Anda di halaman 1dari 13

MEMBANGUN TEORI DAN KONFIRMASI

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kawasan Penelitian IPS

Dosen Pengampu : Torkis Dalimunthe, M.Pd

Disusun Oleh

Auliah Anriani Pohan (0309203094)

Siti Nuraida (0309203118)

Suci Annisa Pangesti (0309203115)

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalammualikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, pemakalah dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasullah Muhammad SAW.

Penulisan makalah berjudul Membangun Teori dan Konfirmasi” bertujuan


untuk memenuhi tugas mata kuliah Kawasan Penelitian IPS dan tidak lupa pula
pemakalah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terkhusus kepada Bapak
Torkis Dalimunthe, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.

Pemakalah berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan


pembaca dan pemakalah juga menyadari bahwa makalah ini masih banya kekurangan.
Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah nantinya di kemudian hari.

Medan, 12 Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................2

A. Latar Belakang.........................................................................................2

B. Rumusan Masalah....................................................................................2

C. Tujuan Masalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3

A. Membangun Teori....................................................................................3

1. Pengertian Teori.................................................................................3

2. Macam – Macam Teori.......................................................................4

3. Fungsi – Fungsi Teori.........................................................................4

4. Proses dalam Membangun Teori........................................................6

B. Konfirmasi................................................................................................7

1. Aspek kuantitatif dan Kualitatis Konfirmasi......................................7

2. Teori Konfirmasi................................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................10

Kesimpulan ...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam penelitian ini,
diperlukan teori.Teori digunakan sebagai pisau analisis untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengendalikan data untuk memperoleh kesimpulan penelitian.
Seorang ahli sosiologi Jonathan H.Tunner merumuskan bahwa sebuah teori
dibangun sebagai aktivitas intelektual yang disebut ilmu pengetahuan untuk
mencapai tujuan yakni: Pertama, mengklasifikasi dan mengorganisasikan
peristiwa-peristiwa di dunia sehingga dapat ditempatkan pada perspektif tertentu.
Kedua, untuk menjelaskan sebab terjadinya peristiwa masa lampau dan
meramalkan kapan, dimana dan bagaimana peristiwa dimasa datang akan terjadi.
Ketiga, untuk meramalkan sebuah pengertian secara naluriah, memuaskan
mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian singkat diatas, maka pembahasan membatasi dengan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Teori ?
2. Apa yang dimaksud dengan Konfirmasi?
C. Tujuan Masalah
Tujuan Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teori
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konfirmasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MEMBANGUN TEORI

1. Pengertian Teori
Suatu teori adalah suatu cara membuat makna dari situasi yang terganggu
sehingga memungkinkan kita secara efektif menghasilkan sejumlah kebiasaan,
dan lebih penting lagiuntuk memodifikasi kebiasaan atau membuang kebiasaan-
kebiasaan tersebut menggantikannya dengan yang baru. sebagai kehendak situasi.
Namun, dalam logika yang direkonstruksi teori akan muncul sebagai alat untuk
menginterpretasi, mengkritik dan menyatukan hukum-hukum yang mapan,
memodifikasinya untuk mencocokkan data yang tidak terantisipasi dalam
bentuknya, dan mengarahkan kegiatan menemukan generalisasi yang baru dan
lebih kuat.
Hall dan Lindzey menyatakan bahwa suatu teori merupakan serangkaian
konvensi yang seharusnya mengandung sekelompok asumsi yang relevan yang
berhubungan secara sistematis satu sama lain dan seperangkat definisi
empiris"O"Connor menyatakan bahwa dalam membangun teori dari praktek kita
mengacu kepada serangkaian atau sistem aturan-aturan atau sekumpulan aturan
yang mengarahkan atau mengontrol berbagai jenis perrbuatan.
Snow menyimpulkan konsepnya tentang suatu teori ketika dia mengatakan
bahwa: Dalam bentuk yang sangat sederhana, suatu teori merupakan suatu
bangunan simbolik yang dirancang untuk membawa fakta-fakta (hukum-hukum)
yang dapat digeneralisasi ke dalam hubungan yang sistematis. Teori meliputi: a)
seperangkat unit (fakta-faktua, konsep-konsep, variabel-variabel) dan b) suatu
sistem hubungan antara unit-unit tersebut.
Berbagai definisi teori tersebut mengarahkan ke kesimpulan sementara bahwa
pasti terdapat perbedaan jenis teori yang diperoleh oleh proses-proses yang
berbeda,. Kita akan menjelaskannya pada bagian berikut tentang struktur- struktur,
fungsi - fungsi dan proses-proses dalam membangun teori.

3
2. Macam – Macam Teori
Ada tiga macam teori menurut Mark, sebagaimana dikutip Siti Rahayu
Haditono, dalam Sugiyono, yaitu: Pertama, teori yang deduktif, yaitu
memberikan keterangan dimulai dari sesuatu perkiraan atau pikiran spekulatif
tertentu ke arah data akan diterangkan. Kedua, teori yang induktif, adalah cara
menerangkan dari data kearah teori. Ketiga, teori fungsional, yaitu saling
pengaruh antara teori dengan data, yaitu data mempengaruhi pembentukan
teori dan pembentukan teori kembali dipengaruhi oleh data.
Dalam penelitian, teori menjadi sangat pentingterutama penelitian
kuantitatif. Karena teori dan hipotesis adalah dua pengertian yang lebih dahulu
harus dipahami sebaik- baiknya di dalam mempelajari dasar-dasar
penelitianKarena kedudukan kedua pengertian tersebut sangat penting dan
sangat sentral.Teori dibutuhkan sebagai pegangan pokok secara umum,
sedangkan hipotesis dibutuhkan sebagai penjelasan problematik yang
dicarikan pemecahannya.

3. FUNGSI-FUNGSI TEORI
Terdapat kesepakatan umum antara ilmuan dan filosof ilmu pendidikan bahwa
teori mengandung tiga fungsi yaitu;

1. Fungsi deskripsi
2. Fungsi prdiksi
3. Fungsi penjelasan
Fungsi-fungsi tersebut berhubungan dengan teori di mana ilmuan mencoba
memahami, dan memiliki implikasi bagi orang-orang yang menggunakan teori-
teori.
Growin memperkenalkan dengan mengatakan:
Tetapi putarlah teori dan jelaskan kepada orang yang menggunakan teori
tersebut. Seperangkat fungsi yang berbeda menjadi penting ketika kita melihat
teoritisi pada pekerjaannya dalam penelitian. Di sini teori membantu peneliti
menganalisis data, membuat kesimpulan ringkas atau sinopsis data, dan
hubungan-hubungan dan menyarankan hal-hal baru untuk dicobakan. Teori
berfungsi di dalam analisis, dalam sinopsis, dalam kekuatan saran atau
spekulasiTeori berfungsi sebagai sesuatu untuk dipikirkan, membantu pekerjaan

4
seseorangMungkin fungsi yang paling sederhana dari teori adalah untuk
memberikan sistem untuk mengklasifikasi pengetahuan bidang teoritis. Homans
telah menyatakan fungsi tersebut seperti berikut ini;
Bahkan teori yang paling mudah dipecahkan memiliki penggunaan-
penggunaannya sendiriDalam bentuknya yang paling rendah, sebagai suatu
klasifikasi, teori memberikan seperangkat kotak pada meja tulis, lemari arsip,
dimana suatu kenyataan dapat terakumulasi pada saat itu akumulasi membuat
sistem yang lebih ekonomis dengan referensi yang tercampur, dan kemudian
lahirlah sebuah teori.
Penyusunan fakta-fakta dan pengamatan-pengamatan ke dalam skema sangat
penting bagi deskripsi bidang apa saja di mana dilakukan kegiatan berteori.
Brodbeck mengatakan bahwa; suatu teori tidak hanya menjelaskan dan
memprediksi, tetapi juga menyatukan fenomena" Pada tingkat yang lebih tinggi,
fungsi-fungsi tersebut ditambahkan yang memungkinkan bergerak ke arah
klasifikasi atau kumpulan fakta-fakta ke aksi ruang lingkup yang lebih luas seperti
yang dipergunakan dalam induksi dan prediksiPengurutan informasi secara
sistematis merupakan tugas kegiatan berteori. Dengan deskripsiprdiksi dan
penjelasan. Membangun teori mencapai tingkatnya yang paling sistematis ketika
teori yang dihasilkan menjadi sistem logico-dedukktif yang penuh, atau sistem
logico-matematik. Tujuan-tujuan tingkat tinggi ini dicapai dengan sangat mudah
dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam, akan tetapi dalam ilmu-ilmu sosial
komplikasi seperangkat peristiwa yang harus dijelaskan oleh teori-teori dapat
mendorong para teoritisi untuk sementara mengurangi tingkat pencapaian. Sangat
sedikit sistem teoritis yang menggunakan simbol-simbol dan sruktur-struktur
matematika yang telah diciptakan dalam ilmu-ilmu sosialAkan tetapi model-
model verbal dipergunakan secara luas sebagai cara penyajian fenomena tertentu
Namun, teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial harus memenuhi kriteria dasar untuk
berteori dan ini termasuk pengorganisasian hubungan-hubungan sehingga teori-
teori tersebut dapat dijelaskan dengan baik dan prediksi dapat dibuat untuk
peristiwa-peristiwa yang belum diamati dari hubungan-hubungan yang diketahui.
Kembali ke definisi Kerlinger yang menggambarkan tiga fungsi teori yaitu,
dekripsiprediksi dan penjelasan. Pertama, definisi memerlukan deskripsi melalui
karakter proposisi yang ditawarkan dan hubungan-hubungan yang digambarkan
antara proposisi dan konstruk-konstruk. Dengan mempelajari dengan apa variabel-

5
variabel berhubungan dan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan,
peneliti mampu mengembangkan hubungan-hubungan dapat diprediksi antara
variabel-variabel tertentu. Semua ini menjelaskan seperangkat peristiwa
Dapat dikatakan bahwa dalam keinginannya untuk menggambarkan,
menjelaskan dan memprediksi, para teoritisi berusaha bekerja di luar urusannya,
karena dia secara konstan mencari hukum-hukum baru dan mencari hubungan-
hubungan baru antara hukum yang dinyatakan oleh teori. Biasanya para teoritisi
tidak puas dengan hal tersebut. Kemudian dia mencari hubungan-hubungan baru
dan hukum-hukum baru dalam suatu teori baru. Kaplan menyatakan fungsi
heuristik teori ini ketika dia mengatakan bahwa "apa yang penting adalah bahwa
hukum menyebar ketika hukum-hukum tersebut disatukan dalam sebuah
teorikemajuan yang paling besar dalam ilmu pengetahuan dibuat oleh membangun
teori dari sekedar empirisme karena fungsi generatif dari teori tersebut.

4. PROSES DALAM MEMBANGUN TEORI


Lebih banyak pengetahuan tentang teori dan proses-prosesnya akan mungkin
dengan menguji tugas-tugas pilihan yang dilakukan oleh para teoritis. Dua hal
yang paling menonjol, pertama adalah urutan kegiatannya amat luas, kedua adalah
aturan- aturan bekerja cenderung lebih diperintahkan dengan pilihan kegiatan dari
pada dengan seperangkat aturan yang arbitrer untuk membangun teori.
Homans membuat aturan-aturan berikut bagi pembuat teorikebanyakan di
antaranya harus berkaitan dengan masalah-masalah komunikasi: Lihatlah
pertama-tama pada yang jelas, serupa dan umum. Dalam suatu ilmu pengetahuan
yang belum terbangun dasarnya, ini merupakan hal-hal yang baik untuk
melakukan studi. Nyatakan sesuatu yang jelas itu dalam keadaaan yang umum,
sepenuhnya ilmu pengetahuan merupakan suatu pemikiran hanya jika hipotesisnya
diringkas dalam bentuk sejumlah fakta yang sederhana. Katakan tentang hanya
satu hal dalam satu waktu yaitu, dalam memilih kata- kata atau yang lebih
menonjol, konsep-konsepLihatlah bahwa hal tersebut tidak berhubungan dengan
beberapa jenis atau tingkatan fakta pada waktu yang sama tetapi berhubungan
dengan satu dan hanya satu hal; sekali anda telah memilih kata-kata anda,
gunakanlah selalu kata-kata yang sama ketika mengacu kepada yang hal yang
sama.

6
Sederhanakan sedapat mungkin sejumlah hal-hal yang anda sedang bicarakan
"Sesedikit mungkin yang anda dapat; sebanyak yang anda harus lakukan"
merupakan aturan untuk mengatur sejumlah tingkatan fakta yang mana anda
terlihat di dalamnya. Satu kali anda mulai berbicara, jangan berhenti hingga anda
selesai yaitu, gambarkan secara sistematis hubungan-hubungan antara fakta-fakta
yang ditunjuk oleh kata-kata anda. Kenalilah bahwa analisis anda harus bersifat
abstarakkarena hanya berkaitan dengan sejumlah unsur situasi konkretMouly
mengidentifikasi empat karakteristik teori yang baik berikut yang memiliki
implikasi terhadap kegiatan membangun teori:
1. Suatu sistem teoritis harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara
empiris yaitu harus memberikan cara untuk interpretasi dan verifikasi
sendiri
2. Teori harus kompatibel/cocok baik dengan pengamatan maupun dengan
teori-teori yang divalidasi sebelumnya.
3. Teori harus dinyakan dalam istilah yang sederhana; yaitu teori tersebut
dikatakan baik jika menjelaskan pada umumnya dalam bentuk yang sangat
sederhana
4. Teori-teori ilmiah harus berdasarkan pada fakta-fakta dan hubungan-
hubungan empiris.

Para teoritisi perlu berpikir dalam bentuk kegiatan yang tepat mereka lakukan
ketika melakukan kegiatan berteori.
a. Kegiatan tersebut adalah merumuskan definisi,
b. Klasifikasi informasi yang berhubungan ke dalam kategori-kategori yang
homogen
c. Pemanfaatan proses induktif dan deduktif
d. Membuat kesimpulan dan prdiksi dan menguji dalan penelitian percobaan
e. Pengembangan model-model
f. Pembentukan sub teori

B. KONFIRMASI
‘Konfirmasi’ berasal dari Bahasa Inggris, confirmation, yang berarti
penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu, maka fungsi
ilmu adalah menjelaskan, memprediksi dan menghasilkan. Menjelaskan atau pun

