Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

MOBILISASI

Nama Pasien : Ny. S


Diagnosa Medis : Gastritis

I. Konsep
I.1 Definisi/deskripsi
Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna
mempertahankan kesehatannya.Mobilisasi adalah kemampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008).
Pendapat lain dari mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju
kemandirian dan mobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas. (Perry dan Potter, 1994).

GASTRITIS
Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan itis
berarti peradangan atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi
yang terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman-
kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.
Secara klinis gastritis terbagi atas :
a. Gastritis akut
Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada
bagian mukosa saja. Terjaddi atas gastritis atas, gastritis ekssogen da n
endogen akut.

b. Gastritis kronis
Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagia n mukosa saja
atas sudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan
pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi kare na gastritis akut yang tidak
tertangani.

I.2 Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem


Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
Skeletal yang berarti tulang.
1.2.1 Otot ( Muskulus / Muscle )
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga
dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons
tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif
karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan
tulang.Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi.
1.2.2 Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi,
dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali

1
otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena
gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.

I.3 Faktor-Fator yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem:


Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem
otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal
mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan
relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi
otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan
otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan
peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau
gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan
kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan
isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot
memendek, namun pemakaian energi meningkat. Perawat harus mengenal
adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi
irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi
kontra indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit
obstruksi paru kronik). Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian
dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan
perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot
tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis,
dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan
otot yang seimbang.Macam-macam gangguan yang mungkin yang terjadi.

Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi


yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi
fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.

Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.


Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang:
panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal
berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur
keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi


Artritis
Osteoporosis
Gangguan
Fraktur (terutama panggul dan femur)
muskuloskeletal
Problem kaki (bunion, kalus)
Lain-lain (misalnya penyakit paget)
Stroke
Gangguan
parkinson Penyakit
neurologis
Lain-lain (disfungsi serebelar, neuropati)
Gagal jantung kongensif  (berat)
Penyakit
Penyakit jantung koroner (nyeri dada yang sering)
kardiovaskular
Penyakit vaskular perifer (kardkasio yang sering)

Penyakit paru Penyakit paru obstruksi kronis (berat)

Gangguan penglihatan
Faktoe sensorik
Takut (instabilitas dan takut akan jatuh)

2
2 Rencana Asuhan Keperawatan
2.4 Pengajian
2.4.1 Riwayat keperawatan
2.4.1.1 Pemeriksaan fisik
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang
yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan
ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam
kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya
menandakan adanya patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
1) Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
2) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian
dada)
3) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang
bagian pinggang berlebihan)
4) Mengkaji system persendian
c. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan
koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar
ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi,
nyeri otot.
d. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal.
Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain.
Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan
cara berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic
hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –
penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar –
penyakit Parkinson).
e. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih
panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema.
Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut
perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.

2.5 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Hambatan Mobilitas Di Tempat Tidur
2.5.1 Definisi
Keterbatasan kebebasan bergerak di atas tempat tidur dari satu posisi
ke posisi yang lain.

2.5.2 Batasan Karakteristik


Hambatan kemampuan untuk:
2.5.2.1 Mengubah posisi dari telentang ke posisi duduk
2.5.2.2 Mengubah posisi dari duduk ke posisi telentang
2.5.2.3 Mengubah posisi dari telentang ke posisi telungkup
2.5.2.4 Mengubah posisi telungkup ke posisi telentang
2.5.2.5 Mengubah posisi telentang ke posisi duduk selonjor
2.5.2.6 Mengubah posisi dari duduk selonjor ke posisi telentang

3
2.5.3 Faktor yang Berhubungan
Gangguan kognitif
Dekondisi
Kendala lingkungan
Kekuatan otot yang tidak mencukupi
Gangguan musculoskeletal
Obesitas
Nyeri

Diagnosa 2: Hambatan Mobilitas fisik


2.5.4 Definisi
Keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri dan terarah pada tubuh
atau satu ekstremitas atau lebih.

2.5.5 Batasan karakteristik


Objektif
2.5.5.1 penurunan waktu reaksi
2.5.5.2 kesulitan membolak balik posisi tubuh
2.5.5.3 dispnea saat beraktivitas
2.5.5.4 perubahan cara berjalan
2.5.5.5 pergerakan menyentak
2.5.5.6 Melambatnya pergerakan

2.5.6 Faktor yang berhubungan


2.5.6.1 Perubahan metabolism sel
2.5.6.2 Gangguan kognitif
2.5.6.3 Ketidaknyamanan
2.5.6.4 Medikasi
2.5.6.5 Gangguan musculoskeletal
2.5.6.6 Gangguan neuromuscular
2.5.6.7 Nyeri
2.5.6.8 Malnutrisi
2.5.6.9 Gangguan sensori persepsi
2.5.6.10 Intoleransi aktivitas

Diagnosa 3: Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi


2.5.7 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dengan istilah awitan yang tiba-tiba atau perlahan
dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam
bulan.

2.5.8 Batasan karakteristik


Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

Objektif

4
Posisi untuk menghindari nyeri
Perubahan tonus otot
Respon autonomic
Perubahan selera makan
Perilaku distraksi
Perilaku ekspresif
Perilaku menjaga atau melindungi
Bukti nyeri yang dapat di amati
Gangguan tidur

2.5.9 Faktor yang berhubungan


Agens-agens penyebab cedera (biologis, kimia, fisik dan psikologis)

Diagnosa 4: Ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan


b.d masukan nutrient yang tidak adekuat
2.5.10 Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

2.5.11 Batasan Karakteristik


Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makan
Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kurang minat pada makanan
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
Membrane mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan
Tonus otot menurun

2.6 Perencanaan
Diagnosa 1: Hambatan Mobilitas Di Tempat Tidur
Hasil NOC:
- Pengaturan posisi tubuh: kemauan sendiri; kemampuan untuk
mengubah sendiri posisi tubuh secara mandiri dengan atau tanpa bantuan
- Performa mekanika tubuh; tindakan individu untuk mempertahankan
kesejajaran tubuh yang sesuai dan untuk mencegah peregangan otot
skeletal
- Gerakan terkoordinasi; kemampuan otot untuk bekerjasama secara
volunteer dalam menghasilkan suatu gerakan yang terarah
- Dampak mobilitas: psikologis; keparahan gangguan fungsi fisiologis
akibat hambatan mobilitas fisik

5
- Pergerakan sendi: aktif (sebutkan sendinya); rentang pergerakan
sendi……… aktif dengan gerakan atas inisiatif sendiri
- Pergerakan sendi pasif; pergerakan sendi dengan bantuan
- Mobilitas; kemampuan untuk bergerak secara terarah dalam lingkungan
sendiri dengan atau tanpa alat bantu

2.6.1 Tujuan dan kriteria hasil


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, pasien
mampu mempertahankan mobilitas fisik, dengan Kriteria Hasil:
 Mencapai mobilitas ditempat tidur, yang dibuktikan oleh
pengaturan posisi tubuh; kemauan sendiri, performa mekanika
tubuh, gerakan terkoordinasi, pergerakan sendi aktif, dan mobilitas
yang memuaskan
 Mendemonstrasikan mobilitas, yang dibuktikan dengan indicator
sebagai berikut:
a. gangguan eksterm
b. berat
c. sedang
d. ringan
e. tidak mengalami gangguan

2.6.2 Intervensi NIC dan rasional


2.6.2.1 Perawatan tirah baring
Meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta pencegahan
komplikasi.
2.6.2.2 Terapi latihan fisik: latihan kekuatan
Memfasilitasi pelatihan otot resistif secara rutin untuk
mempertahankan fleksibelitas sendi
2.4.2.3 Pengaturan posisi
Mengatur penempatan pasien atau bagian tubuh pasien secara
hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraaan fisiologis dan
psikologis

Diagnosa 2: Hambatan Mobilitas fisik


Hasil NOC:
- Ambulasi;
kemampuan untuk berjalan dari satu tempat ketempat lain secara mandiri
atau dengan alat bantu
- Keseimbangan;
kemampuan untuk mempertahankan keseimbangkan postur tubuh
- Performa mekanika tubuh;
tindakan individu untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang sesuai
dan untuk mencegah peregangan otot skeletal
- Gerakan terkoordinasi;
kemampuan otot untuk bekerjasama secara volunteer dalam
menghasilkan suatu gerakan yang terarah
- Pergerakan sendi:
aktif (sebutkan sendinya); rentang pergerakan sendi……… aktif dengan
gerakan atas inisiatif sendiri
- Mobilitas;
kemampuan untuk bergerak secara terarah dalam lingkungan sendiri
dengan atau tanpa alat bantu
6
- Fungsi skeletal; kemampuan tulang untuk menyokong tubuh dan
memdasilitasi pergerakan

2.6.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria):


Pasien akan:
 memperlihatkan penggunaan alat bantu secara benar dengan
pengawasan
 meminta bantuan untuk aktivitas mobilitas jika perlu
 melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan
alat bantu
 menyangga berat badan
 berjalan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar
 berpindah dari dank e kursi atau dari kursi
 menggunakan kursi roda secara efektif

2.6.2 Intervensi NIC dan Rasional


2.6.2.1 Terapi latihan fisik: latihan kekuatan
Memfasilitasi pelatihan otot resistif secara rutin untuk
mempertahankan fleksibelitas sendi
2.4.2.3 Pengaturan posisi
Mengatur penempatan pasien atau bagian tubuh pasien secara
hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraaan fisiologis dan
psikologis

Diagnosa 3: Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi


2.6.3 Tujuan dan kriteria hasil: Berdasarkan NOC
Pasien akan
 memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif
untuk mencapai kenyamanan
 mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
 melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
 mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi factor tersebut
 melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
 melaporkan pola tidur yang baik

2.6.4 Intervensi keperawatan dan rasional


2.6.4.1 Manajemen nyeri
Rasional:
Meringankan nyeri
2.6.4.2 Manajemen Medikasi
Rasional:
Memfasilitasi penggunaan obat resep

Diagnosa 4: Ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan


b.d masukan nutrient yang tidak adekuat
2.6.5 Tujuan dan kriteria hasil: Berdasarkan NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pemenuhan
kebutuhan pasien tercukupi dengan Kriteria Hasil:
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
7
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
e. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
f. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

2.4.9 Intervensi keperawatan dan rasional: Berdasarkan NIC


2.4.9.1 Manajemen gangguan makan
Rasional:
Mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat
dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan
meminum dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya.
2.4.9.2 Manajemen elektrolit
Rasional:
Meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan
komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak
normal
2.4.9.3 Manajemen nutrisi
Rasional:
Membantu dan menyediakan asupan makanan dan cairan diet
seimbang.
2.4.9.4 Pemantauan nutrisi
Rasional:
Mengumpulkan dan menganalisa data pasien untuk mencegaah
dan meminimlakan kurang gizi.

3. Daftar Pustaka
Cameron, J.R, dkk. (2006). Fisika Tubuh Manusia, Jakarta:EGC.

Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, Jakarta:EGC.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, volume 1, Jakarta:EGC.

Wilkonson, Judith, M. (2012).Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta:ECG

8
Banjarmasin, 28 November 2016

Ners Muda,

(...................................................)

Preseptor Akademik, Preseptor klinik,

(..............................................) (..........................................)

Anda mungkin juga menyukai