Anda di halaman 1dari 34

TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata

Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampuh :Rafika Ulfa, M.Pd

Disusun

Oleh Kelompok :

Nurul Syahfitri ( 01200908 ) Wahyu

Ramadhan Sinaga ( 01200912 )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA

SUMATERA UTARA

T.A 2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Teori dalam penelitian kualitatif.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dari berbagai
referensi serta berbagai bantuan berupa solusi dari teman-teman semua sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah


dan dampaknya bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Lima puluh, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2

A. Pengertian dan pentingnya teori.................................................... 3


B. Kedudukan teori dalam penelitian kualitatif..................................... 5
C. Penyusunan teori dalam penelitian kualitatif.................................... 6
D. Kerangka Pemikiran Pengertian, dan Cara Membuat ....................... 9

BAB III PENUTUP.................................................................................... 16

A. Kesimpulan............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18

i
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam setiap penelitian, setiap peneliti pasti membutuhkan teori- teori yang
berkaitan dengan objek yang akan dikaji dalam penelitinnya. Teori yang
digunakan atau diperoleh peneliti adalah teori yang sudah teruji kebenarannya atau
dengan kata lain teori i tu dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya dan dari
sumber- sumber yang terpercaya. Maka dari itu dalam setiap penelitian rujukan atau
yang sering kita sebut sebagai daftar pustaka sangat dianjurkan bahkan diwajibkan.
Mengapa? Karena, apa- apa yang telah kita jadikan sebuah rujukan harus lah relevan
dan akurat dengan keadaan atau daftar rujukan yang kita ambil.

Adapun penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep
yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang
diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan
peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil
kerja sebelumnya yang kita kenal jugasebagai literatur atau pustaka. Literatur atau
bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam
penelitian.

Penelusuran atau pencarian pustaka yang relevan seyogyanya juga dilakukan


sebelum kegiatan atau pelaksanaan penelitian itu berjalan. Kepustakaan atau literatur
yang dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam
mempertimbangkan cakupan penelitian yang sedang dikerjakan. Studi kepustakaan
ini juga memiliki peranan atau fungsi yang sangat penting.

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung


menggunakananalisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek)
lebih ditonjolkandalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu
landasan teori juga bermanfaat untukmemberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan

1
mendasar antara peran landasan teori dalam penelitiankuantitatif dengan penelitian
kualitatif.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian dan pentingnya teori?


2. Bagaimana kedudukan teori dalam penelitian kualitatif?
3. Bagaimana penyusunan teori dalam penelitian kualitatif ?
4. Bagaimana Kerangka Pemikiran Pengertian, dan Cara Membuat?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya teori.


2. Untuk mengetahui kedudukan teori dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui penyusunan teori dalam penelitian kualitatif.
4. Untuk mengetahui Kerangka Pemikiran Pengertian, dan Cara Membuat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pentingnya Teori

1. Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat dalil mengenai hubungan antara berbagai konsep.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang sudah ada memiliki kegunaan yang cukup
penting, teori dalam penelitian kualitatif digunakan secara lebih longgar, teori
memungkinkan dan membantu untuk memahami apa yang sudah diketahui secara intuitif
pada saat pertama, tetapi bersifat jamak untuk berubah sebagaimana teori sosial
berubah. Pada umumnya teori bagi penelitian kualitatif berguna sebagai sumber inspirasi
dan pembanding.1
Menurut Neuman teori merupaan suatu sistem gagasan dan abstraksi yang
memadatkan dan mengorganisasi berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial
sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial, sementara itu,
menurut Turner (Babbie, lggz) teori adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-
hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus
dari kehidupan manusia. 2
Menurut Ismaun Teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan substantive tentang
keteraturan. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi “Teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, abstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan sesuatu
fenomena social secara sistematis dengan cara memutuskan hubungan antara konsep-
konsep yang ada”.3
Teori didefinisikan sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis
(yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan
lainnya dengan data dasar yang dapat diaamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk
meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diaamati. Teori adalah seperangkat bagian-
bagian atau variable, definisi, dalil, dan proposisi yang saling berhubungan dengan
menyajikan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dnegan menentukan
hubungan antara variable,
dengan tujuan menjelaskan fenomena
alamiah”.

1Lexy J, Meleong.Metodologi Penelitian Kualitatif .( Bandung: Remaja Rosdakarya.1990),hlm.34.

4
2Priyono, Metode Penelitian Kualitatif ,(Sidoarjo: Zifatama Publising, 2014) hlm 55-57
3Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
.(Bandung , Alfabeta.2010),hlm.56-57.

5
Secara umum, teori adalah sebuah system konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita
memahami sebuah fenomena. Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian social.
Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep konstruk, definisi dan proposi yang
berusaha menjelaskan hubungan sistematis suatu fenomena, dengan cara memrinci
hubungan sebab akibat yang terjadi. 4
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis, dan harus dapat
diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori.5

2. Pentingnya Teori
Dengan melakukan kaji literatur peneliti akan memperoleh beberapa manfaat antara
lain:
1. Peneliti akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang akan dipilih
untuk memecahkan melalui penelitian betul-betul belum pernah diteliti oleh orang-orang
terdahulu. Jika dari kajian pustaka diketahui bahwa ternyata permasalahan yang
dirasakan sebagai masalah sudah terdapat di dalam buku-buku karena sudah terbuk ti
melalui prosedur ilmiah maka calon peneliti tentang masalah tersebut agar apa yang
ialakukan bukan sekedar meneliti tampa arti. Hasrat serta modal yang tersedia dapat
dialihkan pada masalah-masalah lain yang memang cukup bermanfaat.6
2. Dengan mengadakan kajian literatur peneliti dapat mengetahui masalah-masalah lain
yang
mungkin ternyata lebih menarik dibandingkan dengan masalah yang telah dipilih
terdahulu. Jika permasalahan atau topik yang diinginkan seperti telah disebutkan
dinomor satu ternyata sudah banyak diteliti oleh peneliti lain, maka masalah-masalah
atau topik yang menarik tersebut dapat dijadikan sebagai penggantinya.
3. Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literarur (dan ini
merupakan yang terpenting bagi pelaksanaan bagi penelitiannya), peneliti akan dapat
lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam tonggak-tonggak tertentu dari langkah
nya meneliti, peneliti memang diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil,
konsep, atau
ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan
menujuk

6
4L, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.2002),hlm. 34-35.
5
Sardar,Ziauddin, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Mizan, 1996),hlm. 43.
6
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group.2020,), hlm. 99-101.

7
langsung pada sumber di mana bahan acuan tersebut diperoleh.
Dengan banyak membaca pustaka, tugas peneliti akan dapat diperingan karena nya.
Misalnya saja ia tidak aka n kesulitan memilih teknik pengumpulun data, teknik
untuk menganalisis data yang terkumpul.

B. Kedudukan Teori dalam Peneitian


Landasan teori menjadi dasar yang kokoh dalam penelitian dan menjadi cirri bahwa
penelitian itu merupakan cara yang ilmiah dalam mendapatkan data. Dalam proses
penelitian kuantitatif, mencari teori-teori, konsep-konsep, dan generalisasi hasil
penelitian dilakukan setelah masalah dirumuskan. 7
Tidak mungkin melakukan penelitian tanpa teori dan tidak mungkin mengembangkan
suatu teori tanpa penelitian. Teori menyediakan konsep-konsep yang saling
berhubungan, asumsi-asumsi dasar yang bisa digunakan membantu dalam
mengarahkan pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dan membantu dalam
memberikan makna terhadap data. Berdasar pada penjelasan diatas maka kedudukan teori
dalam penelitian sebagai berikut:
A. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian dan membantu dalam
penelitian terapan deskriptif lebih memfokuskan pada analisa data dan rekomendasi.
Teori sebagai alat bantu dan menfsirkan data8
B. Penelitian murni lebih menekankan ada penggunaan teori sebagai sentral
kegiatannya karena tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan.

Kegunaan teori dalam penelitian


adalah:
1. Teori mempersempit fakta yang perlu kita pelajari dengan menyederhan akan gejala
sosial yang rumit dan kompleks
2. Teori mengusulkan pendekatan penelitian yang memungkinkan untuk
menghasilkan makna yang paling baik
3. Teori menyarankan sebuah sistem dalam penelitian untuk menentukan data
dan mengklasifikasikan mereka dengan cara yang paling bermakna
4. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan Semua
penelitian bersifat ilmiah oleh karena itu peneliti harus berbekal
teori.

8
7Sandu Siyoto dan Ali Sodk, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi MediaPublishing, 2015),hlm.102-105.
8SuharsimiArikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),hlm.30.

9
C. Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif

Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif Semua penelitian bersifat


ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian
kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan
berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena
itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori
apa yang akan dipakai. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang
dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan
penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau kontek sosial. Dalam kaitannya
dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu menguji hipotesis atau teori,
sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penyusunan teori dalam
penelitian kualitatif. 9

1. Batasan Teori

Semua kajian ilmiah pasti membutuhkan teori sebagai landasan pijakan dalam
kerangka berpikir dan pengembangan metode penelitiannya. Oleh sebab itu,
posisi teori dalam kajian ilmiah adalah sebuah keniscayaan. yang dimaksud dengan
teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Sementara itu, yang dimaksud
dengan teori adalah perangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksis (yaitu
yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan
lainnya melalui data atas dasar yang bisa diamati) dan berfungsi sebagai wahana
untuk meramalkandan menjelaskan fenomena yang diamati. Selanjutnya
disampaikan bahwa, teori memiliki 4 fungsi, yaitu:

1. mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian;


2. menjadi pendorong untuk penyusunan hipotesis, dan membimbing
peneliti memperoleh jawaban;
3. membuat ramalan atas dasar penemuan; dan

9
Mustafa Bisri, Pedoman Menulis Proposal Penelitian Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta:Panji Pustaka.2009) hlm.29.
1
4. menyajikan penjelasanpenjelasan.

2. Kepekaan Teoretik Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, sangat diperlukan adanya kepekaan teoretik


peneliti. Kepekaan teoretik mengacu pada kualitas keilmuan bagi pribadi peneliti.
Kualitas yang dimaksud adalah adanya kesadaran akan peliknya makna data dan
fungsinya bagi penelitian kualitatif. Semua orang dapat melakukan penelitian, namun
tingkat kepekaan teoretiknya relatif berbeda, antara peneliti yang satu dengan yang
lainnya bergantung pada latar belakang keluasan wawasan pengetahuan dan
pengalamannya masing-masing. Pada umumnya, kepekaan teoretik peneliti
dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya dalam penelitian,
baik berkaitan ataupun tidak dengan suatu bidang tertentu. Seiiring dengan
berjalannya waktu, kepekaan teoretik dapat dikembangkan melalui berbagai
pengalaman yang dilalui oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Kepekaan
teoretik berkaitan dengan kemampuan peneliti dalam memberikan makna bagi data,
dan memahami, serta memisahkan data-data yang berhubungan dari data-data yang
tidak berhubungan, atau pun yang kurang terpercaya dan yang terpercaya serta ajeg
10
(valid dan reliabel).

