Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti perkuliahan Dasar- Dasar Manajemen

DosenPengampu: Dr.Subiyantoro M. Ag

DisusunOleh:

Sherly Indriani
Nim (12210321897)

Zulfa Ainy
Nim ( 12210321878 )

Zia Syakila
Nim ( 12210321604 )

Kuntum Maysa Rahmadia


Nim( 12210321866)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUSKA RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa
rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya
sehingga makalah”Konsep Ilmu Manajemen” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas Mata Kuliah “Dasar Dasar Manajemen”. Penulis berharap makalah tentang “
Sejarah dan TeoriManajemen” ini dapat menjadi referensi bagi kita yang mempelajari Mata
Kuliah “Dasat Dasar Manajemen” dan dapat menambah wawasan untuk kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Apa bila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................................3

A. Prinsip Manajemen Berdasar Sasarann...............................................................................................3

B. Prinsip Manajemen Berdasar Orang....................................................................................................4

C. Prinsip Manajemen Berdasar Informasi..............................................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Prinsip-prinsip manajemen modren yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan dan pengawasan telah diadopsi dan digunakan dalam praktek penyelenggaraan
pendidikan di madrasah . Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan proses dan prosedur
yang harus dilalui dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga tidak boleh
mengesampingkan salah satunya dan mengutamakan yang lain, kesemuanya harus mendapat
perhatian yang serius sesuai dengan kapasitas dan proporsinya. Pengawasan atau supervisi
merupakan aktivitas penting dalam praktek penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan kepengawasan
dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan untuk mengarahkan,
mengawasi, membina dan mengendalikan dalam pencapaian tujuan sehingga kegiatan
kepengawasan dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi yang akan
berfungsi sebagai feed back tindak lanjut dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan ke arah yang lebih baik. Lembaga pendidikan yang tergolong sukses adalah yang
selalu menekankan kegiatan akademik, selalu memonitor dan selalu mengawasi kegiatan
akademik (Thaib, 2005:l). Inti kegiatan akademik diperankan dan dilaksanakan oleh guru melalui
kegiatan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan siswa yang pada nantinya siswa itu
akan menjadi out put 2 produk didik dari kerja guru. Dengan demikian keberhasilan out put
produk didik sebagian besar dan dominan ditentukan oleh kinerja guru dalam bidang akademik.
Melihat betapa peran strategis guru dalam keberhasilan proses pendidikan tersebut maka guru
perlu mendapat arahan, bimbingan, petunjuk, pembinaan melalui supervisi Pengawas khususnya
kepengawasan akademik dalam rangka meningkatkan kinerjanya, akan tetapi kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa proses kepengawasan dari seorang Pengawas terhadap guru belum
maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1.Persepsi sebagian besar guru
terhadap proses kepengawasan dianggap sebagai beban yang memberatkan bagi guru. 2.Persepsi
sebagian besar guru terhadap Pengawas dianggap sebagai seorang inspektur yang mencari-cari
kesalahan, bukan sebagai mitra kerja untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sejumlah
kegiatan pengarahan, pembinaan, pembimbingan dan mitra dialog untuk memecahkan masalah.
B. Rumusan Masalah

Inti dari permasalahan penelitian ini adalah bagaimana supervisi akademik Pengawas
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara ?. Pertanyaan pokok tersebut dapat dijabarkan lebih
terperinci dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten

Jepara ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat supervisi akademik Pengawas Madrasah

Tsanawiyah di Kabupaten Jepara ?

C.TUJUAN Penelitian

ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :


1.Untuk mendiskripsikan pelaksanaan supervisi akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Jepara

. 2.Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat supervisi akademik Pengawas

Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara.


BABII
PEMBAHASAN

A. PRINSIP MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN


Istilah “manajemen berdasarkan sasaran pertama kali dipopulerkan oleh Peter
Drucker dalam bukunya 1954 ‘The Practice of Management”. Sejak saat itu MBO
(Management By Objectivitas) telah memacu banyak pengkajian, evaluasi dan riset.
Inti dari MBO adalah penetapan tujuan partisipatif, proses memilih tindakan dan
pengambilan keputusan. Bagian penting dari MBO adalah pengukuran dan perbandingan
kinerja aktual karyawan dengan standar yang ditetapkan. Idealnya, ketika karyawan itu
sendiri telah terlibat dengan tujuan pengaturan dan memilih tindakan yang harus diikuti
oleh mereka, mereka lebih mungkin untuk memenuhi tanggung jawab mereka.
Dengan MBO manajer tingkat atas bersamasama dengan manajer tingkat bawah
menentukan tujuan unit kerja agar serasi dengan tujuan organisasi. Tujuan organisasi
adalah segala sesuatu yang harus dicapai organisasi dalam melaksanaan misinya.
Menurut John R. Schermenhorn (1986) organisasipada dasarnya mempunyai tujuan
resmi yang disebut misi dan tujuan operasi. Misi organisasi membantu
organisasi dalam identifikasi, integrasi, kolaborasi, adaptasi dan pembaruan diri.
Sedangkantujuanoperasi mencapai tingkat keuntungan, posisi pasar, sumber daya,
efisiensi, kualitas, inovasi dan tanggung jawab sosial.
Diketahui bahwa tujuan organisasi adalah segala sesuatu yang harus dicapai
organisasi dalam melaksanakan misinya. Sehingga pada setiap tingkat organisasi
diperlukan komitmen para manajer pada pencapaian sasaran perseorangan dan sasaran
organisasi secara efektif.
Prinsip dasar dibalik Management By Objectives (MBO) adalah bagi karyawan
untuk memiliki kejelasan peran dan tanggung jawab diharapkan dari mereka. Mereka
kemudian dapat memahami bagaimana kegiatan mereka berkaitan dengan pencapaian
organisasi. Mereka juga memberikan arahan untuk tujuan pribadi setiap karyawan.
Beberapa fitur penting dan keuntungan dari MBO adalah:
1. Motivasi – Melibatkan karyawan dalam seluruh proses penetapan tujuan dan
meningkatkan pemberdayaan karyawan karyawan meningkatkan kepuasan kerja dan
komitmen.

2. Komunikasi yang lebih baik dan Koordinasi – review Sering dan interaksi antara atasan
dan bawahan membantu untuk mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perusahaan dan juga memecahkan berbagai masalah yang dihadapi selama periode
berjalan.

