DOSEN PENGAMPU
DR.SAIDAH GANI,M.Sos.I
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Nurwinda I Tuamaji
Putri Puspita Paleo
Salsabila Moridu
Siskawati Panigoro
Amelia Putri Djaba
KATAR PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Makalah
A. Mengetahui Metodeologi Ilmiah
B. Memahami Serta Membahas Cara Kerja Filsafat Ilmu Pengetahuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metedeologi Ilmiah
A. Metode Ilmiah
B. Siklus Empiris Metode Ilmiah
2.2 Cara Kerja Filsafat Ilmu Pengetahuan
a. Cara Kerja Filsafat Ilmu
b. Cara Kerja Filsafat Ilmu Pengetahuan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.Metedeologi Ilmiah
A. Metode ilmiah
d. Logika Induktif-Genarilisasi
Logika induktif adalah pemikiran rasional dari data empiris yang peluang
kebenarannya bersifat probabilistik.
Logika induktif perlu untuk menguji hipotesis bila didikung oleh data
empiris berarti ia mendapat verifikasi dapat diterima kebenaran
ilmiahnya.
3. Perumusan Hipotesis
Pada dasarnya hipotesis sama dengan premis, yaitu berfungsi
sebagai landasan teoritis yang memandu persiapan
operasionalisasi penelitian dalam rangka mengungkap data
empiris, relevan dengan pengaruh dan keterlibatan faktor-faktor
yang terkandung dalam hipotesis. Hipotesis berupa perumusan
secara eksplisit dan sederhana yang bersifat deklaratif
(menyatakan) tentang apa yang di antisipasinya sebagai jawaban
tentatif (sementara) terhadap masalah yang diteliti. Makin banyak
premis yang tersedia, makin banyak pula peluang untuk
mengembangkan hipotesis. Hipotesis merupakan upaya
sumbangan teori baru kepada pengembangan ilmu yang harus
diuji melalui penelitian. Lihat suka memberi identitas kepada
peneliti dalam hal orisinalitas penelitian. Hipotesis hendaknya
dirumuskan secara efektif dan efisien dengan sifat-sifatnya,
seperti eksplisit, konkrit, sederhana, deklaratif dan prediktif atau
antisipatif.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis merupakan tindak lanjut dan konsekuensi
logis dari fungsi dan peran hipotesis, yaitu sebagai jawaban
sementara terhadap masalah yang diteliti. Dalam hipotesis
terkandung acuan-acuan atau landasan teoritis yang memandu
kearah persiapan penelitian untuk mengungkap data-data empiris
pendukung. Setelah dianalisis dan diinterpretasi, kemudian data
dikelompokkan mana yang mendukung dan mana yang tidak
mendukung hipotesis. Proses menata data empiris yang tersebar
dan terhimpun ke dalam kelompok yang memungkinkan dilakukan
suatu generalisasi disebut logika induktif yang menganut asas
korespondensi. Adapun asas korespondensi ialah kesesuaian
antara hipotesis sebagai hasil pemikiran rasional (bersifat abstrak)
dengan dukungan data empiris. Bila data empiris mendukungnya,
berarti hipotesis diverifikasi sebagai yang dapat diterima.
Sebaliknya bila data empiris tidak mendukungnya maka hipotesis
difalsifikasi atau ditolak.
5. Penarikan Kesimpulan
Pengujian hipotesis mengundang untuk melakukan langkah
terakhir dalam metode ilmiah; yaitu untuk menarik kesimpulan
yang menentukan sah tidaknya. Dalam hal ini hipotesis yang
diterima beserta dukungan faktor lain yang memberikan
kelayakan inferensi ilmiah, yaitu berupa kesimpulan umum. Sesuai
ruang lingkup penelitiannya maka kesimpulan umum dapat lebih
dari satu jumlahnya, untuk selanjutnya dijabarkan menjadi
kesimpulan-kesimpulan khusus. Kesimpulan umum itu sifatnya
cenderung kualitatif, sedangkan kesimpulan khusus merupakan
penjabaran yang bersifat kuantitatif.
A. Kesimpulan