Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KERANGKA TEORITIS : TEORI DALAM PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Hukum Keluarga Islam Semester V (Lima)

Dosen Pengampu : Dr. Mustiali, S.Pd.I., M.M.Pd.

Disusun Oleh :

Resal Gunawan Pamungkas


Muhammad Raid
Siti Ma’rifatus Solihat

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYAMSUL ‘ULUM


GUNUNG PUYUH SUKABUMI
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim

Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurah kepada baginda alam Nabi Muhammad saw, yang telah membawa risalahnya
kepada ummat-nya,berkat rahmat dan karunia-Nya yang selalu terpancar bagi ummat-
Nya, maka segala macam halangan dan kelancaran, kami dapat menyelesaikan tugas
terstruktur yang berbentuk Makalah pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang
berjudul “Kerangka Teoritis : Teori dalam Penelitian.”

Pada kesempatan yang baik ini, tak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Mustiali, S.Pd.I., M.M.Pd. sebagai Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas
dan pengalaman berharga, dan bantuan pemikiran rekan mahasiswa sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Kendati penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini,
kami tetap menyadari bahwa sebagai manusia tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan
kekurangan termasuk dalam penyusunan makalah ini, baik dari teknik penyusunan,
maupun dari segi pembahasan yang menyebabkan makalah yang kami susun ini jauh
dari kriteria sempurna.

Semoga Allah swt senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami
agar dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Sukabumi, 15 Januari 2024

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2

A. Deskripsi Teori ................................................................................................................... 2

B. Kerangka Berpikir .............................................................................................................. 3

C. Kegunaan Teori dalam Penelitian Kuantitatif .................................................................... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 8

B. Saran ................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah penelitian dalam bahasa lnggris ad.alah re-search yang artinya mencad
atau menemukan kemball Re-search dalam terjemahan bebas, dapat dirumuskan
sebagai usaha menusia mencari dan menemukan pengetahuan yang benar secara
berulang-ulang dan terus menerus. Sut sono Hadi memberi definisl re-search sebagai
"...usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu
pengetahuan; usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah"
(Soetrisno Hadi, 1968:4).
Metode ilmiah sebagai salah satu ciri dari kegiatan penelitian menempatkan
kerangka konsep dan kerangka teori sebagai landasan kegiatannya. Di dalam desain
penelitlan kerangka konsep dan kerangka teori merupakan blue print da kerangka
berpikir. Kerangka.berpikir ialah penjeiasan sementara terhadap gejala y'ang
menjadi objek permasalahan kita (Husaini Usman dan Pumomo Setiady akbar.
19981 31). Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil
penelitian yang relevan- Kerangka berpikir merupakan argumentasi kita dalam
merumuskan hipotesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa deskripsi teori itu?
2. Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir?
3. Bagaimana kegunaan teori dalam penelitian kuantitatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi dari sebuah teori.
2. Untuk mengetahui apa itu yang dimaksud kerangka berpikir.
3. Untuk mengetahui kegunaan dari teori dalam penelitian kuantitatif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Teori menunjukkan hubungan antara fakta-fakta. Teori
menyusun fakta-fakta dalam bentuk yang sistematis sehingga dapat dipahami.
Menurut Kerlinger teori adalah serangkaian bagian (variabel), definisi dan dalil yang
saling berhubungan yang dihadirkan dalam sebuah pandangan sistematis tentang
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah.

Bentuk teori dapat berupa serangkaian hipotesa, pernyataan logis “jika…maka”,


atau model visual. Bentuk presentasi teori menunjukkan urutan sebab musabab
variabel-variabel. Hopkins menyajikan teorinya sebagai serangkaian hipotesa. Para
ahli ilmu pengetahuan secara sistematis membangun teori dan mengetesnya untuk
mengetahui internal konsistensi dan aspek-aspek subjektifnya dengan data-data
empiris. Menurut Kinayati Djojosuroto & M.L.A. Sumaryati, teori digolongkan
kepada empat macam, yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi.
1). Asumsi
Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverifikasi
secara empiris. Dalam penelitian ilmu sosial, setidaknya kita mengenal dua
pendekatan yang memengaruhi proses penelitian, mulai dari merumuskan
permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Setiap pendekatan memiliki asumsi
dasar yang berbeda. Asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif
bertolak belakang dengan asumsi dasar yang dikembangkan di dalam pendekatan
kualitatif. Asumsi dasar inilah yang memengaruhi pada perbedaan dari cara
pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara
keseluruhan.
2). Konsep
Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan
suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey menyebutkan
sebagai persepsi (mental Image) atau abstraksi yang dibentuk dengan

2
menggeneralisasikan hal-hal khusus. Setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan
menjelaskan konsep penelitian yang digunakan, karena konsep penelitian ini
merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain instrument penelitian.
Konsep juga dibangun dengan maksud agar masyarakat akademik atau
masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian atau pembaca laporan penelitian
memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variable, indikator, parameter,
maupun skala pengukuran yang dimaksud penelitiannya kali ini. Lebih konkrit,
konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Dalam
membangun konsep ada dua desain yang perlu diperhatikan, yaitu generalisasi dan
abstraksi. Generalisasi adalah proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai
pengalaman yang berasal dari literatur dan empiris. Abstraksi yaitu cakupan ciri-
ciri umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan.

3). Konstruk
Konstruk adalah konsep yang ciri-cirinya dapat diamati langsung seperti
pemecahan masalah. Konsep seperti ini lebih tinggi tarafnya daripada abstraksi
yang ciri-cirinya dapat diamati langsung. Jadi konstruk adalah konsep sedangkan
tidak semua konstruk adalah konsep. Menjadikan konstruk yang dapat kita ukur
disebut operasionalisasi. Kata kerjanya mengoperasionalisasikan.
4). Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Suatu pernyataan
yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan perbedaan atau hubungan antara
beberapa konsep. Ada dua macam proposisi, yaitu Hipotetis dan Tesis. Hipotesis
adalah proposisi yang dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik
sedangkan Tesis adalah proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas
dan yang telah dibenarkan oleh suatu pengujian secara empirik dan cermat.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari


penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan.
Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang
akan dijadikan dasar dalam penelitian. Di dalam kerangka pemikiran variabel-
variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan
yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian.

3
Kerangka berpikir merupakan perlengkapan peneliti untuk menganalisa
perencanaan dan beragumentasi kecenderungan asumsi ke mana akan dilabuhkan,
penelitian kuantitatif kecenderungan akhirnya adalah diterima atau ditolak
hipotesis penelitian tersebut, sedangkan penelitian yang berebentuk pernyataan
atau narasi-narasi peneliti bertolak dari data dan memanfaatkan teori yang
digunakan sebagai bahan penjelasan dan berakhir dengan pembaharuan suatu
pernyataan atau hipotesa. Menurut Widayat dan Amirullah kerangka berpikir atau
juga disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konsep- tual tentang
bagaimana teori berbubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir juga menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi ma- salah (objek) penelitian. Alur berpikir yang
didasarkan pada teori- teori terdahulu dan juga pengalaman- pengalaman empiris,
merupa- kan dasar untuk menyusun kerangka berpikir yang berguna untuk
membangun suatu hipotesis. Dengan demikian, kerangka berpikir merupakan dasar
penyusunan hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan buatan peneliti sendiri (bukan dari peneliti
lain), yakni cara peneliti berargumentasi dalam merumuskan hipotesis.
Argumentasi itu harus analisis, sistematis, dan menggunakan teori yang relevan.
Menurut Sugiono (2019) kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan beragam aspek yang sudah diidentifikasi.
Kerangka berpikir penelitian lalah dasar pemikiran dari penelitian yang
disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Kerangka berpikir
memuat teori atau dalil serta konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian.
Kerangka berpikir ini menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel.
Kerangka berpikir dapat disajikan dalam bentuk bagan yang menunjukkan alur
pikir peneliti dan keterkaitan antar variabel yang ditelitinya.
Kerangka berpikir dapat disajikan dalam bentuk bagan yang me- nunjukkan
alur pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti, yang biasa disebut
dengan paradigma atau model penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti daalam menyusun kerangka berpikir yang baik sebagaimana dikemukakan
oleh Sekaran sebagai berikut:
1. Variabel-variabel penelitian seharusnya diidentifikasikan secara jelas dan
diberi nama.
2. Uraian kerangka berpikir seharusnya menyatakan bagaimana dua atau lebih

4
variabel berhubungan satu dengan lainnya. Hal ini seharusnya dilakukan
untuk hubungan yang penting dan secara teoritis ada diantara variabel
penelitian.
3. Jika karakteristik atau sifat-sifat dan arah hubungan dapat diteo- rikan
berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal itu seharusnya
menjadi dasar dalam uraian kerangka berpikir apakah hubungan itu positif
atau negative.

4. Seharusnya dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharapbahwa


hubungan antara variabel itu ada. Argumentasi atas hal itudapat digambarkan
melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya.
5. Kerangka pemikiran seharusnya digambarkan dalam bentuk dia- gram
skematis, sehingga pembaca dapat secara jelas melihat hu- bungan antar
variabel.
Membangun kerangka berpikir sering timbul kecenderungan bahwa
pernyataan-pernyataan yang disusun tidak merujuk pada sumber kepustakaan,
karena sudah habis terpakai di dalam menyusun kerangka teoritis.Hal ini tidaklah
benar, sebab justru dalam menyusun kerangka berpikir inilah sangat diperlukan
argumentasi il- miah yang dipilih dari teori-teori yang relevan.Agar argumentasi
kita dapat diterima sesama ilmuwan, maka kerangka berpikir harus disusun secara
logis dan sistematis.Oleh karenanya teori yang digunakan dalam berargumentasi
harus dikuasai sepenuhnya sesuai perkembangan teori yang mutakhir.Pemilihan
pendekatan ataupun teori yang relatif lama (kuno, tidak relevan dengan kondisi
empirik) agak sukar diterima ilmuwan lainnya, meskipun argumentasi peneliti
sudah baik.Oleh karena itu sebaiknya peneliti selalu mengikuti perkembangan ilmu
yang terbaru.
Adapun manfaat dari kerangka berpikir dalam sebuah penelitian sebagai
berikut:
1. Membantu Peneliti
Manfaat yang pertama adalah membantu peneliti mendapat konsep yang
matang. Dengan demikian, setiap masalah dalam rumusan masalah akan terjawab.
2. Memudahkan Penelitian
Manfaat selanjutnya adalah memudahkan peneliti menyelesaikan penelitian.
Pasalnya, mereka akan mendapat gambaran proses penelitian dari kerangka