Kejelasan tujuan
Bawahan memiliki komitmen lebih tinggi untuk tujuan bahwa mereka mengatur diri mereka
sendiri daripada yang dikenakan pada mereka oleh manajer mereka. Manajer dapat
memastikan bahwa tujuan dari bawahannya terkait dengan tujuan organisasi.
MBO mempunyai proses yang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. identifikasi tujuan, tangung jawab, dan tugas tugas
2. pengembangan standar prestasi (performance)
3. pengukuran dan penilaian prestasi
MBO ( Manajemen by Objectivitas) Menurut Reddin (1971) sistem ini dapat
efektif jika mengandung berbagai unsur sebagai berikut:
Komitmen Pada program, maksudnya keterlibatan setiap tingkat manajer sangat dibutuhkan
karena management by objectivitas membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Penentuan sasaran pada tingkat puncak, artinya manajer puncak menetapkan terlebih dahulu
tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan anggota organisasi.
Sasaran individu maksudnya penentuan tujuan setiap tingkat untuk membantu para karyawan
apa yang diharapkan dari mereka.
Peran serta aktif semua tingkatan manajer sangat menentukan tercapai tidaknya sasaran.
Semakin besar peran serta manajer dalam menentukan sasaran semakin besar pula
kemungkinan mencapainya.
Otonomi dalam pelaksanaan rencana, artinya setiap individu mempunyai keleluasaan
memilih sarana untuk mencapai sasaran.
Penilaian prestasi, artinya harus ada evaluasi yang dilakukan secara terprogram untuk menilai
kemajuan menuju sasaran.
Keunggulan Managemen by objectivita:
a) Pengelolaan dan fungsi struktur organisasi harus jelas
b) Peranan dan fungsi struktur organisasi harus jelas.
c) Pengawasan lebih efektif berkembang.
Kelemahan Management by objectivitas:
a) Tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep dan pemberian motivasi
kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan tekhnik MBO secara tepat.
b) Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada para anggota
untuk berpartisipasi
c) Tidak mudah menilai prestasi kerja, Karena tidak setiap prestasi dapat diukur secara
kuantifikasikan.
d) Perubahan yang diinginkan MBO dalam perilaku manager kemungkinan akan
menimbulkan masalah dalam proses MBO titik berat akan bergeser dari menilai menjadi
membantu bawahan.
Proses
Istilah managemen by objectivitas pertama kali dipakai oleh Peter Drucker pada tahun 1954
dalam bukunya The Principle Of Management. Sebagai pendekatan manajemen, MBO
dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli teori manajemen, di antaranya Douglas
McGregor, George Odiorner, dan John Humble.
Sistem managemen by objectivitas tujuh langkah, yaitu:
1. Tentukan hasil-hasil akhir
2. Tentukan apakah dia bertautan dengan tujuan organisasi
3. Atasan bersama-sama dengan bawahan berunding dalam menentukan sasaran-sasaran.
4. Menyusun kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran
5. Susunlah tugas-tugas
6. Tentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan
7. Monitor dan laporan.
Produktivitas yang tinggi akan muncul keterlibatan pribadi/ personel dalam menentukan
sasaran-sasaran pekerjaan dan bagaimana sasaran-sasaran tersebut bertautan dengan
sasaran-sasaran organisasi. Keikutsertaan tersebut akan mempengaruhi:
a. Komitmen
b. Disiplin dan moril (semangat juang)
c. Keterpaduan
d. Produktivitas
e. Penampilan
Dengan MBO ini hal- hal yang harus dilakukan oleh seorang manajer adalah :
1. Bersama sama menentukan sasaran sasaran yang jelas.
2. Tentukan peranan dan tanggung jawab yang jelas.
3. Susunlah anggaran belanja, jadwal yang akurat.
4. Bersiap memberikan tanggapan yang flexible terhadap masalah-masalah.

B. PRINSIP MANAJEMEN BERDASARKAN ORANG


Manajemen berdasrakan orang merupakan suaaatu konsep manajemen modern
yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku, komponen sistem dalam kaitannya dengan
perubahan dan pengembangan organisasi.
Tuntutan perubahan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan
lingkungan internal dan eksternal, membawa implikasi terhadap perubahan dan kelompok
dan wilayahnya.
Manajer pada umumnya bekerja pada lingkungan yang selalu berubah. Perubahan perilaku
Dan perubahan organisasi merupakan bagian esensial dari manajemen inovasi sebagai
dampak globalisasi di berbagai bidang kehidupan.

1. Hakekat Perubahan
Perubahan adalah suatu proses yang menjadikan sesuatu berbeda dengan yang sudah ada.
perubahan bisa terjadi pada struktur, orang dan teknologi. Perubahan mempunyai
tujuan yang sifatnya penyesuaian diri dengan lingkungan agar tujuan organisasi sesuai
dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat. Pada umumnya perubahan suatu
komponen akan mengakibatkan atau mengharuskan perubahan komponen lainnya.
Sehingga agar efektif maka diperlukan perencaan yang baik.
2. Proses Perubahan
Dalam kenyataan, banyak hambatan dalam melakukan perubahan. Menurut Kurt
1.Hierarki Sasaran (MBO)Lewin(James F Stoner, 1985) bahwa individu mengalami dua
hambatan utama untuk melakukan perubahan, yaitu tidak bersedia mengubah perilaku
yang sudah mapan dan perubahan hanya dalam waktu singkat (kembali ke pola perilaku
lama).Untuk mengatasi hambatan tersebut Lewin mengembangkan sebuah
model proses perubahan yang terdiri dari tiga langkah, yaitu :
 Tahap pencairan yaitu mencakup upaya membuat kebutuhan akan perubahan
secara gamblang sehingga individu, kelompok atau organisasi dapat dengan mudah
memahami dan menerima perubahan. Dalam tahap ini diharapkan setiap anggota
menyadari perlunya perubahan.
 Tahap pengubahan yaitu tindakan pemodifikasian organisasi yang membutuhkan
agen perubahan yang terlatih untuk membantu perkembangan nilai, sikap dan perilaku
baru selama proses mengidentifikasi nilai dan internalisasi.
 Tahap pembekuan yaitu mengukuhkan pola perilaku baru (refreezing) melalui
mekanismependukung atau penguat, sehingga menjadi norma baru. Pada tahap ini, data
dan informasi umpan balik merupakan aspek penting untuk mengevaluasi dan lebih
menyempurnakan

3.Tindakan perubahan.
Menurut Paul R. Lawrence (dalam JF. Stone, 1986) ada tiga sumber penolakan
perubahanYaitu ketidakpastian mengenai sebab dan akibat perubahan, ketidakmauan
untuk mengorbankan manfaat sekarang dan kesadaran akan kelemahan dalam perubahan
yang diusulkan. Kotter danSchlesinger (dalam Adam Ibrahim, 1983) memberikan
cara untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu : pendidikam dan komunikasi, peran
serta dan keterlibatan, kemudahan dan dukungan, perundingan Persetujuan, manipulasi
dan paksaan. Salah satu cara untuk melakukan perubahan perilaku ini adalah melalui
pengembangan organisasi (Organizationdevelopment OD).

4.Teknik Perubahan
Salah satu teknik perubahan yang sering digunakan dalam OD adalah SensitivityTraining
atau latihan kepekaan. Latihan kepekaan adalah suatu interaksi dalam kelompok kecil
yang terjadi alam suasana yang tertekan sehingga, menuntut setiap orang untuk peka
terhadap perasaan orang lain sebagai usaha untuk menciptakan kegiatan kelompok yang
memadai. Dalam suasana demikian mereka didorong untuk melakukan penilaian
mengenai konsepsi diri sendiri (selfconcept) dan usaha untuk mau mendengar pendapat
dan merasakan perasaan orang lain.Campbel dan Dunette mengemukakan enam butir
hasil yang diharapkan dari latihan kepekaan,
Yaitu :
1. Meningkatkan pengertian, pemahaman dan kepekaan terhadap perilaku sendiri.
2. Meningkatkan pengertian dan kepekaan terhadap perilaku orang lain.
3. Lebih mengerti dan memahami proses yang terjadi dalam antar kelompok.
4. Meningkatkan keterampilan dalam mengadakan diagnosis situasi yang terdapat
dalam kelompok.
5. Meningkatkan kemampuan untuk menerjemahkan apa yang dipelajari kedalam bentuk
tindakan nyata.
6. Meningkatkan kemampuan mengadakan hubungan anatar manusia, sehingga dapat
berinteraksi lebih menyenangkan dan memuaskan.

Teknik lain selain latihan kepekaan adalah teknik umpan balik survei, yaitu teknik menilai
sikap, mengidentifikasi perbedaan dan menyelesaikan perbedaan dengan memanfaatkan
informasi survei dalam kelompok.ada juga teknik pengubahan perilaku bawahan atau
angota organisasi yaitu sesuai teori siklus hidup kepemimpinan oleh Paul Harsey dan
Keneth H. Blanchard yang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif
bervariasi menurut kematangan bawahan. Kematangan diartikan bukan menurut usia
atau stabilitas emosi, tetapi menurut keinginan akan pencapaian tujuan, kesediaan
untuk menerima tanggung jawab dan kemampuan yang berhubungan denganTugas.
Menurut teori ini hubungan antara manajer dengan bawahan berjalan melalui empat tahap
menurut perkembangan dan kematangan bawahan.

1. Pada tahap pertama, ketika bawahan pertama kali memasuki organisasi orientasi tugas
tinggi. Pada tahap ini bawahan harus diperintah dan diperkenalkan dengan
aturan dan prosedur organisasi. Hubungan rendah – tugas tinggi.
2. Pada tahap kedua, bawahan mulai mempelajari tugas, manajer masih berorientasi kepada
tugas karena bawahan belum bersedia untuk menerima tanggung jawab secara
penuh. Tetapi kepercayaan dan dukungan manajer kepada bawahan meningkat karena
manajer menjadi kenal bawahan dan mau mendorong lebih lanjut. Manajer mulai
menggunakan perilaku yang berorientasi kepada bawahan. Hubungan tinggi – tugas
tinggi.

3. Pada tahap ketiga, kemampuan dan motivasi prestasi bawahan makin meningkat dan
bawahan secara aktif mulai mencari tanggung jawab yang lebih besar. Manajer
tidak lagi bersikap direktif, tetapi bersikap suportif dan penuh tenggang rasa untuk
memperkuat ketetapan hatiBawahan mencari tanggung jawab yang lebih besar.
Hubungan tinggi – tugas rendah.

4. Pada tahap keempat, ketika bawahan secara berangsurangsur menjadi lebih percaya
diri, manajer mengurangi dukungan dan dorongan. Hubungan rendah – tugas rendah.

C. PRINSIP MANAJEMEN BERDASARKAN INFORMASI

Perencanaan,pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan merupakan kegiatan


manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan. Semua
kegiatan tersebut membutuhkan informasi.
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer disediakan oleh suatu system informasi
manajemen yaittu suatu system yang menyediakan informasi untuk manajer secara
teratur. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan
penilaian kegiatan serta hasil-hasil yanh dicapai. System informasi Manajemen(SIM)
merupakan keseluruhan jarinagn informasi yang ditujukan kepada pembuatan
keterangan-keterangan bagi manajer yang berfungsi untuk pengambilan keputusan.
Informasi itu sendiri merupakan suatu data yang telah diolah, dianalisis melalui suatu
cara sehingga menjadi berarti.
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam SIM adalah :
1. Perlu diidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan.
2. Perlu ditentukan sumber data dan informasi yang dibutuhkan
3. Perlu ditentukan siapa yang membutuhkan informasi dan kapan informasi tersebut
4. Perlu dikomunikasikan informasi itu secara tepat(accuracy), terpecaya (reliable) kepada
pengambil keputusan
Ada beberapa syarat agar informasi yang dibutuhkan itu dapat berfungsi dan bermanfaat bagi
pengambil keputusan, yaitu:
1. Uniformitas
2. Lengkap
3. Jelas
4. Tepat waktu
Perlu diketahui bahwa SIM yang efektif adalah SIM yang dapat berfungsi dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik.
Menurut Sukanto R didalam merancang bangun SIM, harus dihindari beberapa asumsi
dibawah:
1. Informasi yang lebih banyak itu selalu lebih baik
2. Manajer memerlukan informasi yang mereka inginkan
3. Apabila manajer diberi informasi yang mereka perlukan keputusan yang diambilnya akan
lebih baik
4. Sarana komunikasi yang lebih banyak selalu menghasilkan prestasi yang lebih baik
5. Manajer tidak perlu mengetahui kerja SIM
6. Computer dapat melakukan segala-galanya
Murdick dan Ross (1983), menggambarkan tahapan proses manajemen secara umum
dikaitkan dengan kebutuhan akan informasi dari masing-masing tahapan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai