Oleh : Kelompok 1
DOSEN PENGAJAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang etik dan
kebijakan keperawatan paliatif ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan dating.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………...1
Latar belakang ………………………………………………………………....1.1
Rumusan Masalah ……………………………………………………………....1.2
Tujuan ……………………………………………………………………..1.3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………..2
Pengertian Etik dan Kebijakan Keperawatan paliatif ……………………………1.2
Dasar Hukum tentang Perawatan Paliatif ………………………………………2.2
Kajian Etik tentang Perawatan Paliatif ………………………………………...2.3
Kebijakan Nasional terkait Perawatan Paliatif …………………………………..2.4
BAB III PENUTU …………………………………………………………....3
KESIMPULAN ……………………………………………………………..3.1
SARAN ………………………………………………………………………...3.2
DAFRAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh,dengan
pendekatan multi disiplin yang terintegrasi. Meskipada akhirnya pasien meninggal dunia,
yang terpenting sebelummeninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,serta tidak
setresmenghadapi penyakit yang di deritanya. Prinsip perawatan paliatif :menghargai setiap
kehidupan, mengganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau
menunda kematian, menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan, menghilangkan
nyeri dankeluhan lain yang mengganggu, mengintegrasikan aspek psikologis,social, dan
spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga, menghindari tindakan medis yang sia sia,
memberikan dukungan yang di perlukan agarpasien tetep aktif sesuai dengan kondisinya
sampai akhir hayat, memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita. Masyarakat
menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi terminal yang akan segera
meninggal.
4.3 Tujuan
5. Mengetahui pengertian etik dan kebijakan keperawatan paliatif
6. Mengetahui Dasar Hukum Keperawatan Paliatif
7. Mengetahui Kajian Etik Tentang Perawatan Paliatif
8. Mengetahui Kebijakan Nasional terkait perawatan paliatif
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yangtertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososialdan spiritual
(sumber referensi WHO, 2002).Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya,juga memberikan supportkepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum meninggal sudah siap secara
psikologis dan spiritual. Etik adalahKesepakatan tentang praktik moral, keyakinan,
sistem nilai,standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa
yangbenar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan
kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.Etika Keperawatan adalah
Kesepakatan / peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan keputusan yang
ditetapkan untukprofesi keperawatan
a) Sikap peduli terhadap pasien termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan
segala aspek dari penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan.Pendekatan yang
dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi. Faktor karakteristik, kepandaian, suku,
agama, atau faktori nduvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan.
b) Menganggap pasien sebagai seorang individu.Setiap pasien adalah unik. Meskipun
memiliki penyakit ataupun gejala-gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun
yang sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang harusinilah yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu.
c) Pertimbangan kebudayaan Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi
mempengaruhi penderitaan pasien.Perbedaan ini harus diperhatikan dalam
perencanaan perawatan .
d) Persetujuan Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan
dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberiinformasi dan setuju dengan
perawatan yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
e) Memilih tempat dilakukannya perawatan Untuk menentukan tempat perawatan, baik
pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit
terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah.
f) Komunikasi Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga
adalah hal yang sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan perawatan paliatif.
g) Aspek klinis :Perawatan yang sesuaisemua perawatan paliatif harus sesuai dengan
stadium dan prognosis dari penyakit yang diderita pasien. Hal ini penting karena karena
pemberian pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan
menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang berlebihan beresikountuk
memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini berhubungan dengan masalah
etika yang akan dibahas kemudian.Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa
harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis.
h) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi perawatan palitif
memberikan perawtan yangbersifat holistik dan intergratif sehingga dibutuhkan sebuah
tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta koordinasiyang baik dari
masing masing anggota tim tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal kepada
pasien dan keluarga .
i) Kualitas perawatan yang sebaik mungkin Perawatan medis secara konsisten,
terkoordinasi danberkelanjutan. Perawatan medis yang konsisten akan mengurangi
kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,dimana hal ini akan sangat
mengganggu baik pasien maupun keluarga.
j) Perawatan yang berkelanjutan.Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal
hingga akhir merupakan dasar tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yangsering terjadi
adalah pasien dipindahkan dari satu tempatketempat lain sehingga sulit untuk
mempertahankan komunitas perawatan .
k) Mencegah terjadinya kegawatanPerawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan
teliti untuk mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin
terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluargaharus diberituaukan sebelumnya
mengenai masalah yang seringterjadi dan membentuk rencana untuk meminimalisasi
stres fisik dan emosional
l) Bantuan kepada sang perawat Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali
rentan terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasiendirawat di rumah
sehingga perlu diberikan perhatian khususkepada mereka, mengingat keberhasilan dari
perawatan paliatiftergantung dari pemberi perawatan.
m) Prinsip Otonomi Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikirlogis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional.
Kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai
konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
a. Gejala fisik
b. Kemampuan fungsional (aktivitas)
c. Kesejahteraan keluarga
d. Spiritual
e. Fungsisosial
f. Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
g. Orientasi masadepa
h. Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
i. Fungsi dalam bekerja
Palliative home care adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh
tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/ pengawasan tenaga paliatif.
Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak
dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit
Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat memberikan pelayaan untuk
mengendalikan gejala-gejala yang ada,dengan keadaan seperti dirumah pasien sendiri.Sarana
(fasilitas) kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi
masyarakat. Kompeten adalah keadaan kesehatan mental pasien sedemikian rupa sehingga mampu
menerima dan memahami informasi yang diperlukan dan mampu membuat keputusan secara
rasional berdasarkan informasitersebut.
1. Tujuan Kebijakan
Tujuan Umum :
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia.
Tujuan Khusus :
a.Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh
Indonesia
b.Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juga perawatan paliatif.
c.Tersedianya tenaga medis dan non medis yangterlatih.
d.Tersedianya sarana dan prasarana yangdiperlukan.
2. Sasaran Kebijakan Perawatan Paliatif
1) Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga,lingkungan yang memerlukan
perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia.
2) Pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya.
3) Institusi-institusi terkait,misalnya:
a. Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
b. Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan/hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
3. Lingkup Kegiatan Perawatan Paliatif
1) Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :
a. Penatalaksanaan nyeri.
b. Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
c. Asuhan keperawatan
d. Dukungan psikologis
e. Dukungan sosial
f. Dukungan kultural dan spiritual
g. Dukungan persiapan dan selama masa dukacita(bereavement).
2). Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawatjalan, dan kunjungan/rawat
rumah.
1) Rumah sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus.
2) Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.
3) Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat,
tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
4) Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan
oleh keluarga. Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat pelayanan/sarana
kesehatannya adalah :
a. Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat puskesmas.
b. Unit Perawatan Paliatif dibentuk di rumah sakit kelas D, kelas C dan kelas B non
pendidikan.
c. Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk di Rumah sakit kelas B Pendidikan dan
kelas A.
d. Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat koordinatif dan melibatkan semua
unsur terkait
Mengingat :
Menetapkan :
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aidsindosia.or.id/uploads/20130506131833.skmenkes_Nomor_812M
ENKESSKVII2007_Tentang_Kebijakan_Perawatan_paliatif.pdf (04/09/2018;07:42)
https://es.scribd.com/document/349938260/Etik-Dalam-Perawatan-PaliatifKelompok-
1(04/09/2018;07:42) Kemp, Charles.2009. Klien Sakit Terminal, seri asuhan keperawatan. Edisi
2. Jakarta:EGC