Anda di halaman 1dari 18

MENGIDENTIFIKASI KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN

HIPOTESIS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 NERS A

1. Mawati Manalu (032019077)


2. Angelica br. Saragih (032020001)
3. Lady Sheba A. Purba (032020010)
4. Priska br. Keliat (032020011)
5. Yeni Febriani Gultom (032020013)
6. Celine Rose E. Tarigan (032020017)
7. Icha D. Munthe (032020049)

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

T.A.2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengidetifikasi
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis”.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengertian jenis-jenis penelitian, langkah-langkah penelitian dan
ruang lingkup penelitian keperawatan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 21 Februari 2023

Kelompok 4 A

i
DAFTAR ISI

Kata Pengntar …………………………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………………… ii

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 1

Bab II Tinjauan Teoritis …………………………………………………………… 3

2.1 Kerangka Teoritis …………………………………………………………………… 3

2.2 Kerangka Konsep …………………………………………………………………… 5

2.3 Hipotesis …………………………………………………………………………… 7

2.4 Karekteristik Hipotesis Yang Baik …………………………………………… 10

2.5 Klasifikasi Hipotesis …………………………………………………………… 11

Bab III Penutupan …………………………………………………………………… 12

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 12

Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati


dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan
dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata Research terdiri dari dua kata yaitu
re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan (Siyoto, 2015).
Penelitian dan pengembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic
research) dengan penelitian terapan,dimana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan
pengetahuan secara praktis yang dapat diaplikasikan.penelitian bertujan juga untuk
menemukan dan mengembangan serta memfalidasi suatu produk.
Dalam penerapannya penelitian merupakan faktor yang fundamental dalam penerapan
sebuah praktek atau suatu tindakan medis. Dimana penelitian memfasilitasi sebuah kebenaran
dalam suaru tindakan yang dilakukan, dan juga penelitian merupakan jaminan mutu yang
dapat diterima oleh masyarakat luas.
 Pada pengembangan penelitian ada beberapa hal harus diperhatikan diantaranya
pembuatan kerangka konsep dan hipotesa dalam suatu penelitian. Kerangka konsep
merupakan suatu cara yang dilakukan dalam penulisan atau perencanaan dalam penulisan
laporan penelitian, kerangka konsep ini berguna untuk memudahkan peneliti dalam
menyusun permasalahan yang ingin dikaji dalm suatu penelitian. Dan juga kerangka konsep
merupakan langkah awal dalam pembuatan laporan penelitian.
Selain penggunaan kerangka konsep yang harus diketahui adalah jenis-jenis penelitian
yaitu diantaranya penelitian kulitatif. Penelitian kualitatif ini adalah salah satu penelitian yang
bertitik tolak pada kualitas objek kajian.
Melihat sangat efektifnya penggunaan dari kerangka konsep dan jenis- jenis penelitian
maka peneliti tertarik dalam membahas hal-hal yang terkait dengan kerangka konsep dan
jenis-jenis penelitian tersebut.     

1.2 Rumusan Masalah


a. Kerangka teoritis
b. Kerangka konsep
c. Hipotesis
d. Karekteristik hipotesis yang baik
e. Klasifikasi hipotesis
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu Kerangka teoritis.
b. Untuk mengetahui Kerangka konsep.
c. Untuk mengetahui apa itu Hipotesis.
d. Untuk mengetahui apa itu Karekteristik hipotesis yang baik.
e. Untuk mengetahui apa itu Klasifikasi hipotesis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teoritis


Kerangka teori adalah teori yang berasal dari data yang diperoleh dari secara analitis
dan sistematis metode komparatif, selanjutnya dikemukakan bahwa unsur teori mencakup
kategori konseptual dan hubungannya dengan kerangka konsep/fikir (Gahayu, 2019).

Fungsi kerangka teori yaitu :

1. Mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.


2. Mendorong untuk menyusun hipotesis.
3. Membuat penjelasan.
4. Membimbing .

Dukungan dasar teoritis dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan


pemecahan masalah diartikan sebagai menyusun kerangka teoritis yang berfungsi sebagai
dasar penyusunan hipotesa penelitian (Hariwijaya, 2017).

Istilah teori banyak digunakan dalam banyak hal misalnya instruktur keperawatan dan
mahasiswa sering menggunakan istilah tersebut untuk merujuk kekonten kelas, sebagai lawan
dari praktik aktual melakukan tindakan keperawatan. Dalam penggunaan awam dan ilmiah,
istilah teori berkonotasi dengan abstraksi.

Dalam lingkungan penelitian, istilah teori digunakan secara berbeda oleh penulis yang
berbeda. Secara klasik, para ilmuan, menggukan teori untuk merujuk pada generalisasi
abstrak yang menawarkan penjelasan sistematis tentang bagaimana fenomena saling terkait.
Dalam defesini tradisional ini, sebuah teori mengandung setidaknya dua konsep yang terkait
dengan cara yang dimaksudkan untuk dijelaskan untuk teori tersebut. Jadi teori tradisional
biasanya memiliki penjelasan atau prediksi sebagai tujuan mereka.

Yang lain, bagaimana pun menggunakan istilah teori dengan tidak terlalu ketat untuk
merujuk pada karakteristik luas yang dapat secara menyeluruh menggambarkan sebuah
fenomena tunggal. Beberapa penulis menyebut jenis teori ini sebagai teori deskritif,
sementara yang lain telah menggunakan istilah teori fau olating. Secara garis besar, desens
five teori adalah teori yang menggambarkan atau mengkategorikan karektiristik individu,
kelompok, atau situasi dengan mengabstraksi fitur umum yang diamati diseluruh berbagai
manifestasi. Teori deskritif memegang peranan pentik dalam studi kualitatif. Peneliti
kualitatif sering berusaha menggembangkan konsep mutualisasi. Tions fenomena yang
didasarkan pada pengamatan aktual. Teori deskritif sering kali merupakan pendahuluan
sehingga teori prediktif dan eksplanatori.

Komponen teori tradisional, tulisan-tulisan dalam karya ilmiah mencakup istilah-


istilah seperti proposisi, premis, aksioma, prinsip dan lain sebagainya. Disini kami
menyajikan analisis yang disederhanakan dari komponen teori.

Theory of Planned Behavior (TPB) (Ajzen, 2005) yang merupakan kelanjutan dari
teori lain yang disebut Theory Of Rea Sony Action (TRA) (Fishbein dan Ajzen, 2009) TPB
memberikan kerangka kerja untuk memahami perilaku masyarakat dan determinan psikologi.
Konstruksi TPR yang sangat disederhanakan terdiri dari proposisi berikut :
1. Perilaku yang berdasarkan kemauan ditentukan oleh niat orang untuk melakukan perilaku
tersebut.

2. Niat Melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku ditentukan oleh tiga faktor

 Sikap terhadap perilaku dan evaluasi menyeluruh atas pelaksanan perilaku


 Normal objektif (yaitu, tekanan sosial yanf dirasakan pasti untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku)
 Kontrol perilaku yang dipersepsikan yaitu keyakinan efikasi diri, kemudahan atau
kesulitan yang diantisipasi tingkat kepentingan relatif.

3. Dari tiga faktor dalam mempengaruhi niat bervariasi diseluruh perilaku

2.1.1 Hubungan antara teori dan penelitian

Hubungan antara teori dan penelitian bersifat timbal balik dan saling
mengguntungkan. Teori dan model dibangun secara induktif dari observasi, dan sumber yang
sangat baik untuk observasi tersebut adalah pencarian sebelumnya, termasuk studi kualitatif
yang mendalam. Konsep dan hubungan yang divalidasi melalui penelitian menjadi landasan
pengembangan teori. Teori, pada gilirannya harus dievaluasi dengan menguji deduksi
dariinya (yaitu, Hipotesis). Dengan demikian, pene;itian memainkan peran ganda dan
berkelanjutan dalam pembangunan dan pengujian teori. Teori memandu dan menghasilkan
ide untuk penelitian, penelitian menilai nilai teori dan memberikan landasan bagi teori-teori
baru.

