PENELITIAN KUALITATIF
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
yang diampu oleh Bapak Dr. Nofriyandi S.Pd., M.Pd
Disusun oleh :
Adelia Putri (206910085)
Cindy Widia Putri (206910589)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, penulis ucapkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Penelitian kualitatif, sebagai salah satu tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian yang diampu oleh Bapak Dr. Nofriyandi S.Pd., M.Pd.
Tak lupa pula kita hadiahkan sholawat beriringkan salam kepada baginda
rasullah dengan mengucapkan “Allahhumasholli alasyidina muhammad, waala
alisayidina Muhammad”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah kami di masa yang akan datang. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Landasan Teori Dalam Peneltian Kualitatif........................... 3
B. Jenis – Jenis Penelitian Kualitatif........................................... 7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap penelitian, setiap peneliti pasti membutuhkan teori- teori yang
berkaitan dengan objek yang akan dikaji dalam penelitinnya. Teori yang
digunakan atau diperoleh oleh peneliti adalah teori yang sudah teruji
kebenarannya atau dengan kata lain teori itu dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan dari sumber- sumber yang terpercaya. Maka dari itu dalam
setiap penelitian rujukan atau yang sering kita sebut sebagai daftar pustaka sangat
dianjurkan bahkan diwajibkan. Mengapa? Karena, apa-apa yang telah kita
jadikan sebuah rujukan haruslah relevan dan akurat dengan keadaan atau daftar
rujukan yang kita ambil.
Adapun penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-
konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan
yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber
dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan
pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau
pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi
atau landasan teoritis dalam penelitian.
Penelusuran atau pencarian pustaka yang relevan seyogyanya juga dilakukan
sebelum kegiatan atau pelaksanaan penelitian itu berjalan. Kepustakaan atau
literatur yang dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam
mempertimbangkan cakupan penelitian yang sedang dikerjakan. Studi
kepustakaan ini juga memiliki peranan atau fungsi yang sangat penting.
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
1
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan
terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu “teori”. Maka dari itu adapun isi makalah ini, yaitu:
Pengertian dan Pentingnya Teori, Cara-cara Mengkaji Bahan Pustaka, Posisi dan
Kegunaan (Fungsi) Bahan Pustaka atau Teori dalam Penelitian, dan
Pendekatanpendekatan Teori Penelitian Kualitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan teori dalam penelitian kualitatif ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui landasan teori dalam penelitian kualitatif ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat dalil mengenai hubungan antara berbagai konsep.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang sudah ada memiliki kegunaan yang cukup
penting, teori dalam penelitian kualitatif digunakan secara lebih longgar, teori
memungkinkan dan membantu untuk memahami apa yang sudah diketahui secara
intuitif pada saat pertama, tetapi bersifat jamak untuk berubah sebagaimana teori
sosial berubah. Pada umumnya teori bagi penelitian kualitatif berguna sebagai
sumber inspirasi dan pembanding.
Apakah sebenarnya teori itu? Dan mengapa di dalam penelitian kualitatif,
teori memegang peranan penting? Kerlinger menyebutkan teori sebagai a set oJ
inlelrrelated constructs (variables), definitions, and propositions that presents a
systematic view of phenomena by specifuing relations among variables, tivith the
purpose of explaining naturar phenomena. Menurut Neuman teori merupaan
suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisasi
bertagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah
pemahaman manusia tentang dunia sosial, sementara itu, menurut Turner
(Babbie, lggz) teori adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan
kenyataan-kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus
dari kehidupan manusia.
Menurut Ismaun Teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan substantive
tentang keteraturan. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi “Teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, abstrak, definisi dan proposisi untuk
menerangkan sesuatu fenomena social secara sistematis dengan cara memutuskan
hubungan antara konsep-konsep yang ada”.
Teori didefinisikan sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara
sintaksis (yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis
atau dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diaamati) dan berfungsi
sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diaamati.
3
Teori adalah seperangkat bagian-bagian atau variable, definisi, dalil, dan
proposisi yang saling berhubungan dengan menyajikan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dnegan menentukan hubungan antara variable,
dengan tujuan menjelaskan fenomena alamiah”.