7
memprediksi tersebut lebih bersifat interpretasi untuk memberikan makna tentang
sesuatu.
1. Aspek Kuantitatif dan Kualitatif Konfirmasi
Dasar untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi,
sebagian ahli mengemukakan aspek kuantitatif, dan sebagian lain menggunakan
aspek kualitatif. Derajat konfirmasi kuantitatif dibangun berdasar hipotesis
mengenai objek yang diukur dan seluas hipotesisnya. Derajat konfirmasinya
bersifat probabilitas; probabilitas dari hasil analisis frekuensi. Derajat konfirmasi
kuantitatif menjadi masalah pada keluasan generalisasi. Seberapa jauh generalisasi
dapat diterapkan. Konfirmasi kuantitatif juga menimbulkan masalah pada derajat
signifikannya. Batas koefisien yang dianggap signifikan menjadi masalah karena
dalam terapan dijumpai batas signifikansi statistic dan batas signifikansi arbiter,
misalnya dalam analisis data psikologis, data sosiologis yang mentolerir koefisien
lebih rendah dari tabel signifikansi statistik karena objek telaahannya adalah
manusia.
Untuk membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang
kuantitatif tampaknya memang belum dapat dilakukan sepenuhnya. Hempell
menggunakan analisis saintifikal utnuk membuat konfirmasi kebenaran, sementara
Rudolp Carnap mengembangkan dua model Bahasa yaitu Bahasa terjemahan dan
Bahasa interpretasi. Para positivistic logis menuntut agar ilmu empiris mereduksi
empiris menjadi Bahasa penuh makna yang sintaktikal atau yang semantical.
Popper menyatakan bahwa untuk membuat konfirmasi tidak dapat dengan
membuat verifikasi lewat pengujian hipotesis, dengan menawarkan uji falsifikasi
untuk mengkonfirmasi teori.
2. Teori Konfirmasi
Teori kepastian (confirmation theory) berupaya mencari deskripsi hubungan
normative antara hipotesis dengan evidensi; hubungan tersebut berupaya
mengukur atau mengindikasikan apakah dan bagaimana suatu evidensi menjamin
kepercayaan kita pada hipitesis. Sampai sekarang setidaknya ada tiga teori
konfirmasi yaitu: decision theory, estimation theory, dan realibility theory.
Decision theory menerapkan kepastian berdasar keputusan’ “apakah hubungan
antara hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat actual.” Kriteria
“manfaat actual” memang menjadi bersifat subjektif.

8
Sedangkan estimation theory menetapkan kepastian dengan memberi peluang
benar-salah dengan menggunakan konsep probabilitas. Konsep ini dominan dalam
analisis statistic. Hampell menggunakan konsep probabilitas dengan berdasarkan
pada hubungan logis antara proposisi (yang menyatakan tentang evidensi) dengan
hipotesis. Sedangkan Rudolp Carnap medasarkan pada hubungan sintaktikal
antara evidensi dengan hipotesis.
Adapun reliability theory menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas
evidensi (yang mungkin berubah-ubah karena kondisi atau karena lain-lain)
terhadap hipotesis. Kepastian dapat pula dikonstruksi atas pemikiran orang
tentang choice of action. Dalam filsafat kita kenal determinisme dan
indeterminisme. Para ahlimempertanyakan apakah alam semesta deterministic
atau memiliki peluang berkembang yang interdeminat. Banyak ahli menganut
yang pertama, tetapi lebih banyak yang menganut yang kedua.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Secara umum teori diartikan sebagai suatu kumpulan pernyataan yang
menerangkan berbagai kejadian. Adanya perbedaan dalam mendefinisikan teori
tergantung pada sifat pernyataan tersebut dan jenis kejadian yang berkaitan
dengan teori tersebut.
Fungsi utama dari teori adalah deskripsi dan prediksi dan
menerangkan/keterangan. Suatu teori merupakan sekumpulan dari sekolompok
pernyataan. Pentingnya pernyataan ini adalah terminologi yang mendefinisikan
tentang isi dari teori. Selain terminologi yang umum digunakan yang memiliki,
arti yang dapat diterimaterdapt terminologi-terminologi yang merupakan dasar
dari kumpulan kejadian yang diterapkan dan teori-teori yang penting secara
teoritis. Pernyataan dari suatu teori di mana terminologi yang digunakan
didalamnya mungkin diekspresikan dalam bentuk pernyataan dari fakta, defenisi,
usulan, dalil, hipotesa, deduksi, asumsigeneralisasi, hukum, aksioma
atau rumusan/dalil.

10
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, 2011. Filsafat Ilmu. Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,


Epistemologis, dan Aksiologis. Jakarta : Bumi Aksara.

Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2010),

Sunyoto Usman, Sosiologi: Sejarah Teori dan Metodologi, (Yogyakarta: CIReD,


2004

Kamanto Sunarto, (Peny), PengantarSosiologiSebuahBunga Rampai, (Jakarta:


Yayasan Obor I ndonesia, 2018),

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: LP3ES, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.

Email : suciannisa110@gmail.com, anrianiauliah@gmail.com,


nuraidasiti153@gmail.com

11

Anda mungkin juga menyukai