Dengan latar belakang kepekaan teoretiknya yang terlatih, peneliti dapat


melakukan penelitiannya dengan lebih cepat dan cermat, bila dibandingkan
dengan yang tidak memiliki pengalaman. Kepekaan teoretik bisa diperoleh dari
sejumlah sumber. Di antaranya ialah pengalaman profesi, pengalaman pribadi,
proses analisis, dan literatur. Dengan pengalaman profesi selama beberapa tahun
berkiprah di lapangan, peneliti dapat memperoleh pemahaman tentang bagaimana
suatu fenomena terjadi, dan mengapa serta apa yang akan terjadi di dalamnya pada
kondisi tertentu. Pengetahuan itu, sekalipun tersirat, dapat digunakan dalam situasi
penelitian. Pengalaman profesi dapat memperlancar peneliti dalam memahami
peristiwa dan tindakan yang terlihat dan terdengar, serta menelitinya secara lebih
cepat. Sebagai contoh, seorang guru atau dosen mengkaji bagaimana mengajar di
kelas, akan memiliki wawasan yang lebih luas
daripada siapa pun yang melakukan penelitian di sekolah atau di kampus. Semakin

10
Madekhan, Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif, Jurnal Pendidikan dan
1
Pembelajaran.https://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/reforma/article/download/78/76 . Diakses Pada 26 Mei
2021. Pukul 03.36 WIB, hlm, 65-66.

1
banyak pengalaman profesi, semakin banyak pula landasan pengetahuan dan wawasan
yang tersedia untuk melakukan penelitian.

3. Mapping Teori

Agar seorang peneliti memiliki wawasan yang cukup tentang penerapan teori-
teori yang berkaitan dengan topik penelitiannya, maka sebelum menulis karya
ilmiahnya, perlu melakukan mapping terlebih dahulu teori ataupun literatur relevan
yang berkualitas. Hal itu dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh
pengalaman dari orang lain dalam membahas suatu masalah dengan alternatif
pemecahannya secara ilmiah yang memadai., mapping teori dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut.

 Membaca penelitian yang terdahulu Melalui penelitian lain yang terdahulu, peneliti
dapat mengetahui bagaimana masalah dalam penelitiannya pernah dibahas oleh orang
lain sebelumnya,dalam waktu dan tempat yang berbeda, dan mengetahui apa
yang pernah dilakukan orang lain dalam menjawab masalah, seperti yang akan dikaji
dalam penelitiannya. Apakah perlu komparasi, kritik, atau dirujuk. Mapping
terhadap penelitian terdahulu ini penting dilakukan dalam rangka memahami posisi
penelitian di antara penelitian lain pada umumnya. Selain itu, juga dapat menunjukkan
orisinalitas penelitian yang dilakukan.
 Membaca Teori yang Relevan Teori-teori yang relevan dengan topik atau
masalah penelitian yang dilakukan perlu dicari dan dipahami, untuk kepentingan
mengungkapkan berbagai hal yang belum terjangkau oleh pengetahuan peneliti. Teori
yang relevan dengan penelitian penting fungsinya bagi peneliti kualitatif, bukan
sebagai landasan dalam menyusun hipotesis yang akan dibuktikan di lapangan, tetapi
teoriteori tersebut dimaksudkan sebagai landasan bagi pemahaman konsep yang
menjadi acuan bagi pelaksanaan penelitian.
 Memperhatikan Pendapat Pakar dalam Bidangnya Pada saat peneliti membahas suatu
masalah yang bersifat eksploratif, atau yang jarang dibahas oleh orang lain,
maka sangat mungkin bila peneliti akan mengalami kesulitan dalam menemukan
penelitian lain dan teori yang relevan sebagai rujukan dalam mapping teorinya. Dalam
kondisi itu, pendapat ilmuwan yang berkompeten sesuai bidang kepakarannya,
merupakan sumber penting yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pemahaman
kasus yang sedang dikaji.

