Di Susun Oleh:
Kelas A / Semester 3
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang mana sudah menyampaikan rahmat, karunia, dan taufik
serta hidayah-Nya. sehingga kami bisa menuntaskan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW, yang kita nanti nantikan
syafaat-Nya di Yaumul Qiyamah nantinya, serta pula kami berterima kasih kepada Ibu
Restilawati Woe Titi Cahyani, M.Pd.
Selaku Dosen yang telah membimbing kami. Kami sangat berharap makalah ini bisa bermanfaat
untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang materi Prinsip-Prinsip Administrasi
Pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa pada dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. buat itu, kami berharap adanya kritik, saran serta
usulan demi pemugaran yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membentuk.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Daftar isi..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
Tujuan pembahasan.................................................................................................5
A. Kesimpulan .................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat di mana selama ada manusia yang
hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan
semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita melihat ada administrasi. Jika kita melihat
suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya mereka mendapat
sertifikat dari proses pendidikan itu, maka di situ ada administrasi. Jika kita melihat sekelompok
orang bersama-sama memuja sesuatu sebagai pelambang kekuatan yang dianggap maha kuasa
atau mengurus kebutuhan rohani lainnya secara teratur, maka di situ terdapat pula administrasi.
Mengetahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting, sehingga dapat
memberikan sumbangan secara maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat
diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami kewajiban dan hak-haknya dalam
melaksanakan tugas di sekolah. Pengambil kebijakan pada pemerintahan, legislatif, kepala
sekolah dan guru tidak dapat terlepas dari kegiatan administrasi pendidikan dalam dunia
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian prinsip administrasi Pendidikan ?
2. Bagaimana prinsip fleksibilitas ?
3. Bagaimana prinsip efisiensi dan efektivitas ?
4. Bagaimana prinsip berorientasi pada tujuan ?
5. Bagaimana prinsip kontinuitas ?
4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip administrasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip fleksibilitas.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip berorientasi pada tujuan.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip kontinuitas.
5
Bab II
PEMBAHASAN
1
Tatang. Administrasi Pendidikan. (Bandung:Pusataka Setia. 2017). hlm 39.
2
Loc.cit., Daryanto, Administrasi Pendidikan, hlm. 15.
6
bagian, sehingga terciptanya adanya korelasi kerjasama yang harmonis dan lancar menuju
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Ngalim Purwanto,1998:16).
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator ialah manajer yang bekerja menggunakan langkah-langkah manajemen yang
baik, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol dengan
demikian, sasaran yang dituju menjadi simpel dan bisa dicapai dengan baik.
Perencanaan yang dilakukan berpihak pada visi dan misi yang kentara sehingga program
yang dijadwalkan dirancang secara hierarkis atau sistematis serta mendahulukan sekala
prioritas sebagaimana mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Acara jangka pendek dilaksanakan sekaligus menjadi bagian
awal berasal program jangka menengah, sedangkan pelaksaan program jangka menengah
dilaksanakan sebagai awal menuju acara jangka panjang. Menggunakan demikian, semua
pelaksaan program saling memengaruhi dan saling menunjang dalam mencapai target.
Menurut Ngalim Purwanto (1998:15), setiap program memerlukan perencanaan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan artinya suatu cara menghampiri masalah-
persoalan. Pada penghampiran problem itu, si perencana merumuskan apa saja yg wajib
dikerjakan serta bagaimana dikerjakannya. Langkah-langkah pada perencanaan meliputi
hal-hal berikut:
1. Memilih dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
2. Meneliti dilema-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
3. Mengumpulkan data dan isu-isu yg diperlukan.
4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
5. Merumuskan bagaimana problem-persoalan itu bisa dipecahkan dan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
7
kejalinan semua tugas administratif yang ujung-ujungnya tugas pengelolaan tidak terkontor
dengan baik serta benar.
Dikelola adalah diurus dangan baik serta sahih yg mengikuti sistem yang telah terbangun
seebelumnya. Sistem dan tata kerja mengikuti visi dan misi yg ditetapkan sebelumnya.
Sebuah lembaga pendidikan memiliki visi serta misi eksklusif yang darinya dibuat pola kerja
terpadu berkaitan dengan tugas-tugas dan fungsi administratif pengelolaan dapat menjadi
unsur yang sangat vital buat mencapai tujuan visibilitas yang telah ditetapkan.
5. Prinsip Kerjasama
Kerjasama dilakukan atas dasar profesionalitas yang tinggi, bukan kerjasama dalam arti
kongkalikong, yang mengorbankan kepentingan mendasar serta mengambil manfaat yang
sifatnya kamuflase belaka. Sebagaimana kerjasama antara kepala sekolah dengan dewan
sekolah dalam kaitannya menggunakan porto oprasional sekolah serta penyaluranya. 3
3
Daryanto. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2014). hlm 12..
8
Seseorang administrator akan berhasil dalam tugasnya bila beliau mampu pada
mengembangkan kerjasama diantara orang-orang yang terlibat. Ada dua asas yang dapat
dipergunakan menjadi landasan kerja aktivitas administrasi di sekolah antara lain
a. Asas Idiil
Pelaksanaan administrasi pendidikan disuatu negara tergantung di sistem pendidikan yang
dianut suatu negara. Sistem pendidikan yang dianut Negara Indonesia adalah sistem
pendidikan pancasila, yaitu sistem pendidikan yang dilaksanakan sesuai pada pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Karena administrasi pendidikan pada hakikatnya merupakan
sub sistem asal sistem pendidikan secara luas, maka landasan idiil yang digunakan pada
aktivitas administrasi pendidikan di sekolah juga pancasila dan UUD 1945.
b. Asas Operasional/prinsip
Sebagaimana sudah diketahui, bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
seperti yang tercantum pada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), sistem pendidikan
pada sekolah di Indonesia sudah mengalami pembaruan. Upaya pembaruan itu dilakukan
antara lain juga buat menaikkan mutu pendidikan pada taraf sekolah.
Bentuk pembaruan sistem pendidikan pada sekolah itu tertuang dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum yang dimaksud merupakan kurikulum 1975. Kurikulum inilah yang menjadi
landasan operasional dalam menyelenggara kan pendidikan di Indonesia.
Ada lima buah prinsip yang melandasi kurikulum 1975 ini. Pada pendekatan sistem,
aktivitas administrasi merupakan salah satu komponen instrumental proses penyelenggaraan
pendidikan pada sekolah. Karena proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah itu
dilakukan dalam kurikulum 1975, maka kelima prinsip yang dipergunakan buat melandasi
kurikulum 1975 pula harus menjadi landasan operasional bagi aktivitas administrasi
pendidikan pada sekolah. 4 Kelima prinsip itu artinya:
• Prinsip fleksibilitas
• Prinsip efisien dan efektivitas
• Prinsip berorientasi di tujuan
4
Daryanto. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2014). hlm 15..
9
• Prinsip kontinuitas
• Prinsip pendidikan seumur hidup
5
Loc.cit., Daryanto, Administrasi Pendidikan, hlm. 39.
10
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
1. Fleksibel bagi guru, yang merupakan kurikulum wajib memberikan ruang mobilitas bagi
guru buat mengembangkan cara pengajarannya sesuai pada kondisi yang tepat.
2. Fleksibel bagi siswa, adalah kurikulum harus menyediakan aneka macam kemungkinan acara
pilihan sinkron dengan bakat serta minat siswa.
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak buat kehidupan kini dan yang akan datang,
pada daerah ini dan di daerah lain. Bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum wajib berisi hal-hal yang padat, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah,
juga kemampuan, serta latar belakang anak.
6
Yusak Burhanuddin, loc.cit., hlm. 40.
11
dinilai dengan evaluasi-evaluasi cukup, membandingkan antara masukan serta keluaran yang
diterima. Adapun yang dimaksud efektivitas pada administrasi Pendidikan adalah suatu kegiatan
yang mengacu pada standar target secara kuantitas serta kualitas suatu target program. Makin
besar proporsi sasaran suatu acara yang dicapai makin tinggi taraf efektivitasnya. Efektivitas
berkaitan menggunakan kualitas atau manfaat. Efektivitas adalah kemampuan refleksi buat
mensugesti terjadinya suatu produk.
Jadi, keefektifan suatu usaha secara tersirat mengandung makna kuantitas serta kualitas
(Wowo Sunaryo K, 2009). Achmad Sanusi (1988) dalam Sistem Manajemen Pendidikan pada
Indonesia memberi komentar: “Efektivitas tekanan pada relevansi serta adaptabilitas suatu
keputusan dalam perencanaan dan acara terhadap dinamika nilai-nilai dalam korelasi pegawai
antar pribadi dan lingkungan budayanya. Efisiensi dalam Administrasi Pendidikan adalah
diartikan menjadi bentuk upaya buat mengukur serta menguji secara realitas korelasi antara input
dan hasil asal sisi produk
Terjadi efisiensi apabila biaya yang dimuntahkan minimal dan masuk laba yang setara.
Efisiensi memberikan secara tegas garis pembatas antara sejumlah biaya maksimum buat
membiayai beberapa input secara kuantitas dan proporsional sehingga menghasilkan sejumlah
keluaran menurut baku mutu yang telah ditetapkan (Achmad Sanusipada Wowo Sunaryo K,
2009).
7
Yusak Burhanuddin, loc.cit., hlm. 28.
12
1.5 Prinsip kontinuitas
Pemerintah menghendaki agar pendidikan dilaksanakan dengan pertimbangan-pertimbangan yang
berjalur, berjenjang, dan berjenis kontinuitas adalah berkesinambungan. Oleh karena itu,
pendidikan yang diperlukan dilaksanakan menggunakan memerhatikan taraf kemampuan serta
penyaluran minat dan bakat murid sehingga yang akan terjadi pendidikannya aporisma, linier dan
membentuk keahlian keilmuan yang terfokus menggunakan baik. Contohnya, asal pengambilan
acara studi serta keahliannya. 8
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional pada melaksanakan kegiatan administrasi
di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus mempunyai hirarki yang saling
bekerjasama. Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya
kesinambungan bahan/materi kurikulum pada jenis dan jenjang acara pendidikan. Bahan atau
materi kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang Sekolah Dasar,
SLTP, SMU/SMK sampai ke PT. Materi kurikulum wajib memiliki hubungan hierarkis fungsional.
Buat itu dalam pengembangan materi kurikulum wajib diperhatikan minimal dua aspek
transedental, yaitu:
(1) Materi kurikulum yang dibutuhkan pada sekolah (tinakat) yang terdapat di atasnya wajib sudah
diberikan pada sekolah (taraf) yang ada pada bawahnya dan (dua) materi yang telah
diajarkan/diberikan di sekolah (tingkat) yang ada pada bawahnya tidak perlu lagi diberikan di
sekolah (taraf) yang ada di atasnya.
Menggunakan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum, yang bisa
menyebabkan kebosanan pada siswa dan atau ketidak siapan siswa buat memperoleh materi di mana
mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang memadai. Kontinuitas atau
kesinambungan pula perlu diperhatihan antara banyak sekali mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu
diupayakan pula supaya tidak terjadi tumpang tindih materi antara mata pelajaran yg satu
menggunakan mata pelajaran lainnya. Buat menghindari hal tadi bisa dilakukan menggunakan cara
menyusun scope serta sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang program pendidikan.
Scope ialah ruang lingkup, sedangkan sequence merupakan urutan atau sistematika.
8
Yusak Burhanuddin, loc.cit., hlm. 40.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip administrasi: merupakan titik tolak keberangkatan administrasi. Prinsip ialah
sesuatu yang sangat kuat, sempurna, dan tidak boleh dinafikan dalam aplikasi program
tertentu. Hal tersebut eksklusif, sebab ialah acuan serta tujuan subtansi aplikasi setiap
kegiatan. Administrasi pendidikan pun harus berpegang pada prinsip eksklusif atau bertitik
tolak pada prinsip yang mendasar. Prinsip ini diartikan pula menjadi dasar pijakan, ialah
menjadi dasar dan panduan bertindak.
Prinsip fleksibilitas: sesuai menggunakan pendekatan sistem, semua aktivitas pendidikan
harus berorientasi di tujuan. Sebab administrasi pendidikan di sekolah artinya komponen
input fragmental pada sistem pendidikan untuk menjamin tercapainya tujuan tadi, tujuan
operasional yang sudah dirumuskan juga menjadi orientasi bagi pelaksanaan kegiatan
administrasi pendidikan di sekolah.
Prinsip efisiensi dan efektivitas: pada hakikatnya, efisiensi tidak hanya menyangkut
penggunaan waktu secara tepat, tetapi juga menyangkut persoalan pendayagunaan tenaga
kependidikan secara optimal. Prinsip ini wajib dipergunakan menjadi landasan operasional
bagi aktivitas administrasi pendidikan di sekolah.
Prinsip berorientasi pada tujuan: sinkron dengan pendekatan sistem, semua kegiatan
pendidikan harus berorientasi pada tujuan. Sebab administrasi pendidikan pada sekolah
adalah komponen input instrumental dalam sistem pendidikan buat menjamin tercapainya
tujuan tadi, tujuan operasional yang telah dirumuskan pula menjadi orientasi bagi
pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
Prinsip kontinuitas: Pemerintah menghendaki supaya pendidikan dilaksanakan
menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang berjalur, berjenjang, serta berjenis
Kontinuitas artinya berkesinambungan. Oleh karena itu, pendidikan yang diharapkan
dilaksanakan dengan memerhatikan tingkat kemampuan dan penyaluran minat serta
talenta murid sebagai akibatnya hasil pendidikannya maksimal, linier serta membuat
14
keahlian keilmuan yang terfokus menggunakan baik. Contohnya, asal pengambilan acara
studi dan keahliannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN IB PRESS, 2005), Cet. Ke-1, h. 333
[2] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002), Cet. Ke-1, h. 186
[3] Asnawir, Op.cit., h. 334-337
[4] Ibid., h. 338
[5] Ibid., h. 339-342
[6] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2010), Cet. Ke-20, h. 190
[7] Asnawir, Op.cit., h. 351
[8] Ibid., h. 352-356
[9] Ibid., h. 357-360
15