Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“ TEORI PENELITIAN KUANTITAS ”

DI SUSUN OLEH :

NURUL AMALIA RAMADANI

(105391100120)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “”. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Daftar isi

Kata pengantar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Teori
B. Definisi Penelitian
C. Jenis-jenis Penelitian
1. Definisi Kualitatif
2. Definisi Kuantitatif
3. Perbedaan Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
4. Kelebihan dan kekurangan Kuantitatif
5. Langkah-langkah melakukan penelitian Kuantitatif
6. Contoh penelitian Kuantitatif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAUHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya-upaya manusia untuk mampu memahami, menjelaskan,
memprediksi berbagai kejadian dalam kehidupan telah melahirkan
berbagai macam teori, dan apabila telah diorganisasikan sedemikian rupa
serta terbingkai dalam suatu objek formal dan objek material tertentu
terwujudlah suatu Ilmu. Sementara itu, ilmu lebih jauh dapat membantu
mengkaji guna memahami gejala-gejala baru yang dihadapi manusia
sehingga lahirlah teori-teori. Oleh karena itu, apabila suatu ilmu telah
menjadi disiplin tersendiri, akan muncul teori baru baik sebagai
penambahan maupun sebagai koreksi atas teori lama.
Dalam hal ini yaitu tentang penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan dari
penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan
dengan suatu fenomena.
B. Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui definisi tentang teori?
2. Bagaimana cara mengetahui teori dalam penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana peranan teori dalam proses penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari teori
2. Untuk mengetahui teori dalam penelitian kuantitatif
3. Untuk mengetahui peranan teori dalam proses penelitian

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI TEORI

Kerlinger mendefinisikan teori sebagai seperangkat konstruk (konsep),


definisi dan proporsi yang memberikan pandangan sistematik mengenai
gejala-gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan-hubungan yang ada
Antara variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena

“ teory is a set of interrelated contructs ( variabels ) definitions, and


propositions that presents a systematic view of phefomena by specifying
relations among variables, with the purpose of explanaining natural and
phenomena (Kerlinger).

Pengertian ini mengindikasikan bahwa penjelasan dan peramalan


merupakan dua hal yang dapat diperankan oleh teori melalui konsep-konsep
serta pandangan sestematis terhadap berbagai fenomena yang dilihat dari
sudut pandang relasinya dengan gejala-gejala lain. Penjelasan dan ramalan itu
dapat dilakukan terhadap hubungan antar gejala atau kegiatan yang melampau
waktu tertentu ( over time prediction ). Pada berbagai lokasi fisik yang
berbeda, atau terhadap suatu kelompok kesatuan social (penduduk).
Berdasarkan kegunaannya ini teori dapat menjadi sumber hipotesis. Teori
mengidentifikasikan daerah-daerah kritis yang perlu diteliti lebih jauh. Teori
menjembatani jurang-jurang dalam pengetahuan kita yang memungkinkan
peneliti untuk membuat dalil dalil tentang adanya gejala yang belum diketahui
sebelumnya.

Penilaian proses dan hasil belajar dari peserta didik merupakan salah satu
upaya guru untuk memperoleh informasi keberhasilan pembelajaran yang
telah diterapkan. Saat ini guru hanya menilai peserta didik berdasarkan

5
kemampuan dalam menguasai materi. Seharusnya penilaian yang baik yaitu
menilai peserta didik secara keseluruhan baik dari segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan
keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam
pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap suatu
mata pelajaran, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara
maksimal. Selain itu, pengukuran penilaian pada aspek afektif dan
psikomorotik peserta didik saat belum bisa dimaksimalkan karena masih
belum dikembangkan instrumen penilaian pada aspek tersebut.

B. DEFISINI PENELITIAN

Definisi penelitian menurut para ahli Berikut beberapa definisi penelitian


menurut para ahli:

 Suhardjono, dkk
Mengutip dari buku Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif
(2021) karya Abd. Mukhid, dituliskan pengertian penelitian menurut
Suhardjono,  ialah upaya pencarian informasi untuk memecahkan
suatu masalah dengan metode ilmiah.
 Kerlinger
Menurut Kerlinger, penelitian merupakan proses penemuan informasi
secara sistematis dan terkontrol yang didasarkan pada hipotesis dan
teori.
 McMillan dan Schumacher
Menurut McMillan dan Schumacher, penelitian adalah proses
penemuan dan analisis data secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuan tertentu. Soerjono
 Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian adalah kegiatan ilmiah yang
berpusat pada analisis, dilakukan dengan sitematis dan konsisten,
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.

6
Tujuan penelitian

Penelitian ditinjau dari tujuannya ada 3 macam, yaitu :

1. Penelitian eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan menemukan


problematik-problematik baru.

2. Penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang khusus dimaksudkan untuk


mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

3. Penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk menguji


kebenaran suatu pengetahuan.

C. JENIS-JENIS PENELITIAN

1. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang


menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan
pelaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan
dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial,
sikap, keyakinan, dan persepsi.

Oleh karena itu, proses penelitian pendekatan kualitatif dimulai dengan


pengembangan asumsi-asumsi dasar. Kemudian dikaitkan dengan kaidah-kaidah
pemikiran yang digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam survei
kemudian diinterpretasikan.

Contohnya penelitian dengan pendekatan kualitatif di bidang sosiologi,


maka akan mengungkap makna sosial dari fenomena yang diperoleh subjek
penelitian. Topik ini biasanya diterima dari partisipan atau responden. Dengan

7
cara ini, peneliti dengan pendekatan ini kemudian berusaha menjawab bagaimana
pengalaman sosial budaya manusia terbentuk dan kemudian diberi makna.

Subjek penelitian dengan pendekatan kualitatif mencakup semua aspek atau


bidang kehidupan manusia, yakni manusia dan semua yang dipengaruhi olehnya.
Metode kualitatif tidak secepat dalam menganalisis data seperti halnya penelitian
kuantitatif.

Dalam studi kuantitatif, data mentah dapat segera diproses. Namun, data
dalam studi kualitatif membutuhkan proses sistematis yang lebih dalam. Contoh
studi kuantitatif seperti menjawab pertanyaan mengapa beberapa orang yang
tinggal di lereng gunung berapi bersedia mengungsi jika gunung berapi meletus.

Sedangkan pada riset kualitatif akan menjawab pertanyaan-pertanyaan


yang menyelidiki makna. Seperti membahas makna pegunungan-nya, bencana,
kehidupan, dan aspek lainnya tentang populasi tersebut yang memilih untuk tidak
mengungsi.
1. Lexy J Moleong
Lexy J. Moleong (2005:6) mengungkapkan metode kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Termasuk dengan
menjelaskan tingkah laku, persepsi, motivasi, tingkah laku, dan lain-lain secara
keseluruhan, dari segi bahasa dan dalam konteks alam tertentu, dengan
menggunakan berbagai metode alam.

2. Sugiyono
Sugiyono (2009:15) mengungkapkan definisi penelitian pendekatan kualitatif
didasarkan pada filosofi post-positivis yang digunakan oleh peneliti untuk
mempelajari keadaan objek-objek alam utama (bukan eksperimen). Sarana
meliputi pengambilan sampel data yang ditargetkan dari sumber data. Metode
survei menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan generalisasi.

8
3. Suryono
Saryono (2010) mengungkapkan bawah studi kualitatif dirancang untuk
menyelidiki, menemukan, menjelaskan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dampak sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau dijelaskan
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian.

Ciri-Ciri atau Karakteristik Penelitian Kualitatif


Berdasarkan pengertian di atas, penelitian dengan pendekatan kualitatif memiliki
ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda dengan pendekatan lainnya, seperti
berikut ini:

1. Sumber Data dari Lingkungan Alam


Sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini biasanya berasal dari
lingkungan alam, yaitu berbagai peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi
sosial. Proses penelitian dilakukan melalui interaksi langsung melalui observasi,
pencatatan, dan penggalian sumber-sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang
diteliti.

2. Deskriptif Analitik
Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara,
analisis dan dokumentasi. Jika format ini bukan format numerik, mereka akan
ditempatkan di situs survey. Analisis data berupa penjelasan situasi yang diteliti
sedangkan penyajiannya berupa penjelasan cerita.

3. Fokus ke Proses
Studi ini menggabungkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan pertanyaan
untuk memperjelas proses. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan

9
penjelasan tentang status kegiatan, prosedur, tahapan, alasan, dan interaksi yang
terjadi saat proses penelitian berlangsung.

4. Sifatnya Induktif
Dalam hal ini penyidikan bersifat induktif. Artinya, ia menggunakan data yang
terpisah tetapi relevan. Kajian ini biasanya dimulai di lapangan. Artinya, dimulai
dengan fakta empiris bahwa peneliti harus melakukan verifikasi langsung di
lapangan.

Dalam proses ini, peneliti mengeksplorasi proses penemuan dengan


mencatat, menganalisis, melaporkan, dan menyelesaikan kegiatan penelitian.
Temuan-temuan di bidang ini, yang masih berupa teori, prinsip dan konsep,
dikembangkan lebih lanjut.

5. Mengutamakan Makna
Dalam penelitian kualitatif, makna yang ditransmisikan mengacu pada persepsi
orang tentang peristiwa yang dipelajari. Misalnya kajian tentang peran guru dalam
keberhasilan siswa di sekolah. Peneliti fokus pada pendapat guru tentang siswa
sekolah. Cari data, informasi, dan pendapat guru tentang prestasi akademik siswa,
masalah dukungan, dan mengapa siswa tidak didukung. Peneliti juga memperoleh
informasi dari mahasiswa sebagai bahan pembanding. Keakuratan data dan
informasi partisipan dikomunikasikan oleh peneliti sehingga hasil penelitian dapat
diinterpretasikan dengan benar.

Tujuan Penelitian Kualitatif

Menurut Rachmat Kriyantono, tujuan penelitian dengan pendekatan


kualitatif adalah untuk menjelaskan secara rinci fenomena yang terjadi di

10
masyarakat dengan mengumpulkan data secara rinci dan lengkap. Hal ini
menunjukkan bahwa integritas dan kedalaman data yang diselidiki sangat penting
dalam penelitian ini.

Menurut Rachmat Kriyantono, semakin dalam dan teliti data yang


diperoleh, semakin tinggi kualitas survei yang dilakukan. Dalam prakteknya,
jumlah objek yang akan disurvei biasanya sedikit karena kedalaman data lebih
penting daripada jumlah data.

Jenis-jenis Penelitian Kualitatif


Dalam praktiknya, ada beberapa jenis penelitian yang dilakukan secara kualitatif,
seperti berikut ini:

1. Dasar (Basic)
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan sesuatu yang telah dibuktikan
dalam bentuk penelitian, tanpa mempertimbangkan manfaatnya bagi masyarakat.
Penelitian ini dilakukan tanpa pertimbangan tujuan praktis. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak ditujukan untuk masyarakat umum.

Fokus utama dari jenis penelitian ini adalah kelangsungan dan kelengkapan ilmu
pengetahuan dan filsafat. Studi ini tidak mempertimbangkan apakah itu terkait
dengan peristiwa sosial. Juga, pemikiran peneliti jenis ini mungkin tidak
memikirkan perspektif penelitian yang lebih spesifik.

2. Fenomenologi
Fenomenologi adalah suatu bentuk penelitian di mana seorang peneliti berusaha
memahami bagaimana satu atau lebih orang mengalami suatu fenomena. Metode
investigasi ini dimulai dengan mengamati dan menyelidiki fokus fenomena yang
diselidiki dan memperhatikan aspek subjektif dari perilaku objek. Peneliti

11
kemudian mencari informasi yang bermakna atau memberi makna pada fenomena
yang diteliti.

3. Verifikasi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menguji kebenaran ilmu yang ada
di bidang pendidikan, seperti konsep, prinsip, prosedur, pembahasan, dan praktik
pendidikan.

4. Deskripsi
Investigasi deskriptif adalah jenis investigasi yang menjelaskan atau menjelaskan
suatu masalah. Studi deskriptif bertujuan untuk menjelaskan populasi, situasi, atau
fenomena secara akurat dan sistematis.

5. Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan
pengetahuan baru atau terapan dan masalah baru di bidang pendidikan.

6. Etnografi
Kajian ini berusaha memperjelas implikasi sosiokultural dengan mengkaji pola
dan interaksi kehidupan antara kelompok sosio kultural tertentu (kelompok
dengan budaya yang sama) dalam ruang atau konteks tertentu.

Etnografi menggunakan dua konsep dasar sebagai dasar penelitian: aspek budaya
(antropologi) dan bahasa (linguistik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk dan fungsi bahasa dalam kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
Interpretasi kelompok sosial, sistem yang berjalan, dan interaksi di dalamnya.

12
7. Studi Kasus
Studi kasus didasarkan pada peristiwa yang telah terjadi. Penelitian ini melihat
interaksi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari bagaimana peristiwa terjadi secara sistematis dalam
jangka waktu yang lama. Studi kasus adalah jenis penelitian kualitatif yang
dilakukan dalam keadaan tertentu dengan menggunakan program, kegiatan,
peristiwa, dan kelompok. Kajian ini akan membantu mendapatkan gambaran
kasar tentang latar belakang, situasi, dan interaksi yang terjadi.

8. Terapan
Dalam jenis penelitian ini, hasilnya cenderung aplikasi baru, aplikasi sains murni,
daripada bentuk sains baru. Peneliti yang menggunakan tipe ini memiliki sifat
menerapkan wawasan tipe penelitian dasar. Tujuan adalah tujuan praktis di area
tertentu. Peneliti terapan biasanya menginginkan hasil penelitiannya bermanfaat
dan bermanfaat bagi masyarakat umum.

9. Metode Historis
Jenis penelitian kualitatif historis ini menekankan pada persoalan-persoalan
sejarah. Fokusnya adalah pada peristiwa masa lalu dan rekonstruksinya dengan
menggunakan sumber data dan saksi yang masih ada hingga saat ini. Sumber data
dari kajian sejarah adalah catatan sejarah, artefak, penjelasan lisan, dan saksi yang
dapat dipertanggungjawabkan. Sederhananya, Anda melihat fenomena
perkembangan yang didasarkan pada perubahan dari waktu ke waktu.

10. Naratif
Narasi Jenis penelitian adalah jenis penelitian yang diterangkan secara langsung
secara lisan dengan menceritakan atau menceritakan isi penelitian. Survei ini
dikumpulkan melalui diskusi, percakapan, atau wawancara. Singkatnya,
pengalaman individu diceritakan kepada peneliti dan sekali lagi dengan kata-kata
peneliti.

13
12. Tindakan
Penelitian tindakan menerjemahkan pengetahuan ke dalam perilaku kehidupan
nyata dan mempelajari bagaimana menanggapi situasi di lapangan. Penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki proses dan memahami bagaimana praktik
pengajaran profesional yang baik dapat meningkatkan hasil kegiatan.

13. Evaluasi
Selain itu, survei ini dilakukan setelah survei lain dan dalam bentuk survei baru.
Penelitian ini merupakan turunan dari penelitian terapan. Tujuan dari jenis
penelitian ini adalah untuk menilai keberhasilan, manfaat, kegunaan, kontribusi,
dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan tertentu, dan pada akhirnya
untuk meningkatkan untuk meningkatkan hasil.

Prosedur Metode Penelitian Kualitatif


Analisis data dalam penelitian kualitatif dimaknai sebagai upaya peneliti
untuk secara sistematis mencari dan mengorganisasikan catatan-catatan dari
observasi, wawancara, dan lain-lain agar dapat lebih memahami kasus yang
diteliti dan menyajikannya sebagai hasilnya. Untuk memperoleh pemahaman
tersebut, analisis harus dilanjutkan dengan mencoba mencari makna.

Artikel “Analisis Data Kualitatif” karya Ahmad Rijali yang diterbitkan


dalam Jurnal Al Hadharah Volume 17 (2018), diedit oleh UIN Antasari,
menjelaskan bahwa ada empat fase penelitian kualitatif yang saling terkait.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan tahapan


pengumpulan data, reduksi dan klasifikasi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Analisis data kualitatif diintegrasikan ke dalam kegiatan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan hasil
penelitian. Uraian keempat tahapan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

14
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara dengan terjun langsung ke lapangan. Hal ini dapat dilakukan
melalui observasi atau observasi, kuesioner, wawancara mendalam dengan subjek
survei, survei dokumenter, dan diskusi kelompok terfokus.

2. Reduksi data dan klasifikasi data


Langkah ini menyaring data mentah. Peneliti memilih data yang paling relevan
untuk digunakan untuk mendukung penelitian mereka. Data kualitatif dapat
diperoleh dari wawancara dan observasi. Oleh karena itu, pengurutan diperlukan
untuk memudahkan klasifikasi data. Oleh karena itu, data yang disaring
dikategorikan sesuai kebutuhan. Misalnya, dalam survei, data dikategorikan
berdasarkan informan atau kategori lokasi survei.

3. Tampilan data
Setelah mereduksi dan mengklasifikasikan data, pindah ke tampilan data. Dalam
fase proses ini, peneliti merancang baris dan kolom matrik data kualitatif dan
menentukan jenis dan format data yang akan dimasukkan ke dalam bidang metrik.
Misalnya, data ditampilkan dalam deskripsi, bagan, diagram alur, diagram, dan
sebagainya. Data diatur agar mudah dibaca.

4. Menarik kesimpulan
Setelah melalui tiga proses, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Isi
kesimpulan harus mencakup semua informasi relevan yang ditemukan dalam
penelitian. Selain itu, bahasa yang digunakan untuk menjelaskan kesimpulan
harus tidak berbelit-belit dan mudah dipahami.

2. Penelitian Kuantitatif

Definisi Penelitian Kuantitatif

15
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui. (Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif).

Asumsi Penelitian Kuantitatif Adalah

Penelitian kuantitatif adalah didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Nana


Sudjana dan Ibrahim, 2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).

a. Bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental,


dan cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi.

b. Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan


baku.

Asumsi Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Nana


Sudjana dan Ibrahim, 2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).

a. Bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental,


dan cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi.

b. Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan


baku.

Karakeristik Penelitian Kuantitatif

16
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram
2008: 149-150):

a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang


berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep
yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.

b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-hal yang
bersifat subjektif.

c. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.

d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik


yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.

e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.

f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat


yang objektif dan baku.

g. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.

h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.

i. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.

j. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.

17
k. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan
situasi.

l. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah

Prosedur Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif ini dalam pelaksanaannya adalah berdasarkan prosedur yang


telah direncanakan sebelumnya.

Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan atau


langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

1. Identifikasi permasalahan

2. Studi literatur.

3. Pengembangan kerangka konsep

4. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.

5. Pengembangan disain penelitian.

6. Teknik sampling.

7. Pengumpulan dan kuantifikasi data.

8. Analisis data.

9. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif

Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metoda dan rancangan


(design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah
yang dihadapi.

18
Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif adalah dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan
Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).

Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif Adalah:

1. Penelitian deskriptif

2. Penelitian korelasional

3. Penelitian kausal komparatif

4. Penelitian tindakan

5. Penelitian perkembangan

6. Penelitian eksperimen.

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khususnya kuantitatif


analitik adalah metode deduktif. Dalam metoda ini teori ilmiah yang telah
diterima kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya.

Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan
Politik (2000: 6) menyatakan bahwa pada dasarnya metoda ilmiah merupakan
cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a)
kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat
konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; b)
menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut;
dan c) melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji
kebenaran pernyataannya secara faktual.

19
Selanjutnya Jujun menyatakan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan
proses logico-hypothetico-verifikatif ini pada dasarnya terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut (Suriasumantri, 2005 : 127-128).

Langkah-langkah Penelitian Kuantitatif

1. Perumusan masalah

2. Penyusunan Kerangka Berpikir

3. Perumusan Hipotesis

4. Pengujian Hipotesis

5. Penarikan Kesimpulan.
Berikut di bawah ini adalah penjelasan langkah-langkah penelitian kuantitatif:

a) Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang


jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya.

b) Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan


argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai
faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka
berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah

20
teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan
dengan permasalahan.

c) Perumusan hipotesis  yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap


pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.

d) Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan


dengan hipotesis  yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

e) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang


diajukan itu ditolak atau diterima.

Langkah-langkah atau prosedur penelitian kuantitatif tersebut kemudian oleh


Jujun S. Suriasumantri divisualisasikan adalah dalam bentuk bagan sebagai
berikut:

21
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari beberapa
segi. Mengutip dalam buku Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan
Mix Method) oleh Purwono dkk, berikut beberapa perbedaannya.

1. Desain Penelitian
a. Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian
kualitatif sendiri dapat berkembang selama proses penelitian
berlangsung.
b. Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur
dari penelitiannya sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak
dapat diubah lagi.
2. Analisis Data
a. Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
b. Kuantitatif hanya dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum
laporan.

3. Istilah Subjek Penelitian


a. Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
narasumber.
b. Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
responden.
4. Cara Memandang Fakta

Penelitian kualitatif memandang fakta atau kebenaran bergantung


pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini disebabkan oleh
adanya hal-hal kompleks yang tidak bisa sekadar dijelaskan oleh
angka, seperti perasaan manusia.

Penelitian ini berangkat dari data, kemudian dijelaskan oleh teori-


teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori dalam
rangka menguatkan teori sebelumnya.

22
Sementara itu, penelitian kuantitatif memandang fakta atau kebenaran
berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan
tidak memihak. Apa pun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta.
Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.

5. Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa


diukur oleh hitam putih kebenaran, sehingga peneliti akan mengorek
data sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu.

Itulah sebabnya, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan


oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam
peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih.

Sementara itu, pengumpulan data penelitian kuantitatif dilakukan


dengan menggunakan serangkaian instrumen berupa tes atau
kuesioner.

Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori


atau kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian
ini ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat.

6. Representasi Data
a. Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah
fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak
mengandung deskripsi.
b. Hasil penelitian kuantitatif diinterpretasikan dalam bentuk hasil
penghitungan yang matematis, sehingga dianggap sebagai fakta
yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian ini sangat
ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan.
7. Implikasi Hasil Riset

23
a. Hasil penelitian kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada
situasi-situasi tertentu. Oleh sebab itu, hasil penelitian kualitatif
tidak bisa digeneralisasi dalam setting yang berbeda.
b. Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta atau teori yang berlaku
secara umum (generalized). Kapan pun dan di mana pun, fakta itu
tetap berlaku.
8. Macam Metode
a. Macam-macam metode kualitatif, yaitu fenomenologi, etnografi,
studi kasus, historis, dan grounded theory.
b. Macam-macam metode kuantitatif, yakni eksperimen, survei,
korelasi, regresi, analisis jalur, dan expost facto.
9. Tujuan Penelitian
a. Tujuan penelitian kualitatif ialah memperoleh pemahaman
mendalam, mengembangkan teori, serta mendeskripikan realitas
dan kompleksitas sosial.
b. Tujuan penelitian kuantitatif adalah menjelaskan hubungan
antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi fenomena
sosial yang diteliti.

10. Jenis Data


a. Kualitatif: deskriptif dan eksploratif.
b. Kuantitatif: numerik dan statistik.
11. Topik penelitian yang dominan
a. Penelitian kualitatif digunakan dalam studi yang bertujuan untuk
mengeksplorasi pengalaman, perasaan, dan persepsi.
b. Penelitian kuantitatif digunakan dalam studi penelitian yang
bertujuan menjelaskan prevalensi, pendapat dan sikap, sifat
masalah, serta merumuskan teori.
12. Ukuran sampel
a. Metode kualitatif hanya mempertimbangkan beberapa kasus,
sehingga sampel penelitian sengaja dipilih oleh penelitinya.

24
b. Metode kuantitatif memperhitungkan ukuran sampel yang relatif
lebih besar. Diasumsikan bahwa sampel yang dipilih dalam metode
kuantitatif mewakili seluruh populasi penelitian.
13. Filosofi yang mendasari
a. Penelitian kualitatif didasarkan pada filosofi bahwa manusia hanya
memperoleh pengetahuan dari pengalaman inderawi.
b. Penelitian kuantitatif didasarkan pada filsafat rasionalisme. Metode
ini menegaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuan karena
mereka memiliki kapasitas untuk berpikir.
14. Format pertanyaan
a. Dalam metode kualitatif, pertanyaan bersifat terbuka. Pertanyaan
terbuka memberi narasumber kesempatan untuk merespons
berdasarkan pendapat mereka sendiri. Hal ini berarti memberi
peneliti kesempatan untuk melakukan perbandingan bermakna dari
respons yang diberikan.
b. Dalam metode kuantitatif, pertanyaan bersifat tertutup. Oleh sebab
itu, metode ini mengharuskan responden untuk memilih jawaban
atas pertanyaan dari sejumlah tanggapan yang telah ditentukan.

15. Nilai penelitian yang dominan


a. Dalam metode kualitatif, nilai-nilai penelitian dijelaskan atau
dideskripsikan. Selain itu, berbagai sumber informasi (triangulasi)
digunakan untuk menentukan reliabilitas dan validitas.
b. Dalam metode kuantitatif, nilai penelitian utama adalah realibilitas
dan validitas. Dalam kebanyakan kasus, lingkungan penelitian bisa
dikendalikan. Akibatnya, lingkungan tersebut dapat ditentukan
menggunakan metode yang logis dan statistik.
16. Bias procedural
a. Metode penelitian kualitatif bergantung pada peneliti untuk
mengendalikan bias prosedural.

25
b. Metode penelitian kuantitatif bergantung pada instrumen
pengumpulan data dan desain penelitian yang digunakan untuk
mengontrol bias prosedural.
Kelebihan Metode Kuantitatif
1. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal
2. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan
3. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebih
variabel
4. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model
5. Penelitian lebih berjalan sistematis
6. Mampu memanfaatkan teori yang ada
7. Penelitian lebih berjalan objektif
8. Spesifik, jelas, rinci
9. Ukuran penelitian besar, sehingga menjadi nilai tambah sendiri
Kekurangan Metode Kuantitatif
1. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
2. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan
3. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi dan sampelnya sama
4. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel)
yang jumlahnya sedikit (>30)
5. Pengumpulan data cenderung berasal dari nilai tertinggi
6. Penelitian tidak subyektif
7. Orientasi hanya sebatas pada jumlah
8. Dibatasi oleh peluang untuk menggali responden dan kualitas perangkat
pengumpulan data original
9. Keterlibatan periset umumnya terbatas.

26
Langkah-langkah Melakukan Penelitian Kuantitatif
Berikut langkah-langkah penelitian kuantitatif yang bisa Grameds ikuti, yaitu:

1. Merumuskan Latar Belakang


Langkah penelitian ini adalah yang melatarbelakangi peneliti memilih tema dan
topik tersebut harus diuraikan dalam latar belakang disertai dengan data-data
pendukung.

2. Membuat Rumusan Masalah


Rumusan masalah merupakan sebuah kalimat pertanyaan bukan pernyataan dan
harus relevan dengan tema yang diangkat, bersifat baru dan asli serta penting.

3. Menentukan Landasan Teori


Landasan teori ini untuk mengkaji literatur yang jadi sandaran peneliti guna
menemukan jawaban atas rumusan masalah yang sudah ditentukan.

4. merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau asumsi yang peneliti pegang untuk
dilakukan pengujian. Ada hasil penelitian yang sesuai hipotesis dan ada yang
menolaknya.

5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data uni sebagai bahan untuk mendapatkan solusi atas
permasalahan yang diangkat. Dalam pengumpulan data membutuhkan instrumen
penelitian dan menguji instrumen. Hasil data yang diperoleh selanjutnya kan diuji
validitas dan reliabilitas.

Hasil uji data akan dianalisis untuk menjawab hipotesis sebelumnya dan ditulis
dalam bab pembahasan. Bisa disajikan berupa tabel, diagram atau grafik. Cara

27
tersebut lebih mudah dibaca oleh orang lain daripada disampaikan dalam bentuk
deskriptif, apalagi jika yang disajikan adalah data angka.

6. Kesimpulan
Kesimpulan ini berisi garis besar hasil penelitian, apakah hipotesis diterima atau
ditolak beserta alasannya.

Contoh Penelitian Kuantitatif Pendidikan – Judul Penelitian, “Hubungan


Pelayanan Guru Bimbingan Dan Konseling Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa”

I. Latar Belakang

Pendidikan memiliki pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa


mendatang. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki
manusia secara optimal, yakni pengembangan potensi individu yang setinggi-
tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, yang

28
sesuai dengan tahapan perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya dimana kita hidup.

Pendidikan adalah fenomena manusia yang paling kompleks. Karena memiliki


sifat yang kompleks inilah, maka pendidikan bisa dilihat dan dijelaskan dari
berbagai sudut pandang, seperti misalnya dari sudut pandang psikologi, sosiologii
dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi, dan sebagainya.

Pendidikan memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah sekolah. Sekolah


sendiri merupakan tempat pendidikan formal yang didalamnya memiliki beberapa
aturan yang harus ditaati oleh seluruh komponen sekolah. Sekolah merupakan
tempat dimana seseorang bisa mendapatkan pendidikan, pengajaran dan juga
keterampilan hidup dalam berhubungan dengan orang lain.

Menurut Prayitno (1999, 25) menyebutkan bahwa pengembangan manusia


seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang,
dengan kemampuan sosial yang menyejukkan, kesusilaan yang tinggi, dan
keimanan serta ketaqwaan yang dalam.

Dimana pengembangan manusia seutuhnya tersebut bisa kita dapatkan dalam


proses pendidikan seperti disekolah. Akan tetapi, dalam proses pendidikan kita
juga akan banyak menjumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja,
dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka.

Prayitno juga mengemukakan bahwa permasalah yang dialami oleh peserta didik
di sekolah sering kali tidak bisa dihindari meskipun dengan pengajaran yang baik
sekalipun. Hal ini juga dikarenakan sumber-sumber permasalahan siswa banyak
yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.

Realita dalam observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Pakisaji
menunjukkan bahwa banyak sekali siswa yang mengalami kendala dalam proses
belajar yang berasal dari dalam diri karena ketidakdisiplinan mereka dalam
mengatur waktu belajar. Ketidakdisiplinan ini bisa dilihat dari kegiatan belajar

29
mereka yang dipadukan dengan aktifitas sehari-hari seperti bermain.  Hal ini
tentunya akan menimbulkan permasalahan belajar bagi siswa.

Dalam hal seperti ini permasalah siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja,
termasuk perilaku mereka yang tidak bisa mengatur waktu untuk melakukan
aktifitas belajar sesuai dengan apa yang diperlukan, diatur, dan diharapkan.
Apabila pengaturan waktu berdasarkan kesadaran mereka sendiri ataupun arahan
dari pihak lain tidak dilakukan dengan disiplin maka semuanya akan menjadi
kacau.

Begitu juga dengan kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar yang
dipadukan dengan aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah pelayanan
guru bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk mendampingi mereka.
Maka dari itu, peran kita sebagai seorang guru BK menghadapi siswa yang seperti
ini adalah mengarahkan supaya siswa memiliki kelompok belajar sendiri di
rumah, berkolaborasi dengan orang tua siswa yang bersangkutan untuk dapat
memantau dan memotivasi belajar anak supaya mereka dapat disiplin dalam
belajar.

Pelayanan guru bimbingan dan konseling hendaknya berlangsung secara efektif


dalam membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi
semua permasalahanya khususnya membimbing siswa agar memiliki perilaku
disiplin. Pelayanan guru bimbingan dan konseling adalah peran yang dilaksanakan
oleh guru bimbingan dan konseling dalam memecahkan berbagai permasalahan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Permasalah tersebut meliputi pemasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah


ataupun di luar sekolah. Manfaat dari bimbingan dan konseling yang dilakukan
oleh guru bimbingan konseling sangatlah penting bagi seorang siswa untuk
memecahkan berbagai permasalahan termasuk dalam mengatasi permasalahan
pribadi siswa.

30
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka diasumsikan bahwa apabila siswa
mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik dan pelayanan guru Bimbingan
Konseling bisa berjalan secara efektif mmaka mereka akan menjadi disiplin dalam
belajar dan memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dan
yang mereka harapkan. Kenyataan asumsi tersebut bisa terjadi di setiap sekolah,
sama halnya di SMPN 1 Pakisaji, oleh sebab itu peneliti tertari untuk mengkaji.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang ada sebagaimana telah dikemukaan pada


latar belakang, maka permasalahan yang akan diungkapkan melalui penelitian ini
bisa diidentifikasikan sebagai berikut :

Perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu belajar yang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan,diatur, ataudiharapkan
Dengan adanya pengaturan waktu yang baik serta pelayanan guru Bimbingan dan
konseling secara efektif, siswa akan dapat berdisiplin dalam belajar dan
mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dan yang mereka
harapkan
Hubungan antara pelayanan guru Bimbingan Konseling dengan kedisiplinan siswa
dalam Belajar.

2. Pembatasan Masalah

Untuk dapat menghindari kelasahpahaman, maka penulis akan memberikan


batasan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode angket


Peneliti membatasi masalah, pada kedisiplinan siswa dalam belajar dengan
aktifitas lain yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
Pembahasan hanya sebatas kedisiplinan siswa dan pelayanan guru BK untuk
siswa SMP.

31
3. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan


kedisiplinan belajar siswa?
Sejauh mana hubungan pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa terjadi?

4. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan
konseling dengan kedisiplinan belajar siswa.
b. Untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa SMPN 1 Pakisaji
c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pelayanan guru bimbingan
dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa itu terjadi.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka manfaat penelitian tersebut adalah,
sebagai berikut:

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu


pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan
belajar anak.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka


penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya
yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.

II. Landasan Teori (Kajian Pustaka)

a. Deskripsi Teori

Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah

32
Masalah kedisiplinan akan selalu berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan wajib ditaati. Disiplin sendiri bukan hanya memiliki arti taat atau
patuh pada peraturan atau ketentuan yang datang dari orang lain, lembaga atau
pemerintah, tetapi aturan-aturan tesebut juga akan datang dari diri kita sendiri
yang merupakan kesadaran, kerelaan untuk melaksanakan rencana atau kegiatan
yang sudah direncanakan. Seorang yang berprilaku disiplin berarti tingkah laku
dan keputusannya dilakukan secara sadar dan rela, sesuatu yang akan menjadikan
dirinya sebagai orang yang taat pada peraturan yang berlaku. Sukardi (2003 : 102)
menyebutkan bahwa disiplin diartikan sebagai sesuatu rentetan kegiatan atau
latihan yang berencana yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.

Mulyono (1993:1) menyebutkan bahwa dalam surat edaran yang berhubungan


dengan gerakan disiplin mengartikan disiplin adalah sikap hidup dan perilaku
yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar.

Disiplin belajar dalam penelitian tersebut yang dimaksudkan adalah suatu rentetan
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan sikap hidup yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Jadi, disiplin belajar adalah suatu sikap mental
yang mengandung kerelaan tanpa paksaan untuk melakukan rentetan kegiatan
dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang siswa,
sebagai individu yang belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan.

Konsep disiplin berhubungan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan banyak orang). Menurut Moeliono (1993 :
2008) menjelakan bahwa disiplin memiliki arti ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sementara
pengertian siswa adalah seorang pelajar atau anak (orang) yang melakukan
aktifitas belajar (Ibid:849). Dengan begitu disiplin siswa adalah ketaatan
(kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

33
Dari pengertian diatas, kedisiplinan siswa bisa dilihat dari ketaatan (kepatuhan)
siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah,
yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam hal
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan yang ada di sekolah, dan
lain sebagainya.

Sementara itu, bentuk-bentuk dari kedisplinan ini bisa dilihat dari kegiatan belajar
di sekolah, belajar mengisi waktu luang, dan belajar dalam melaksanakan tugas
sekolah. Tekun dan dinamis mengikuti semua program belajar di sekolah, tertib
catatan dan tertib mencatat, dan tidak suka suka membolos ataupun meninggalkan
sebagian jam pelajaran, menggunakan waktu luang sebaik-baiknya untuk diskusi
atau belajar di perpustakaan sekolah, dan melaksanakan tugas ekstrakurikuler,
belajar sesuai dengan program yang disusun, dan belajar sesuai waktu secara
teratur.

Semua kegiatan siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan


kegiatan pendidikan di sekolah, yang juga akan dikaitkan dengan kehidupan di
lingkungan luar sekolah.

Pelayanan Guru Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah diterima dan menjadi suatu
pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya sangat penting dalam mencapai
keberhasilan pendidikan. Mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak,
remaja, dan pemuda sebagian besar terdapat di luar lingkungan sekolah, dan lagi
pula bahwa permasalah yang dialami oleh manusia tidak hanya terdapat disekolah
saja, maka pelayanan bimbingan dan konseling harus menjangkau daerah-daerah
yang lebih luas di luar sekolah.

Prayitno (1999, 30) menjelaskan bahwa keberadaan pelayanan bimbinan dan


penyuluhan memiliki peran untuk :

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan;

34
Bimbingan akan diberikan oleh guru pembimbing.

Dalam penjelasan PP Nomor 29 Tahun 1990 menjelaskan bahwa :

Bimbingan dalam rangka menemukan siswa dimaksudkan untuk dapat membantu


siswa mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan untuk dapat


membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi,
budaya, serta alam yang ada.

Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan mempersiapkan diri untuk


langkah yang dipilihnya setelah lulus pada sekolah menengah dan kariernya di
masa depan.

Bimbingan konseling memiliki tujuan umum untuk dapat membantu individu


dalam mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan,
minat, dan nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang  sedang dihadapi
oleh konseling.

Salah satu tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk dapat
membantu siswa supaya bisa mandiri dengan ciri mampu memahami dan
menerima  diri sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana
secara realistis, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya
tersebut dan pada akhirnya mewujudkan diri sendiri.

Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah


perkembangan klien dan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Tujuan-tujuan
khusus bimbingan dan konseling adalah penjelasan dari tujuan umum yang
dikaitkan dengan permasalahan konseling baik yang menyangkut perkembangan
ataupun kehidupannya.

Sebagai seorang guru BK kita memiliki peran yang sangat penting dalam
membimbing siswa yang memiliki permasalahan dalam belajar, seperti misalnya
kedisiplinan belajar. Dalam permasalahan kedisiplinan belajar ini seorang uru BK

35
harus tanggap dengan adanya permasalahan tersebut dan dapat mengidentifikasi
adanya masalah dan penyebab dari masalah tersebut dan apa yang akan dilakukan
atau diberikan kepada siswa yang memiliki masalah dengan kedisiplinan dalam
belajar.

b. Kerangka Berfikir

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan sebagaimana yang telah diuraikan pada
latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori
dan konsep yang mendukung, maka bisa diungkapkan kerangkan berfikir
penelitian yang menujukkan hubungan antara variable bebas (pelayanan
bimbingan dan konseling dan variable tergantung (kedisiplinan belajar siswa)
sebagai berikut ini :

Kedisiplinan belajar siswa (tidak mampu mengatur waktu dalam belajar) (Y)
Pelayanan guru Bimbingan dan Konseling (x)

c. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan


hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H0= tidak ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan


kedisiplinan belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI

Ha= ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan kedisiplinan


belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI

III. Metode Penelitian

1.Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian


yang memili sifat kuantitatif, karena hasil data dari angket yang dibutuhkan untuk

36
dapat mengungkapkan masalah dalam bentuk skor data kuantitatif yang kemudian
diolah dan diuji dengan teknik analisis statistika.

1.Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Pemilihan dan penetapan lokasi penelitian ini adalah di SMPN  Pakisaji. Adapun
pemilihan lokasi tersebut memiliki alasan sebagai berikut ini :

1) Adanya relevansi masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut.


2) Lokasi relatif dekat dengan domosili peneliti, sehingga mudah dijangkau dan
bisa lebih efisien (waktu dan biaya).

b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan mulai bulan
desember 2011 sampai bulan januari 2012 di SMPN 1 Pakisaji.

c. Populasi Dan Sampel


a. Populasi
Margono (2000: 121) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh individu yang
menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Warsito
(1992: 49) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, perusahaan,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksudkan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa yang
dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian.

Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 150 orang. Secara
rinci populasi dikemukan dalam tabel 1 berikut.

Keadaan Populasi Penelitian Tahun Pelajaran 2011/2012

37
Kelas Siswa Jumlah
VII Putra Putri
A 18 20 38
B 15 21 36
C 16 22 38
D 15 23 38
Jumlah 64 86 150
b. Sampel Penelitian
Arikunto (1998: 120) menjelaskan pengertian sampel penelitian ini adalah
sebagian atau wakil dari keseluruhan (jumlah) yang akan diteliti .

Warsito (1992: 51) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sebagian populasi yang
mewakili seluruh populasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa contoh penelitian


kuantitatif atau sampel yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagian
dari jumlah keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sumber data dalam
penelitian. Berpijak pada pendapat di atas, maka sampel penelitian ini diambil
20% dari populasi yang ada yaitu sebanyak 30 siswa, hal ini dilakukan karena
jumlah populasi dianggap terlalu banyak, dan pemilihannya dilakukan secara
acak. Adapun alasan menggunakan kelas VII karena akan dipersiapkan untuk
menghadapi ujian semester.

Sampel Penelitian

Kelas Populasi Sampel 20% Jumlah


VII Putra Putri Putra Putri Sampel
A 18 20 4 4 8
B 15 21 3 4 7
C 16 22 3 4 7

38
D 15 23 3 5 8
JUMLAH 64 86 13 17 30

C. Teknik Sampling
Dari hasil yang diketahui dari data tersebut maka, teknik yang digunakan dalam
penentuan sampel siswa kelas VII adalah menggunakan Random Sampling. Hal
ini karena penelitian dilakukan dengan memilih siswa secara acak.

D. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebagai
berikut:

1) Teknik Angket. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan teknik
angket untuk data variabel tentang pelayanan guru BK dengan kedisiplin belajar
siswa.

Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui angket dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan kisi-kisi dan indikator angket
b) Membuat pertanyaan sesuai dengan indikator angket yang telah ditentukan, dan
selanjutnya dikonsultasikan pada Dosen Pembimbing
c) Melakukan try out angket dan menganalisis hasil try out
d) Menyebarkan angket pada siswa untuk penelitian
e) Melakukan analisis hasil penelitian

2) Dokumentasi.
Teknik studi dokumen, terutama untuk keperluan data tentang keadaan siswa,
guru dan berbagai dokumen sekolah yang relevan dengan keperluan pengumpulan
data penelitian ini.

Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui teknik studi


dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan keadaan siswa seperti data pribadi, dan data tentang kegiatan
siswa.

39
3) Teknik Observasi.
Teknik ini dilakukan untuk mengamati berbagai keadaan siswa. Langkah dalam
pengumpulan data melalui teknik observasi adalah mengamati menggunakan
lembar observasi tentang semua aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian
yaitu saat melakukan pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data


Penelitian ini untuk mengungkap tentang hubungan pelayanan guru Bimbingan
Konseling dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMPN 1 Pakisaji tahun
pelajaran 2011/2012. Adapun teknik analisis data korelasi product moment
dengan menggunakan program SPSS versi 15 (Santoso, 2006: 269). yaitu dengan
Product Moment :

rXY =

rXY = Koefisien Korelasi X dan Y

= Produk dari X dan Y

= Kuadrat dari Variabel X

= Kuadrat dari Variabel Y

N = Jumlah Responden

E. Kepustakaan

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Mahmud, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Surini. 2010.Hubungan Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar


Siswa .Semarang : Proposal Skripsi

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

40
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerlinger mendefinisikan teori sebagai seperangkat konstruk (konsep),
definisi dan proporsi yang memberikan pandangan sistematik mengenai

41
gejala-gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan-hubungan yang ada
Antara variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan


yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui. (Kasiram (2008: 149) dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif).
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi
pembaca dan pemakalah sendiri. Kami menyadari masih banyak kesalahan
atau kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/penelitian-kualitatif/
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
https://kumparan.com/kabar-harian/16-perbedaan-penelitian-
kualitatif-dan-kuantitatif-yang-wajib-diketahui-1xha8WNDd7f/full

42
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-penelitian-kuantitatif/
https://gurupengajar.com/contoh-metode-penelitian-
kuantitatif.html/4

43

Anda mungkin juga menyukai