NIM/ Semester/ Prodi: 191124104/ Pendidikan Keagamaan Katolik
Mata Kuliah : Metopen Kelas C
Pengertian-pengertian dalam penelitian:
a. Konsep: Singarimbun (1990) mengatakan bahwa konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khususi (Karlinger, 1971:28). b. Teori: Kornblum Menurut Kornblum teori merupakan sekumpulan konsep yang mencoba untuk mencari jalan keluar atau gejala terhadap tema atau kejadian yang sedang mereka amati dengan cara mengidentifikasi atau mencari pembeda atau faktor yang mempengaruhi sebab akibat. Glaser dan Straus (1967) mengatakan bahwa teori berasal dari sebuah data yang diperoleh dengan cara analisis dan sistematis melalui metode komparatif. Snelbecker (1974) mengatakan bahwa teori berarti sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, dan juga pada data yang diamati), dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati. Marx dan Goodson (1976) menjelaskan bahwa teori adalah aturan menjelaskan proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari: 1) Hubungan-hubungan yang dapat diamati di antara kejadian-kejadian (yang diukur). 2) Mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan. 3) Hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empirik apapun secara langsung. McLaughlin (1988) menjelaskan bahwa teori ialah penafsiran terhadap kerampatan (generalisasi), cara penilaiannya, dan penyatuannya; kerampatan itu adalah yang dihasilkan melalui penelitian. KBBI (1997) menjelaskan bahwa teori diartikan sebagai berikut: 1) Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian), 2) Teori adalah asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan, 3) Teori adalah pendapat, cara, dan aturan melakukan sesuatu. c. Fungsi Teori: 1. Transformasi Transformasi salah satu fungsi teori dalam berfikir. Dimana ilmu pengetahuan yang sudah ditemukan oleh penelitian sebelumnya diturunkan ke generasi dibawahnya dan dilanjutkan ke generasi yang akan datang. Transformasi ilmu inilah yang diharapkan dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi. Dengan kata lain, kehadiran teori sebagai bentuk perspektif perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang terjadi pada kala itu. Sementara sifat dari ilmu itu sendiri bersifat dinamis dan terus berkembang, seperti halnya manusia. Itu sebabnya pula, perlu adanya kajian dan penelitian lagi. Karena setiap generasi memiliki pola dan hal baru. Itu pulalah yang menjadi pembeda antara peneliti di generasi di masa lampau dengan generasi di masa sekarang. 2. Sebagai Ikhtisar Fakta dan Hukum Fungsi teori dalam berfikir karena teori dapat membantu peneliti untuk merangkum dan mencatat fakta-fakta yang sudah ditemukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya. Tidak sekedar fakta, tetapi juga mencatat hukum-hukum yang sudah ditemukan pada penelitian sebelumnya. Dari hasil ikhtisar fakta dan hukum yang sudah ditemukan oleh peneliti sebelum-sebelumnya inilah yang nantinya akan membukakan pandangan peneliti setelahnya untuk mengembangkan topik atau tema yang serupa namun dengan perspektif yang berbeda dan lebih inovatif. Hal yang perlu di garis bawahi di sini, peneliti tidak menjiplak pendapat atau gagasan peneliti sebelumnya. Tetapi lebih menekankan pada pengembangan ide, melahirkan ide baru yang bersifat lebih inovatif dari hasil data, fakta dan hukum yang sudah dibahas sebelumnya. Jadi dalam melakukan penelitian, tidak sekedar kutip teori sana dan sini. Harus ada pembahasan dan ulasan yang berbeda dari penelitian sebelumnya. 3. Mendeskripsikan Fenomena Perbanyak kajian teori-teori yang relevan. Pelajari dengan seksama, maka kamu akan menemukan fenomena yang terjadi. Atas dasar pengetahuan atau data yang diperoleh inilah yang akan memudahkan kamu untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan. 4. Membantu Membuat Instrumen Penelitian Adapun fungsi lain, yaitu membantu peneliti membuat instrumen penelitian. Jadi buat kamu yang masih bingung membuat instrumen penelitian seperti apa, maka siapkan teori, untuk membukakan cakrawala dan sudut pandang. Terutama untuk penelitian kuantitatif , teori menjadi hal yang paling penting. Sementara pada penelitian kualitatif bisa melihat berdasarkan pada fenomena atau gejala yang terlihat dan yang terjadi, barulah mengembangkan teori. Menurut Glaser dan Strauss (1967:3), terdapat lima fungsi dalam penelitian bahasa sebagai berikut: 1) Memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan perilaku. 2) Bermanfaat dalam menemukan teori-teori sosiologi. 3) Digunakan dalam aplikasi praktis, pengalaman, dan penjelasannya harus memberikan pengertian kepada praktisi dan beebrapa pengawasan terhadap situasi. 4) Memberikan perspektif bagi perilaku, yaitu pandangan yang harus dijaring dari data. 5) Membimbing serta menyajikannya bagi penelitian dalam beberapa bidang perilaku. Snelbecker (1974) mengemukakan empat macam fungsi teori sebagai berikut: 1) Mensistematisasikan penemuan-penemuan penelitian. 2) Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis. Dengan hipotesis peneliti dapat dibimbing mencari jawaban-jawaban. 3) Membuat ramalan atas dasar penemuan. 4) Menyajikan penjelasan, dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan mengapa. 2. Pengertian-pengertian: a. Hipotesis Menurut Yunus (2010: 241) kata hipotesis berasal dari dua kata, yakni “hipo” dan “tesis”. Hipo artinya bersifat meragukan, sedangkan tesis berarti kebenaran. Maka secara harfiah, hipotesis artinya ialah “suatu kebenaran yang masih bersifat meragukan”. b. Signifikansi Dalam bahasa Inggris umum, kata, “significant” mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Nilai signifikansi dari suatu hipotesis adalah nilai kebenaran dari hipotesis yang diterima atau ditolak. Hasil penelitian dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi/probabilitas/α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil penelitian itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil penelitian nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam penelitian kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. c. Tingkat Kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dan dilambangkan oleh 1 – α. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%. d. Fokus dan pertanyaan Penelitian: Tindak Lanjut Fokus dan Pertanyaan: 1. Guru Pendidikan Agama Katolik SMA Negeri 1 Jogonalan selalu berupaya untuk memperbaharui strategi pembelajaran, utamanya penggunaan teknologi supaya peserta didik tidak lagi mengantuk, bermain hp, dan mengobrol sendiri. Pertanyaan: Bagaimana upaya pembaharuan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Katolik SMA Negeri 1 Jogonalan? 2. Peserta didik SMA Negeri 1 Jogonalan yang beragama Katolik tergolong rajin belajar karena didukung oleh penyediaan wifi sehingga memudahkan mereka dalam mengeksplor pengetahuan tambahan sehingga wawasan dapat dikembangkan dalam upaya peningkatan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pertanyaan: Bagaimana pengukuran yang dilakukan sehingga dapat mengetahui adanya peningkatan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik?