Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis”

DOSEN PEMBIMBING
USTADZAH DWI RESTIANA, M.Pd

DISUSUN OLEH:
AINAH SABRINA
HUSNA LATIFAH
INTAN MEYLANI
TIARA ALVANI
RAHMASYAH FITRI

PRODI ILMU AL-QUR’AN dan TAFSIR


INSTITUT SAINS AL-QUR’AN SYEIKH IBRAHIM
PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2020 / 2021 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah penelitian sudah tidak asing bagi kita. Penelitian merupakan unsur terpenting dalam
membangun peradaban manusia. Dengan adanya penelitian, seseorang mampu menghasilkan
pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat. Dan juga mampu memecahkan masalah dan membuat hal
yang rumit menjadi mudah.

Kegiatan penelitian ini mengkaji tiga hal yaitu, tentang landasan teori, kerangka berpikir,
dan hipotesis. Dengan dilakukan nya landasan teori kita bisa mengkaji lebih mendalam, dan
peneliti akan membuat dasar yang kuat dalam penelitiannya.

Hipotesis dalam penelitian dapat membangun kepercayaan diri seorang peneliti. Dugaan
sementara atas jawaban terhadap rumusan masalah itu dasarnya untuk menguji benar atau tidaknya
terhadap apa yang di teliti. Tujuan Landasan teori ini akan memudahkan peneliti dalam mengolah
data dan juga membuat hipotesis.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini ialah tentang pengertian kerangka
teori.

1. Apa yang dimaksud dengan landasan teori dan fungsinya?


2. Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir?
3. Apa yang dimaksud dengan hipotesis dan kegunaannya?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu, untuk membantu pemahaman kita terhadap kerangka
teori atau landasan teori dan juga merumuskan hipotesis, yang merupakan bagian dari Metodologi
Penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Teori

Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi dan sistematis
memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori menjadi landasan yang kuat dalam
penelitian yang akan dilakukan.

Pengertian lain dari landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep, proposisi yang telah
disusun rapi, dan sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini
akan menjadi dasar yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.

Oleh karena itu dengan menciptakan landasan teori yang baik dalam penelitian akan
menjadi salah satu hal terpenting, karena landasan teori menjadi sebuah landasan dalam penelitian
itu sendiri. Landasan teori juga sering disebut kerangka teori.

Secara umum, kerangka landasan teori terdiri dari beberapa konsep beserta dengan definisi
dan juga referensi yang akan digunakan untuk literatur ilmiah yang sangat relevan, teori yang
digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka landasan teori terdiri dari konsep serta definisi
dan referensi untuk literatur ilmiah yang relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian.
Kerangka teoritis harus menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan
topik penelitian dan berhubungan dengan bidang pengetahuan yang lebih luas yang sedang
dipertimbangkan.

B. Fungsi Landasan Teori

Dalam ilmiahnya, berfungsi sebagai menjelaskan dan mempertajamkan ruang lingkup


variabel dari penelitian yang akan dilakukan. Sebagai prediktor, yang memprediksikan untuk
menemukan kenyataan fenomena yang kemudian dipakai untuk merumuskan hipotesis dan
menyusun instrumen penelitian. Sebagai kontrol dalam pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan, dan kemudian digunakan untuk memberikan saran.

Dalam menuliskan landasan teori, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Terdapat nama dari pencetus teori.


3
2. Tuliskan tahun dan tempat pertama kali.

3. Berikan uraian ilmiah teori.

4. Hubungkan teori-teori yang ada dengan upaya penelitian guna mencapai tujuan atau target
penelitian.

Selain itu, di dalam menyusun sebuah landasan teori terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang peneliti, yaitu:

1. Dalam penyusunan sebuah landasan teori, sebaiknya seorang peneliti memakai panduan
yang berhubungan dengan berbagai permasalahan yang sedang ditelitinya dan juga
panduan yang berisikan hasil penelitian sebelumnya.

2. Penulisan antar sub bab yang lainnya harus tetap saling terhubung dengan jelas serta harus
memperhatikan aturan-aturan dari penulisan pustaka.

3. Agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar, studi pustaka harus memenuhi
prinsip kemutakhiran dan juga harus berhubungan dengan masalah penelitian.

C. Pengertian Kerangka Berfikir

Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan
sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk
kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan
penelitian.1

Secara umum, kerangka pemikiran adalah garis besar alur logika berjalannya penelitian
yang dapat digambarkan menggunakan suatu diagram yang di dalamnya menjelaskan mengenai
keterkaitan antar variabel. Penamaan kerangka pemikiran bisa bervariasi, seperti kerangka konsep,
kerangka teoretis atau model teoretis.

 Cara membuat kerangkak berpikir:


1. Membuat Variabel.
2. Mengumpulkan Referensi.

1
https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/

4
3. Mendeskripsikan Penelitian
4. Pembahasan Teori Berdasarkan Hasil Penelitian
5. Membuat Kesimpulan
6. Kerangka Berpikir
 Contoh dari kerangka berpikir

5
 Manfaat kerangka berpikir.

Digunakan untuk memudahkan penulis dalam mengerjakan karya tulis. Dengan


demikian, kerangka pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar untuk menjawab masalah.
Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti dan
keterkaitan antarvariabel yang diteliti.

D. Pengertian Hipotesis

Dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji


beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan berbagi teori
inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Selanjutnya
akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis dalam penelitian.

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah


peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan
deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan
keterangan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian
menggunakan data empiris.

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan


sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola pemikiran
sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata lain, hipotesis tersebut
merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang bersifat sementara, karena masih perlu diuji dengan data penelitian yang akan
ditemukan nantinya.2

Suryanbrata memberikan beberapa definisi tentang hipotesis:

1. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya


masih harus diuji secara empiris.
2. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh
dari penelaahan kepustakaan.

2
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta 2009) hal.83.
Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html

6
3. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling tinggi kebenarannya
4. Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah
pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.3
 Manfaat Hipotesis Penelitian.

1. Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti.

2. Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang
lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.

3. Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan
pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.4

Menurut Sugiyono5 dan Harnovinsah6 hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya:

1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel


pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih.

2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

4. Dikembangkan dengan teori yang sudah ada atau dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
dengan penjelasan yang logis.

5. Hipotesis lebih baik dibanding dengan hipotesis kompetisinya.

3
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2010) hal.83. Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-
penelitian.html
4
Yatimin, Abdullah, Studi Islam Kontemporer. (Jakarta: Amzah 2006) hal. 239. Dari
http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html
5
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta 2005) hal.96. Dari
http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html
6
Harnovinsah, Modul 6 Jenis-Jenis Hipotesis.hal. 3. Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-
teori-dan-hipotesis-penelitian.html

7
 Jenis-Jenis Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis nol (Ho) menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis ini sering juga disebut
hipotesis statistik, karena biasa dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu
diuji dengan perhitungan statistik.
Contohnya: tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan Mahasiswa dengan peluang
mencari kerja.
2. Hipotesis alternatif (Ha) merepresentasikan pemikiran peneliti mengenai penelitiannya
yang berlandaskan pada berbagai teori dan literatur yang relevan.
Contohnya: Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan lowongan
pekerjaan.
3. Hipotesis Relasional atau Asosiatif Merupakan jawaban sementara atas hubungan
antara dua variabel atau lebih. Jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan
masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan. Dalam pengertian
lain, hipotesis asosiatif secara eksplisit atau terang menunjukkan hubungan antara
dua variabel atau lebih.

contoh hipotesis adalah orang yang telah menikah memiliki tingkat kepercayaan diri
yang lebih tinggi ketimbang orang yang belum menikah”. Contoh tersebut
menunjukkan dengan jelas kalau ada hubungan antara status perkawinan dan tingkat
kepercayaan diri seseorang.
4. Hipotesis Deskriptif menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga
hubungan tersebut cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian. Jadi
hipotesis deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian.
Contohnya, setengah penduduk pulau Jawa adalah petani. Contoh tersebut menjelaskan
variabel penelitian yang ditemukan yakni jumlah penduduk dan pekerjaan.
5. Hipotesis komparatif Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang
menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Sedangkan menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara ringkas, hipotesis
komparatif adalah dugaan tentatif dari rumusan masalah yang komparatif. Artinya
variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau keadaan yang berbeda.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk dari argumentasi, pembahasan,
atau alasan. Teori membantu menjelaskan (atau memprediksi) berbagai fenomena yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu dasar seorang
peneliti dalam merumuskan hipotesis.

Menurut Polancik kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan sebagai
alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk
kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan
penelitian.

Langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan
kerangka berfikir Ialah hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterangan teori yang sementara
diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris. Terdapat
beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah hipotesis nol, hipotesis alternatif, hipotesis
Relasional atau Asosiatif, hipotesis Deskriptif, dan hipotesis komparatif. Masing-masing dari
jenis penelitian tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan masalah penelitian.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/

Yatimin, Abdulla. (2006). Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah. Dari


http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html

Harnovinsah, (2012) Modul 6 Jenis-Jenis Hipotesis. Dari


http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html
Sugiyono, (2005) Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-
penelitian.html
Sugiyono, (2009) Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Dari http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-
penelitian.html
Purwanto, (2010) Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan
Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dari
http://funstudyclub.blogspot.com/2017/04/makalah-teori-dan-hipotesis-penelitian.html

10

Anda mungkin juga menyukai