Disusun oleh:
Kelompok 4
Anggota : Ujang Asep Nurjaman : 20010064
Barnas : 20010065
Moh Ardian Azhar : 20010066
Nurul Azmi : 20010075
Nurhaeni : 20010076
Eva Sopariah : 20010053
Novi Yulianti : 20010055
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah ini yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
1. Apa pengertian kepegawaian, Fungsi, tujuan serta ruanglingkupnya ?................................1
2. Apa pokok-pokok kepegawaian menurut uu?......................................................................1
3. Apa dan bagaimana pembinaan kepegawaian ?...................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Kepegawain........................................................................................................2
B. Fungsi Administrasi Kepegawaian.......................................................................................2
C. Tujuan Administrasi Kepegawaian.......................................................................................3
D. Ruang Lingkup Sistem Administrasi Kepegawaian.............................................................4
E. Pokok – Pokok Kepegawaian...............................................................................................5
F. Pembinaan Kepegawaian....................................................................................................17
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara masalah tentang kepegawaian berarti kita tidak akan terlepas dari pada
pembicaraan tentang ketenagakerjaan. Berhubung karna pegawai itu juga tenaga kerja.
Penggunaan istilah pegawai dan pekerja, kepegawaian dan ketenagakerjaan pada
hakikatnya secara yuridis tidak memiliki perbedaan arti dalam kaitannya dengan
kehadirannya didalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Kepegawaian erat
dengan pokok – pokok kepegawaian dan pembinaan kepegwaian.
Pokok – pokok kepegawaian akan memuat tentang pegawai negri, dll. Sehingga
memberi gambaran kepada kita akan kedudukan pegawai disuatau instansi pemerintahan
atau perusahaan. Pegawai pun harus melalui pembinaan kepegawaian yang dimana
disana akan dibimbing atau diberi motivasi supaya kinerja kita sebagai pegawai akan
lebih baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
administrasi kepegawaian dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pokok-pokok
kepegawaian dan pembinaan kepegawaian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepegawain
Beban kerja seorang pegawai atau karyawan harus sesuai untuk masing-masing. Beban
kerja yang tidak sedikit harus dibagi secara rata untuk pegawai. Inilah salah satu peran dari
administrasi kepegawaian. Jadi, tidak ada pegawai yang kelebihan beban kerja, juga tidak
ada pegawai yang memiliki beban kerja sedikit dan banyak menganggur.
1. Fungsi Manajerial
Fungsi manajerial sendiri memiliki arti fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan
yang mengutamakan pengelolaan atau tidak teknis. Hal ini meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pegawai.
2
Pengorganisasian meliputi pembagian tugas dan wewenang yang juga biasanya
ditunjukan melalui hirarki dari struktur organisasi. Pengarahan pegawai ini lebih ke
arah peningkatan kinerja karyawan seperti pemberian reward. Untuk pengendalian
pegawai ini berupa pengukuran dan penilaian kinerja pegawai berupa pengawasan
atau monitoring.
Fungsi operatif atau fungsi teknis ini berarti kegiatan yang dilakukan secara fisik
dan lebih teknis meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi hingga
pensiunan pegawai.
Menciptakan integrasi antar pegawai agar dapat bekerja secara efektif dan
kooperatif juga menciptakan loyalitas pegawai dengan perusahaan. Selain itu juga
melalui fungsi operatif administrasi kepegawaian ini akan diurus juga berbagai
bentuk balas jasa seperti kompensasi hingga tunjangan hari tua pegawai.
3
D. Ruang Lingkup Sistem Administrasi Kepegawaian
1. Pengadaan Pegawai
Meliputi segala bentuk atau proses rekrutmen pegawai yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Rekrutmen tentu dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dari
perusahaan dan kesesuaian posisi dan tugas.
5. Pengembangan Pegawai
4
E. Pokok – Pokok Kepegawaian
2. Dasar hukum Undang-Undang ini adalah : Pasal-pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat
(1), 27, dan 28 Undang-Undang Dasar 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor V/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara.
Pasal 1
5
1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya
berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Jabatan organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu
satuan organisasi pemerintah.
6
"BAB II JENIS, KEDUDUKAN, KEWAJIBAN, DAN HAK PEGAWAI
NEGERI”
Pasal 2
(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, terdiri
dari :
(3) Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat
yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
Pasal 3
(1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil,
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan.
(2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai
Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
7
(3) Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Pasal 4
Setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia" 3.
Pasal 7
(1) Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai
dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya.
(2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas
dan menjamin kesejahteraannya.
(3) Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah."
Pasal 11
d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung
serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
8
e. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;
(2) Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari
jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya
sebagai Pegawai Negeri.
(3) Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara tertentu tidak perlu
diberhentikan dari jabatan organiknya.
(4) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), setelah selesai
menjalankan tugasnya dapat diangkat kembali dalam jabatan organiknya."
Pasal 12
9
profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang
dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik
beratkan pada sistem prestasi kerja.
Pasal 13
(4) Komisi Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), terdiri
dari 2(dua) Anggota tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris
Komisi, serta 3(tiga) Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 15
10
(1) Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan
dalam formasi.
(2) Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan untuk jangka
waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan."
Pasal 16 ayat (2)
(2) Setiap warga negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yang sama
untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan.
Pasal 16 A
(2) Persyaratan, tata cara, dan pengangkatan langsung menjadi Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 17
(1) Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.
11
Pasal 20
Pasal 22
Pasal 23
(1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena :
(4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena:
12
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih;atau b. melakukan pelanggaran
disiplin Pegawai negeri Sipil tingkat berat.
Pasal 24
Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwajib
karena disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan
pemberhentian sementara.
Pasal 25
13
pembina kepegawaian daerah yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 26
(1) Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil pada saat pengangkatannya menjadi
Pegawai Negeri Sipil wajib mengucapkan sumpah/janji.
(2) Susunan kata-kata sumpah/janji adalah sebagai berikut : Demi Allah, saya
bersumpah/berjanji : Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,
akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah; bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; bahwa
saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan
martabat Pegawai Negeri Sipil, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan
Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan. bahwa saya,
akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan; bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan
bersemanagat untuk kepentingan Negara."
14
"Pasal 30
(1) Pembinaan jiwa korps, kode etik dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang
Dasar 1945.
(2) Pembinaan jiwa korps, kode etik dan peraturan disiplin sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 31
(1) Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan
pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai negeri
Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian,
kemampuan dan keterampilan.
pasal 32
(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi program
pensiun dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan
asuransi pendidikan bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil.
15
(4) Untuk penyelenggaraan program pensiun dan penyelenggaraan asuransi
kesehatan, Pemerintah menanggung subsidi dan iuran.
(5) Besarnya subsidi dan iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
(6) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, keluarganya berhak memperoleh
bantuan 14. Ketentuan Pasal 34 menjadi berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 34
"Pasal 34A
(2) Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
perangkat Daerah yang dibentuk oleh Kepala Daerah.
"Pasal 35
16
(2) Sengketa kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada
Badan Pertimbangan Kepegawaian.
(3) Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan
pemerintah.
"BAB IV
Pasal 37
F. Pembinaan Kepegawaian
1. Pengertian pembinaan
asal katanya, “pembinaan” berasal dari kata “bina” dan “membina” yang berarti
mendirikan, membangun, memelihara, mengembangkan dan menyempurnakan.
Pembinaan berkaitan dengan hal cara, atau hasil membina. Sementara kata “bina dan
membina” (Podo & Sullivan, 2000: 208), merupakan sinonim dari kata Inggris to
build up (memperkuat), to develop (mengembangkan) dan to cultivate (memelihara).
Kata pembinaan dianggap memiliki arti yang hampir sama dengan kata
bimbing/bimbingan (guidance), yang berarti menuntun (to lead) atau mengarahkan
(to guide). Beberapa pengertian di atas menunjukkan bahwa pembinaan memiliki arti
yang berdekatan dengan kata bimbingan, yaitu mengarahkan, mengembangkan dan
menyempurnakan seseorang agar menjadi lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
oleh yang membina. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembinaan
merupakan suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik.
17
Pembinaan menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atas
berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu.
18
(government employeement) sebagaimana dikenal di Amerika, dan dapat
pula disebut the civil service sebagaimana dikenal di Inggris.
19
dasarnya bertujuan untuk membentuk sosok pegawai yang memiliki sikap
dan perilaku, serta kemampuan sesuai yang diharapkan organisasi.
Sastrohadiwiryo (2003: 281) dalam salah satu bukunya menguraikan dua jenis
pembinaan, yaitu pembinaan moral kerja dan pembinaan disiplin kerja.
(7) pembinaan karier untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi di masa
datang.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah dipaparkan terdapat kesimpulan bahwa pokok – pokok
kepegawaian yang memuat tentang kedudukan pegawai, kewajiban hingga melakukan
pembinaan kepegawaian merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan oleh pegawai
atau pekerja demi menjadikan seorang pekerja yang baik dan kompeten ketika sudah
bekerja disuatu instansi pemerintah atau perusahaan karena pembinaan menunjukan
adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atas berbagai kemungkinan
berkembang atau peningkatan atas sesuatu.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/13823/1/Jurnal
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/444.pdf
https://www.linovhr.com/administrasi-kepegawaian/
https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/download/155/123/&ved=
22