Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Metodologi Pendidikan Dr. Maulida Hayatina, M.Pd

MAKALAH
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
DALAM PENELITIAN

Disusun oleh :
RABIAH 19.14.0105
MURJANAH 19.14.0115

PROGRAM STUDI PIAUD


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Swt Tuhan semesta Alam. Allah yang telah
memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya,
dan kita sebagai generasi penerus hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dr. Maulida Hayatina, M.Pd pada mata kuliah Metodologi Pendidikan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Kajian Teori
dan Kerangka Pikir dalam Penelitian” bagi para pembaca juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Maulida Hayatina,
selaku dosen mata kuliah Metodologi Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Martapura, 4 November 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kajian Teori.................................................................................. 3
1. Pengertian Teori.................................................................................. 3
2. Deskripsi Teori.................................................................................... 5
3. Tingkatan dan Fokus Teori.................................................................. 6
4. Kegunaan Teori dalam Penelitian....................................................... 7
B. Deskripsi Teori.......................................................................................... 8
C. Kerangka Pikir........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran
sangat besar dalam penelitian adalah teori. Suatu kajian teori dari suatu
penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur
atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah
tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh
kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian
dirumuskan pada pendapat baru.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai kajian
teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono,
2010:52).1 Kajian teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Adanya kajian teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data.
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dan dipelajari. Dengan penguasaan metode penelitian yang
mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan metode-metode
penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang
sedang diajarkan.
Dalam makalah ini disajikan bagian dari materi metode penelitian
tersebut, yakni tentang kajian teori dan kerangka pikir.

B. Rumusan Masalah
1
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: PT. Alfabeta

1
2

Dari latar belakang permasalahan, dapat kita ambil rumusan masalah


sebagai berikut.
1. Apa konsep tentang kajian teori?
2. Apa pengertian kerangka berpikir?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kajian Teori


1. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata dalam
Sugiyono, 2010:52).2
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono,
2010:52).3
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat
digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
(Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52).4
Siti Rahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.5 Mark 1963 membedakan
adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data
empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
a. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan
diterangkan.

2
Ibid.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Siti Rahayu Haditono, 1999. Metode Penelitian Pendidikan.

3
4

b. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.
c. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan
teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori
dapat dipandang sebagai berikut.
a. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.
Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu
hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris
yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
b. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai
suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu
bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari
data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
c. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya tedapat hubungan yang fungsional
antara data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.
Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh malalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia
bukan suatu teori.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara
sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian
(control) suatu gejala (Sugiyono, 2010).6
2. Deskripsi Teori
6
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: PT. Alfabeta
5

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis


tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah
kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya
permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang
diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan
satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat
kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel
independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel
yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan
(Sugiyono, 2010:86).7
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel
yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. (Sugiyono, 2010:86).8
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori
adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya
b. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap
variabel yang diteliti.
c. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat
penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan
saran yang diberikan.
d. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber
lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
7
Ibid.
8
Ibid.
6

e. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti
lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa
sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
f. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke
dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan
yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk
mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

3. Tingkatan dan Fokus Teori


Numan mengemukakan tingkatan teori terbagi menjadi tiga, yaitu:
Micro, Meso dan Macro.
a. Tingkatan Teori Mikro (Micro Level Theory)
Para pendukung teori ini memusatkan perhatian pada ruang lingkup
gejala yang lebih sempit, yang biasanya diambil dari masalah-masalah
yang praktis. Mereka hanya ingin membuktikan bahwa konsep yang
merupakan elemen kecil dari teori.
b. Tingkatan Teori Meso (Meso Level Theory)
Tingkatan teori meso merupakan upaya untuk menghubungkan makro
dan mikro atau teori yang memiliki jangkauan sedang. Contoh teori
organisasi dan gerakan sosial atau komunitas tertentu.
c. Tingkatan Teori Makro (Macro Level Theory)
Merupakan teori besar atau teori makro yang mempunyai tingkatan
generalisasi sangat luas, dan tingkat abstraksi yang sangat tinggi. Teori
besar atau makro mencakup sejumlah gejala yang amat luas meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia. Contoh: lembaga sosial, sistem
budaya, dan masyarakat.
Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu: Teori Subtatif,
Teori Formal, dan Midle Range Theory. Teori yang digunakan untuk
perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah
7

teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan
diteliti. (Sugiyono, 2010:84)9
a. Teori subtantif
Dikembangkan untuk daerah spesifik terhadap kepedulian sosial,
speerti pemogokan dan hubungan antar ras. Teori ini banyak
digunakan dalam perumusan hipotesis yang akan diuji melalui
pengumpulan data karena lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan
diteliti.
b. Teori formal
Teori ini dikembangkan untuk konseptual yang luas dalam teori
umum, seperti sosialisasi, penyimpangan dan kekuasaan.
c. Midle range theory
Teori ini bisa formal ataupun substantif dan bersifat lebih abstrak dan
empiris yang bersifat umum atau terhadap hipoteesis tertentu. Selan
itu, teori ini pada prinsipnya digunakan dalam sosiologi untuk
membimbing penyelidikan empiris.

4. Kegunaan Teori dalam Penelitian


Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori
dalam penelitian adalah sebagai berikut:10
a. Teori mempersempit fakta yang perlu kita pelajari dengan
menyederhanakan gejala sosial yang rumit dan kompleks.
b. Teori mengusulkan pendekatan penelitian yang memungkingkan untuk
menghasilakan makna yang paling baik.
c. Teori menyarankan sebuah sistem dalam penelitian untuk menentukan
data dan mengklasifikasikan mereka dengan cara yang paling
bermakna.
d. Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek penelitian dan
menyatakan keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung.

9
Ibid.
10
Cooper, Donald R. and Pemela S. Schindler, 2003. Business Research Methods,
International Edition, McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
8

e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang


harus ditemukan.
William Wiersma (1986)11 menjelaskan bahwa penelitian bersifat
ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam
peneltian kuantitatif, teori yang digunakan harus lebih jelas, karena teori
disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai
dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun
instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal
penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

B. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang,
pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya
secara empiris. Jumlah kelompok teori yang perlu dideskripsikan tergantung
pada luasnya permasalahan dan pada jumlah variabel yang diteliti. Kalau
variabel yang diteliti ada enam, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada
enam.
Pendeskripsian teori akan memberikan gambaran apakah peneliti
menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah
sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, journal ilmiah,
laporan penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan
yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan,
11
Wiersma, William, 1986. Research Methods in Education: an Intoduction.
Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.
9

tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis,


kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

C. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan
antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka
(teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat.
Jadi kerangka pikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah penting (Sekaran, 1992:63).12 Untuk membuktikan kecermatan
penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat oleh hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan. Dalam penelitian-penelitian pada umumnya, peneliti
dituntut untuk kreatif, berusaha mengenali (identify) dan memeriksa lebih
cermat variabel-variabel yang belum dengan jelas dirumuskan dalam teori
(non theoritical variables).
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam
(Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
12
Sekaran, Uma. 1992. “Research Methods for Business”. Third Edition. SouthernIllionis
University.
10

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan


antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel
moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu
ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada
setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir (Sugiyono, 2010:88)
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila
penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka
yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel
yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).13
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh
karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk
hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa
seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama
ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori
yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel
13
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: PT. Alfabeta
11

yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya


digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:89).
Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)14
7. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menemukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus
ditetapkan terlebih dulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel
yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang akan dikemukakan.
8. Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah membaca
buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca
dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang
dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis dan
Disertasi.
9. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-
teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah
dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, devinisi tehadap masing-
masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap
variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam
konteks penelitian itu.
10. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori
dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti
akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan
itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering
terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di
dalam negeri.
11. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
14
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (cetakan ke-
14).Bandung: Alfabeta.
12

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori


satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian
yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara
teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
12. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya
peneliti dapat melakukan sinresa atau kesimpulan sementara, perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan
hipotesis.
13. Kerangka berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka selanjutnya
disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat
berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun
komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan
kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil
belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim
kerja sekolah akan baik. Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara
baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada
gradasi yang tinggi.
14. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis bila
kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan
tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila kerangka
berpikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi
pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila
di bandingkan dengan lembaga pendidikan B yang teknologi
pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat
perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan
13

A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila


dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), devinisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau
titik tolak pemikiran pendidikan ,dan ada pula yang berperan sebagai definisi
atau keterangan yang menyatakan makna.
Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang
menggambarkan alur pikiran penelitian dalam memberikan penjelasan kepada
orang lain, mengapa dia mempunyai anggapan seperti yang diutarakan dalam
hipotesis. Karena kerangka pemikiran yang bisa meyakinkan sesama ilmuan,
adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir
yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

B. Saran
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi referensi,
penyusunan kata, kalimat. Maka dengan lapang dada kami menerima kritik
dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah ini bisa menjadi sebuah
pengetahuan yang bermanfaat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono Prof' Dr., 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D, Bandung : CV. Alfa Beta.

Siti Rahayu Haditono, 1999. Metode Penelitian Pendidikan.

Cooper, Donald R. and Pemela S. Schindler, 2003. Business Research Methods,


International Edition, McGraw-Hill Companies, Inc. New York.

Wiersma, William, 1986. Research Methods in Education: an Intoduction.


Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Sekaran, Uma. 1992. “Research Methods for Business”. Third Edition.


SouthernIllionis University.

http://blogbahrul.wordpress.Com/2007/11/28/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-
hipotesis-penelitian/

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/16/landasan-teori-kerangka-
berfikir-dan-pengajuan-hipotesis/

http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/teknik-penyusunan-landasan-
teori-atau.htmlhttps://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-
teori-kerangka-pikir-dan-hipotesis-dalam-metode-penelitian/

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-
dan-hipotesis/

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (cetakan ke-
14). Bandung: Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai