkan keyakinan

diri (Setiawan, 2014).

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, maka indicator yang akan

digunakan dalam penyusunan instrument penelitian ini adalah: (1) Evaluasi Diri

Secara Objektif, (2) Positive Thinking, (3) Berani Mengambil Resiko, (4)

Memperluas Wawasan, (5) Tidak takut berinovasi.

2.1.3. Hasil Praktik Boga Dasar materi Teknik dasar Memasak

Hasil adalah perolehan, pendapatan atau sesuatu yang dihasilkan. Praktek

adalah sesuatu yang dilakukan secara nyata berdasarkan teori, praktek termasuk

dalam ranah psikomotorik yang dapat dinilai melalui pengamatan langsung

(Poerwadarminta, 2005). Praktek merupakan cara melaksanakan dalam keadaan

nyata apa yang dikemukakan dalam teori (Komaruddin, 2006).

Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa praktik merupakan suatu

pelaksanaan dari teori dalam keadaan nyata. Maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil praktek merupakan hasil belajar yang didapat dalam
18

pembelajaran dimana siswa melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,

mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu

obyek, keadaan dan proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan

interaksinya dilakukan pada laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan

praktik mengandung makna belajar pada kerja nyata untuk berbuat.

Dalam praktek ditemukan kebaikan dan kekurangan dalam melakukannya.

Beberapa kebaikannya adalah (1) siswa secara langsung melakukan pembelajaran,

(2) siswa dapat secara langsung melihat dan mengamati hasil kerjanya, (3)

menciptakan hubungan sosial antar siswa dengan guru untuk bekerjasama dalam

belajar. Sedangkan yang menjadi kekurangannya adalah (1) membutuhkan biaya,

karena ada beberapa alat dan bahan yang digunakan, (2) membutuhkan persiapan

sebelum melakukan kegiatan (jobsheet), (3) siswa harus berwawasan luas

(Rostamalis, 2008).

Menurut Minantyo (2011) memasak adalah suatu proses menangani bahan

makanan dari mentah hingga menjadi bahan makanan yang siap saji yang dalam

prosesnya terjadi penerapan suhu yang bertujuan untuk membuat makanan lebih

mudah untuk dicerna ditubuh kita. Teknik dasar memasak terbagi menjadi tiga

kelompok besar yaitu Teknik menggoreng, teknik merebus, dan tenik

memanggang. Siswa Boga dituntut untuk bisa membedakan dan mampu

melakukan teknik dasar memasak ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek siswa di golongkan ke dalam :

a) faktor intern, meliputi jasmaniah yaitu kesehatan dan cacat tubuh, serta faktor

psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan

kesiapan serta kelelahan. b) faktor ekstern, meliputi : 1) faktor keluarga yang


19

dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

pendidikan orang tua. 2) faktor sekolah yang dipengaruhi metode pengajar,

kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah. 3) faktor masyarakat yang dipengaruhi oleh kegiatan siswa dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat

(Slameto, 2010).

Tata boga adalah pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan)

yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai

dengan menghidangkan makanan itu sendiri yang bersifat tradisional maupun

Internasional Berbagai prinsip dasar utama dan tata cara memasak yang umum

dilaksanakan dibagian boga. Dengan adanya mata pelajaran boga dasar

diharapkan memberikan pengetahuan kepada siswa-siswa agar dapat memiliki

keterampilan di bidang kuliner dan profesionalisme dalam bekerja di bidangnya.

Adapun materi yang diajarkan pada program ini meliputi : (1) Pengenalan &

pemahaman mengenai alat/mesin industri makanan; (2) Pengenalan bahan-bahan

dasar/utama, resep, nutrisi dan gizi, (3) Pengenalan teknik-teknik pengolahan

makanan, dimulai dengan penyiapan bahan-bahan dasar menjadi makanan yang

bercitarasa tinggi sesuai dengan kualitas standar internasional.

Jenis-jenis Teknik pengolahan makanan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis-jenis teknik dasar Memasak

No. Nama Gambar Keterangan


20

Teknik Menggoreng

1. Sautéing Teknik ini biasa dilakukan untuk menumis


resep masakan sederhana dengan waktu
singkat, menggunakan bahan-bahan yang
sederhana, dan sedikit menggunakan
minyak. Alat memasak yang digunakannya
biasanya adalah wajan datar. Lantaran
bidang wajan yang datar bisa mempercepat
Gambar 1. proses penguapan sehingga masakan lebih
cepat matang. Teknik sautéing ini sangat
Teknik cocok dipraktikkan pemula yang sedang
belajar memasak. Biasanya teknik sautéing
Sautéing diterapkan ketika menumis sayur atau
bahan makanan lainnya seperti daging.

2. Stir- Teknik ini mirip dengan sautéing,


perbedaannya ada pada alat masak. Stir-
Frying frying menggunakan wajan atau wok yang
agak cembung ke dalam dan berukuran
lebar. Memasak dengan teknik stir-frying
sering dilakukan oleh juru masak restoran
Gambar 2. Asia. Suhu api pada teknik ini juga harus
besar agar cepat panas, namun tidak
Teknik Stir- menggunakan minyak dalam jumlah
banyak. Teknik ini kerap digunakan
Frying seorang juru masak untuk meratakan
bumbu masakan dan memastikan bahan
makanan matang sempurna di wajan.

3. Pan- Teknik ini biasa dilakukan untuk memasak


makanan dengan porsi kecil, seperti kebab,
frying fillet ayam, daging burger, dan telur mata
sapi. Proses memasak dengan teknik ini
tidak terlalu rumit karena hanya perlu
memasak dengan api kecil, serta sedikit
minyak atau mentega untuk melumuri
wajan. Teknik pan-frying biasanya tidak
Gambar 3. melibatkan banyak gerakan.
Teknik Pan-

Frying
21

4. Shallow Berbeda dari teknik sebelumnya yang


minim penggunaan minyak, shallow frying
frying justru butuh minyak goreng dengan takaran
banyak. Teknik shallow frying ini sering
digunakan untuk memasak gorengan, ikan,
atau ayam. Dalam teknik ini, biasanya
bahan makanan terendam minyak namun
Gambar 4. tidak sampai tenggelam.

Teknik

Shallow

Frying

5. Deep Teknik deep frying merupakan satu-


satunya teknik menggoreng yang banyak
frying memakai minyak dengan suhu tertentu,
hingga makanan tersebut terendam dalam
minyak panas. Teknik deep frying ini
sering dilakukan sejumlah restoran cepat
Gambar 5. saji, salah satunya untuk menggoreng ayam
tepung agar matang sempurna dan garing.
Teknik Deep

Frying

Teknik Merebus

6. Boiling Teknik ini biasanya dilakukan untuk masak


mi instan, telur, atau sayuran. Teknik
boiling dilakukan dengan merendam semua
bahan makanan dengan air yang mendidih.
Waktu memasak tergantung pada jenis
makanan yang diolah.
Gambar 6.

Teknik

Boiling
22

7. Braising Secara sederhana, braising ini merupakan


proses merebus daging dengan waktu
panjang, hingga bahan makanan benar-
benar empuk. Contoh makanan yang diolah
dengan teknik ini ialah rendang daging,
semur daging, serta spicy braised tofu.
Gambar 7. Rata-rata, daging yang diolah dengan
teknik braising sudah lebih dulu dimarinasi
Teknik dengan bumbu masak tertentu, atau
dikaramelisasi sampai berubah warna
Braising menjadi gelap. Ciri khas masakan yang
diolah dengan teknik masak ini adalah
bumbu yang meresap pada bahan makanan.
Contoh paling sederhana hasil dari cara
masak ini adalah rendang daging.

8. Stewing Teknik ini mirip dengan teknik braising.


Yang menjadi pembeda adalah bahan
makanan yang diolah dengan teknik
stewing sudah lebih dulu matang. Setelah
matang, baru dilanjutkan dengan
penambahan sedikit air. Contoh masakan
dengan teknik stewing adalah opor ayam,
Gambar 8.
soto, atau semur ayam. Waktu masak yang
diperlukan dalam teknik ini terbilang
Teknik
sedang karena bahan masakan sudah lebih
dulu matang lewat teknik braising.
Stewing

9. Steaming Cara memasak ini biasanya menggunakan


panci yang diisi air setengah lalu diberi
sekat pembatas berlubang. Lalu, bahan
makanan yang dimasak ditaruh di atas sekat
tersebut. Teknik ini sering disebut dengan
mengukus. Teknik ini biasa digunakan
untuk memasak beragam makanan seperti
dimsum, siomay, bakpao, dan lainnya.
Gambar 9. Dalam teknik ini, bahan makanan matang
karena uap yang dihasilkan dari rebusan
Teknik air. Banyaknya air yang dimasukkan ke
dalam panci disesuaikan dengan durasi
Steaming waktu memasak yang direncanakan.
Karena air yang menguap lambat laun akan
berkurang.

Teknik Memanggang
23

10. Roasting Teknik mengolah memasak roasting


biasanya digunakan dalam proses
memanggang ayam, ikan atau daging
tertentu. Roasting adalah proses memasak
dengan meletakkan bahan makanan di atas
bara api dengan batasan penyangga.
Roasting dilakukan dengan suhu api tinggi.
Gambar 10. Maka dari itu, teknik masak ini biasanya
menghasilkan asap yang banyak. Biasanya
Teknik roasting dilakukan sampai permukaan
makanan yang di panggang sedikit gosong,
Roasting sebagai tanda bahwa makanan tersebut
sudah matang.

11. Grilling Grilling juga mirip seperti roasting karena


sama-sama menggunakan bara api pada
proses memasaknya. Tak hanya sampai
matang, dengan teknik ini makanan
dipanggang hingga kecokelatan atau
terkaramelisasi. Tidak selamanya teknik
Gambar 11. memasak ini menggunakan bara api
langsung. Terkadang, seseorang
Teknik menggunakan wajan sebagai media
masaknya.
Grilling

12. Baking Baking adalah teknik memanggang yang


tidak menggunakan bara api langsung,
melainkan alat pemanas, yaitu oven.
Teknik baking lebih sering digunakan
untuk memanggang aneka kue, seperti bolu
panggang, kue kering, atau lasagna.
Gambar 12.

Teknik Baking

2.2. Penelitian Relevan

Hasil Penelitian Putria dan Eka Styananda Ayu (2015) dengan judul

“Hubungan antara Perilaku Belajar dengan Kompetensi Boga Dasar Siswa Kelas

X Jasa Boga di SMK Negeri 3 Malang”. Hasil penelitian menunjukkan (1) Ada
24

hubungan yang signifikan antara variabel perilaku belajar (X) dengan variabel

kompetensi (Y) dengan rxy= 0,614 (p= 0,000<0,05); (2) persamaan regresi antara

variabel perilaku belajar (X) dengan variabel kompetensi (Y) yaitu Y= 0,499X +

15,303; (3) variabel perilaku belajarsiswa (X) dalam kategori baik yaitu sebesar

44 siswa (57,9%), variabelkompetensisiswa (Y) dalamkategoribaikyaitusebesar 43

siswa (65,6%).

Hasil Penelitian Widya Afridiani (2017) dengan judul Hubungan

Kepercayaan Diri dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Makanan

Kontinental Pada Siswa Jurusan Tata Boga Konsentrasi Jasa Boga SMK Negeri

10 Medan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

antara kepercayaan diri dan motivasi belajar dengan hasil belajar makanan

kontinental dengan nilai FaitanFabei (55,20>3,33) pada taraf signifikan 5 persen.

Artinya semakin tinggi kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa maka semakin

tinggi hasil belajar siswa pada pelajaran makanan kontinental.

Hasil penelitan Dian Rana S. (2015) dengan judul “Hubungan Motivasi

Belajar dan Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Seni Terapan Di SMP Negeri

2 Simpang Empat Kabanjahe”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan

yang signifikan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar

seni terapan dengan nilai Fniung Fubei (5,46-4,17) pada taraf signifikan 5 persen.

Artinya semakin tinggi motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa maka semakin

tinggi hasil belajar siswa pada pelajaran seni rupa.

2.3. Kerangka Berfikir


2.3.1. Hubungan Sikap Belajar siswa dengan hasil praktik Boga Dasar
materi Teknik dasar memasak
25

Sikap belajar merupakan tindakan atau perilaku seorang siswa dalam

memahami dan menguasai pembelajaran yang telah atau belum diberikan kepada

nya melalui materi. Dengan sikap belajar yang baik maka diperoleh hasil belajar

yang baik ketika dilakukan pengujian oleh guru. Hasil belajar juga tidak hanya

sekedar menjawab soal, melainkan juga dalam hasil praktik pada pembelajaran

yang terdapat praktik, terkhusus mata pelajaran boga dasar materi teknik dasar

memasak. Sikap belajar sangat menentuan keterampilan siswa ketika sedang

melakukan praktik, untuk mereka yang menerapkan sikap belajar yang kurang

baik atau tergolong buruk, akan mengurangi kreativitas dan keterampilannya

melakuakan praktik teknik dasar memasak, dan untuk mereka dengan sikap

belajar yang baik, akan dengan cepat dan tepat melakukan praktik teknik dasar

memasak tersebut.

2.3.2. Hubungan Kepercayaan Diri siswa dengan hasil praktik Boga Dasar

materi Teknik dasar memasak

Kepercayaan diri merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh siswa atau

sifat yang sudah ada dalam diri siswa tersebut. Kepercayaan diri ini perlu diasah

dan diuji, banyak hal yang bisa menimbulkan kepercayaan diri siswa, diantaranya

adalah pujian dari guru, pengetahuan yang luas, sadar diri, dan dorongan yang

baik dari lingkungan sekitar. Dalam menempuh pembelajaran pastinya siswa

harus memiliki kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu. Praktik merupakan

salah satu pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan sangat memerlukan

kepercayaan diri, karena dengan kepercayaan diri maka siswa akan mampu

memberikan hasil pemikirannya sendiri dalam memasak suatu makanan dan

penguasaan terhadap teknik dasar memasak. Kepercayaan diri siswa memang


26

berbeda-beda, namun jika dibantu oleh lingkungan sekitar, siswa yang kurang

percaya diri akan bisa lebih percaya diri lagi dalam melakukan sesuatu hal untuk

pemenuhan tanggung jawab nya.

2.3.3. Hubungan Sikap Belajar Siswa dan Kepercayaan Diri Siswa dengan
hasil praktik Boga Dasar materi Teknik dasar memasak

Sikap belajar dan kepercayaan diri pada dasarnya memiliki kterkaitan dan

keduanya harus mampu ditumbuhkan kembangkan dalam diri siswa agar proses

belajar mengajar mendapatkan hasil yang baik. Siswa yang memiliki sikap belajar

yang baik tentu akan giat dalam suatu pelajaran dan memiliki hasil praktik yang

tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bila sikap belajar siswa baik, maka siswa tersebut

akan rajin dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru maupun

dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Setelah terdorong sikap

belajar yang baik, ia ingin terus belajar mengikuti pelajaran yang diberikan oleh

guru sehingga menimbulkan rasa kepercayaan diri yang tinggi karena sudah siap

menerima resiko yang akan datang. Ketika rasa kepercayaan diri sudah ada dalam

diri siswa maka hasil praktik teknik dasar memasak akan memperoleh hasil yang

tinggi.

Sehingga siswa melaksanakan ujian tanpa rasa ragu dan percaya diri.

Karena siswa yang memiliki sikap belajar yang baik, dapat meningkatkan hasil

belajar dengan pengetahuan yang sudah dipersiapkannya dan dimilikinya. Dengan

demikian terdapat hubungan antara sikap belajar dan kepercayaan diri dengan

hasil praktik Boga Dasar SMK Negeri 1 Samosir.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diduga:


27

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap belajar siswa

dengan hasil praktik Boga Dasar materi Teknik dasar memasak.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri

siswa dengan hasil praktik Boga Dasar materi Teknik dasar memasak.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap belajar siswa

dan kepercayaan diri siswa dengan hasil praktik Boga Dasar materi

Teknik dasar memasak.


28

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Samosir. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2021.

2. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Jumlah

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X JB SMK Negeri 1

Samosir dengan jumlah 10 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2017). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total

sampling. Apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik

diambil semuanya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2017). Berdasarkan

pendapat tersebut jumlah sampel dalam penelitian ini 10 orang.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Penelitian deskriptif

korelasi adalah cara untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau

lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau menipulasi terhadap data yang

memang sudah ada (Arikunto, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
29

hubungan pengetahuan bahan makanan dan motivasi belajar dengan hasil belajar

kue Indonesia siswa.

4. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

Sikap Belajar adalah kecendrungan perilaku seseorang tatkala mempelajari hal-

hal yang bersifat akademik. Sikap belajar adalah perasaan senang atau

tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju,perasaan suka atau tidak

suka terhadap guru, tujuan, materi dantugas-tugas serta lainnya.

Kepercayaan Diri merupakan suatu keyakinan sescorang terhadap. Segala aspek

kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa

mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.

Hasil Praktik Boga Dasar adalah perolehan yang didapatkan dari aksi nyata

melakukan Sesutu kegiatan praktik Boga dasar.

5. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2016). Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes

dan angket.

1. Instrumen Sikap Belajar


Instrumen sikap belajar dijaring dengan menggunakan angket. Angket ini

disusun berdasarkan skala likert, terdiri dari empat kategori jawaban dan diberi

bobot sebagai berikut : jawaban positif sangat setuju diberi skor (4), setuju, (3),

tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan jawaban negatif diberi
30

bobot sebagai berikut : sangat setuju skor (1), setuju (2), tidak setuju (3), dan

sangat tidak setuju (4), dengan kisi-kisi angket sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Sikap Belajar


No Item Jumlah
No. Indikator
Positif (+) Negatif (-) Soal
2, 6, 7, 16,
1, 3, 8, 15, 26,
1. Sikap dari dalam diri 19, 24, 33, 17
27, 28, 29, 34
35
Sikap belajar dipengaruhi 4, 18, 20, 21, 5, 9, 17,
2. 10
lingkungan 30 25, 32
11, 12, 14,
3. Kesadaran dan kesiapan diri 10, 13, 22, 23 8
31
18 17 35

2. Kepercayaan Diri
Instrumen Kepercayaan Diri dijaring dengan menggunakan angket.

Angket ini disusun berdasarkan skala likert, terdiri dari empat kategori jawaban

dan diberi bobot sebagai berikut : jawaban positif sangat setuju diberi skor (4),

setuju, (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan jawaban

negatif diberi bobot sebagai berikut : sangat setuju skor (1), setuju (2), tidak setuju

(3), dan sangat tidak setuju (4), dengan kisi-kisi angket sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri


No Item Jumlah
No. Indikator
Positif (+) Negatif (-) Soal
Memiliki semangat kuat dalam 1,3, 9, 14, 30,
1. 10, 32, 8
belajar 33,
Tidak malu tampil didepan 7, 13, 18, 24,
2. 23, 26, 29 8
umum 25
Senang mengemukakan
3. 8, 15, 21, 16, 17, 34 6
pendapat
2, 6, 12,
4. Berani mengambil resiko 5, 19, 20, 31, 8
27
5. Yakin pada diri sendiri 22, 28 4, 11, 35 5
20 15 35

3. Rubrik Penilaian Hasil praktik Boga dasar Teknik dasar


memasak
31

Instrumen hasil praktik boga dasar materi teknik dasar memasak adalah

dengan menggunakan rubric penilaian hasil praktek. Rubrik penilaian hasil

praktik boga dasar sebagai berikut :

Tabel 4. Rubrik penilaian hasil praktik boga dasar

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data dalam

penelitian adalah berupa tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk

jawaban benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0, terdiri dari 50

butir soal. Angket ini disusun berdasarkan skala likert, terdiri dari empat kategori

jawaban dan diberi bobot sebagai berikut : jawaban positif sangat setuju diberi

skor (4), setuju, (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan

jawaban negatif diberi bobot sebagai berikut : sangat setuju skor (1), setuju (2),

tidak setuju (3), dan sangat tidak setuju (4) (Sugiyono, 2017).

5. Uji Coba Instrumen Penelitian


32

Uji coba instrumen dilakukan bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang

benar-benar dapat menjaring data yang akurat, agar kesimpulan yang diambil

sesuai dengan kenyataan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

(Arikunto, 2013).

3.5.5.1. Uji Validitas Angket


Untuk mengetahui validitas butir soal angket dapat diuji dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2013) :

N . ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
rxy = √¿ ¿¿
Keterangan :
rxy = Korelasi product moment
N = Jumlah sampel
∑X = Jumlah skor distribusi X
∑X2 = Jumlah kuadrat distribusi X
∑Y = Jumlah skor distribusi Y
∑Y2 = Jumlah kuadrat distribusi Y
∑XY = Jumlah skor distribusi X dan Y

3.5.5.2. Uji Reliabilitas Angket


Untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus alpa, yaitu:

2
∑ σb
r11 =[ ][
k
k−1
1− 2
σ t ]
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya angket
2
∑ σb = Jumlah varians butir
σ 2t = Varians total

Angket dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel pada taraf alpha 5 persen.

Demikian sebaliknya jika rhitung < rtabel maka variabel dianggap tidak reliabel.

Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha, yaitu (Arikunto, 2013) :


33

Untuk mencari varian item digunakan rumus sebagai berikut:

σ 2t =∑ Xi 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Dimana Xi = Butir z soal ke-i

Untuk mencari varian total item digunakan rumus sebagai berikut:

σ 2t =∑ Yi2−¿ ¿¿ ¿ ¿
Dimana Yi = Butir z soal ke-i

Keterangan:
N = Banyaknya sampel
∑Xi = Jumlah total soal ke-i
∑Xi2 = Jumlah kuadrat total soal ke-i
∑Xi = Jumlah skor total subjek
∑Yi2 = Jumlah kuadrat skor total subjek
2
σt = Varians total

Tabel 5. Tingkat Reliabilitas


Alpha Tingkat
0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah
> 0,20 s/d 0,40 Randah
> 0,40 s/d 0,60 Cukup
> 0,60 s/d 0,80 Tinggi
> 0,80 s/d 1,00 Sangat Tinggi

6. Teknik Analisa Data


1. Deskriptif Data Penelitian
Untuk mendeskripsikan data Sikap belajar, Kepercayaan diri dan hasil

praktik boga dasar, dianalisis dengan menyusun distribusi frekuensi yang

digunakan untuk mengetahui penyebaran skor dari setiap variabel penelitian,

sehingga dapat ditentukan harga rata-rata skor atau Mean (M) dan Standart

Deviasi (Sd) dengan menggunakan perhitungan menurut aturan Struges dalam

Sudjana (2013) :

3.6.1.1. Perhitungan Distribusi Frekuensi


34

Untuk menghitung distribusi frekuensi dari Sikap belajar, Kepercayaan

diri dan hasil praktik boga dasar dilakukan sebagai berikut :

1. Urutkan data terkecil sampai terbesar

2. Hitunglah jarak atau rentang (R) = data tertinggi – data terendah

3. Hitunglah jumlah kelas (K) : K = 1 + 3,3 log n

Rentang( R)
4. Hitunglah panjang kelas interval : (P) =
Jumlah Kelas ( K)

5. Tentukan batas atas terendah atau ujung data pertama, dilanjutkan menghitung

kelas interval, caranya menjumlahkan ujung bawah kelas ditambah panjang

kelas (K) dan hasilnya dikurang 1 sampai pada akhir.

3.6.1.2. Rata-rata atau Mean (M)

Harga rata-rata data berkelompok Sikap belajar, Kepercayaan diri dan

hasil praktik boga dasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Sugiyono, 2017) :

∑ fxi
M= n
Dimana :
M = Rata-rata
n = Jumlah sampel
∑fxi = Jumlah frekuensi dikali nilai siswa

3.6.1.3. Standar Deviasi (Sd)

Standar deviasi (Sd) dari sikap belajar, kepercayaan diri dan hasil praktik

boga dasar dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2017) :

Sd = √ ∑ f i ¿ ¿ ¿

Dimana :
Sd = Simpangan baku
n = Jumlah sampel
xi = Jumlah keseluruhan nilai
x = Jumlah nilai rata rata
35

2. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian


Untuk mengetahui kecenderungan dari sikap belajar, kepercayaan diri dan

hasil praktik boga dasar dianalisa dengan menggunakan rerata skor ideal (Mi) dan

standar deviasi ideal (Sdi) sebagai berikut:

N t−N r N t−N r
Mi = dan Sdi =
2 6
Dimana :
Mi = Rata-rata ideal
Sdi = Simpangan baku ideal
Nr = Nilai terendah ideal
Nt = Nilai tertinggi ideal

Berdasarkan Mi dan Sdi maka skor Sikap Belajar, Kepercayaan diri dan

hasil praktik boga dasar dikelompokkan sebagai berikut :

(Mi + 1,5 Sdi) s/d Ke atas = Kategori tinggi


Mi s/d (Mi + 1,5 Sdi) = Kategori cukup
(Mi – 1,5 Sdi) s/d Mi = Kategori kurang
(Mi – 1,5 Sdi) s/d Ke bawah = Kategori rendah

3. Uji Persyaratan Analisis


3.6.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data Sikap

Belajar, Kepercayaan diri dan hasil praktik boga dasar, yang berkaitan dengan

teknik analisis data yang digunakan. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Chi-kuadrat (X2) (Sugiyono, 2017) :

(fo−fh 2 )
X2 =∑
fh
Keterangan :
X2 = Chi-kuadrat
fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel
36

Harga chi-kuadrat yang digunakan dengan taraf signifikansi 5% dan

derajat kebebasan (dk = k – 1). Apabila X 2 hitung < X2 tabel, maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal (Sugiyono, 2017).

3.6.3.2. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi

Uji linieritas untuk mengetahui linier tidaknya hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat dalam

rangka menggunakan teknik analisis data untuk menguji hipotesis. Dalam

penelitian ini terlebih dahulu ditentukan persamaan regresi sederhana antara

variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2013), yaitu : (1) Sikap Belajar (X 1)

dengan hasil praktik boga dasar (Y) ; (2) Kepercayaan diri (X 2) dengan hasil

praktik boga dasar (Y) dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + bX
Keterangan :
Y = Nilai yang di prediksi
a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel

Untuk menghitung koefisien a dan b dengan rumus sebagai berikut :

( ∑ x¿¿ 2)−(∑ X )(∑ XY ) n ∑ XY −(∑ X )(∑ XY )


a = (∑ Y ) ¿ b=
n∑ x 2−(∑ x)2 n ∑ x 2−(∑ x)2

Kemudian untuk menguji keberartian regresi dengan rumus sebagai

berikut (Sugiyono, 2017) :

S 2reg
F= 2
S sis
Dimana :
S2reg = Varians (RJK b/a)
S2sis = Varians jumlah kuadrat residu (RJKres)
37

Persamaan regresi dinyatakan berarti apabila Fhitung > Ftabel pada taraf

signifikan 5 persen dengan dk penyebut (n – 2). Selanjutnya untuk mengetahui

linier tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan terikat digunakan rumus

persamaan uji linieritas sebagai berikut (Sugiyono, 2017) :

S 2TC
F= 2
SG
Dimana :
S2TC = Varians tuna cocok
S2G = Varians kekeliruan

Persamaan regresi dinyatakan linier apabila Fhitung < Ftabel pada taraf

signifikan 5 persen dengan dk pembilang (k – 2) dan dk penyebut (n – k).

7. Hipotesis Statistik
Setelah uji persyaratan analisis maka langkah selanjutnya dilakukan

pengujian hipotesis, sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu dihitung besarnya

koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan korelasi Product Moment.

1. Korelasi Product Moment


Analisa korelasi dipergunakan untuk mengetahui korelasi antar : (1) Sikap

Belajar dengan Hasil Praktik Boga Dasar; (2) Kepercayaan diri dengan Hasil

Praktik Boga Dasar. Dengan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013),

sebagai berikut :

rxy = N . ∑ XY – (∑ X )(∑Y )
√¿ ¿¿
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑X = Jumlah skor distribusi X
∑Y = Jumlah skor distribusi Y
∑XY = Jumlah skor distribusi X dan Y
N = Jumlah sampel
38

∑X2 = Jumlah kuadrat distribusi X


∑Y2 = Jumlah kuadrat distribusi Y

Harga r dihitung kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf

signifikan 5 persen. Hipotesis Ha diterma apabila r hitung > rtabel. Selanjutnya untuk

mengetahui signifikansi koefisien korelasi dihitung menggunakan uji t dengan

rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2017) :

r p √ n−2
t=
√1−r 2 p
Dimana :
t = Uji signifikan
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah subjek

Tabel 6. Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Randah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Korelasi Parsial
Untuk menemukan korelasi murni terlepas dari pengaruh variabel lain,

dilakukan pengontrolan salah satu variabel yaitu : (1) variabel sikap belajar

dengan variabel hasil praktik boga dasar bila variabel kepercayaan diri tetap; (2)

variabel kepercayaan diri dengan variabel hasil praktik boga dasar bila variabel

sikab belajar tetap. Rumus yang digunakan untuk menganalisis variabel tersebut

dengan rumus berikut ini (Sugiyono, 2017) :

r yx −r yx .r x x
r yx x = 1 2 1 2

1 2 2 2
√(1−r x 1 x2 ) (1−r y x 2 )

r yx −r yx .r x x
r yx x = 2 1 1 2

2 1 2 2
√(1−r x 1 x2 ) (1−r y x 1)
39

Untuk menguji signifikan koefisien korelasi parsial digunakan rumus uji t

(Sugiyono 2017) :

r p √ n−2
t=
√1−r 2 p
40

Dimana :
t = Uji signifikan
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah subjek

Nilai ttabel dicari dengan dk (n – 1). Uji koefisien korelasi ini diterima bila

thitung > ttabel pada taraf signifikan 5 persen.

3. Korelasi Ganda
Untuk uji korelasi ganda antara sikap belajar dan kepercayaan diri dengan

hasil praktik boga dasar dihitung dengan rumus berikut ini (Sugiyono 2017) :

r 2 y x1 +r 2 y x 2−2 r y x . r y x . r x x
Ry x 1 x 2=
Dimana :
√ 2
1−r x1 x 2
1 2 1 2

Ry x 1 x 2 = Koefisien tiga variabel


Ry x 1 = Koefisien korelasi Y dengan X1
Ry x 2 = Kefisien korelasi Y dengan X2
R x 1 x 2 = Koefisien korelasi X1 dan X2

Untuk menguji signifikan koefisien korelasi ganda digunakan rumus F

(Sugiyono, 2017) :

R2 /k
F=
( 1−R2 ) / ( n−k −1 )
Dimana :
F = Uji signifikan
R = Koefisien korelasi ganda
k = Kelompok variabel
n = Jumlah sampel

Dengan taraf signifikan 5 persen jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Hipotesis dalam penelitian ini diduga :

Ha = Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap belajar dan

kepercayaan diri dengan hasil praktik boga dasar.


Ho = Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap belajar
41

dan kepercayaan diri dengan hasil praktik boga dasar.


42
43

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


http://repository.uin-suska.ac.id/12503/7/7.%20BAB%20II_2018225KI.pdf
(Diakses pada 15/11/2021)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/garnish/article/download/26253/16
169 (Diakses pada 15/11/2021)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/garnish/article/download/7743/653
1 (Diakses pada 15/11/2021)
http://repository.uib.ac.id/2808/5/k-1746042-chapter2.pdf (Diakses pada
15/11/2021)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201002090506-262-
553483/mengenal-ragam-teknik-dasar-memasak (Diakses pada 15/11/2021)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Endang
%20Mulyatiningsih,%20M.Pd./A_Diktat%20Teknik%20Dasar%20Memasak.pdf
(Diakses pada 15/11/2021)
44

LAMPIRAN

Angket Sikap Belajar


Nama :
Kelas :
Petunjuk : Pernyataan dibawah ini menggambarkan keadaaan sekolah anda
terutama selama proses pembelajaran Boga Dasar. Dalam menjawab setiap
butir pernyataan klik pada kotak.
Pilihlah :
SS : Berarti anda sangat setuju dengan pernyataan angket tersebut
S : Berarti anda setuju dengan pernyataan angket tersebut
TS : Berarti anda tidak setuju dengan pernyataan angket tersebut
STS : Berarti anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Angket tersebut

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Saya percaya dengan mempelajari


praktik boga dasar kemampuan saya
bertambah

2 Saya percaya ketika mengikuti


pelajaran yang kurang disukai pasti
akan membosankan

3 Pelajaran yang paling mudah untuk saya


pahami adalah pelajaran praktik Boga
dasar

4 Saya lebih suka pelajaran Praktik Boga


dasar jika guru memberikan penjelasan
terlebih dahulu di depan kelas

5 Saya merasa bosan ketika guru


menjelaskan menganai praktik Boga
45

dasar

6 Saya lebih sering tidur ketika guru


menjelaskan mengenai Praktik Boga
dasar

7 Saya akan bolos sekolah jika hari ini


ada praktik boga dasar

8 Saya selalu mengikuti dengan baik


setiap proses praktik belajar boga dasar

9 Saya lebih sering ngobrol dengan teman


sebangku saya ketika guru sedang
menjelasakan mengenai Praktik Boga
Dasar

10 Saya selalu belajar sebelum


menghadapi ujian Praktik Boga Dasar

11 Saya hanya membaca buku boga dasar


ketika ada tugas

12 Saya akan berhenti belajar Praktik boga


dasar jika telah lulus SMK nanti

13 Dengan mengulagi pelajaran boga dasar


akan memacu semangat saya untuk
belajar lebih giat lagi

14 Ketika saya sudah di rumah saya tidak


pernah membuka pelajaran boga dasar

15 Saya percaya dengan banyak membaca


saya akan pintar

16 Saya tidak suka membaca buku boga


dasar
46

17 Buku boga dasar terlalu membosankan


untuk dibaca

18 Saya suka membaca pelajaran boga


dasar karena saya senang pelajara ini

19 Saya tidak tertarik untuk membaca buku


boga dasar

20 Saya senang membaca buku boga dasar


karena buku boga dasar mempunyai
daya tarik sendiri

21 Banyak hal menarik dalam buku boga


dasar sehingga saya sering membacanya

22 Saya sering main kerumah teman saya


untuk mengulang pelajaran yang di
sampaikan guru di sekolah

23 Jika saya kurang mengerti yang di


sampaikan guru saya akan
membahasnya lagi di rumah

24 Saya selalu menolak ketika teman saya


mengajak untuk mengulangi pelajaran
boga dasar

25 Pelajaran boga dasar terlalu


membosankan untuk diulang kembali

26 Saya senang jika teman mengajak saya


mengerjakan tugas Prakti Boga dasar

27 Saya lebih sering menghabiskan waktu


untuk Praktik Boga Dasar di rumah

28 Saya mengulangi pembelajaran praktik


47

Boga Dasar dirumah

29 Saya rajin melakukan reka ulang praktik


Boga dasar dirumah

30 Saya selalu meminta tolong kepada


guru ketika saya mengalami kesulitan
dalam Praktik Boga dasar

31 Perpustakaan hanya untuk anak-anak


kutu buku

32 Buku di perpustakan tidak ada yang


menarik sehingga saya tidak pernah
mengunjunginya

33 Saya selalu menolak ajakan teman saya


untuk mengunjungi perpustakaan

34 Saya sangat menyukai perpustakan

35 Saya selalu menolak ajakan teman saya


untuk mengunjungi perpustakaan
48

Angket Kepercayaan Diri


Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan di bawah ini!
2. Pilihlah salah satu alternative jawaban yang menurut saudara paling tepat,
klik pada kotak untuk pernyataan positif
Jawaban SS Sangat Setuju di beri skor 4
Jawabab S Setuju di beri skor 3
Jawaban TS Tidak Setuju di beri skor 2
Jawaban STS Sangat Tidak Setuju di beri skor 1
3. Pilihlah salah satu alternative jawaban yang menurut saudara paling tepat,
klik pada kotak untuk pernyataan negatif!
Jawaban SS Sangat Setuju di beri skor 1
Jawaban S Setuju di beri skor 2
Jawaban TS Tidak Setuju di beri skor 3
Jawaban STS Sangat Tidak Setuju di beri skor 4
4 . Jawab dengan sejujurnya, demi mendapatkan data yang akurat!

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Saya akan melakukan ujian praktik


Boga dasar dengan baik dan benar

2 Saya tidak perduli dengan apa yang


terjadi dengan masa depan

3 Saya ingin mendapat nilai yang tinggi


dalam Praktik mata pelajaran Boga
dasar
49

4 Saya tidak menyesal walaupun nilai


Praktik Boga Dasar yang saya peroleh
jelek

5 Saya akan mengutamakan mengerjakan


pekerjaan rumah dari pada menonton
televisi

6 Saya lebih menyenangi nonton Televisi


meskipun besok adalah jadwal Praktik
Boga Dasar

7 Saya senang ditunjuk guru untuk


mendemonstrasikan Praktik Boga dasa
yang telah diajarkan

8 Saya senang apabila mendapatkan


materi pelajaran praktik yang menuntut
untuk belajar lebih giat.

9 Saya berusaha tekun untuk dapat


menyelesaikan setiap teknik praktik
yang sulit

10 Saya mudah bosan jika teknik praktik


sulit untuk dimengerti.

11 Saya merasa orang lain lebih mampu


menjadi ketua kelas

12 Saya mudah merasa putus asa bila hasil


ujian praktik Boga Dasar saya jelek

13 Saya memiliki hoby yang dapat


membanggakan disekolah

14 Saya dapat berprestasi dalam semua


pelajaran
50

15 Saya dapat menentukan bakat yang


sesuai dengan diri saya

16 Saya tidak dapat menentukan bakat


yang sesuai dengan diri saya

17 Saya kesulitan dalam menentukan cita-


cita untuk masa depan saya

18 Saya mengetahui pentingnya memiliki


kemampuan bergaul secara luas dengan
orang lain.

19 Saya merasakan bahwa sekolah itu


penting untuk kesuksesan di masa depan

20 Saya berusaha bertanggung jawab


terhadap apa yag telah saya lakukan.

21 Saya berusaha tenang ketika berada


didepan kelas

22 Saya dapat menahan amarah ketika


teman berlaku kasar

23 Saya langsung memarahi teman yang


sulit diatur

24 Saya dapat berbicara didepan kelas


ketika harus mendemonstrasikan reka
ulang Praktik yang sudah diajarkan guru

25 Saya dapat menjadi juara dalam lomba


yang sesuai bakat

26 Saya merasa orang lain lebih mampu


menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
51

27 Saya malas memperjuangkan cita-cita


yang saya inginkan

28 Saya bangga dengan fisik yang saya


miliki

29 Saya suka gemetar ketika berbicara


didepan kelas

30 Saya memahami bahwa kegagalan


selalu dapat dipahami.

31 Saya dapat memilih teman yang dapat


membantu prestasi belajar

32 Saya kurang sungguh-sungguh


memperlajari yang tidak sesuai dengan
bakat saya

33 Saya dapat mencapai cita-cita yang


diinginkan meskipun banyak pelajaran
yang tidak sesuai dengan cita-cita

34 Saya tidak senang belajar dilakukan


secara kelompok.

35 Saya takut melakukan kesalahan yang


membuat malu pada saat Praktik

Anda mungkin juga menyukai