DI SUSUN OLEH :
(105391100120)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “”. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Teori
B. Definisi Penelitian
C. Jenis-jenis Penelitian
1. Definisi Kualitatif
2. Definisi Kuantitatif
3. Perbedaan Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
4. Kelebihan dan kekurangan Kuantitatif
5. Langkah-langkah melakukan penelitian Kuantitatif
6. Contoh penelitian Kuantitatif
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAUHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya-upaya manusia untuk mampu memahami, menjelaskan,
memprediksi berbagai kejadian dalam kehidupan telah melahirkan
berbagai macam teori, dan apabila telah diorganisasikan sedemikian rupa
serta terbingkai dalam suatu objek formal dan objek material tertentu
terwujudlah suatu Ilmu. Sementara itu, ilmu lebih jauh dapat membantu
mengkaji guna memahami gejala-gejala baru yang dihadapi manusia
sehingga lahirlah teori-teori. Oleh karena itu, apabila suatu ilmu telah
menjadi disiplin tersendiri, akan muncul teori baru baik sebagai
penambahan maupun sebagai koreksi atas teori lama.
Dalam hal ini yaitu tentang penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan dari
penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan
dengan suatu fenomena.
B. Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui definisi tentang teori?
2. Bagaimana cara mengetahui teori dalam penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana peranan teori dalam proses penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari teori
2. Untuk mengetahui teori dalam penelitian kuantitatif
3. Untuk mengetahui peranan teori dalam proses penelitian
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI TEORI
Penilaian proses dan hasil belajar dari peserta didik merupakan salah satu
upaya guru untuk memperoleh informasi keberhasilan pembelajaran yang
telah diterapkan. Saat ini guru hanya menilai peserta didik berdasarkan
5
kemampuan dalam menguasai materi. Seharusnya penilaian yang baik yaitu
menilai peserta didik secara keseluruhan baik dari segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan
keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam
pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap suatu
mata pelajaran, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara
maksimal. Selain itu, pengukuran penilaian pada aspek afektif dan
psikomorotik peserta didik saat belum bisa dimaksimalkan karena masih
belum dikembangkan instrumen penilaian pada aspek tersebut.
B. DEFISINI PENELITIAN
Suhardjono, dkk
Mengutip dari buku Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif
(2021) karya Abd. Mukhid, dituliskan pengertian penelitian menurut
Suhardjono, ialah upaya pencarian informasi untuk memecahkan
suatu masalah dengan metode ilmiah.
Kerlinger
Menurut Kerlinger, penelitian merupakan proses penemuan informasi
secara sistematis dan terkontrol yang didasarkan pada hipotesis dan
teori.
McMillan dan Schumacher
Menurut McMillan dan Schumacher, penelitian adalah proses
penemuan dan analisis data secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuan tertentu. Soerjono
Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian adalah kegiatan ilmiah yang
berpusat pada analisis, dilakukan dengan sitematis dan konsisten,
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.
6
Tujuan penelitian
C. JENIS-JENIS PENELITIAN
1. Penelitian Kualitatif
7
cara ini, peneliti dengan pendekatan ini kemudian berusaha menjawab bagaimana
pengalaman sosial budaya manusia terbentuk dan kemudian diberi makna.
Dalam studi kuantitatif, data mentah dapat segera diproses. Namun, data
dalam studi kualitatif membutuhkan proses sistematis yang lebih dalam. Contoh
studi kuantitatif seperti menjawab pertanyaan mengapa beberapa orang yang
tinggal di lereng gunung berapi bersedia mengungsi jika gunung berapi meletus.
2. Sugiyono
Sugiyono (2009:15) mengungkapkan definisi penelitian pendekatan kualitatif
didasarkan pada filosofi post-positivis yang digunakan oleh peneliti untuk
mempelajari keadaan objek-objek alam utama (bukan eksperimen). Sarana
meliputi pengambilan sampel data yang ditargetkan dari sumber data. Metode
survei menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan generalisasi.
