Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUM

KONSEP DAN PRINSIP PENELITIAN

DOSEN PENGAJAR: DR. BAHRUL ILMI, M.Kes

Disusun Oleh ;
Ahmad Azkia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWTAN DAN ILMU KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN B
BANJARMASIN 2019
KONSEP DAN PRINSIP PENELITIAN

A. KONSEP PENELITIAN

1. Kebenaran
Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia
akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro
cosmos). Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu
(curiousity). Rasa ingin tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan
penjelasan menge nai apa yang dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai
upaya agar memperoleh pengetahuan yang benar (kebenaran), yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua: secara tradisional (pendekatan non ilmiah) dan secara modern
(pendekatan ilmiah).

2. Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau
penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu.
Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang
berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah
mencari kembali suatu pengetahuan.

3. Sikap dan Cara Berpikir Peneliti


1. Sika-Sikap Seorang Penelliti
a) Objektif
b) Kompeten
c) Faktual
4. Cara Berpikir Seorang Peneliti
a) Berpikir Skeptis
b) Berpikir analis
c) Berpikir kritis
4. Tujuan Penelitian
1. Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud,
yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b)
menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya,
dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan,
maka sering dianggap tidak memuaskan.
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci
atau membedakannya dengan fenomena yang lain.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan
penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
5. Fungsi Penelitian
1. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi.
2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena.
3. Menyusun teori,
4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi
5. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
6. Ragam Penelitian
Arikunto (2010) merinci ragam atau jenis penelitian menurut berbagai kategorinya
itu sebagai berikut:

1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan


Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian eksplanatif, penelitian
pengembangan dan penelitian verifikasi.

2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan


Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi pendekatan longitudinal (pende-katan
bujur) dan pendekatan cross section (pendekatan silang).

4. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu


Ragam penelitian ini antara lain penelitian di bidang pendidikan, kedokteran,
perbankan, keolahragaan, ruang angkasa, pertanian, dan sebagainya.

5. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya


Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di laboraturium, penelitian di
perpustakaan dan penelitian di lapangan (kancah).

6. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel


Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian variabel masa lalu,
sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang.

7. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif.
Penelitian kualitatif menekankan bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,
interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh
individu-individu.

7. Unsur-unsur Penelitian
1. Konsep
Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang
dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial
atau fenomena alami.
2. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita yang dapat diuji
kebenarannya. Hipothesa adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris.
Dalil (hukum) adalah jenis proposisi yang mempunyai jangkauan (scope) yang lebih
luas dan telah mendapatkan banyak dukungan empiris.
3. Teori
Sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial
maupun alami yang hendak diteliti adalah teoari, yaitu rangkaian yang logis dari satu
proposisi atau lebih.
4. Variabel
Variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai. Jadi konsep “Badan”
bukan variabel, karena badan tidak mengandung pengertian adanya nilai yang
bervariasi.
5. Hipothesa
Hipothesa adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentantif tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih.
6. Definisi Operasional
Merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan
membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan
mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga peneliti dapat mengetahui baik
buruknya pengukuran tersebut.

B. Prinsip Metodologi
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah
yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah.
Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, diantaranya:

a. Rene Descartes
Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip
metodologi yaitu:
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat
(common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah maupun penelitian.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu
RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas).

b. Alfred Julesayer
Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu
proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan.
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima
pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai
pernyataan yang mengandung makna.
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan
metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak
bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun

c. Karl Raimund Popper


K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip
verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R.
Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis
(dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi)
secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu
akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesa.
Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang
dapat mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah
menjadi hukum.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya
sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada
ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya.
Daftar Pustaka

Sandu Siyoto & M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitia. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian

Anda mungkin juga menyukai