OLEH :
KELOMPOK 2
2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan laporan pendahuluan dan laporan
kasus keperawatan anak II ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia”.
Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak
dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah member
kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II
Laporan Kasus .................................................................................................. 20
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................................................... 57
iii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 58
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan
metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan
sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti
makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui
sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah
keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan
tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Komponen sistem peredaran darah, Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel- sel darah. Sel-sel darah terdiri dari
sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ). Komposisi
plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 % l. Sel dan
keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di
sebut sentrifugasi.
Fungsi darah yaitu Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh, Mengangkut sari-sari
makanan keseluruh tubuh, Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida, urea,dan
asam laktat kealat ekskresi seperti Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang
membutuhkan, Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit serta melakukan
mekanisme pembekuan darah.
Kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah seperti
1 Anemia ( Kurang Darah ). Dikarenakan kurangnya darah Hb atau kurangnya jumlah eritrosit
dalam darah.
2 Varisis,adalah pelebaran pembuluh darah di betis.
3 Hemoroid ( Ambien ), Adalah perebaran pembuluh darah disekitar dubur (anus).
4 Arterios klerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena timbunan atau endapan kapur.
5 Atherosklerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak.
6 Embolus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
7 Trombus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena bendah yang tidak bergerak.
8 Hemofilia, ialah kelainan darah sukar membeku karena faktor hereditas atau keturunan.
9 Leukimia ( kangker darah ) ialah bertambahnya leukosit secara tak terkendali.
1
10 Penyakit kuning pada bayi ( eritroblastosis Fetalis ), adalah merusaknya eritrosit bayi atau janin
akibat aglutinasi dari antibodi ibu, apabila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah yaitu Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Anak dengan Leukimia.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit leukimia
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia
3. Untuk mengetahui bagaimana contoh asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh pengetahuan
tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai asuhan keperawatan pada anak
dengan leukimia.
2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui bagaimana cara
untuk menyusun sebuah asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia dan dapat
menerapkannya dalam melakukan tindakan keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Insidens
a) Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi : ALL terjadi pada 80 %
kasus leukemia anak.
b) Insidens paling tinggi terjadi pada anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun.
c) Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
d) Sedikitnya 60 % sampai 70 % akan mencapai menyembuhan atau kelangsungan hidup
jangka panjang.
e) Anak afrika, amerika mempunya frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
kesintasan midian yang lebih rendah.
3. Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti.Oleh sebab itu, sangat sulit bagi kita
untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi terhadap
frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain(Sunaryanti, 2011) yaitu :
a) Radiasi
3
Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi. Sedang LLK sendiri
jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Jadi ada kemungkinan pegawai radiologi
bisa memiliki kemungkinan terkena serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi
lebih sering menderita leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak
sendiri meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak itu,
mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini.
b) Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti
benzena, Insektisida, obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan memungkinkan
terjadinya Leukemia.
c) Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia
Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel darah
putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus
leukemia feline.
d) Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down
lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20
kali lebih rentan dibanding yang normal.
4
ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan
mielomonositik.
c) Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali,
infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik,
trombositopenia, hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga
penderita mudah terserang infeksi.
d) Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa
infeksi, purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan
berat badan dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali,
limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan perdarahan retina.
5. Klasifikasi
Leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan leukemia kronik.Pembagian ini
tidak menggambarkan lamanya harapan hidup tetapi menggambarkan kecepatan
timbulnya gejala dan komplikasi. Pada garis besarnya pembagian leukemia
adalah sebagai berikut(Sunaryanti, 2011) yaitu :
a) Leukimia limfositik akut (LLA)
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.Penyakit ini juga terdapat
pada orang dewasa, terutama mereka yang telah berumur 65 tahun atau lebih.
b) Leukemia mielositik akut (LMA)
Penyakit yang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c) Leukimia limfositik kronis (LLK)
Penyakit ini sering di derita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55
tahun.Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-
anak.
d) Leukimia mielositik kronis (LMK)
Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit kemungkinannya.
5
6. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau
sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet.Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.Sel batang dapat dibagi ke
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal
bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang.Biasanya dijumpai
tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang
sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal.Derajat kementahannya merupakan
petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang
leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel
blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel
stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel
plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem
limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T
helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.Sakit tulang juga
sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-
muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif & Kusuma, 2015).
6
PATHWAY
FACTOR PENCETUS
Sel neoplasma
- Genetik - kelainan kromosom
berproliferasi didalam
- Radiasi - infeksi virus
sumsum tulang
- Obat – obatan - paparan bahan kimia
Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik
Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe
Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme
Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh Risiko infeksi(D.0142)
Fraktur fisiologis
7
7. Komplikasi
Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut ((Betz Lynn. C &
Sowden. AL, 2009) :
a) Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemiadapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi Leukemiajuga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
b) Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)
padakeadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat
menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan
hematom.
c) Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi.
Keadaanini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal
yangberkembang pesat.
d) Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaanleukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar,bahkan beresiko untuk pecah.
e) Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus
leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar
trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke.
f) Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan
kadarleukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
g) Kematian.
8. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita leukemia
sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015 ; Ngastyah, 2005) yaitu :
a) Pemeriksaan darah tepi
8
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah
tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk
leukimia.
b) Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder).
c) Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp cell.
d) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal.Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam
keadaan remisi maupun keadaan kambuh.Untuk mencegahnya diberikan metrotreksat
(MTX) secara intra tekal.
9
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
e) Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel
kanker.(Tarwoto dan Wartonah. 2008).
1. Pengkajian :
Penting dilakukan Pengkajian terhadap Klien secara holistik (Biologis,
Psikologis,Social dan Spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan
sistematis. Adapun metode yang dapat dipakai dalam Proses Pengkajian yaitu :
a. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat kehamilan dan kelahiran
5) Riwayat imunisasi
6) Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
Berat badan
BBL : 2500 gr – 4000 gr
3 - 12 bulan : umur (bulan) + 9
2
1 - 6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8
6 - 12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5
2
b. Tinggi Badan
Tinggi badan lahir : 45 - 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 - 12 tahun : umur (tahun) x 6 + 7
Atau
1 tahun : 1,5 x TB lahir
4 tahun : 2 x TB lahir
10
6 tahun : 1,5 x TB setahun
13 tahun : 3 x TB lahir
Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
c. Perkembangan tiap tahap usia
Berguling : 3-6 bulan
Duduk : 6-9 bulan
Merangkak : 9-10 bulan
Berdiri : 9-12 bulan
Jalan : 12-18 bulan
Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan
Bicara : 2-3 tahun
Berpakaian tanpa dibantu : 3-4 tahun
Komponen:
11
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah,
kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan.
Komponen:
Komponen :
Komponen:
12
c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri
pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level Fungsional (0-IV), Kekuatan
Otot (1-5)
5. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
Komponen:
Komponen:
Komponen:
Komponen:
Komponen:
a. Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b. Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c. Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d. Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e. Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11. Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
14
Komponen:
c. Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2 Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3 Antropometri
- TB : Tinggi badan
- BB : Berat badan
- LLA : Lingkar lengan atas
- LK : Lingkar kepala
- LD : Lingkar dada
- LP : Lingkar perut
4 Pemeriksaan fisik Head To Toe
a. Pemeriksaan Kepala
Bentuk : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada
penderita leukemia betuk kepala simetris.
Rambut : Perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak
ada nyeri tekan.
b. Pemeriksaan Mata
Palpebra : Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva :Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
15
Sclera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya
polip.Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut –
sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen.Palpasi nyeri tekan.Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan.Pada penderita leukemia biasanya tidak
ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP,
normalnya 5-2.Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan Thorak
Jantung :
Inspeksi : Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat
Palpasi : Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru :
Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal.
Palpasi : Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya
terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
16
Perkusi : Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah
abdomen
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan
bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang
dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah
lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak
sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik,
anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologi.
c. Intoleransi fisik berhubungan dengan kelemahan umum.
d. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati inheren (mis.,trombositopenia).
e. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat.
f. Ketidakefektifan perfusi perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses
penyakit.
17
3. Rencana Asuhan Keperawatan
18
pernah diberikan
sebelumnya
Control factor lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien
Kolaborasi dengan pasien,
anggota keluarga, dan
tenaga kesehatan lain
untuk implementasi
manajemen nyeri
nonfarmakologi
Dukung pasien untuk
menggunakan pengobatan
nyeri yang adekuat
19
tindakan tidak selama jam
Total iron bindingcapacity
makan
jumlah limosit
Monitor turgorkulit
20
Intoleransi aktivitas NOC NIC
berhubungan dengan a. Energy conservation Manajemen energy
kelemahan umum b. Activity tolerance
Kaji status fisiologi pasien
c. Self care : ADLs
yang menyebabkan
Kriteria Hasil: kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan
- Berpartisipasi dalam aktivitas
perkembangannya
fisik tanpa disertai
Anjurkan pasien
peningkatan tekanan darah,
mengungkapkan perasaan
nadi dan RR
secara verbal mengenai
- Mampu melakukan aktivitas
keterbatasan yang dialami
sehari-hari secara mandiri
Pilih intervensi untuk
- Tanda-tanda vital normal
mengurangi kelelahan baik
- Energy psikomotor
secara farmakologis
- Level kelemahan
maupun non farmakologis,
- Mampu berpindah dengan
dengan tepat
atau tanpa alat bantu
Tentukan jenis dan
- Status kardiopulmonari
banyaknya aktivitas yang
adekuat
dibutuhkan untuk menjaga
- Sirkulasi status baik
ketahanan
- Status respirasi : pertukaran
Monitor intake/asupan
gas dan ventilasi adekuat
nutrisi untuk mengetahui
sumber energy yang
adekuat
Lakukan ROM aktif/pasif
untuk menghilangkan
ketegangan otot
21
terapeutik dengan
memastikan (lingkungan)
yang hangat, santai,
tertutup dan (berdasarkan)
pengalaman individu
Berikan peralatan
kebersihan pribadi (mis;
sikat gigi dan sabun)
Dorong kemandirian
pasien, tapi bantu ketika
pasien tak mampu
melakukannya
Ajarkan orangtua/keluarga
untuk mendukung
kemandirian dengan
membantu hanya ketika
pasien tak mampu
melakukan (perawatan diri)
22
b) Mendeskripsikan proses pasien.
penularan penyakit, factor Gunakan sabun
yang mempengaruhi antimikrobia untuk cuci
penularan serta tangan
penatalaksanaannya Perhatikan lingkungan
c) Menunjukkan kemampuan aseptik selama
untuk mencegah timbulnya pemasangan alat
infeksi Tingkatkan intake nutrisi
d) Jumlah leukosit dalam batas Berikan terapi antibiotic
normal bila perlu infection
e) Menunjukkan perilaku hidup protection (proteksi
sehat terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Pertahankan teknik
asepsis pada pasien yang
beresiko
Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
kemerahan, panas,
drainase
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
23
Resiko Pendarahan NOC NIC
Berhubungan dengan a) Blood lose severity Bleeding precautions
koagulopati inheren b) Blood koagulation Monitor ketat tanda-tanda
(mis.,trombositopenia) Setelah diberikan asuhan perdarahan
keperawatan selama…x 24 jam, Catat Hb dan HT sebelum
diharapkan tidak terjadi risiko dan sesudah terjadinya
pendarahan dengan kriteria perdarahan
hasil : Monitor nilai lab
a) Tidak ada hematuria dan (Koagulasi) yang meliputi
hematemesis PT, PTT, Trombosit
b) Kehilangan darah yang Pertahankan bedrest
terlihat selama perdarahan aktif
c) Tekanan darah dalam batas Kolaborasi dalam
normal sistol dan diastole pemberian produk darah
d) Tidak ada distensi abdominal (platelet atau fresh frezen
e) Hamoglobin dan hematokrit plasma)
dalam batas normal Lindungi pasien dari
f) Plasma, PT, PTT, dalam trauma yang dapat
batas normal menyebabkan perdarahan
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K
Bleeding reduction :
Identifikasi penyebab
perdarahan
Monitor tekanan darah
dan parameter
hemodinamika (Cvp,
pulmonary capillary atau
artery wedge pressure)
Monitor status caitran
yang meliputi intake dan
24
output
Pertahankan patensi IV
line
25
Monitor adanya
tromboplebitis
Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi : keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk
mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah:
26
h) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i) Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
27
BAB III
LAPORAN KASUS
Pasien, Laki-laki, berusia 5 tahun 4 bulan, 14 kg, status gizi kurang, perawakan
normal, datang dengan keluhan badan lemas. Pasien dikeluhkan badan terasa lemas sejak 2
minggu yang lalu, keluhan dirasakan sepanjang hari, pasien juga tampak pucat dan mengeluh
pusing. Pasien juga dikeluhkan demam sejak 2 minggu, demam tidak begitu tinggi, turun naik
tidak menentu. Pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien
pernah di rawat di RSUP NTB selama 7 hari karena demam berdarah. Pasien memiliki
riwayat transfusi 8 kantong. Didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran kompos
mentis, N :118x/menit, RR: 30x/menit, T: 37,6 ºC, CRT <2 detik. Pada pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis +/+, ikterik +/+, hepar 1/3 1/3 teraba rata permukaan tajam, lien shufner
III, terdapat pembesaran KGB leher dan inguinal. Pemeriksaan penunjang ditemukan anemia
derajat berat hipokromik mikrositer, blast > 30% (kemungkinan limfoblast) dan
trombositopenia serta hepatosplenomegali.
28
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RA DENGAN LEUKIMIA
A. PENGKAJIAN
1 Identitas
Identitas Pasien
Nama pasien : An. RA
Jenis kelamin : Laki – laki
Tanggal lahir : 01 April 2007
Umur : 5 tahun 4 bulan
Alamat : Karang Nangka, Tanjung, Kabupaten Lombok Utara
Status dalam keluarga : Anak kandung
Identitas Keluarga
Ibu Ayah
Nama : Ny. H Tn.F
Umur : 21 tahun 26 tahun
Pendidikan / berapa tahun : SD SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
2 Keluhan Utama :
Badan lemas
7 Riwayat Pribadi
- Riwayat kehamilan dan persalinan :
Selama kehamilan ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) pada
saat posyandu, ibu pasien melakukan ANC lebih dari 4 kali, saat kehamilan berusia 6
bulan ibu pasien pernah mengalami demam tinggi selama 2 minggu namun tidak di
obati, riwayat rontgen selama hamil (-), riwayat minum obat atau jamu-jamuan
selama hamil (-). Pasien merupakan anak pertama, lahir secara normal, cukup bulan
dan langsung menangis, berat badan lahir 2.500 gram. Riwayat kuning/biru setelah
lahir (-).
- Riwayat Nutrisi :
Pasien diberikan ASI sampai umur 2 tahun. Selama usia 0-6 bulan pasien hanya diberi
ASI saja, sedangkan PASI diberikan setelah berusia lebih dari 6 bulan. Pada usianya
saat ini, pasien makan nasi, lauk pauk, sayur dan buah sebanyak 3-4 kali sehari.
Namun sejak sakit nafsu makan pasien menurun menjadi hanya 1-2 kali sehari.
- Perkembangan dan Kepandaian :
Orang tua pasien menyatakan perkembangan anaknya cukup baik. Pasien
bisa merangkak saat berusia 7 bulan dan mulai bisa berjalan sekitar umur 1,5 tahun.
Pasien bisa berbicara sejak usia 1 tahun.
31
kaki pikiran dalam kalimat cukup mengerti apa
yang diperintahkan
oleh orang tuanya
Saat ini pasien telah mengikuti pendidikan anak usia dini dan dapat mengikuti
pelajaran yang diberikan. Pasien termasuk anak yang aktif dan sering bergaul dengan
teman-teman seumurannya, namun semenjak sakit pasien jarang bermain dan lebih
banyak diam dirumah.
- Riwayat Imunisasi :
Ibu pasien mengaku anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap sesuai
dengan umur dan jadwal imunisasi.
Kontak TB √
Uji tuberculin √
Berat √
badan/keadaan
gizi
Demam yang √
tidak diketahui
32
penyebabnya
Batuk kronik √
Pembesaran √
KGB
Pembengkakan √
tulang
Foto thoraks √
Jumlah skor 4
8 Aktifitas sehari-hari
33
e. Pola tidur dan istirahat
Dirumah pasien biasa tidur siang pukul 12.00 sampai pukul 13.00. malam hari pasien
tidur pukul 21.00 sampai pukul 06.00.
Selama sakit pasien lebih sering beristirahat di rumah, pasien lebih sering tidur dan
jamnya tidak menentu di siang hari. Malam hari pasien tidur pukul 21.00 sampai
06.00
f. Pola persepsi- Kogntif
Pasien belum mengerti dengan gambaran tentang dirinya sendiri dan tingkat
pendidikan.
g. Pola Konsep Diri-Perepsi Diri
Pasien belum mengerti tentang konsep diri dan persepsi diri.
h. Pola Hubungan –Peran
Pasien belum mengerti tentang hubungan dan perannya.
i. Pola Reproduktif-sekusualitas
Pasien belum mengerti tentang pola reproduksi dan sessualitas
j. Pola Tolerans Terhadap Stres-Koping
Ibu pasien mengatakan jika pasien merasa tidak nyaman maka pasien akan menangis
k. Pola Keyakinan-Nilai
Pasien belum mengerti tentan keyakinan dan nilai budaya yang dimiliki.
THT
a. Telinga : Struktur dan ukuran telinga normal, otorhea (-)
b. Hidung : Napas cuping hidung (-), rinorhea (-)
c. Tenggorok : Faring hiperemis (-), tonsil tidak membesar
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah dan mukosa mulut normal, struktur gigi atas dan
bawah normal, palatum normal
Thorax :
a. Inspeksi : Retraksi intercostal (-), pergerakan dinding dada simetris
b. Palpasi : Gerakan dinding dada simetris, fremitus vokal sama antara
kiri dan kanan
c. Perkusi :
Pulmo : Sonor pada kedua lapang paru
Cor: Batas atas : SIC 2
Batas bawah : SIC 4
Batas Kanan: Garis Parasternal kanan
Batas kiri : Garis axilla anterior sinistra
35
d. Auskultasi:
Pulmo : Vesikuler (+/+) , Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
a. Inspeksi : Massa (-), distensi (+)
b. Auskultasi : BU (+) N, Metallic sound (-)
c. Perkusi : Timpani
d. Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar 1/3 1/3 permukaan rata tepi
tajam, Lienshufner III
Anggota Gerak:
Tungkai Atas Tungkai Bawah
Akral hangat + + + +
Edema - - -
-
Pucat - - -
-
Kelainan - - -
-
bentuk
Pembengkakan - - -
-
Pembesaran
KGB
_ _ _ _
Aksiler _ _ _
_
+ + +
Axilla
+
36
Inguinal
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening inguinal, ukuran < 1 cm, multiple,
mobile,
tidak nyeri tekan.
7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah Lengkap Tanggal (07 – 09 – 2012)
WBC : 13,0 x 103/ Lᵤ (N = 4x103 – 11x103/ Lᵤ)
RBC : 1,42 x 103/ Lᵤ (N = 3,5x103 – 5,0x103/ Lᵤ)
HGB : 3,64 g/dl (N = 12 – 16 g/dl)
HCT : 10,7% (N = 37 – 48%)
MCV : 75,1 fL (N = 82 – 95 fL)
MCH : 25,6 pg (N = 27 - 31 pg)
PLT : 97,1 x 103/ Lu(N = 150x103 – 400x103/ Lu)
Retikulosit : 0,2% (N = 0,2 – 2 % )
ICT Malaria :-
37
Morfologi Darah Tepi Tanggal (07 – 08 – 2012)
- Kesan eritrosit : Mikrositik hipokromik, NRBC (+)
- Kesan leukosit : Jumlah meningkat, ditemukan blast > 30% (kemungkinan
limfoblast)
- Kesan trombosit : Jumlah menurun, trombosit besar
- Kesimpulan : Observasi bisitopenia dengan gambaran kemungkinan
keganasan hematologi akut suspek ALL dd AML.
8 Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1) Keluarga mengatakan anaknya mengeluh badan terasa lemas yang berlangsung
sejak 2 minggu yang lalu,
2) Keluarga mengatakan pasien menjadi kurang aktif dan mudah lelah ketika
beraktivitas sehingga jarang bermain seperti biasa, sebagian besar waktu
dihabiskan pasien dengan beristirahat di rumah.
3) Keluarga mengatakan pasien juga demam sejak 2 minggu terakhir, demam
dirasakan tidak begitu tinggi, turun naik tidak menentu, demam tidak disertai
menggigil, keringat banyak ataupun kejang.
4) Keluarga mengatakan pasien mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu,
dahak putih kental dan terkadang sulit untuk dikeluarkan, batuk disertai dahak
bercampur darah (-), pilek (-).
5) Keluarga mengataakan nafsu makan pasien menurun sejak sakit, berat badan
diperkirakan menurun. Selama sakit pasien hanya makan 1-2 kali sehari
6) Keluarga klien mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anaknya, maka dari
itu anaknya di bawa ke RS.
b. Data Objektif
1) Klien selama di RS nampak gelisah dan menangis
38
2) Nadi : 118 x/menit, Pernapasan : 24 x/menit,Temperature: 37,60C,
CRT < 2 detik
3) Berat Badan : 14 kg
4) Tinggi Badan : 109 cm
5) Klien tampak lemas
6) Klien tampak pucat
7) Klien tampak kurus
8) Keluarga klien nampak gelisah dan selalu menanyakan kondisi anaknya.
9 Analisa Data
39
biasa, sebagian besar
waktu dihabiskan pasien
dengan beristirahat di
rumah.
DO :
- Pasien tampak
lemas
- Pasien tampak
pucat
3 DS : Depresi produksi Resiko infeksi
DO : sumsum tulang
- Pembesaran
Penurunan fungsi
KGB superficial
leukosit
leher bagian
servikal,
Resiko infeksi
mastoideal dan
parotideal (+),
ukuran < 1 cm,
multiple, mobile,
tidak nyeri tekan
B. Diagnosis Kerja
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologi
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
- Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh skunder
C. Intervensi
No Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
40
1 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3 x
Manajemen cairan
berhubungan dengan faktor 24 jam diharapkan
- Monitor status
psikologi kebutuhan nutrisi klien
hidrasi (misalnya,
terpenuhi dengan
membrane mukosa
41
dan mobilitas
- Monitor adanya
mual dan muntah
- Monitor diet dan
asupan kalori
- Identifikasi
perubahan nafsu
makan dan aktivitas
akhir-akhir ini
- Tentukan pola
makan (misalnya,
makanan yang
disukai dan tidak
disukai, konsumsi
yang berlebihan
terhadap makanan
siap saji)
- Monitor adanya
pucat, kemerahan
dan jaringan
konjungtiva yang
kering
Manajemen berat
badan
- Diskusikan dengan
pasien mengenai
kondisi medis apa
saja yang
berpengaruh
terhadap berat
badan
- Diskusikan dengan
pasien mengenai
42
kebiasaan, budaya,
dan factor herediter
yang mungkin
mempengaruhi berat
badan
- Kaji motivasi pasien
untuk mengubah
pola makannya
- Hitung berta badan
ideal pasien
- Dorong pasien
untuk
mengkonsumsi air
yang cukup setiap
hari
- Bantu pasien
membuat
perencanaan makan
yang seimbang dan
konsisten dengan
jumlah energy yang
dibutuhkan setiap
harinya
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan NIC
berhubungan dengan keperawatan selama 3 kali
Manajemen energy
kelemahan umum 24 jam diharapkan klien
mampu melakukan - Kaji status fisiologi
aktivitas seperti biasa pasien yang
dengan baik dengan menyebabkan
kelelahan sesuai
NOC
dengan konteks usia
- Gerakan : aktif dan
- Level Mobilitas perkembangannya
43
- Perawatan diri : ADLs - Anjurkan pasien
- Transfer performance mengungkapkan
perasaan secara
Kriteria Hasil:
verbal mengenai
- Klien meningkat dalam keterbatasan yang
aktivitas fisik dialami
- Mengerti tujuan dan - Pilih intervensi
peningkatan mobilitas untuk mengurangi
- Memverbalisasikan kelelahan baik
perasaan dalam secara farmakologis
meningkatkan kekuatan maupun non
dan kemampuan farmakologis,
berpindah dengan tepat
- Memperagakan - Tentukan jenis dan
penggunaan alat banyaknya aktivitas
yang dibutuhkan
Bantu untuk mobilisasi
untuk menjaga
(walker)
ketahanan
- Monitor
intake/asupan
nutrisi untuk
mengetahui sumber
energy yang adekuat
- Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot
Bantuan perawatan
diri
- Pertimbangan usia
pasien ketika
meningkatkan
44
aktivitas perawatan
diri
- Berikan lingkungan
yang terapeutik
dengan memastikan
(lingkungan) yang
hangat, santai,
tertutup dan
(berdasarkan)
pengalaman
individu
- Berikan peralatan
kebersihan pribadi
(mis; sikat gigi dan
sabun)
- Dorong
kemandirian pasien,
tapi bantu ketika
pasien tak mampu
melakukannya
- Ajarkan
orangtua/keluarga
untuk mendukung
kemandirian dengan
membantu hanya
ketika pasien tak
mampu melakukan
(perawatan diri)
45
infeksi dengan
local
46
- Kaji ulang data
yang didapatkan
dari pengkajian
risiko secara rutin
- Implementasikan
aktivitas-aktivitas
pengurangan risiko
D. IMPLEMENTASI
Tanggal
No dan Waktu Pelaksanaan Respon klien
1 Kamis,
- Memonitor status hidrasi (misalnya, - BB : 14 kg
27/09/2018 Pasien mengatakan tidak
membrane mukosa lembab, denyut
nadi adekuat, dan tekanan darah nafsu makan
ortostatik)
- Menjaga intake/asupan yang akurat - Pasien d
47
tampak lemas dan beristirahat
diatas tempat tidur
48
dengan konteks usia dan lelah saat melakukan
perkembangannya aktivitas
- Menganjurkan pasien - pasien mengatakan capek
mengungkapkan perasaan secara setelah selesai bermain
verbal mengenai keterbatasan yang mobil-mobilan, dan ingin
dialami tidur
- Memilih intervensi untuk mengurangi - Pasien kooperatif
kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis, dengan
tepat
- Menentukan jenis dan banyaknya - Pasien kooperatif
aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan
- Melakukan ROM aktif/pasif untuk - Pasien kooperatif
menghilangkan ketegangan otot
- Mempertimbangan usia pasien ketika - Pasien kooperatif
meningkatkan aktivitas perawatan diri
- Memberikan lingkungan yang - Pasien kooperatif
terapeutik dengan memastikan
(lingkungan) yang hangat, santai,
tertutup dan (berdasarkan)
pengalaman individu - Pasien kooperatif
- Memberikan peralatan kebersihan
pribadi (mis; sikat gigi dan sabun) - Pasien tampak masih dibantu
- Mendorong kemandirian pasien, tapi saat makan, menuci muka
bantu ketika pasien tak mampu dan menggosok gigi oleh
melakukannya orang tua pasien
- Terjadi pembengkakan
- Memonitor adanya tanda dan gejala kelenjar getah bening di
infeksi sistemik dan local leher, aksila
- Keluarga koopertif
- Membatasi jumlah pengunjung, yang
49
- Pasien kooperatif
sesuai
- Menganjurkan istirahat - Keluarga dan pasien tampak
50
pasien tidak ada muntah hari
ini
51
pribadi (mis; sikat gigi dan sabun) sendiri
- Mendorong kemandirian pasien, tapi
bantu ketika pasien tak mampu - Keluarga kooperatif
melakukannya
52
- Ibu pasien mengatakan
- Menjaga intake/asupan yang akurat
pasien mampu menghabiskan
dan catat output pasien
1 porsi bubur yang di
sediaka. Minum setengah
gelas air. BAB 1 kali BAK 2
kali
dikonsumsi dan hitung asupan kalori dan setengah gelas air minum
harian
- Memonitor tanda-tanda vital - Suhu tubuh 360C. nadi 110
x/mnt. Pernafasan 24x/mnt
- Memberikan cairan dengan tepat - Terpasang infuse RL
- Mendukung pasien dan keluarga - Pasien dan keluarga
untuk membantu dalam pemberian kooperatif
makan dengan baik
- Menimbang berat badan pasien - Berat badan 14,2 kg
- Memonitor turgor kulit dan mobilitas - Turgor kulit baik. Pasien
sempat berjalan-jalan
kehalaman belakang kamar
pasien di damping oleh ayah
psien.
- Memonitor adanya mual dan muntah - Ibu pasien mengatakan
pasien tidak ada mual dan
muntah
- Mengidentifikasi perubahan nafsu - Ibu pasien mengatakan nafsu
makan dan aktivitas akhir-akhir ini makan pasien hari ini sudah
mulai membaik. Aktivitas
yang dilakukan pasien hari
ini dari bangun tidur
diamencuci muka dan
menggosok gigi secara
mandiri dan berjalan-jalan
sebentar ke taman di
53
belakang kamarnya bersama
ayahnya.
- Pasien tampak segar
54
- Keluarga kooperatif
- Memonitor kerentanan terhadap
infeksi
- Membatasi jumlah pengunjung, yang - Keluarga pasien kooperatif
sesuai
- Mempertahankan asepsis untuk pasien - Pasien kooperatif
berisiko
Menganjurkan istirahat
E. EVALUASI
Tanggal dan
No Evaluasi Paraf
Waktu
Minggu,
1 S: ibu pasien mengatakan anaknya
23/09/2018
mampu menghabiskan 1 porsi bubur
dan minum setengah gelas air
A: Masalah ketidakseimangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi
55
P : Pertahankan intervensi intoleransi
aktivitas
Minggu ,
3 S : keluarga dan pasien mengatakan
23/09/2018
mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan dan setelah datang
dari kamar mandi
56
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam.
Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel – sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Leukemia ini mrupakan
penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh
proliferase abnormal dari sel – sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang
progresif pada sumsum tulang. Adapun klasifikasi leukemia yaitu Leukimia limfositik
akut (LLA), Leukemia mielositik akut (LMA), Leukimia limfositik kronis (LLK), dan
Leukimia mielositik kronis (LMK).
B. Saran
Perawat diharapkan mampu memahami tentang konsep penyakit leukimia pada anak
dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan
57
DAFTAR PUSTAKA
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : FlashBooks.
Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Edisi 1):
DPP PPNI.
58