5
tersebut.
3. Menghubungkan Unsur Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang cukup melelahkan.Untuk meminimalisasi kesalahan
dan perubahan pola pikir, kerangka ini bisa menghubungkan unsur penelitian
terutama variabel dan data penelitian.
4. Memudahkan Pembaca Memahami Hasil Penelitian
Hasil penelitian tertuang dalam bentuk tulisan. Agar mudah pembaca pahami,
penulis membuat kerangka berpikir sehingga hasil penelitian bisa tersusun secara
logis.

C. Kegunaaan Teori dalam Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap


bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Penelitian
kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan
mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik,
matematika atau komputasi.
Menurut Snelbecker ada tiga fungsi atau kegunaan teori dalam penelitian.
Pertama, sebagai pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai
pendorong untuk menyusun hipotesis. Dengan hipotesis membimbing peneliti
mencari jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan.
Ketiga, sebagai penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan. Jika dijabarkan
ada 6 kegunaan teori dalam penelitian yaitu:
1. Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta
2. Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa
data
3. Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi
4. Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi
5. Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
6. Sebagai kerangka penalaran logis.

Adapun beberapa kegunaan atau fungsi teori dalam penelitian


menurut Cooper, diantaranya:
1. Teori mempersempit/membatasi ruang atau kawasan dari fakta yang akan
kita pelajari.
2. Teori menyarankan sistem pendekatan penelitian yang disukai untuk

6
mendapatkan makna yang sesungguhnya.
3. Teori menyarankan sistem penelitian yang memungkinkan
untuk mengimpose data sehingga diklasifikasikan dalam jalan yang lebih
bermakna.
4. Teori merangkum suatu pengetahuan tentang sebuah objek kajian dan
pernyataan yang tidak diinformasikan yang diluar observasi yang segera.
5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta yang lebih jauh yang
bisa ditemukan dalam penelitian.
Dari pendapatnya di atas dapat disimpulkan bahwa teori berfungsi untuk
memperjelas masalah penelitian sehingga para peneliti dan pembaca hasil
penelitian dapat dengan mudah mengidetifikasi masalah yang ada dalam objek
penelitian. Kedua, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian. Dengan
demikian peneliti dapat menyusun dugaan sementara yang didasarkan pada
masalah yang temukan dengan membandingkan pada teori-teori yang ada. Ketiga,
berfungsi sebagai feferensi untuk menyusun instrumen penelitian. Sebagaimana
kita ketahui bahwa penyusunan instrumen penelitian didasarkan pada kajian teori
yang relevan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Teori menunjukkan hubungan antara fakta-fakta, teori
menyusun fakta-fakta dalam bentuk yang sistematis sehingga dapat dipahami. Teori
digolongkan kepada empat macam, yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi.
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan.
Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan
dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka berpikir merupakan buatan peneliti
sendiri (bukan dari peneliti lain), yakni cara peneliti berargumentasi dalam
merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analisis, sistematis, dan menggunakan
teori yang relevan.
Teori memiliki kegunaan dalam penelitian kuantitatif yang meliputi:
Pertama, memperjelas masalah penelitian sehingga para peneliti dan pembaca hasil
penelitian dapat dengan mudah mengidetifikasi masalah yang ada dalam objek
penelitian. Kedua, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian. Ketiga,
berfungsi sebagai feferensi untuk menyusun instrumen penelitian. Sebagaimana kita
ketahui bahwa penyusunan instrumen penelitian didasarkan pada kajian teori yang
relevan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Karimuddin, Misbahul Jannah, dkk. 2021. Metodologi Penelitian


Kuantitatif. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Bungin, M. Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Djojosuroto, Kinayati, dan M.L.A Sumaryati. 2004. Prinsip-Prinsip Penelitian
Bahasa & Sastra. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian, Refleksi Pengembangan dan
Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Press.
Nasution, S. 1991. Metode Research, Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars.
Syahputri, Addini Zahra ,dkk. 2023. Kerangka Berfikir Penelitian Kuantitatif,
dalam Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 2.
Ziauddin,Sardar. 1996. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai