Disusun Oleh :
Rabiatul Hasanah
Aditya Saputra
Kurnia Nila Sari
Ikrima Mutiara
Muhammad Helmi A
Ahmad Azkia
Alma Aisyah Putri
A. Pendahuluan
Perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
cepat akan menimbulkan berbagi konflik baru bagi manusia. Sehingga
dibutuhkan kemampuan setiap individu dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Berbagai permasalahan yang dihadapi setiap individu dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaannya, Apabila permasalahan yang dihadapi
dirasakn oleh dirinya merupakan suatu yang berat, hal ini akan berdampak pada
kondisi yang akan mempengaruhi keseimbangan jiwanya (Soewadi, 2002).
Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan stressor (Atkinson, 1999) dan
respon yang paling umum adalah kecemasan. Kecemasan merupakan gangguan
yang ditandai dengan perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi secara
berlebihan.
Ada segi yang disadari dalam kecemasan itu seperti rasa takut, tidak berdaya,
terkejut, rasa bersalah atau terancam. Selain itu juga ada segi-segi yang terjadi
diluar kesadaran dan tidak menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu.
(Massion, 1999). Perasaan yang tidak menyenangkan itu mempunyai kadar yang
bervariasi mulai dari perasaan cemas ringan sampai ketakutan yang berhubungan
dengan ancaman bahaya. Kecemasan biasanya diiringi oleh perubahan-perubahan
somatik, fisiologik, autonomik, hormonal dan perilaku yang spesifik.
Stres dan kecemasan merupakan dua hal yang saling berkaitan, Keduanya
dipengaruhi oleh penyesuaian diri masing-masing individu. Segala permasalahan
atau tuntutan penyesuaian diri dapat menyebabkan stress yang apabila kita tidak
dapat mengatasinya dengan baik maka akan muncul gangguan jiwa (Maramis,
2004). Stuart dan Sundeen (2007) menyatakan bahwa gangguan jiwa yang paling
umum adalah skizofrenia.
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan klinik :
Mana yang lebih efektif “Terapi Gerak Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia” Dengan “Relaksasi Progresif
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia” ?
(Intervention)
Terapi Gerak
2. Pengaruh Desain: Desain penelitian ini menggunakan Distribusi tingkat kecemasan pasien skizofrenia Dapat digunakan
Relaksasi metode quasi eksperimental denganpada penelitian menunjukkan pada pre test tingkat sebagai
Progresif rancangan pretest and posttest with control
kecemasan pasien skizofrenia pada kelompok intervensi
Terhadap Tingkat group design Penelitian ini menggunakan eksperimen sebagian besar adalah cemas ringan mandiri
dua kelompok, satu kelompok sebagai yaitu sebanyak 11 responden (73%) dan cemas keperawatan
Kecemasan Pada
kelompok perlakuan dan satu kelompok sedang sebanyak 4 responden (27%). untuk
Pasien Skizofrenia sebagai control. Penentuan kelompok Sedangkan kelompok kontrol sebagian besar menurunkan
Di Rumah Sakit perlakuan dan kelompok control
cemas ringan yaitu sebanyak 12 responden (80%) tingkat stres
Jiwa Daerah menggunakan randomisasi sample dan sedang sebanyak 3 responden (20%). Tingkat Dapat dilakukan
Surakarta kecemasan responden saat pre test nampak pada sendiri atau
Sampel : Populasi penelitian ini adalah kedua kelompok penelitian rata-rata adalah ringan. dengan
pasien skizofrenia yang mengalami Selanjutnya pada post test tingkat kecemasan tim/kelompok
kecemasan dan menjalani rawat inap di pasien skizofrenia pada kelompok eksperimen Dapat
RSJD Surakarta yang berjumlah 1815 orang. semuanya (100%) menjadi ringan, sedangkan meningkatkan
pada kelompok kontrol tetap seperti pada pre test,
Besar Sampel : Sampel yang digunakan yaitu tingkat kecemasan ringan sebanyak 12 hubungan saling
adalah pasien skizofrenia yang mengalami responden (80%) dan 3 responden (20%) cemas percaya antara
kecemasan dan mendapatkan rawat inap di sedang. perawat, pasien
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada 25 dan keluarga
Februari-13 Maret 2010 yaitu 30 pasien Terdapat pengaruh relaksasi progresif terhadap
dengan teknik pengambilan proportional tingkat kecemasan pasien skizofrenia di RSJD
random sampling Surakarta.
Pengukuran : Penelitian ini menggunakan Salah satu terapi yang dapat dilaksanakan adalah
alat ukur berupa kuesioner. terapi relaksasi progresif. Teknik relaksasi
Analisa data pada penelitian ini adalah progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang
bivariat. Untuk dapat menguji dan tidak memerlukan imajinasi, ketakutan/sugesti.
menganalisa data digunakan tehnik Mann Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia
Whitney U test.
berespon pada kecemasan dan kejadian yang
merangsang pikiran dengan ketegangan otot
(Davis, 1998).
Kekurangan :
1) Tidak semua pasien yang dapat, melakukan teknik efektivitas terapi
gerak terhadap perubahan tingkat kecemasan dikarenakan bilanya
pasien mengalami keterbatasan gerak seperti, lansia dan pasien
yang mengalami kelempuhan.
Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Kelebihan :
1) Latihan relaksasi progresif sebagai salah satu tehnik relaksasi
otot telah terbukti dalam program terapi terhadap ketegangan
otot mampu mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan,
kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, fobi
ringan dan gagap.
2) tekhnik relaksasi progresif dapat digunakan untuk pelaksanaan
masalah psikis. Relaksasi yang dihasilkan oleh metode ini dapat
bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan
memfasilitasi tidur.
3) Cukup mudah dalam penerapannya karena hanya
meralaksasikan otot-otot tubuh yang tegang.
4) Tidak memerlukan biaya dalam penerapannya.
Kekurangan :
.
F. Kesimpulan
Kedua metode yakni menurut diskusi kelompok tindakan efektivitas
terapi gerak terhadap perubahan tingkat kecemasan serta relaksasi progresif
terhadap tingkat kecemasan. Namun jika berkaca pada kebiasaan masyarakat
umum maka penggunaan relaksasi progresif terhadap tingkat kecemasan.
untuk diterapkan karena lebih efektif karena lebih mudah diterima oleh
masyarakat karna tidak sulit dilakukan secara mandiri dan hanya berfokus
pada program terapi terhadap ketegangan otot mampu mengatasi keluhan
anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan
darah tinggi, fobia ringan dan gagap. Dan juga sangat bermamfaat dalam
mengurangi stress, meningkatkan kekuatan otak, meningkatkan perasaan
bahagia, serta dapat melawan penuaan dan dalam penerapan terapi ini tidak
memerlukan biaya.
G. Saran
Dalam melakukan penanganan pasien cemas khususnya pada pasien
skizofrenia hendaknya perawat selalu melakukan pemilihan intervensi yang
terbaik sesuai kondisi yang dihadapi pada pasien dan selalu melakukan update
tidak hanya monoton terhadap satu intevensi.
DAFTAR PUSTAKA
Indy Setyanto dan Arina Maliya. (2010). efektivitas terapi gerak terhadap
perubahan tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah
surakarta. Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Purwaningtyas Lisa Dwi Ari dan Arum Pratiwi. (2010). Pengaruh Relaksasi
Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan
Kartasura