Contoh pengembagan teori: Jean Jonson 1999) mengembangkan teori jarak menengah
yang disebut teori regulasi diri yang menjelaskan hubungan antara pengalaman perawatan
kesehatan, koping, dan hasil kesehatan.

2.2 KERANGKA KONSEP

Kerangka konseptual atau conceptual framework adalah suatu kegiatan menvisualisasi


konsep (variabel) dan keterkaitan antar konsep agar dapat dilakukan riset. Secara filsafat
ilmu, kegiatan ini merupakan kegiatan ontologi dan epistemologi. Kerangka konseptual harus
dibuat sesederhana mungkin tetapi tidak kehilangan makna saat orang lain mempelajari riset
yang Anda lakukan.

Penyusunan kerangka konseptual sebagai visualisasi harus dapat menggambarkan


kedudukan variabel riset sebagai variabel masukan (input, bebas, independen), proses,
keluaran (output, tergantung, dependen), dan dampak (outcome). Kerangka konseptual dalam
kegiatan risetharus disusun sesuai kaidah umumdengan simbol atau gambar tertentu. Simbol
yang dimaksud adalah (Suprajitno, 2016):

= Gambar variabel yang diteliti

= Gambar variabel yang tidak diteliti

= Arah garis pengaruh

= Arah garis hubungan

Menurut Nursalam (2020) mengatakan bahwa cara penyusunan kerangka konseptual


penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Harus dibedakan pengertian kerangka konsep dan kerangka operasional
a. Kerangka konsep: konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan
b. Kerangka operasional (kerangka kerja): langkah- langkah dalam aktivitas ilmiah,
mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal
dilaksanakannya penelitian.
2. Mengumpulkan semua sumber dan menyeleksi penelitian yang telah dipublikasikan,
konsep, atau teori (melalui theoritical mapping)
3. Mengidentifikasi dan mendefinisikan semua variabel riset, mengategorikan ke dalam
kelompok (independent,dependent, intervening, confounding, control, dan
reinforcing)
2.2.1 Penyusunan Kerangka Konseptual dalam Penelitian
Cara penyusunan kerangka konseptual penelitian dapat di jelaskan sebagai berikut
(Nursalam 2020 ; 55) :

1. Harus dibedakan pengertian kerangka konsep dan kerangka operasional.


a. Kerangka konsep : konsep yang di pakai sebagai landasan berpikir dalam
kegiatan ilmu.
b. Kerangka operasional (kerang kerja) : langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah,
mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak
awal dilaksanakan penelitian.
2. Mengumpulkan semua sumber dan menyeleksi penelitian yang telah di publikasikan,
konsep, atau teoti (melalui theoritical mapping).
Adapun langkah- langkah penyusunannya, sebagai berikut:
a. Seleksi dan definisikan konsep yang dimaksudkan
b. Identifikasikan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian
1) Peneliti ingin meneliti perilaku klien dalam perawatan, maka dapat dipilih
teori Lawrance Green, yang meliputi: presdisposing, enabling, dan reinforcing.
2) Pemenuhan kebutuhan pada perawatan diri: makan, minum, berpakaian,
eliminasi, mandi, maka ditetapkan teori yang dipilih adalah dari Orem tentang self
care deficit.
c. Gambarkan hubungan antarvariabel dengan garis berarah.
a. Arah (direction). Dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
b. Tempat (position). Variabel A Y
B

(A ditulis terlebih dulu, karena A lebih besar pengaruhnya terhadap Y dibandingkan B)

c. Tanda dan simbol (sign and symbol).

= Gambar variabel yang diteliti


= Gambar variabel yang tidak diteliti

= Arah garis pengaruh

= Arah garis hubungan

d. Keterangan setiap tujuan penelitian :


1) Hubungan / hipotesis (A B)
2) Pengaruh (A B)
3) Sebab akibat (A B)

2.3 HIPOTESIS

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dhalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah
melalui pembuktian dalam hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka hipotesis tersebut menjadi tesis.

Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis data dalam menguji
rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah, hasil akhir suatu penelitian. Hasil akhir ini
disebut juga kesimpulan penelitian, dhalil yang berlaku umum, walaupun pada taraf tertentu
hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat kebermaknaan
(signifikan) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian hipotesis atau hasil akhir penelitian
ini juga sering disebut tesis.

Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut

a. Memberi batasan dan memperkecil jangkauan penelitian


b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data
d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi yang akan diteliti (diamati)

Oleh sebab itu, sebelum merumuskan hipotesis harus diingat lagi tujuan
penelitiannya. Dari hipotesis, peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih
sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah
pelaksanaan penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan antara
lain dengan:

1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung


dilapangan, seperti rumah sakit, puskesmas, dll. Dalam mengemukakan fakta ini
kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta
yang diperoleh
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkan dari
sumber yang asli, tetapi masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi
tersebut sehingga masih dalam bentuk yang asli
3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berfikir sebagai
generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variable.
2.3.1 Bentuk Rumusan Hipotesis
Pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau
hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Biasanya hipotesis terdiri dari peryataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara
dua variabel, yaitu variabel bebas (indenpendent variables) dan variabel terikat (dependent
variable). Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel pengaruh,
sedangkan variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.
Contoh : Merokok adalah penyebab kanker paru. Didalam contoh ini merokok adalah
variabel indenpendent (penyebebnya), sedangkan kanker paru-paru merupakan variabel
dependent (akibatnya).
Seperti setelah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara
atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis harus mempunyai
landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu yang tidak mempunyai landasan ilmiah,
melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri hipotesis antara lain :
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentu pernyataan (statement), bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang di teliti. Hal ini berarti bahwa
hipotesis henddaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang
atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat
dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan
sulit mencapai hal yang objektif.
4. Hipotesis harus sedderhana dan terbatas . artinya hipotesis tidak akan
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian-pengertian serta tidak terlalu luas
sifatnya.

2.3.1 Ciri-Ciri Hipotesis

1) Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan dalam bentuk kalimat tanya.
2) Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.
3) Hipotesis harus dapat diuji.
4) Hipotesis harus sederhana dan terbatas.

2.3.2 Jenis-Jenis Rumusan Hipotesis

Berdasarkan bentuk rumusannya hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga, yakni :

a. Hipotesis kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut
hipotesis alternative, karna mempunyai rumusan dengan implikasi alternative
didalamnya. Bisanya menggunakan rumusan pernyataan : “jika......, maka......”.
artinya , jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada situasi maka ada
akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
Contoh:
Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular didaerah
tersebut tinggi.

b. Hipotesis nol atau hipotesis statistik


Hipotesis nol yang mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika fisher,
dirumuskan untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini selalu ada
imflikasi “tidak ada perbedaan”, yang rumusannya adalah: “tidak ada perbedaan
antara......dengan.....”.
Dengan perkataan lain hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan
atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan.

Contoh :
Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara
penduduk kota dengan penduduk desa.

c. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan


Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan dua
variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara
dua variabel . Misalnya, ada hubungan antara tingkat pendidikan praktik pemeriksaan
hamil. Hipotesis dapat diperjelas menjadi : makin tinggi tingkat pendidikan ibu,
semakin sering (teratur) memeriksakan kehamilanya. Sedangkan hipotesis perbedaan
menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan antara dua variabel ; misalnya,
Praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan X berbeda dengan praktik pemberian ASI
ibu-ibu dikelurahan Y. Hipotesisi ini lebih dielaborasi menjadi: praktik pemberian
ASI ibu-ibu dikelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktik pemberian
ASI ibu-ibu dikelurahan Y.

2.4 KAREKTERISTIK HIPOTESIS YANG BAIK

Karakteristik hipotesis yang baik dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

A. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perban- dingan keadaan


variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan)
B. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
C. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Syarat hipotesis yang baik:

1.Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.

2.Hipotesis tidak serta-merta datang dengan sendirinya, namun harus dibangun atas
dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.

3.Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih
variabel bebas, Kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel
bebas dengan satu variabel tergantung, misal pada studi faktor-faktor risiko dengan
analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel
tergantung. Hipotesis dengan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai
hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis sederhana.

4.Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam semua studi
empiris; suatu hipotesis, meski mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut
memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang


diukur. Di sisi lain rumusannya juga harus cukup longgar sehingga membuka
peluang untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang bersifat terlalu umum atau
yang bermakna ganda, harus dihindarkan.
6. Dikemukakan a priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai,
sebelum data terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data,
yang disebut sebagai hipotesis a posteriori atau posthoc hypothesis, pada dasarnya
merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi dalam uji hipotesis
(Kemungkinan bahwa kemaknaan yang diperoleh disebabkan semata-mata karena
faktor peluang, atau kesalahan tipe I akan menjadi makin bear dengan bertambah
banyaknya hipotesis). Sebagian ahli menyebut prosedur ini sebagai fishing
expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh 'curang', bagaikan
menebak lotere setelah nomornya diundi. Banyak contoh hasil penelitian sebagai
akibat hipotesis yang disusun setelah melihat data ternyata tidak valid dan tidak
tervalidasi saat dilakukan penelitian dengan hipotesis priori Akhirnya perlu
dikemukakan bahwa studi dengan banyak pertanyaan penelitian dapat
memerlukan banyak hipotesis, yang mempersulit desain. Bila memang diperlukan
banyak hipotesis,lebih baik ditentukan hipotesis utama (hipotesis mayor), dan
hipotesis lainnya sebagai hipotesis minor. Dalam rencana penelitian, perhatian
utama peneliti harus terarah pada hipotesis utama.

2.5 KLASIFIKASI HIPOTESIS

Menurut Sumadi Surya Brata (1998), Secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi
dan rumusanya bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Hipotesis tentang hubungan

Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling-hubungan


antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional.

b. Hipotesis tentang perbedaan.

Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel
tertentu pada kelompok yang berbeda beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh
perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan
mendasari berbagai penelitian komperatif.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kerangka teori adalah teori yang berasal dari data yang diperoleh dari secara analitis
dan sistematis metode komparatif, selanjutnya dikemukakan bahwa unsur teori mencakup
kategori konseptual dan hubungannya dengan kerangka konsep/fikir (Gahayu, 2019).

Kerangka konseptual atau conceptual framework adalah suatu kegiatan menvisualisasi


konsep (variabel) dan keterkaitan antar konsep agar dapat dilakukan riset. Secara filsafat
ilmu, kegiatan ini merupakan kegiatan ontologi dan epistemologi. Kerangka konseptual harus
dibuat sesederhana mungkin tetapi tidak kehilangan makna saat orang lain mempelajari riset
yang Anda lakukan.

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dhalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah
melalui pembuktian dalam hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka hipotesis tersebut menjadi tesis.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Notoatmodjo Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

F. Polit Dennise, Tatanobeck Cheryl, 2010. Essensial Of Nursing Reseach: Appraising


Evidence For Nursing Practice. China: Wolters Kluer Health, Lippincott williams and
Wilkins\

Dewi dkk, 2021. Mendiskusikan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Dalam Penyusunan
Disertai : Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Krisna : Kumpulan Riset Akuntansi; Vol. 13, No. 1
Juli 2021, pp. 31/39

Rahmadyani, Helfa. Kusuma, E. Hanson, 2019. Empat Kelompok Perilaku Boros Energi :
Penyusunan Hipotesis Menggunakan Grounded Theory. Jl. Ganesha No. 10 Kota Bandung

Anda mungkin juga menyukai