Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS


(DASAR TEORI, VARIABEL, HIPOTESIS)
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen pengampu : Muhammad Nailul Falah, M.H.

Disusun Oleh:
Salma Nur Ainiyah (2140310061)
Ramadhan Nur Ahmad Rizki (2140310062)
Noor Sholikhah (2140310065)
Dwi Puput Sri Lestari (2140310066)
Ahmad Nur Said (2140310067)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

i
2022/2023

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis dan umumnya pembaca.

Kudus, 27 Mei 2023.

Penulis.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses penelitian adalah suatu proses yang dimulai dari ketertarikan peneliti
terhadap kejadian ataupun peristiwa dimana dalamnya memerlukan waktu yang lama
sehingga beranak pinak menjadi sebuah konsep. Adapun hal yang harus diperhatikan oleh
peneliti yaitu mempunyai rasa ketertarikan terhadap fenomena yang terjadi. Ketertarikan
dapat disebabkan oleh bacaan, forum diskusi, seminar, ataupun yang lainnya.
Hal yang penting dilakukan dalam menyusun karya ilmiah adalah peneliti mampu
mencari teori atau konsep sehingga dapat dijadikan sebagai landasan teoritis pada
kegiatan penelitian. Landasan teori ini bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi
dijalankan agar sebuah penelitian memiliki landasan yang kuat. Dengan adanya landasan
teori memberikan ciri bahwa penelitian yang dilakukan merupakan cara ilmiah dalam
mendapatkan data. Dalam merumuskan hipotesis dan instrumen penelitian diperlukan
landasan teori yang diambil lalu diutarakan kerangka teori dan kerangka berfikir.
Kerangka teori dalam sebuah penelitian bentuknya sistematis mengenai teori dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang ditelit.
Selanjutnya dalam proses penelitian yaitu perumusan hipotesis, hipotesis adalah
dugaan atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian yang sudah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sebagai jawaban sementara sebab hanya
berlandaskan pada teori yang relevan belum dibuktikan dengan fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Dalam menyusun hipotesis, diperlukan peneliti
mampu mengidentifikasi variabel dan menetapkan hubungan antar variabel melalui
pemikiran yang logis dalam kerangka teoritis. Pada proses ini menguji apakah yang
diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya dengan melalui analisis statistik yang tepat
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Dasar Teori?
2. Apa Pengertian dan Jenis Variabel?
3. Bagaimana Cara Penyusunan Hipotesis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dasar Teori
2. Untuk Mengetahui Pengertian dan Jenis Variabel
3. Untuk Mengetahui Cara Penyusunan Hipotesis

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Hakikat pada penelitian sebetulnya adalah memperoleh pengetahuan yang
berdasarkan fakta mengenai sebuah masalah. Fakta, konsep, teori maupun generalisasi
yang diperoleh peneliti dalam menghadapi fenomena dan masalah yang terjadi
merupakan bentuk dari pengetahuan. Sehingga mereka mampu memecahkan dan
memahami masalah apa yang sedang dihadapi. Demikian pula, permasalahan yang
timbul dalam penelitian muncul akibat dorongan rasa ingin tahu yang lebih mendalam
yang mana merupakan sifat naluri manusia. Dapat dipahami bahwa penelitian
merupakan proses pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah yang berlandaskan
pada kajian pustaka atau teori.
Teori diibaratkan sebagai pisau analisis yang digunakan untuk mengupas
masalah yang terjadi dimeja penelitian. Oleh sebab itu, jika pisau yang digunakan
tepat dan penggunaannya juga tepat maka hasilnya akan memuaskan. Teori
merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi yang disusun secara runtut. Maksud konsep disini menjelaskan pada
istilah dan definisi, dimana dapat digunakan untuk menggunakan secara abstrak
kejadian, keadaan yang menjadi pusat penelitian. Sedangkan proposisi disini adalah
hubungan yang logis anyar kedua konsep.
Ada tiga macam teori yang diungkapkan oleh Mark antara lain:1
1. Teori Deduktif, yaitu memberikan keterangan dimulai dari sesuatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori induktif, adalah cara menerangkan dari data kearah teori.
3. Teori fungsional, yaitu saling pengaruh antara teori dengan data, yaitu data
mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali dipengaruhi
oleh data.
Fungsi teori dalam sebuah penelitian yaitu mensiatematiskan penemuan-
penemuan penelitian, menjadi sebuah pendorong dalam menyusun hipotesis untuk

1
Dr. Sandi Siyoto, SKM., M.kes., M. Ali Sodik, M.A., Dasar Metodologi Penelitian,( Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, Juni 2015), 46.

4
menemukan jawaban penelitian, meramalkan fakta yang akan diungkap, sebagai
landasan yang kuat dan lain sebagainya. Jika dijabarkan ada beberapa kegunaan teori
dalam penelitian yaitu:
1. Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta
2. Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa
data
3. Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi
4. Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi
5. Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
6. Sebagai kerangka penalaran logis.

Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berguna sebagai dasar penelitian


untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan pengumpulan data, peneliti
menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian mengenai teori ini dipaparkan
dengan jelas dan rinci pada desain penelitian. Teori menjadi kerangka kerja
(framework) untuk keseluruhan proses penelitian, mulai bentuk dan rumusan
pertanyaan atau hipotesis hingga prosedur pengumpulan data. Peneliti menguji
atau memverifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan
penelitian yang diperoleh dari teori. Hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut
mengandung variabel untuk ditentukan jawabannya. Karena itu, metode penelitian
kuantitatif berangkat dari teori.

Sebaliknya, metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan


melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau
mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori berwujud
dalam bentuk hipotesis atau definisi sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka
dalam metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi
naturalistik (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena bisa
dianggap sebagai sebuah teori. Kalau begitu apa kegunaan teori dalam metode
penelitian kualitatif? Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis untuk memahami
persoalan yang diteliti.

B. Pengertian dan Jenis Variabel


Variabel merupakan sesuatu yang menjadi titik objek dari sebuah penelitian
sehingga mempunyai nilai variasi dari waktu ke waktu atau tempat serta variabel bisa

5
diukur. Menurut Ibnu Hajar, variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti.2 Untuk mendapatkan variabel maka dapat dilakukan dengan cara mencari
konsep terlebih dahulu yang kemudian dirubah menjadi variabel. Contohnya:
kesejahteraan adalah suatu konsep yang masih abstrak dan belum bisa diukur. Konsep
kesejahteraan ini dapat dirubah menjadi variabel, misalnya kecukupan makan.
Kecukupan makan adalah variabel karena sudah konkrit dan bisa diukur, misal tiga
atau dua kali sehari.
Adapun macam-macam variabel dibagi menjadi lima kategori, yaitu:3
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak terpengaruh atau mampu berdiri sendiri.
Tanpa adanya variabel bebas maka tidak akan ada variabel lain yang dapat
muncul. Contohnya adalah tingkat bunga bank akan berpengaruh terhadap
besarnya investasi masyarakat. Bunga bank adalah variabel bebas.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas. Seperti
contoh variabel bebas di poin 1, maka variabel terikat nya adalah investasi
c. Variabel kontrol (control variable)
Variabel kontrol adalah variabel yang dengan sengaja dapat dikendalikan oleh
peneliti. Tujuan dari pengontrolan tersebut adalah agar variabel ini tidak
mempengaruhi variabel bebas ataupun terikat.
d. Variabel Antara (interveening Variable)
Variabel antara merupakan bentuk dari variabel kontrol yang tidak dikendalikan
bisa menjadi variabel antara atau variabel pengganggu. Contohnya, bila padi
ditanam pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang berbeda maka produksi
padi juga akan berbeda sehingga mengaburkan pengaruh pupuk terhadap produksi
padi. Bisa saja pupuk tidak berpengaruh pada produksi padi pada tanah yang
subur sehingga tidak ada perbedaan produksi anatara padi yang dipupuk dengan
padi yang tidak dipupuk.
e. Variabel pengganggu( error variable)
Variabel ini adalah variabel yang sama sekali tidak bisa dikendalikan oleh
peneliti. Dalam ekometrik variable ini disebut error term.

2
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,(Bandung: Serenai Pustaka,
1999), h. 1
3
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar, (Medan: CV. Manhaji, November 2016), h. 154-155

6
Adapun fungsi variabel dalam sebuah penelitian sangatlah penting
dikarenakan variabel berfungsi sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode
pengumpulan data dan sebagai alat penguji hipotesis. Dengan variabel pula kita akan
lebih mudah memahami permasalahan. Kegunaan Variabel untuk mempersiapkan alat
dan metode pengumpulan data, utuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
dan utuk pengujuian hipotesis. Variabel penelitian yang baik adalah relevan dengan
tujuan penelitian, dapat diamati dan dapat diukur, dan dalam suatu penelitian, variabel
perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan didefenisikan secara operasional dengan jelas
dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan
data serta dalam pengujian hipotesis.

Hubungan antar variabel dapat melahirkan hipotesis. Berikut adalah bentuk


hubungan antara kedua variabel:
 Hubungan simetris
Hubungan ini dimana variabel satu tidak terpengaruhi oleh variabel yang lain.
 Hubungan asimetris
Hubungan sebab akibat dimana variabel yang satu disebabkan oleh variabel
yang lainnya. Hubungan inilah yang umumnya diteliti oleh peneliti sosial.
C. Penyusunan Hipotesis
a) Pengertian Hipotesis

Hypo berarti dibawah dan thesa, berarti kebenaran. Jadi hipotesis berarti di bawah
kebenaran (bersifat sementara). Hipotesis ialah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 4
Sedangkan Menurut Moh. Nazir, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang kebenaranny harus diuji secara empiris, yang menyatakan
hubungan apa yang ingin dipelajari.5

b) Bentuk-bentuk Hipotesis
Adapun bentuk-bentuk hipotesis penelitian adalah sebagai berikut
1) Hipotesis Deskriptif, yaitu merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yang berkaitan dengan variabel mandiri.
Contoh: Rumusan masalahnya adalah: Seberapa lama daya tahan satpam
berdiri dalam menjalankan tugasnya? Hipotesis deskriptifnya adalah: Daya
4
Dr. Drs.H. Rifa’i Abubakar, M.A, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, 2020), hlm.40
5
Moh. Nazir. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 182.

7
tahan berdiri Satpam selama 7 jam/hari, orang yang mempunyai pendidikan
lebih tinggi relatif lebih mudah menerima proses perubahan.
2) Hipotesis Komparatif, yaitu merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif yang merupakan perbedaan atau perbandingan antara
kelompok yang berlainan atau menurut variabel tertentu.
3) Hipotesis Asosiatif, yaitu merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh: rumusan masalah asosiatif adalah: Adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara prestasi belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar
4) Hipotesis penelitiannya adalah: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara prestasi belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar. Hipotesis asosiatif
digolongkan kedalam: Pertama, directional yaitu pernyataan tentang suatu
hubungan yang di dalamnya ada indikasi arah hubungan apakah positip atau
negatif. Contoh: Ada hubungan positip antara usia dan kepuasan kerja. Kedua,
hipotesis nondirectional, yaitu pernyataan tentang suatu hubungan, tetapi tidak
ada indikasi apakah positip atau negatif. Contoh: Ada hubungan antara usia
dan kepuasan kerja.
5) Hipotesis Kausal, yaitu merupakan pernyataan sementara tentang pengaruh
antara satu atau lebih variabel terhadap satu atau lebih variabel lain. Contoh:
hipotesis kausal: Pegawai yang lebih sehat, kurang sering mengambil cuti.
6) Hipotesis tak Linear. Terkadang hubungan antara variabel tidak berbentuk
linear, melainkan dalam bentuk hubungan tak linear. Contoh: hipotesis tak
linear adalah: Makin tinggi tingkat tress yang dialami pegawai dalam bekerja
sampai pada tingkat tertentu, semakin tinggi unjuk kerjanya dan pada saat lain
semakin rendah unjuk kerjanya.6
c) Cara Menyusun Hipotesis
Menurut Azwar (1999) ia menyatakan bahwa dalam merumuskan suatu hipotesis,
terdapat dua cara. Cara pertama, adalah dengan membaca dan menelaah ulang
(mereview) teori atau konsep-konsep yang membahas mengenai variabel-variabel
penelitian beserta hubungan dari variabel-variabel tersebut. Cara ini sering disebut
sebagai proses berpikir deduktif. Cara kedua, adalah dengan membaca dan
mereviu hasil atau temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan
permasalahan penelitian. Hal ini yang disebut sebagai proses berpikir induktif.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 100 dan Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, hlm. 169

8
Setelah menelaah teori-teori maupun temuan-temuan hasil penelitian, peneliti
dapat merumuskan hipotesis penelitiannya. Hasil kajian teori maupun temuan
hasil penelitian tersebut merupakan bekal (landasan) penting bagi peneliti dalam
menyusun hipotesisnya. Oleh karena itu, pada umumnya hipotesis diletakkan
setelah peneliti menelaah teori, konsep maupun temuan hasil penelitian, yakni
pada bagian akhir bab II dari suatu laporan penelitian.Dalam perumusan hipotesis
secara statistik dinyatakan melalui simbol-simbol. Terdapat dua macam hipotesis
yakni :
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yang ditulis selalu berpasangan.
Jika salah satu ditolak, yang lain pasti diterima, sehingga dapat dibuat keputusan
yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti Ha diterima. Dengan dipasangkan itu,
dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.
Di bawah ini merupakan contoh pernyataan yang dapat dirumuskan sebagai
hipotesis statistiknya :
1. Dalam suatu penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh model
pembelajaran tradisional terhadap kemampuan pro-sosial siswa”, rumusan
hipotesis statistiknya disusun sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran tradisional terhadap
kemampuan pro-sosial siswa
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran tradisional terhadap kemampuan pro-
sosial siswa.
2. Dalam peneltian eksperimen yang berjudul “Efektivitas Layanan BK terhadap
peningkatan Percaya Diri Siswa”, rumusan hipotesis statistiknya disusun
sebagai berikut:
Ho : Layanan BK tidak efektif dalam peningkatan Percaya Diri Siswa
Ha : Layanan BK efektif dalam peningkatan Percaya Diri Siswa

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hakikat pada penelitian sebetulnya adalah memperoleh pengetahuan yang
berdasarkan fakta mengenai sebuah masalah. Fakta, konsep, teori maupun generalisasi yang
diperoleh peneliti dalam menghadapi fenomena dan masalah yang terjadi merupakan bentuk
dari pengetahuan. Sehingga mereka mampu memecahkan dan memahami masalah apa yang
sedang dihadapi. Demikian pula, permasalahan yang timbul dalam penelitian muncul akibat
dorongan rasa ingin tahu yang lebih mendalam yang mana merupakan sifat naluri manusia.
Dapat dipahami bahwa penelitian merupakan proses pemecahan masalah melalui prosedur
ilmiah yang berlandaskan pada kajian pustaka atau teori.
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi titik objek dari sebuah penelitian sehingga
mempunyai nilai variasi dari waktu ke waktu atau tempat serta variabel bisa diukur. Menurut
Ibnu Hajar, variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Untuk
mendapatkan variabel maka dapat dilakukan dengan cara mencari konsep terlebih dahulu
yang kemudian dirubah menjadi variabel. Contohnya: kesejahteraan adalah suatu konsep
yang masih abstrak dan belum bisa diukur. Konsep kesejahteraan ini dapat dirubah menjadi
variabel, misalnya kecukupan makan. Kecukupan makan adalah variabel karena sudah
konkrit dan bisa diukur, misal tiga atau dua kali sehari.
Jadi hipotesis berarti di bawah kebenaran (bersifat sementara). Hipotesis ialah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui
data yang terkumpul. Sedangkan Menurut Moh. Nazir, hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenaranny harus diuji secara empiris, yang menyatakan
hubungan apa yang ingin dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sandi Siyoto, SKM., M.kes., M. Ali Sodik, M.A., Dasar Metodologi Penelitian,( Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, Juni 2015).

10
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Bandung: Serenai Pustaka,
1999).
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar, (Medan: CV. Manhaji, November 2016).

Dr. Drs.H. Rifa’i Abubakar, M.A, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, 2020)
Moh. Nazir. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan dan Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial.

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,(Bandung: Serenai Pustaka,
1999)
Dr. Drs.H. Rifa’i Abubakar, M.A, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta, 2020)

11

Anda mungkin juga menyukai