1
4. Penyusunan Teori

Terdapat dua macam teori dalam penelitian kualitatif, yaitu teori subtantif
dan teori formal. Teori subtantif merupakan teori yang dikembangkan untuk
keperluan subtantif atau empirisme dalam inquiry suatu ilmu pengetahuan. Sementara
itu, teori formal merupakan teori yang disusun secara konseptual dalam bidang
inquiry suatu ilmu pengetahuan. Kedua jenis teori ini sesungguhnya berbeda dalam hal
derajat keumumannya, namun penerapannya sering bergantian. Yang
membedakan, bahwa teori subtantif diperoleh melalui perbandingan antarkelompok,
11
sedangkan teori formal diperoleh melalui perbandingan berbagai teori subtantif.

Ditinjau dari kedudukannya, teori subtantif memiliki fungsi untuk membantu


terbentuknya teori formal, yaitu sebagai penghubung strategis dalam
memformulasikan dan menyusun teori formal atas dasar data-data empiris penelitian.
Mengingat bahwa penelitian kualitatif itu bertujuan untuk membangun teori berdasar
fakta empiris di lapangan atau dalam konteks sosial, maka fungsi teori dalam
penelitian kualitatif bukanlah untuk menguji hipotesis, tetapi sebagai bekal untuk
memahami konteks secara luas dan mendalam sehingga dapat mengungkapkan makna
yang sesungguhnya sesuai apa yang terjadi, dirasakan, atau dipikirkan oleh narasumber
dalam penelitian.

D. Kerangka Pemikiran Pengertian, dan Cara Membuat


Dalam membuat karya tulis, banyak penulis terlebih dahulu
membuat kerangka pemikiran yang disebut juga sebagai kerangka berpikir. Kerangka
berpikir kemudian semakin dibutuhkan, semakin kesini semakin banyak penulis yang
membuatnya di awal proses menulis.

Bagi kamu dan siapa saja yang ingin menulis, baik karya tulis ilmiah maupun
non ilmiah. Maka bisa mencoba menyusun kerangka berpikir, namun pastikan sudah
paham
betul apa itu kerangka berpikir. Berikut penjelasan lengkapnya. 12

11
Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta:Andi Offset.2006), hlm. 70-71.

1
12K Norman Denzin dan S. Lincoln Yvonna, The Sage Handbook of Qualitative Research, Third Edition, (University of
Illinois: Sage Publications (CA), 2009),hlm. 48.

1
1. Pengertian Kerangka Pemikiran

Hal pertama yang perlu dipahami adalah definisi dari kerangka berpikir.
Mengutip definisi yang dipaparkan dari buku berjudul Metode Penelitian Kuantitatif
karya Dominikus Dolet Unaradjan.

Dijelaskan bahwa kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang memuat


perpaduan antara teori dengan fakta, observasi, dan kajian kepustakaan, yang akan
dijadikan dasar dalam kegiatan penelitian.

Dalam definisi tersebut, kerangka berpikir dibuat lebih identik untuk


karya tulis ilmiah. Biasanya sudah mulai disusun sebelum melaksanakan
kegiatan penelitian, yang memuat semua variabel penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka berpikir kemudian bisa dijelaskan atau digambarkan dalam bentuk susunan
bagan yang saling terhubung, atau bagan alir. Sehingga dari sumber berbeda,
kerangka berpikir diartikan sebagai suatu diagram yang menjelaskan secara
garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian.

Sehingga kerangka berpikir pada dasarnya adalah susunan seluruh


variabel atau segala sesuatu yang nantinya membantu menjalankan penelitian dengan
baik dan benar. Sedangkan dalam karya tulis umum, seperti tulisan non ilmiah.

Kerangka berpikir memuat alur seluruh permasalahan yang akan diceritakan


di dalam karya tulis yang dibuat. Mulai dari perkenalan, lalu penyebab konflik,
kemudian proses menyelesaikan konflik, dan bagian ending atau penutup.
Semua dicantumkan di dalam kerangka pemikiran.

2. Kerangka Pemikiran Menurut Para


Ahli

Membantu lebih memahami apa itu kerangka berpikir, maka ada


beberapa pengertian yang dipaparkan oleh sejumlah ahli. Berikut beberapa
13
diantaranya:

1
13
Salim dan Syahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif .(Bandung: Ciptapustaka Media,
2012), hlm 110.

1
1. Sugiyono

Ahli pertama yang menjelaskan pengertian kerangka berpikir adalah Sugiyono.


Dijelaskan bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual yang dimanfaatkan sebagai
teori yang ada kaitannya dengan beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai
masalah penting.14

2. Sapto Haryoko

Ahli kedua yang mendefinisikan kerangka berpikir adalah Sapto Haryoko.


Menurutnya, kerangka berpikir adalah sebuah penelitian yang akan meneliti dua variabel
atau lebih. Sehingga, kerangka berpikir berisi daftar variabel yang menjadi topik ataupun
unsur tertentu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan penulisan.
Variabel- variabel ini dicatat, lalu dibandingkan, dan dijelaskan di dalam tulisan.

3. Polancik

Ahli ketiga adalah Polancik, menurutnya kerangka pemikiran adalah diagram yang
berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Sehingga bentuk dari
kerangka berpikir adalah diagram yang saling terhubung. Hubungan ini berbentuk seperti
aliran, sehingga ketika disatukan akan membentuk jalan cerita yang logis dan
mudah dipahami. Kerangka berpikir akan membantu penulis untuk menyelesaikan tulisan
yang dikerjakan dengan baik dan selesai lebih cepat.

4. Eecho

Pendapat selanjutnya disampaikan oleh Eecho. Menurutnya, kerangka berpikir


adalah dasar pemahaman yang akan mempengaruhi dasar pemahaman orang lain.
Sehingga kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang kemudian dituangkan ke dalam
tulisan maupun kegiatan penelitian.

Dasar pikiran ini kemudian bisa menjadi media bagi penulis atau peneliti
untuk mempengaruhi pemahaman orang lain. Sehingga menjadi modal penting agar suatu
tulisan
dan penelitian bisa dianggap menarik, logis, dan layak untuk diteruskan.

1
14
Sugiyono, op. cit, hlm. 60.

1
A. Cara Membuat Kerangka Pemikiran

Jika sudah memahami pengertian dari kerangka pemikiran, maka tahap selanjutnya
adalah belajar cara membuatnya. Dalam membuat kerangka berpikir ternyata
ada beberapa tahap perlu dilalui: 15

1. Membuat atau Menemukan Variabel

Tahap pertama dalam membuat kerangka berpikir adalah membuat atau


menemukan variabel penelitian atau tulisan. Misalnya dalam penelitian, maka
peneliti perlu menentukan variabel mana yang akan diteliti dalam penelitian tersebut.

Variabel sendiri adalah proses pengelompokan secara logis terhadap dua atau
lebih dari atribut dalam penelitian Atribut disini bisa dalam bentuk jenis data, seperti
usia dari objek penelitian, wilayah yang akan diteliti, tingkat pendidikan objek, dan
lain-lain.

Dalam menentukan variabel, kadang kala peneliti mengalami kesulitan


khususnya mahasiswa pada penelitian perdana. Maka dianjurkan untuk kembali
melihat judul, sebab judul dari penelitian memuat variabel pokok.

2. Mencari Tahu Hubungan Antar Variabel

Setelah berhasil menentukan variabel di tahap pertama, maka tahap


kedua dalam membuat kerangka pemikiran adalah mencari tahu hubungan antar
variabel tersebut. Suatu penelitian tentu membutuhkan dua atau lebih variabel yang
saling berhubungan.

Sehingga keduanya mendukung kegiatan penelitian itu sendiri dan


mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan, dan tentunya dijamin
akurat.
Hubungan variabel ditentukan berdasarkan hubungan langsung di
lapangan.

2
15M. DjunaidiGhony&FauzanAlmanshur.,Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2009), hlm. 23.

2
Misalnya saat meneliti topik angka pengangguran di daerah X, maka ditemukan dua
variabel yang berhubungan dengan topik tersebut. Pertama, pekerjaan orang dewasa
di daerah X tersebut dan kedua adalah akses layanan pendidikan.

Masyarakat dengan pekerjaan kasar dan berpenghasilan minim sudah


kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Kondisi ini diperparah dengan akses
layanan pendidikan yang susah, misalnya karena lokasi yang jauh.

Dua variabel ini tentunya saling berhubungan, karena sama-sama


mempengaruhi pemahaman masyarakat tentang tingkat pendidikan yang rendah.
Hubungan ini perlu dicari tahu dulu setelah memiliki dua variabel atau lebih.

3. Mencari Referensi

Tahap ketiga dalam pembuatan kerangka pemikiran adalah mencari referensi.


Kegiatan penelitian membutuhkan referensi yang cukup untuk menguatkan topik
16
penelitian secara teori dan bukti dari hasil penelitian yang relevan.

Referensi atau sumber penelitian bisa diambil dari buku ilmu pengetahuan,
artikel online, jurnal ilmiah, jurnal cetak di perpustakaan, hasil wawancara, dan lain
sebagainya.

Referensi yang dikumpulkan kemudian dibaca dan dipahami, untuk


menyaring referensi mana saja yang relevan. Jika sudah maka bisa menuju ke tahap
berikutnya yang memaparkan hubungan informasi dari referensi dengan variabel
yang sudah ditentukan sebelumnya.

4. Memberikan Argumen Teoritis

Tahap berikutnya adalah memberikan argumen teoritis, artinya peneliti dalam


menyusun kegiatan penelitian perlu memberikan pendapatnya. Pendapat ini
tentunya

16
HarisHerdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial, (Jakarta:Salemba Humanika,2010),

1
harus kuat dan logis, dan mengandalkan seluruh data hasil berburu referensi di
tahap sebelumnya. 17

Jadi, topik yang dibahas dan semua variabel yang sudah ditentukan
hubungannya kemudian dikaji ulang menggunakan seluruh informasi dari referensi
yang ditemukan. Lalu, ditarik kesimpulan untuk mengetahui topik tersebut
punya landasan kuat atau sebaliknya.

Sebuah topik penelitian membutuhkan sejumlah teori yang membuatnya


semakin kuat untuk dijadikan topik penelitian dan dilaksanakan langsung.
Dibutuhkan argumen dari peneliti agar bisa meyakinkan pihak lain untuk ikut
mendukung penelitian yang dilakukan. 18

Misalnya pada saat mengikuti program hibah penelitian, maka seorang dosen
yang merupakan calon peneliti. Perlu meyakinkan lembaga yang menyediakan dana
hibah tersebut, bahwa penelitian yang dilakukan mumpuni dan punya urgensi tinggi.

Pada tahap inilah, peneliti perlu memaparkan argumennya secara logis dan
memiliki dasar yang kuat. Misalnya saat meneliti buah naga agar bisa punya masa
simpan lebih lama dengan menggunakan teknik buah buatan.

Maka peneliti membutuhkan teori kuat tentang buah buatan dan diperkuat
dengan argumen peneliti bahwa buah naga bisa dibuat menjadi buah buatan tadi.

5. Menggambarkan Kerangka Berpikir

Tahap akhir dalam pembuatan kerangka pemikiran adalah menggambarkan


kerangka berpikir itu sendiri. Jadi, seperti definisi yang dipaparkan di awal
kerangka
19
berpikir berbentuk bagan atau diagram.

17
John.W.Creswell, Qualitatif Inquiry and Research Design, ( California: SagePublications, Inc.1998), hlm.74.
18J.WCreswell,.Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (London: Sage Publications,
2003), hlm. 45.

1
19E. KristiPoerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:LPSP3 UI.1998),hlm. 53.

1
Maka di tahap akhir tinggal dibuat diagram yang menyebutkan seluruh variabel
dalam penelitian. Kemudian diberi keterangan mengenai hubungan semua variabel
tersebut, lalu menyebutkan teori yang memperkuat topik, dan sebagainya.

Sehingga secara keseluruhan akan membentuk bagan alir yang menunjukan proses
penelitian dari awal sampai akhir. Bagan alir inilah yang disebut sebagai susunan
kerangka berpikir.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan terhadap materi
yang disusun penulis, yaitu:

1. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, abstrak, definisi dan proposisi


untukmenerangkan sesuatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
memutuskanhubungan antara konsep-konsep yang ada.
2. Ada bermacam-macam cara menuliskan hasil kajian pustaka salah satunya yaitu
denganmenggunakan kartu bibliografi atau kartu kutipan. Yang manapun model yang
diambil(karena hal itu memang sangat tergantung dari selera) namun bagian-bagian
yang penting tidak boleh tidak harus dituliskan adalah:
a) Nama variabel atau pokok masalah
b) Nama pengarang atau pencetus ide tentang pokok masalah
c) Nama sumber dimana dimuat penjelasan tentang variabel atau pokok
masalah d) Tahun yang menunjuk pada waktu sumber tersebut dibuat atau
diterbitkan.
e) Nama instansi (lembaga, unit, penerbit, dan sebagainya) yang bertanggung
jawabatas penulisan atau penerbitan sumber kajian.
f) Nama kota tempat penulisan atau penerbitan sumber
kajian g) Isi penjelasan tentang variabel atau pokok masalah.

1. Posisi teori dalam penelitian, yaitu: Pertama, untuk penelitian yang bermaksud
menemukan teori dari dasar dan Kedua, untuk penelitian yang bermaksud
memperlua steori yang sudah ada. Adapun fungsi teori dalam penelitian, yaitu
menjelaskan, meramalkan dan mengendali.

2. Adapun pendekatan-pendekatan dalam teori penelitian kualitatif, yaitu biografi


(biography), fenomenologi ( phenomenology), grounded theory, etnografi
(ethnography), dan studi kasus (case studies).

1
B.Sara
n

Penulis menyarankan agar membaca dan menjadikan makalah ini sumber rujukan
dalam memahami tentang teori dalam penelitian kualitatif agar kiranya berguna bagi
kita calon penyusun tugas akhir atau skripsi bagi S-1.

1
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bisri, Mustafa. 2009.Pedoman Menulis Proposal Penelitian Skripsi Dan Tesis.


Yogyakarta:Panji Pustaka.

Creswell,J.W.2003.Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods


Approac hes. London: Sage Publications.

Creswell, John. W. 1998.Qualitatif Inquiry and Research Design. California: Sage


Publications, Inc.

Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka
IlmuGroup.

Herdiansyah, Haris. 2010.Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-


ILMU Sosial .Jakarta:Salemba Humanika.

K Norman Denzin dan S. Lincoln Yvonna. 2009.The Sage Handbook of Qualitative Research

.Third Edition. University of Illinois: Sage Publications (CA).

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2009.Metode Penelitian Kualitatif . Jogjakarta: Ar-
Ruzz
Media.

Madekhan. Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif . Jurnal


Pendidikan
danPembelajaran.https://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/reforma/
article/down
load/78/76. Diakses Pada 26 Mei 2021. Pukul 03.36 WIB.

Moleong, L. 2002.Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 1990.Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja

Rosdakarya. Poerwandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian

Psikologi

. Jakarta:LPSP3 UI.

1
Priyono. 2014.Metode Penelitian Kualitatif . Sidoarjo: Zifatama Publising.

Salim dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Ciptapustaka Media.

2
Sandu Siyoto dan Ali Sodk. 2015.Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
MediaPublishing.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D

.Bandung: Alfabeta.

Wirartha, Made.2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis.


Yogyakarta:Andi Offset.

Ziauddin, Sardar. 1996. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai