Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)


SESI I DAN II : MENGENAL HALUSINASI

Perseptor Akademik : M. Syafwani, S.KP., M. Kep., S.Jiwa


Perseptor Klinik : Syarifah, S.Kep.,Ns

DI SUSUN OLEH :
AHMAD AZKIA
NPM : 2014901210099

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
SESI I DAN II : MENGENAL HALUSINASI

Pelaksanaan
Hari : Kamis, 15 Juli 2021
Jam : 09.30
Tempat : Ruang Perawatan Khusus Pria RSJ Sambang Lihum
Sasaran/kriteria klien :
a. Klien dengan gangguan persepsi halusinasi yang sudah mulai mampu mengintreprestasikan
realitas terhadap diri sendiri maupun orang lain.
b. Klien dengan ganguan persepsi sensori halusinasi yang sudah mulai mampu mengontrol
halusinasinya.
c. Klien dengan kondisi fisik baik/ Cukup sehat.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenalkan halusinasinya pada perawat dan pasien lain
2. Tujuan Khusus
Klien mampu menyebutkan :
a. Isi halusinasinya
b. Waktu, frekuensi dan situasi menyebabkan munculnya halusinasi
c. Respon saat halusinasi

B. TINJAUAN TEORI TAK


1. Latar Belakang
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan kelompok pasien bersama-
sama dengn jalan berdislusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang
therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi
Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yoseph, 2007).
Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum adalah 10 orang. Kriteria anggota yang
memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak
terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yoseph, 2007).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
orientasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok (Keliat, 2006).
2. Landasan Teori
Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima panca indra yaitu
pendengaran, penglihatan, peraba, pengecap, penciuman (Stuart & Laria, 2005).
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon pada realitas klien tidak
dapat membedakan rangsangan internal dan eksteral, tidak dapat membedakan lamunan
dan kenyataan, klien tidak mampu memberi respon secara akurat sehingga tampak berlaku
yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan (Keliat, 2006).
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang
menimbulkannya atau tidak ada obyek (Sunardi, 2005). Pada klien dengan gangguan jiwa
ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara-suara orang,
biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penciuman
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan
seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
e. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

C. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Leader : Ahmad Azkia, S.Kep
Co-leader : Dessy Ana Anggraini, S.Kep
Fasilitator : Aditya Saputra, S.Kep
Observer : Alma Aisyah Putri, S.Kep

Uraian Tugas Pelaksanaan


1. Leader
a. Memimpin kegiatan : menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan
b. Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan peserta
c. Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima perbedaan dalam perasaan
dan perilaku dengan anggota lain
d. Menetapkan tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran acara
e. Memberikan reinforcemen positif terhadap peserta
2. Fasilitator
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memotivasi klien kurang aktif ataupun yang tidak aktif dalam TAK
c. Menjadi contoh bagi klien selama proses kegiatan TAK
d. Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Observer
a. Mengamati jalannya proses kegiatan sebagai acuan untuk evaluasi
b. Mencatat perkembangan dan perubahan perilaku verbal dan nonverbal klien selama
kegiatan TAK berlangsung

D. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi

E. SETTING TEMPAT
1. Klien dan terapi duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Gambar Setting Tempat

K K

F
O

K K

CL

Keterangan:

: Leader/ Co-leader

: Observasi

: Fasilitator

: Klien

F. MEDIA DAN ALAT


1. Papan Nama
2. Flip ChaRt
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien

G. PESERTA TAK
Peserta yang mengikuti TAK ada 3 orang dengan diagnosa halusinasi.

H. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu gangguan persepsi sensori : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik :
1) Salam dari terapis
2) Perkenalan nama dan panggilan terapis
3) Perkenalan nama dan panggilan klien ( menggunakan papan nama)
b. Evaluasi / validasi :
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dialami
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu klien mampu menyebutkan:
a) Isi halusinasinya
b) Waktu, frekuensi dan situasi menyebabkan munculnya halusinasi
c) Respon saat halusinasi
d. Waktu : lama kegiatan maksimal 15 menit
e. Tempat : Di ruang Perawatan Khusus Pria
f. Menjelaskan tata tertib aturan main berikut :
1) Peserta diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hingga akhir
2) Peserta diharapkan mampu menjawab sesuai pada tujuan khusus
3) Peserta tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan; peserta tidak
diperkenankan memotong pembicaraan orang lain.
4) Tidak boleh ada peserta lain yang ikut ketika acara TAK sudah berjalan
5) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
terapis.

3. Tahap kerja
a. Menjelaskan pada pasienmengenai halusinasi meliputi:
1) Isi halusinasinya
2) Waktu, frekuensi dan situasi menyebabkan munculnya halusinasi
3) Respon saat halusinasi
b. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Mengevaluasi kembali kegiatan yang sudah diajarkan
3) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis meminta klien untik melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi. Fungsinya yaitu agar perawat tahu dalam menentukan tindakan atau
intervensi yang tepat pada saat halusinasi klien kembali terjadi.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu cara menghardik halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

TAK Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi Dengan Menghardik


Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat
1. Spidol dan papan tulis atau whiteboard atau flipchart
2. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran atau simulasi

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Meningkatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
 Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
 Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi, dan
perasaan.

c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara mengontrol halusinasi:
menghardik
 Menjelaskan aturan main, yaitu:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan saat mengalami halusinasi,
bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien yang sudah selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan mnghardik.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai
dari klien di sebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan arah jaram jam sampai
semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
selesai memperagakan menghardik halusinasi.

Cara menghardik halusinasi ;


1. Untuk halusinasi pendengaran : tutup telinga sambl mengatakan “kamu suara
palsu, aku tidak mau dengar." lakukan berulang-ulang sampai suara tak
terdengar lagi.
2. Untuk penglihatan: tutup mata sambil mengatakan. "kamu bayangan palsu,
aku tidak mau lihat." lakukan berulang-ulang sampai bayangan tak terlihat
lagi.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul.
 Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung. khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

I. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi I dan II, yang meliputi:
Sesi 1 : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
No Nama klien Menyebut Menyebut Menyebut Menyebut
isi waktu situasi perasaan
halusinasi terjadi terjadi saat
halusinasi halusinasi halusinasi
1
2
3
4

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
 Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan mengingat: isi, waktu, situasi, dan
perasaan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

Sesi II : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
No Aspek yang dinilai Nama klien

1 Menyebutkan cara yang selama ini digunakan


mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektifitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasidengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi
Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
 Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan
untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, Klien mengikuti sesi 1 TAK, Klien mampu untuk
menceritakan tentang halusinasinya.

J. Target Pencapaian Hasil


1. Diharapkan minimal 2 dari 3 peserta TAK mampu mengungkapkan isi halusinasi.
2. Diharapkan minimal 2 dari 3 peserta TAK mampu mengungkapkan
waktu,frekuensi,situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
3. Diharapkan minimal 2 dari 3 peserta TAK mampu mengungkapkan respon apabila
munculnya halusinasi.

K. Target Pencapaian Hasil Evaluasi Non Verbal


1. Diharapkan minimal 80% peserta TAK mampu mempertahankan kontak mata.
2. Diharapkan minimal 80% peserta TAK mampu Mendengarkan dengan seksama materi
yang disampaikan oleh Leader.
3. Dihaharapkan minimal 80% peserta TAK mampu Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4. Diharapkan minimal 80% peserta TAK dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha
Medika Keliat, Budi Ana, 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.

Banjarmasin, Juli 2021

Ners Muda

(Ahmad Azkia, S. Kep)

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(M. Syafwani, S.KP., M. Kep., S.Jiwa) (Syarifah, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai