Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN PEMBINAAN KEPEGAWAIAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Kepegawaian

Dosen Pengampu: Ir. H. F. Kusuma., M.M

Disusun oleh:
Kelompok 4
Anggota : Ujang Asep Nurjaman : 20010064
Barnas : 20010065
Moh Ardian Azhar : 20010066
Nurul Azmi : 20010075
Nurhaeni : 20010076
Eva Sopariah : 20010053
Novi Yulianti : 20010055

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


STISIP SYAMSUL ‘ULUM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNya-lah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Administrasi
Kepegawaian pada semester 4, di tahun ajaran 2022, dengan judul POKOK POKOK
KEPEGAWAIAN DAN PEMBINAAN KEPEGAWAIAN . Dengan membuat tugas ini kami
diharapkan mampu untuk lebih memahami tentang Pokok Pokok Kepegawaian Dan Pembinaan
Kepegawaian.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama di


sebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.

Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah ini yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.

Sukabumi, 29 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
1. Apa pengertian kepegawaian, Fungsi, tujuan serta ruanglingkupnya ?................................1
2. Apa pokok-pokok kepegawaian menurut uu?......................................................................1
3. Apa dan bagaimana pembinaan kepegawaian ?...................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Kepegawain........................................................................................................2
B. Fungsi Administrasi Kepegawaian.......................................................................................2
C. Tujuan Administrasi Kepegawaian.......................................................................................3
D. Ruang Lingkup Sistem Administrasi Kepegawaian.............................................................4
E. Pokok – Pokok Kepegawaian...............................................................................................5
F. Pembinaan Kepegawaian....................................................................................................17
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara masalah tentang kepegawaian berarti kita tidak akan terlepas dari pada
pembicaraan tentang ketenagakerjaan. Berhubung karna pegawai itu juga tenaga kerja.
Penggunaan istilah pegawai dan pekerja, kepegawaian dan ketenagakerjaan pada
hakikatnya secara yuridis tidak memiliki perbedaan arti dalam kaitannya dengan
kehadirannya didalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Kepegawaian erat
dengan pokok – pokok kepegawaian dan pembinaan kepegwaian.

Pokok – pokok kepegawaian akan memuat tentang pegawai negri, dll. Sehingga
memberi gambaran kepada kita akan kedudukan pegawai disuatau instansi pemerintahan
atau perusahaan. Pegawai pun harus melalui pembinaan kepegawaian yang dimana
disana akan dibimbing atau diberi motivasi supaya kinerja kita sebagai pegawai akan
lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kepegawaian, Fungsi, tujuan serta ruang lingkupnya ?

2. Apa pokok-pokok kepegawaian menurut uu?

3. Apa dan bagaimana pembinaan kepegawaian ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
administrasi kepegawaian dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pokok-pokok
kepegawaian dan pembinaan kepegawaian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepegawain

Administrasi kepegawaian adalah segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan


manajemen atau penggunaan pegawai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, jika
administrasi kepegawaian ada dalam suatu perusahaan maka tentunya untuk mencapai tujuan
dari perusahaan tersebut.

Beban kerja seorang pegawai atau karyawan harus sesuai untuk masing-masing. Beban
kerja yang tidak sedikit harus dibagi secara rata untuk pegawai. Inilah salah satu peran dari
administrasi kepegawaian. Jadi, tidak ada pegawai yang kelebihan beban kerja, juga tidak
ada pegawai yang memiliki beban kerja sedikit dan banyak menganggur.

B. Fungsi Administrasi Kepegawaian

Apa fungsi adanya administrasi kepegawaian ini? Fungsi administrasi kepegawaian


sendiri terbagi menjadi dua fungsi yaitu fungsi manajerial dan fungsi operatif atau teknis.
Berikut adalah beberapa yang termasuk ke dalam fungsi manajerial dan fungsi operatif atau
teknis.

1. Fungsi Manajerial

Fungsi manajerial sendiri memiliki arti fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan
yang mengutamakan pengelolaan atau tidak teknis. Hal ini meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pegawai.

Perencanaan meliputi penentuan kebutuhan pegawai, antisipasi perubahan-


perubahan yang terjadi terkait dengan kebutuhan pegawai dan lain-lain. Hal ini
termasuk di dalamnya perencanaan untuk mengisi kursi dari posisi yang akan kosong.

2
Pengorganisasian meliputi pembagian tugas dan wewenang yang juga biasanya
ditunjukan melalui hirarki dari struktur organisasi. Pengarahan pegawai ini lebih ke
arah peningkatan kinerja karyawan seperti pemberian reward. Untuk pengendalian
pegawai ini berupa pengukuran dan penilaian kinerja pegawai berupa pengawasan
atau monitoring.

2. Fungsi Operatif atau Teknis

Fungsi operatif atau fungsi teknis ini berarti kegiatan yang dilakukan secara fisik
dan lebih teknis meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi hingga
pensiunan pegawai.

Pengadaan pegawai ini meliputi proses rekrutmen pegawai dan seleksi.


Pengembangan pegawai bisa meliputi pengembangan kemampuan atau skill dari
karyawan melalui training, seminar, dan lain-lain. Begitu juga dengan aspek yang
lain.

Menciptakan integrasi antar pegawai agar dapat bekerja secara efektif dan
kooperatif juga menciptakan loyalitas pegawai dengan perusahaan. Selain itu juga
melalui fungsi operatif administrasi kepegawaian ini akan diurus juga berbagai
bentuk balas jasa seperti kompensasi hingga tunjangan hari tua pegawai.

C. Tujuan Administrasi Kepegawaian

Tujuan utama dari administrasi kepegawaian adalah untuk menyeimbangkan


jumlah pegawai dengan kebutuhan perusahaan juga untuk menyesuaikan beban kerja
yang ada dengan jumlah pegawai. Hal ini dilakukan untuk memastikan porsi atau
kapasitas pekerjaan setiap pegawai sesuai dengan kemampuan dan beban kerjanya.

Tujuan akhirnya tentu dengan adanya administrasi kepegawaian dan penyesuaian


jumlah pegawai serta beban kerja, maka produktivitas pegawai akan meningkat,
pengerjaan sesuai dan tepat waktu sehingga tujuan atau target perusahaan tercapai.

3
D. Ruang Lingkup Sistem Administrasi Kepegawaian 

1. Pengadaan Pegawai

Meliputi segala bentuk atau proses rekrutmen pegawai yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Rekrutmen tentu dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dari
perusahaan dan kesesuaian posisi dan tugas.

2. Pengarahan dan PengendaliaN.

Pengarahan dan pengendalian meliputi monitoring kinerja pegawai juga


pengarahan agar tetap on track. Tujuannya adalah agar tercapai goals atau target yang
telah ditetapkan.

3. Jaminan Kesejahteraan PegawaI.

Ruang lingkup dari sistem administrasi kepegawaian juga meliputi kesejahteraan


pegawai. Menciptakan lingkungan kerja yang baik, memberikan kompensasi hingga
jaminan hari tua.

4. Perencanaan dan Pengorganisasian PegawaI.

Perencanaan dan pengorganisasian meliputi penjabaran atau deskripsi cakupan


tanggung jawab serta hak dan kewajiban dari karyawan itu sendiri. Perencanaan ini
juga termasuk di dalamnya menentukan kebutuhan pegawai juga perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi.

5. Pengembangan Pegawai

Pengembangan pegawai akan meliputi kegiatan yang berkaitan dengan


peningkatan skill pegawai. Dapat berupa pelatihan dasar, training, seminar, workshop
dan lain-lain.

4
E. Pokok – Pokok Kepegawaian

Pokok – pokok kepegawaian dibahas dalam Undang – Undang :

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1961 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok


Kepegawaian dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya yang
berhubungan dengan itu, dianggap tidak sesuai lagi, maka oleh sebab itu perlu
diganti.

2. Dasar hukum Undang-Undang ini adalah : Pasal-pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat
(1), 27, dan 28 Undang-Undang Dasar 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor V/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara.

3. Dalam Undang-Undang ini diatur tentang : Pokok-Pokok Kepegawaian, yang di


dalamnya memuat kedudukan pegawai negeri, kewajiban dan hak pegawai negeri,
pejabat negara; pembinaan pegawai negeri sipil yang terdiri dari tujuan
pembinaan, kebijaksanaan pembinaan, formasi dan pengadaan, kepangkatan,
jabatan, pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian, sumpah, kode etik dan
peraturan disiplin, pendidikan dan latihan, kesejahteraan, penghargaan,
penyelenggaraan pembinaan kepegawaian, peradilan kepegawaian; dan
pembinaan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG


NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN.

Pasal 1

Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


pokok Kepegawaian, diubah sebagai berikut :

“BAB I KETENTUAN UMUM”

Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

5
1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya
berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

4. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi


negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pejabat
Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.

5. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan


berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan
dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan
pengadilan.

6. Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya


diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan.

7. Jabatan organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu
satuan organisasi pemerintah.

8. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk


meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme
penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian."

6
"BAB II JENIS, KEDUDUKAN, KEWAJIBAN, DAN HAK PEGAWAI
NEGERI”

Bagian Pertama Jenis dan Kedudukan

Pasal 2

(1) Pegawai Negeri terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil;

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, terdiri
dari :

a. Pegawai negeri Sipil Pusat; dan b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.

(3) Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat
yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.

Pasal 3

(1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil,
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan.

(2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai
Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

7
(3) Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Bagian Kedua Kewajiban

Pasal 4

Setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia" 3.

Pasal 7

(1) Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai
dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya.

(2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas
dan menjamin kesejahteraannya.

(3) Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah."

Bagian Keempat Pegawai Negeri Yang menjadi Pejabat Negara

Pasal 11

(1) Pejabat Negara terdiri atas :

a. Presiden dan Wakil Presiden;

b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyarawatan Rakyat;

c. Ketua, Wakil ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;

d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung
serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;

8
e. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;

f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;

g. Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;

h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan


sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh.

i. Gubernur dan Wakil Gubernur;

j. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan

k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.

(2) Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari
jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya
sebagai Pegawai Negeri.

(3) Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara tertentu tidak perlu
diberhentikan dari jabatan organiknya.

(4) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), setelah selesai
menjalankan tugasnya dapat diangkat kembali dalam jabatan organiknya."

"BAB III MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Bagian Pertama Tujuan Manajemen

Pasal 12

(1) Manajemen Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan


tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.

(2) Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang

9
profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang
dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik
beratkan pada sistem prestasi kerja.

Bagian Kedua Kebijaksanaan Manajemen

Pasal 13

(1) Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil mencakup penetapan norma,


standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya
Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian,
hak, kewajiban, dan kedudukan hukum.

(2) Kebijaksanaan manajemen Pegawai negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintah.

(3) Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk
Komisi Kepegawaian Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

(4) Komisi Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), terdiri
dari 2(dua) Anggota tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris
Komisi, serta 3(tiga) Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.

(5) Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian Negara sebagaimana dimaksud


dalam ayat (4), secara ex officio menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala
Badan Kepegawaian Negara.

(6) Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang sekurang-kurangnya sekali


dalam satu bulan."

Pasal 15

10
(1) Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan
dalam formasi.

(2) Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan untuk jangka
waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan."
Pasal 16 ayat (2)

(2) Setiap warga negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yang sama
untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan.

Pasal 16 A

(1) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan


pembangunan, pemerintah dapat mengangkat langsung menjadi Pegawai Negeri
Sipil bagi mereka yang teleh bekerja pada instansi yang menunjang kepentingan
Nasional.

(2) Persyaratan, tata cara, dan pengangkatan langsung menjadi Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 17

(1) Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.

(2) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan


berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya
tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan.

(3) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam pangkat awal ditetapkan


berdasarkan tingkat pendidikan formil".

11
Pasal 20

Untuk lebih menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan


dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja.

Pasal 22

Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan dalam rangka pembinaan


Pegawai Negeri Sipil dapat diadakan perpindahan jabatan, tugas, dan/atau
wilayah kerja.

Pasal 23

(1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.

(2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena :

a. atas permintaan sendiri b. mencapai batas usia pensiun; c. perampingan


organisasi pemerintah; atau d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak
dapat menjalankan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena :

a. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan selain


pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena
tidak setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah
atau b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4(empat) tahun.

(4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena:

12
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih;atau b. melakukan pelanggaran
disiplin Pegawai negeri Sipil tingkat berat.

(5) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena :

a. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/janji jabatan karena


tidak setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah. b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara
dan pemerintah; atau c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan.

Pasal 24

Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwajib
karena disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan
pemberhentian sementara.

Pasal 25

(1) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil


dilakukan oleh Presiden.

(2) Untuk memperlancar pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan


pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Presiden dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat pembina
kepegawaian pusat dan menyerahkan sebagian wewenangnya kepada pejabat

13
pembina kepegawaian daerah yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

(3) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Jaksa agung, Pimpinan


Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Sekretaris Jenderal Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara, Sekretaris Jenderal Departemen, Direktur Jenderal,
Inspektur Jenderal dan jabatan setingkat, ditetapkan oleh Presiden.

Bagian Kelima Sumpah, Kode etik dan Peraturan Disiplin

Pasal 26

(1) Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil pada saat pengangkatannya menjadi
Pegawai Negeri Sipil wajib mengucapkan sumpah/janji.

(2) Susunan kata-kata sumpah/janji adalah sebagai berikut : Demi Allah, saya
bersumpah/berjanji : Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,
akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah; bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; bahwa
saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan
martabat Pegawai Negeri Sipil, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan
Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan. bahwa saya,
akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan; bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan
bersemanagat untuk kepentingan Negara."

14
"Pasal 30

(1) Pembinaan jiwa korps, kode etik dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
tidak boleh bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang
Dasar 1945.

(2) Pembinaan jiwa korps, kode etik dan peraturan disiplin sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam Pendidikan dan Pelatihan

Pasal 31

(1) Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan
pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai negeri
Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian,
kemampuan dan keterampilan.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan


dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketujuh Kesejahteraan

pasal 32

(1) Untuk meningkatkan kegairahan bekerja, diselenggarakan usaha kesejahteraan


Pegawai Negeri Sipil.

(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi program
pensiun dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan
asuransi pendidikan bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil.

(3) Untuk penyelenggaraan usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (2), Pegawai Negeri Sipil wajib membayar iuran setiap bulan dari
penghasilannya.

15
(4) Untuk penyelenggaraan program pensiun dan penyelenggaraan asuransi
kesehatan, Pemerintah menanggung subsidi dan iuran.

(5) Besarnya subsidi dan iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

(6) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, keluarganya berhak memperoleh
bantuan 14. Ketentuan Pasal 34 menjadi berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 34

(1) Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen


Pegawai Negeri Sipil, dibentuk Badan Kepegawaian Negara.

(2) Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan manajemen


Pegawai Negeri Sipil yang mencakup perencanaan,pengembangan kualitas
sumber daya Pegawai negeri Sipil dan administrasikepegawaian, pengawasan dan
pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian,
mendukung perumusan kebijaksanaan kesejahteraan Pegawai negeri Sipil, serta
memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani
kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Pasal 34A

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah


dibentuk Badan Kepegawaian Daerah.

(2) Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
perangkat Daerah yang dibentuk oleh Kepala Daerah.

"Pasal 35

(1) Sengketa kepegawaian diselesaikan melalui Peradilan Tata Usaha Negara.

16
(2) Sengketa kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada
Badan Pertimbangan Kepegawaian.

(3) Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan
pemerintah.

"BAB IV

MANAJEMEN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN


ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal 37

Manajemen Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara


Republik Indonesia, masing-masing diatur dengan Undang-undang tersendiri".

F. Pembinaan Kepegawaian

1. Pengertian pembinaan

asal katanya, “pembinaan”  berasal dari kata “bina” dan “membina” yang  berarti
mendirikan, membangun, memelihara, mengembangkan dan menyempurnakan.
Pembinaan berkaitan dengan hal cara, atau  hasil membina. Sementara kata “bina dan
membina” (Podo & Sullivan, 2000: 208),  merupakan sinonim dari kata Inggris to
build up  (memperkuat), to develop (mengembangkan)  dan to cultivate (memelihara).
Kata pembinaan  dianggap memiliki arti yang hampir sama  dengan kata
bimbing/bimbingan (guidance),  yang berarti menuntun (to lead) atau  mengarahkan
(to guide). Beberapa pengertian di atas menunjukkan bahwa pembinaan memiliki arti
yang  berdekatan dengan kata bimbingan, yaitu  mengarahkan, mengembangkan dan
menyempurnakan seseorang agar menjadi lebih  baik sesuai dengan yang diharapkan
oleh yang  membina. Dengan demikian dapat dikatakan  bahwa pembinaan
merupakan suatu tindakan,  proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih  baik.

17
Pembinaan menunjukkan adanya  kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi  atas
berbagai kemungkinan, berkembang, atau  peningkatan atas sesuatu.

Pembinaan Pegawai dimaksud proses pemberian motivasi kepada bawahan agar


dapat bekerja maksimal bagi tercapainya tujuan orgnisasi secara efisien dan efektif.
Menurut Munir (1994:152) menjelaskan “Pembinaan Pegawai adalah usaha yang
perlu dilakukan oleh pimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja agar dapat
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien”. Keberhasilan penciptaan Pembinaan
Pegawai ditentukan oleh kemampuan pimpinan dalam menyemangati bawahan untuk
bekerja sesuai dengan potensi dan mengerahkan semua daya yang dimiliki oleh
pegawai, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai secara keseluruhan.

2. Tugas Bidang Pembinaan Pegawai melaksanakan fungsi:

 Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan


pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Bidang Kesejahteraan
Pegawai.

 Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan


pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Bidang Pembinaan;

 Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan


pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas dukungan teknis di Bidang Pengelolaan Korps Profesi
Aparatur Sipil Negara;

3. Prinsip dasar pembinaan  pegawai

 Menurut Miftah Thoha (1993:4),  kepegawaian negeri harus dibedakan


dengan  kepegawaian nonnegeri (private employees)  dan juga harus
dibedakan dengan militer.  Pegawai negeri adalah pegawai pemerintah

18
(government employeement) sebagaimana  dikenal di Amerika, dan dapat
pula disebut the  civil service sebagaimana dikenal di Inggris.  

Dengan mengutip pendapat Paul Pigors,  Miftah Thoha mengatakan


bahwa pembinaan  pegawai pemerintah bisa dilakukan dengan
memperhatikan tiga prinsip dasar kepegawaian,  yaitu:

(a) penggunaan kepegawaian secara  efektif,

(b) dijamin pengembangan karier  semaksimal mungkin, dan

(c) diperoleh jaminan  kesejahteraan hidup yang layak/sesuai.  

Prinsip di atas dapat dipahami bahwa  pembinaan pegawai secara efektif


memerlukan  perencanaan kebutuhan pegawai yang  matang. Formasi pegawai
harus ditetapkan  secara matang, terencana dan sesuai dengan  kebutuhan riil
di lapangan. Setiap tahun harus  dilakukan evaluasi baik melalui penelitian
maupun pengawasan terhadap kebutuhan  dan efektivitas pelaksanaan kerja
pegawai  pemerintah. Jaminan pengembangan karier  pegawai harus
direncanakan secara baik. Yang terjadi hingga saat ini adalah seorang pegawai
mengetahui masuknya dan kapan pensiunnya,  tetapi tidak mengetahui secara
pasti nasib  pengem-bangannya setelah masuk menjadi  pegawai pemerintah.
Demikian pula dengan  kesejahteraan pegawai harus betul-betul  dijaga,
jangan sampai gaji dan tunjangan yang  diterima tidak menentu apalagi tidak
cukup  untuk hidup layak.

Prinsip pembinaan di atas  secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa


pembinaan pegawai, khususnya pembinaan  disiplin yang menjadi fokus
dalam tulisan ini,  tidak bisa berdiri sendiri dan hanya dilakukan  secara
parsial, tetapi harus dilakukan secara  terencana, berkesinambungan dan
terintegrasi  dengan aspek atau bidang lain sebagai  prasyarat efektivitas
pencapaiannya. Pada bagian sebelumnya dikatakan  bahwa pembinaan pada

19
dasarnya bertujuan  untuk membentuk sosok pegawai yang  memiliki sikap
dan perilaku, serta kemampuan  sesuai yang diharapkan organisasi.

4. Macam- Macam Pembinaan Kepegawaian

Sastrohadiwiryo  (2003: 281) dalam salah satu bukunya  menguraikan dua jenis
pembinaan, yaitu  pembinaan moral kerja dan pembinaan  disiplin kerja.

Sedangkan Saydam (1997: 205),  menjelaskan bahwa bentuk pembinaan yang


harus dilakukan terhadap pegawai, antara  lain:

(1) pembinaan mental dan spiritual;

(2)  pembinaan loyalitas;

(3) pembinaan hubungan  kerja;

(4) Pembinaan moril dan semangat kerja;  

(5) pembinaan disiplin kerja;

(6) pembinaan  kesejahteraan; dan

(7) pembinaan karier untuk  menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi di  masa
datang.

20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari materi yang sudah dipaparkan terdapat kesimpulan bahwa pokok – pokok
kepegawaian yang memuat tentang kedudukan pegawai, kewajiban hingga melakukan
pembinaan kepegawaian merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan oleh pegawai
atau pekerja demi menjadikan seorang pekerja yang baik dan kompeten ketika sudah
bekerja disuatu instansi pemerintah atau perusahaan karena pembinaan menunjukan
adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atas berbagai kemungkinan
berkembang atau peningkatan atas sesuatu.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/13823/1/Jurnal

https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/444.pdf

https://www.linovhr.com/administrasi-kepegawaian/

https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/download/155/123/&ved=

22

Anda mungkin juga menyukai