8
3. Suryono
Saryono (2010) mengungkapkan bawah studi kualitatif dirancang untuk
menyelidiki, menemukan, menjelaskan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dampak sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau dijelaskan
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian.
2. Deskriptif Analitik
Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara,
analisis dan dokumentasi. Jika format ini bukan format numerik, mereka akan
ditempatkan di situs survey. Analisis data berupa penjelasan situasi yang diteliti
sedangkan penyajiannya berupa penjelasan cerita.
3. Fokus ke Proses
Studi ini menggabungkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan pertanyaan
untuk memperjelas proses. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan
9
penjelasan tentang status kegiatan, prosedur, tahapan, alasan, dan interaksi yang
terjadi saat proses penelitian berlangsung.
4. Sifatnya Induktif
Dalam hal ini penyidikan bersifat induktif. Artinya, ia menggunakan data yang
terpisah tetapi relevan. Kajian ini biasanya dimulai di lapangan. Artinya, dimulai
dengan fakta empiris bahwa peneliti harus melakukan verifikasi langsung di
lapangan.
5. Mengutamakan Makna
Dalam penelitian kualitatif, makna yang ditransmisikan mengacu pada persepsi
orang tentang peristiwa yang dipelajari. Misalnya kajian tentang peran guru dalam
keberhasilan siswa di sekolah. Peneliti fokus pada pendapat guru tentang siswa
sekolah. Cari data, informasi, dan pendapat guru tentang prestasi akademik siswa,
masalah dukungan, dan mengapa siswa tidak didukung. Peneliti juga memperoleh
informasi dari mahasiswa sebagai bahan pembanding. Keakuratan data dan
informasi partisipan dikomunikasikan oleh peneliti sehingga hasil penelitian dapat
diinterpretasikan dengan benar.
10
masyarakat dengan mengumpulkan data secara rinci dan lengkap. Hal ini
menunjukkan bahwa integritas dan kedalaman data yang diselidiki sangat penting
dalam penelitian ini.
1. Dasar (Basic)
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan sesuatu yang telah dibuktikan
dalam bentuk penelitian, tanpa mempertimbangkan manfaatnya bagi masyarakat.
Penelitian ini dilakukan tanpa pertimbangan tujuan praktis. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak ditujukan untuk masyarakat umum.
Fokus utama dari jenis penelitian ini adalah kelangsungan dan kelengkapan ilmu
pengetahuan dan filsafat. Studi ini tidak mempertimbangkan apakah itu terkait
dengan peristiwa sosial. Juga, pemikiran peneliti jenis ini mungkin tidak
memikirkan perspektif penelitian yang lebih spesifik.
2. Fenomenologi
Fenomenologi adalah suatu bentuk penelitian di mana seorang peneliti berusaha
memahami bagaimana satu atau lebih orang mengalami suatu fenomena. Metode
investigasi ini dimulai dengan mengamati dan menyelidiki fokus fenomena yang
diselidiki dan memperhatikan aspek subjektif dari perilaku objek. Peneliti
11
kemudian mencari informasi yang bermakna atau memberi makna pada fenomena
yang diteliti.
3. Verifikasi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menguji kebenaran ilmu yang ada
di bidang pendidikan, seperti konsep, prinsip, prosedur, pembahasan, dan praktik
pendidikan.
4. Deskripsi
Investigasi deskriptif adalah jenis investigasi yang menjelaskan atau menjelaskan
suatu masalah. Studi deskriptif bertujuan untuk menjelaskan populasi, situasi, atau
fenomena secara akurat dan sistematis.
5. Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan
pengetahuan baru atau terapan dan masalah baru di bidang pendidikan.
6. Etnografi
Kajian ini berusaha memperjelas implikasi sosiokultural dengan mengkaji pola
dan interaksi kehidupan antara kelompok sosio kultural tertentu (kelompok
dengan budaya yang sama) dalam ruang atau konteks tertentu.
Etnografi menggunakan dua konsep dasar sebagai dasar penelitian: aspek budaya
(antropologi) dan bahasa (linguistik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk dan fungsi bahasa dalam kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
Interpretasi kelompok sosial, sistem yang berjalan, dan interaksi di dalamnya.
12
7. Studi Kasus
Studi kasus didasarkan pada peristiwa yang telah terjadi. Penelitian ini melihat
interaksi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari bagaimana peristiwa terjadi secara sistematis dalam
jangka waktu yang lama. Studi kasus adalah jenis penelitian kualitatif yang
dilakukan dalam keadaan tertentu dengan menggunakan program, kegiatan,
peristiwa, dan kelompok. Kajian ini akan membantu mendapatkan gambaran
kasar tentang latar belakang, situasi, dan interaksi yang terjadi.
8. Terapan
Dalam jenis penelitian ini, hasilnya cenderung aplikasi baru, aplikasi sains murni,
daripada bentuk sains baru. Peneliti yang menggunakan tipe ini memiliki sifat
menerapkan wawasan tipe penelitian dasar. Tujuan adalah tujuan praktis di area
tertentu. Peneliti terapan biasanya menginginkan hasil penelitiannya bermanfaat
dan bermanfaat bagi masyarakat umum.
9. Metode Historis
Jenis penelitian kualitatif historis ini menekankan pada persoalan-persoalan
sejarah. Fokusnya adalah pada peristiwa masa lalu dan rekonstruksinya dengan
menggunakan sumber data dan saksi yang masih ada hingga saat ini. Sumber data
dari kajian sejarah adalah catatan sejarah, artefak, penjelasan lisan, dan saksi yang
dapat dipertanggungjawabkan. Sederhananya, Anda melihat fenomena
perkembangan yang didasarkan pada perubahan dari waktu ke waktu.
10. Naratif
Narasi Jenis penelitian adalah jenis penelitian yang diterangkan secara langsung
secara lisan dengan menceritakan atau menceritakan isi penelitian. Survei ini
dikumpulkan melalui diskusi, percakapan, atau wawancara. Singkatnya,
pengalaman individu diceritakan kepada peneliti dan sekali lagi dengan kata-kata
peneliti.
13
12. Tindakan
Penelitian tindakan menerjemahkan pengetahuan ke dalam perilaku kehidupan
nyata dan mempelajari bagaimana menanggapi situasi di lapangan. Penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki proses dan memahami bagaimana praktik
pengajaran profesional yang baik dapat meningkatkan hasil kegiatan.
13. Evaluasi
Selain itu, survei ini dilakukan setelah survei lain dan dalam bentuk survei baru.
Penelitian ini merupakan turunan dari penelitian terapan. Tujuan dari jenis
penelitian ini adalah untuk menilai keberhasilan, manfaat, kegunaan, kontribusi,
dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan tertentu, dan pada akhirnya
untuk meningkatkan untuk meningkatkan hasil.
14
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara dengan terjun langsung ke lapangan. Hal ini dapat dilakukan
melalui observasi atau observasi, kuesioner, wawancara mendalam dengan subjek
survei, survei dokumenter, dan diskusi kelompok terfokus.
3. Tampilan data
Setelah mereduksi dan mengklasifikasikan data, pindah ke tampilan data. Dalam
fase proses ini, peneliti merancang baris dan kolom matrik data kualitatif dan
menentukan jenis dan format data yang akan dimasukkan ke dalam bidang metrik.
Misalnya, data ditampilkan dalam deskripsi, bagan, diagram alur, diagram, dan
sebagainya. Data diatur agar mudah dibaca.
4. Menarik kesimpulan
Setelah melalui tiga proses, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Isi
kesimpulan harus mencakup semua informasi relevan yang ditemukan dalam
penelitian. Selain itu, bahasa yang digunakan untuk menjelaskan kesimpulan
harus tidak berbelit-belit dan mudah dipahami.
2. Penelitian Kuantitatif
15
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui. (Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif).
16
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram
2008: 149-150):
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-hal yang
bersifat subjektif.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
17
k. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan
situasi.
1. Identifikasi permasalahan
2. Studi literatur.
6. Teknik sampling.
8. Analisis data.
18
Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif adalah dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan
Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian korelasional
4. Penelitian tindakan
5. Penelitian perkembangan
6. Penelitian eksperimen.
Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan
Politik (2000: 6) menyatakan bahwa pada dasarnya metoda ilmiah merupakan
cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a)
kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat
konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; b)
menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut;
dan c) melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji
kebenaran pernyataannya secara faktual.
19
Selanjutnya Jujun menyatakan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan
proses logico-hypothetico-verifikatif ini pada dasarnya terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut (Suriasumantri, 2005 : 127-128).
1. Perumusan masalah
3. Perumusan Hipotesis
4. Pengujian Hipotesis
5. Penarikan Kesimpulan.
Berikut di bawah ini adalah penjelasan langkah-langkah penelitian kuantitatif:
20
teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan
dengan permasalahan.
21
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari beberapa
segi. Mengutip dalam buku Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan
Mix Method) oleh Purwono dkk, berikut beberapa perbedaannya.
1. Desain Penelitian
a. Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian
kualitatif sendiri dapat berkembang selama proses penelitian
berlangsung.
b. Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur
dari penelitiannya sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak
dapat diubah lagi.
2. Analisis Data
a. Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
b. Kuantitatif hanya dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum
laporan.
22
Sementara itu, penelitian kuantitatif memandang fakta atau kebenaran
berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan
tidak memihak. Apa pun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta.
Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.
5. Pengumpulan Data
6. Representasi Data
a. Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah
fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak
mengandung deskripsi.
b. Hasil penelitian kuantitatif diinterpretasikan dalam bentuk hasil
penghitungan yang matematis, sehingga dianggap sebagai fakta
yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian ini sangat
ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan.
7. Implikasi Hasil Riset
23
a. Hasil penelitian kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada
situasi-situasi tertentu. Oleh sebab itu, hasil penelitian kualitatif
tidak bisa digeneralisasi dalam setting yang berbeda.
b. Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta atau teori yang berlaku
secara umum (generalized). Kapan pun dan di mana pun, fakta itu
tetap berlaku.
8. Macam Metode
a. Macam-macam metode kualitatif, yaitu fenomenologi, etnografi,
studi kasus, historis, dan grounded theory.
b. Macam-macam metode kuantitatif, yakni eksperimen, survei,
korelasi, regresi, analisis jalur, dan expost facto.
9. Tujuan Penelitian
a. Tujuan penelitian kualitatif ialah memperoleh pemahaman
mendalam, mengembangkan teori, serta mendeskripikan realitas
dan kompleksitas sosial.
b. Tujuan penelitian kuantitatif adalah menjelaskan hubungan
antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi fenomena
sosial yang diteliti.
24
b. Metode kuantitatif memperhitungkan ukuran sampel yang relatif
lebih besar. Diasumsikan bahwa sampel yang dipilih dalam metode
kuantitatif mewakili seluruh populasi penelitian.
13. Filosofi yang mendasari
a. Penelitian kualitatif didasarkan pada filosofi bahwa manusia hanya
memperoleh pengetahuan dari pengalaman inderawi.
b. Penelitian kuantitatif didasarkan pada filsafat rasionalisme. Metode
ini menegaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuan karena
mereka memiliki kapasitas untuk berpikir.
14. Format pertanyaan
a. Dalam metode kualitatif, pertanyaan bersifat terbuka. Pertanyaan
terbuka memberi narasumber kesempatan untuk merespons
berdasarkan pendapat mereka sendiri. Hal ini berarti memberi
peneliti kesempatan untuk melakukan perbandingan bermakna dari
respons yang diberikan.
b. Dalam metode kuantitatif, pertanyaan bersifat tertutup. Oleh sebab
itu, metode ini mengharuskan responden untuk memilih jawaban
atas pertanyaan dari sejumlah tanggapan yang telah ditentukan.
25
b. Metode penelitian kuantitatif bergantung pada instrumen
pengumpulan data dan desain penelitian yang digunakan untuk
mengontrol bias prosedural.
Kelebihan Metode Kuantitatif
1. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal
2. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan
3. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebih
variabel
4. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model
5. Penelitian lebih berjalan sistematis
6. Mampu memanfaatkan teori yang ada
7. Penelitian lebih berjalan objektif
8. Spesifik, jelas, rinci
9. Ukuran penelitian besar, sehingga menjadi nilai tambah sendiri
Kekurangan Metode Kuantitatif
1. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
2. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan
3. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi dan sampelnya sama
4. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel)
yang jumlahnya sedikit (>30)
5. Pengumpulan data cenderung berasal dari nilai tertinggi
6. Penelitian tidak subyektif
7. Orientasi hanya sebatas pada jumlah
8. Dibatasi oleh peluang untuk menggali responden dan kualitas perangkat
pengumpulan data original
9. Keterlibatan periset umumnya terbatas.
26
Langkah-langkah Melakukan Penelitian Kuantitatif
Berikut langkah-langkah penelitian kuantitatif yang bisa Grameds ikuti, yaitu:
4. merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau asumsi yang peneliti pegang untuk
dilakukan pengujian. Ada hasil penelitian yang sesuai hipotesis dan ada yang
menolaknya.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data uni sebagai bahan untuk mendapatkan solusi atas
permasalahan yang diangkat. Dalam pengumpulan data membutuhkan instrumen
penelitian dan menguji instrumen. Hasil data yang diperoleh selanjutnya kan diuji
validitas dan reliabilitas.
Hasil uji data akan dianalisis untuk menjawab hipotesis sebelumnya dan ditulis
dalam bab pembahasan. Bisa disajikan berupa tabel, diagram atau grafik. Cara
27
tersebut lebih mudah dibaca oleh orang lain daripada disampaikan dalam bentuk
deskriptif, apalagi jika yang disajikan adalah data angka.
6. Kesimpulan
Kesimpulan ini berisi garis besar hasil penelitian, apakah hipotesis diterima atau
ditolak beserta alasannya.
I. Latar Belakang
28
sesuai dengan tahapan perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya dimana kita hidup.
Prayitno juga mengemukakan bahwa permasalah yang dialami oleh peserta didik
di sekolah sering kali tidak bisa dihindari meskipun dengan pengajaran yang baik
sekalipun. Hal ini juga dikarenakan sumber-sumber permasalahan siswa banyak
yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.
Realita dalam observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Pakisaji
menunjukkan bahwa banyak sekali siswa yang mengalami kendala dalam proses
belajar yang berasal dari dalam diri karena ketidakdisiplinan mereka dalam
mengatur waktu belajar. Ketidakdisiplinan ini bisa dilihat dari kegiatan belajar
29
mereka yang dipadukan dengan aktifitas sehari-hari seperti bermain. Hal ini
tentunya akan menimbulkan permasalahan belajar bagi siswa.
Dalam hal seperti ini permasalah siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja,
termasuk perilaku mereka yang tidak bisa mengatur waktu untuk melakukan
aktifitas belajar sesuai dengan apa yang diperlukan, diatur, dan diharapkan.
Apabila pengaturan waktu berdasarkan kesadaran mereka sendiri ataupun arahan
dari pihak lain tidak dilakukan dengan disiplin maka semuanya akan menjadi
kacau.
Begitu juga dengan kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar yang
dipadukan dengan aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah pelayanan
guru bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk mendampingi mereka.
Maka dari itu, peran kita sebagai seorang guru BK menghadapi siswa yang seperti
ini adalah mengarahkan supaya siswa memiliki kelompok belajar sendiri di
rumah, berkolaborasi dengan orang tua siswa yang bersangkutan untuk dapat
memantau dan memotivasi belajar anak supaya mereka dapat disiplin dalam
belajar.
30
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka diasumsikan bahwa apabila siswa
mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik dan pelayanan guru Bimbingan
Konseling bisa berjalan secara efektif mmaka mereka akan menjadi disiplin dalam
belajar dan memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dan
yang mereka harapkan. Kenyataan asumsi tersebut bisa terjadi di setiap sekolah,
sama halnya di SMPN 1 Pakisaji, oleh sebab itu peneliti tertari untuk mengkaji.
1. Identifikasi Masalah
Perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu belajar yang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan,diatur, ataudiharapkan
Dengan adanya pengaturan waktu yang baik serta pelayanan guru Bimbingan dan
konseling secara efektif, siswa akan dapat berdisiplin dalam belajar dan
mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dan yang mereka
harapkan
Hubungan antara pelayanan guru Bimbingan Konseling dengan kedisiplinan siswa
dalam Belajar.
2. Pembatasan Masalah
31
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan
konseling dengan kedisiplinan belajar siswa.
b. Untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa SMPN 1 Pakisaji
c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pelayanan guru bimbingan
dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa itu terjadi.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka manfaat penelitian tersebut adalah,
sebagai berikut:
a. Deskripsi Teori
32
Masalah kedisiplinan akan selalu berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan wajib ditaati. Disiplin sendiri bukan hanya memiliki arti taat atau
patuh pada peraturan atau ketentuan yang datang dari orang lain, lembaga atau
pemerintah, tetapi aturan-aturan tesebut juga akan datang dari diri kita sendiri
yang merupakan kesadaran, kerelaan untuk melaksanakan rencana atau kegiatan
yang sudah direncanakan. Seorang yang berprilaku disiplin berarti tingkah laku
dan keputusannya dilakukan secara sadar dan rela, sesuatu yang akan menjadikan
dirinya sebagai orang yang taat pada peraturan yang berlaku. Sukardi (2003 : 102)
menyebutkan bahwa disiplin diartikan sebagai sesuatu rentetan kegiatan atau
latihan yang berencana yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
Disiplin belajar dalam penelitian tersebut yang dimaksudkan adalah suatu rentetan
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan sikap hidup yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Jadi, disiplin belajar adalah suatu sikap mental
yang mengandung kerelaan tanpa paksaan untuk melakukan rentetan kegiatan
dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang siswa,
sebagai individu yang belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Konsep disiplin berhubungan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan banyak orang). Menurut Moeliono (1993 :
2008) menjelakan bahwa disiplin memiliki arti ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sementara
pengertian siswa adalah seorang pelajar atau anak (orang) yang melakukan
aktifitas belajar (Ibid:849). Dengan begitu disiplin siswa adalah ketaatan
(kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
33
Dari pengertian diatas, kedisiplinan siswa bisa dilihat dari ketaatan (kepatuhan)
siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah,
yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam hal
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan yang ada di sekolah, dan
lain sebagainya.
Sementara itu, bentuk-bentuk dari kedisplinan ini bisa dilihat dari kegiatan belajar
di sekolah, belajar mengisi waktu luang, dan belajar dalam melaksanakan tugas
sekolah. Tekun dan dinamis mengikuti semua program belajar di sekolah, tertib
catatan dan tertib mencatat, dan tidak suka suka membolos ataupun meninggalkan
sebagian jam pelajaran, menggunakan waktu luang sebaik-baiknya untuk diskusi
atau belajar di perpustakaan sekolah, dan melaksanakan tugas ekstrakurikuler,
belajar sesuai dengan program yang disusun, dan belajar sesuai waktu secara
teratur.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah diterima dan menjadi suatu
pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya sangat penting dalam mencapai
keberhasilan pendidikan. Mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak,
remaja, dan pemuda sebagian besar terdapat di luar lingkungan sekolah, dan lagi
pula bahwa permasalah yang dialami oleh manusia tidak hanya terdapat disekolah
saja, maka pelayanan bimbingan dan konseling harus menjangkau daerah-daerah
yang lebih luas di luar sekolah.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan;
34
Bimbingan akan diberikan oleh guru pembimbing.
Salah satu tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk dapat
membantu siswa supaya bisa mandiri dengan ciri mampu memahami dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana
secara realistis, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya
tersebut dan pada akhirnya mewujudkan diri sendiri.
Sebagai seorang guru BK kita memiliki peran yang sangat penting dalam
membimbing siswa yang memiliki permasalahan dalam belajar, seperti misalnya
kedisiplinan belajar. Dalam permasalahan kedisiplinan belajar ini seorang uru BK
35
harus tanggap dengan adanya permasalahan tersebut dan dapat mengidentifikasi
adanya masalah dan penyebab dari masalah tersebut dan apa yang akan dilakukan
atau diberikan kepada siswa yang memiliki masalah dengan kedisiplinan dalam
belajar.
b. Kerangka Berfikir
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan sebagaimana yang telah diuraikan pada
latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori
dan konsep yang mendukung, maka bisa diungkapkan kerangkan berfikir
penelitian yang menujukkan hubungan antara variable bebas (pelayanan
bimbingan dan konseling dan variable tergantung (kedisiplinan belajar siswa)
sebagai berikut ini :
Kedisiplinan belajar siswa (tidak mampu mengatur waktu dalam belajar) (Y)
Pelayanan guru Bimbingan dan Konseling (x)
c. Hipotesis
1.Pendekatan Penelitian
36
dapat mengungkapkan masalah dalam bentuk skor data kuantitatif yang kemudian
diolah dan diuji dengan teknik analisis statistika.
a. Tempat Penelitian
Pemilihan dan penetapan lokasi penelitian ini adalah di SMPN Pakisaji. Adapun
pemilihan lokasi tersebut memiliki alasan sebagai berikut ini :
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan mulai bulan
desember 2011 sampai bulan januari 2012 di SMPN 1 Pakisaji.
Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 150 orang. Secara
rinci populasi dikemukan dalam tabel 1 berikut.
37
Kelas Siswa Jumlah
VII Putra Putri
A 18 20 38
B 15 21 36
C 16 22 38
D 15 23 38
Jumlah 64 86 150
b. Sampel Penelitian
Arikunto (1998: 120) menjelaskan pengertian sampel penelitian ini adalah
sebagian atau wakil dari keseluruhan (jumlah) yang akan diteliti .
Warsito (1992: 51) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sebagian populasi yang
mewakili seluruh populasi.
Sampel Penelitian
38
D 15 23 3 5 8
JUMLAH 64 86 13 17 30
C. Teknik Sampling
Dari hasil yang diketahui dari data tersebut maka, teknik yang digunakan dalam
penentuan sampel siswa kelas VII adalah menggunakan Random Sampling. Hal
ini karena penelitian dilakukan dengan memilih siswa secara acak.
1) Teknik Angket. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan teknik
angket untuk data variabel tentang pelayanan guru BK dengan kedisiplin belajar
siswa.
2) Dokumentasi.
Teknik studi dokumen, terutama untuk keperluan data tentang keadaan siswa,
guru dan berbagai dokumen sekolah yang relevan dengan keperluan pengumpulan
data penelitian ini.
39
3) Teknik Observasi.
Teknik ini dilakukan untuk mengamati berbagai keadaan siswa. Langkah dalam
pengumpulan data melalui teknik observasi adalah mengamati menggunakan
lembar observasi tentang semua aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian
yaitu saat melakukan pembelajaran.
rXY =
N = Jumlah Responden
E. Kepustakaan
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerlinger mendefinisikan teori sebagai seperangkat konstruk (konsep),
definisi dan proporsi yang memberikan pandangan sistematik mengenai
41
gejala-gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan-hubungan yang ada
Antara variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/penelitian-kualitatif/
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
https://kumparan.com/kabar-harian/16-perbedaan-penelitian-
kualitatif-dan-kuantitatif-yang-wajib-diketahui-1xha8WNDd7f/full
42
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-penelitian-kuantitatif/
https://gurupengajar.com/contoh-metode-penelitian-
kuantitatif.html/4
43