Secara umum, teori adalah sebuah system konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. Teori merupakan salah satu konsep
dasar penelitian social. Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep/konstruk,
definisi dan proposi yang berusaha menjelaskan hubungan sistematis suatu
fenomena, dengan cara memrinci hubungan sebab akibat yang terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi,
konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena yang diperoleh
melalui proses sistematis, dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu
bukan teori.
2. Pentingnya Teori
4
sudah banyak diteliti oleh peneliti lain, maka masalah-maslah atau topik
yang menarik tersebut dapat dijadikan sebagai penggantinya.
3) Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literarur
(dan ini merupakan yang terpenting bagi pelaksanaan bagi penelitiannya),
peneliti akan dapat lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam
tonggak-tonggak tertentu dari langkahnya meneliti, peneliti memang
diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep, atau
ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan
dengan menujuk langsung pada sumber di mana bahan acuan tersebut
diperoleh. Dengan banyak membaca pustaka, tugas peneliti akan dapat
diperingan karenanya. Misalnya saja ia tidak akan kesulitan memilih
teknik pengumpulun data, teknik untuk menganalisis data yang
terkumpul.
5
akademik. Peneliti adalah ilmuan, jadi harus bersifat terbuka dan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
1. Pendekatan fenomenologis
Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam
situasi-situasi tertentu.
3. Pendekatan kebudayaan
Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang
peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa dimana manusia
diharapkan berperilaku secara baik.Peneliti dengan pendekatan ini
mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku
dalam suatu latar kebudayaan.
4. Pendekatan etnometodologi
Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana
masyarakat memandang, menjelaskan, dan menggambarkan tata hidup
mereka sendiri. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana
6
orang-orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan
keteraturan dunia tempat mereka hidup.Seorang peneliti kualitatif yang
menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian
dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek
penelitiannya.
Munculnya penelitian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi
yang terkait dengan positivisme dan postpositivisme yang berupaya
melakukan kajian budaya dan interpretative sifatnya.
1. Biografi
Secara bahasa, biografi berasal dari kata ‚bio‛ (hidup) dan ‚grafi‛
(penulisan). Sehingga dirangkai menjadi ‚Tulisan Kehidupan‛. Secara istilah
menurut Denzin & Lincolin (2009) yaitu, ‚sejarah tertulis tentang kehidupan
seseorang‛, mengkaji sebuah penelitian yang melandaskan dari catatan atau
pengalaman hidup seseorang untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Menulis
kehidupan mengandung konotasi yang jauh dari sekedar sedikit melampaui
makna biografis itu sendiri. Hal ini berarti bahwa penyampain yang bersifat
mendalam tentang pengalaman hidup seseorang dan mengilustrasikannya
melalui tulisan sehingga orang lain bisa menilai dan mengambil positif dari isi
penyampain tersebut (Denzin & Lincolin, 2009).
7
Dalam menulis biografi seseorang, diperbolehkan menuliskan cerita hidup
seseorang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal. , dengan catatan
memiliki data yang relevan. Denzin & Lincolin menjelaskan, cerita tentang
kehidupan seseorang ditulis oleh orang lai, bukan seseorang yang bersangkutan
berdasarkan pada dokumen, rekaman kejadian, dan lain-lain sebagai sumber data.
(Denzin & Lincolin, 2009). Masudnya seperti keluarga, dan kerabat karena
Metode biografi yang menjadi titik fokus utama dalam penelitian adalah
kisah kehidupan keseluruhan dalam beberapa fase dari satu individu yang
dianggap menarik, unik, khas, dan dianggap sangat luar biasa sehingga layak
untuk diangkat menjadi suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif (Ghony &
Almanshur, 2012). Alasan penting menulis biografi tentu sangat penting dan
diperlukan. Masudnya biografi dapat memberikan penilain positif pada diri
seseorang dan dapat memberiikan pengaruh sehingga merubah kehidupan orang
lain.
Denzin & Lincolin (2009) menjelaskan bahwa tugas pertama biografi yang
kasat mata adalah keputusan menyangkutkan tokoh yang hendak ditulis. Penulisan
biografi harus bisa memilih seorang tokoh atau pahlwan baik itu laki- laki maupun
wanita. Dijelaskan oleh Eddel, bahwa sebagai penulis biografis seyogyanya bisa
menyampaikan hakikat dari pahlawan yang di tuliskannya tersebut. Yang
dimaksud ‚Hakikat yang sesungguhnya‛dari diri pahlawan atau tokoh utama
yaitu karakter dan sifat tokoh dalam menjalalani kehidupan, rintangan hidupnya,
yang disampaikan sebagai pusat penulisan biografi itu.
8
2) peneliti mulai mencari dan menggali data yang relevan mengenai biografi
data yang akan diambil uintuk di masukkan dalam penulisan biografi tokoh.
5) mengaitkan arti data yang diperoleh dengan struktur yang lebih besar
untuk menjelaskan arti data untuk dijelaskan secara berkesinambungan, menarik,
dan jelas.
9
2. Fenomenologi
10
sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji. Menurut Creswell (1998), pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan
ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal
tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Pendekatan ini pertama kali disusun oleh dua orang sosiolog; Barney
Glaser dan Anselm Strauss. Untuk maksud ini keduanya telah menulis 4 (empat)
buah buku, yaitu; ‚The Discovery of Grounded Theory‛ (1967), Theoritical
11
Sensitivity (1978), Qualitative Analysis for Social Scientists (1987), dan Basics of
Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques (1990).
a. adanya signifikansi
c. dapat digeneralisasikan
f. bisa dibuktikan.
12
pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan
erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
13
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai
proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu
kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian
hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota
kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku,
bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
14
Pada prinsipnya, studi dengan metode ini memanfaatkan segala sumber
daya yang tersedia dalam rangka pengumpulan data. Jadi, tak hanya observasi
partisipatoris dan wawancara mendalam saja, melainkan juga penelusuran
apapun termasuk dokumen berupa, gambar, video, audio, buku harian, majalah,
simbol-simbol, artifak, dan segala benda yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Hal ini juga dapat dilihat sebagai upaya peneliti untuk memahami kehidupan
subjek penelitiannya. Pada praktiknya, sering kali etnografer menyusun diary
selama riset di lapangan. Diary ini digunakan untuk merekam setiap aktivitas
subjek penelitian dalam keseharian yang diobservasi peneliti. Catatan detail yang
tebal menjadi tipikal data lapangan yang dibuat oleh etnografer.
Oleh karena itu etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang
perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial
tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.
Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang
dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku
seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi
sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan,
wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari
dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain
dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan,
data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang
terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis
karena akar-akar metodologinya dari antropologi.
5. Studi kasus
15
lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena –
fenomena yang bersifat kontemporer (Herdiansyah,2010).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis telah membahas tentang penelitian kualitatif diatas, namun tidak
dipungkiri sangat banyak kekurangan dalam makalah yang telah disusun. Dari
makalah yang dibuat ini, penulis sangat mengharapkan tanggapan, baik kritik
maupun saran dari Bapak Dosen dan teman-teman mahasiswa agar penulis bisa
membuat makalah dengan lebih baik kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, Hetty. 2010. Analisis kemitraan antara kelompok tani karya makmur
dengan PT. Sampoerna Bio Energi Berbasis Ubi Kayu (Studi Kasus Di
Desa Mendolo Lor, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Semarang:
UNDIP.
Chambers, Robert. 1995. Rural development: Putting the last first. Essex:
Longman Scientific and Technical.
18
Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology, Cambridge :
Cambridge University Press.
Elkington, John. 1997, Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business, Gabriola Island. BC: New Society Publishers.
Fadilah, Ratna dan Sumardjo. 2011. Analisis Kemitraan Antara Pabrik Gula
Jatitujuh Dengan Petani Tebu Rakyat Di Majalengka, Jawa barat
Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi
Manusia. Agustus 2011, hlm. 159-172
19
Employers Position Paper, at Hal. 2, online: http://www.uscib.org/
docs/03_21_03_CR.pdf
Lincoln, S Yvonna dan Guba, Egon G. 1985. Naturalistic inquiry. New York:
Sage. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan
Pertanian. Surakarta.UNS Press.
20
Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per05/MBU/2007 tanggal 27 April
2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan.
Start, Daniel dan Ingie Hovland. 2004. Tools for Policy Impact: A
Handbook for Researchers. Research and Policy in Development
Programme 111
21
World Business Council for Sustainable Development WBCSD. 2000.
Corporate Social Responsibility:Making good business sense.ISBN 2-94-
024007-8.
22