Anda di halaman 1dari 14

JENIS JENIS SUPERVISI ADMINISTRASI

MAKALAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti

Perkuliahan Supervisi Pendidikan

Pembimbing: Dr. Syafaruddin, M. Pd.

Oleh :

Helda Amelia Salim


11910320853
Kasmawati
11910320863
Mohd Rifqi wisla
11910310883
Sa'adatul Husniah
11910320919

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)


SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini.


Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa


bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.

Pekanbaru, September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Adminsitrasi Pendidikan ............................... 3
B. Jenis-Jenis Supervisi Administrasi.................................................. 3
C. Hubungan Antara Supervisi Pendidikan dan Administrasi ............. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10


PERTANYAAN ......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen
yang satu dengan lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi sorotan sekaligus
ujung tombak pelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada
komponen lain yang harus diberdayakan dalam aplikasi pendidikan di lapis bawah
yaitu peran kepala sekolah. Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai
pemecahannya, sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa telah
menempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempat yang utama.
Namun demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni
mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan
prinsip-prinsip yang telah dikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga
prinsip-prinsip itupun kiranya akan mendasari pemecahan masalah baik dalam
hal kebijakannya yang akan tercermin dalam perencanaan pendidikan atau
dalam perencanaan kurikulum maupun dalam hal-hal yang lebih operasional, yang
dapat kita tinjau di sekolah atau di kelas sebagai lembaga yang melaksanakan
pendidikan secara formal.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling
penting dalam pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam manajemen atau
pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan
daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan pendidikan daerah
masing-masing. Salah satu sarana terpenting dalam pendidikan adalah sekolah.
Guru sebagai tenaga pengajar merupakan komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangankan secara terus menerus. Potensi sumber daya
guru harus terus berkembang agar dapat melaksanakan fungsinya secara
professional. Oleh karena itu diperlukanlah supervisi pendidikan untuk
mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademik, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas

1
satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh
kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi
kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai konsep
dasar supervisi pendidikan, fungsi-fungsi dan tujuan supervisi pendidikan,
teknik-teknik supervisi pendidikan, prosedur kegiatan supervisi pengajaran atau
pelayanan profesional guru, dan perilaku-perilaku etik yang perlu dimiliki
supervisor pendidikan.

B. Rumusan masalah
1. Sebutkan pengertian supervisi adminsitrasi?
2. Sebutkan jenis-jenis supervisi adminsitrasi?
3. Hubungan antara supervisi pendidikan dan administrasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Adminsitrasi Pendidikan
Administrasi Pendidikan ialah keseluruhan proses kerjasama baik dua
orang atau lebih dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil
yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di
tetapkan secara efektif dan efisien.
Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa
pentingnya kita sebagai mahasiswa dan calon guru dalam mempelajari
administrasi pendidikan itu ialah:
1. Kita dapat mengetahui bahwa administrasi itu adalah suatu lembaga
pendidikan yang merupakan suatu sumber utama manajemen dalam
mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya
suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana proses-proses berjalanya suatu
administrasi pendidikan yang sebenarnya harus dilakukan sebagai
seorang pendidik. Karna dalam Administrasi Pendidikan itu tidak
hanya membahas tentang catat-mencatat, keuangan, melainkan
bagaimana kita dapat melaksanakan proses organisasi itu sesuai
dengan apa yang telah kita rencanakan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian diharapkan kita dapat termotifasi untuk memberi
sesuatu yang berbeda yang mengarah pada proses perbaikan dalam dunia
pandidikan, setelah kita mempelajari administrasi pendidikan. Karena
seorang guru selain menjadi pelaksana administrasi pendidikan juga
bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.1
B. Jenis-Jenis Supervisi Administrasi
National EducationAssociation (Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu, 1994)
telah menyusun sejumlah syarat atau kriteria yang mesti ada dalam jabatan
guru, yaitu:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.

1
Carter, V. Good. 1959. Dictionary of Education. Second Edition. Hlm. 21

3
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan. e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam
keanggotaan yang permanen. f) Jabatan yang menentukan baku
(standarnya) sendiri.
5. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keutungan pribadi.
6. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
Menurut Ornstein dan Levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau
jabatan dapat disebut profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan
dengan :
1. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan
sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).Hal ini brarti
berimplikasi pada waktu ataupun lamanya profesi itu di lakukan2
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar
jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang
melakukannya).Untuk itu profesi merujuk pada pelatihan ataupun
pembelajaran dengan waktu tertentu yang diselenggarakan oleh
lembaga ataupun badan- badan tertentu yang sudah terjamin oleh
undang-undang(terdapat landasan hukum yang melindungi
lembaga tersebut).
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori
baru dikembangkan dari hasil penelitian).Keilmuan yang
diaplikasikan dalam menjalankan Profesi ini harus bener-benar
teruji secara ilmiah yang diperoleh melalui penelitian. Sehingga
dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara hukum di
masyarakat.
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.untuk
mendapatkan pengakuan secara resmi melaksanakan profesinya
diperlukan tahapan tertentu yang mengharuskan orang yang
bersangkutan menguasai bidang keahliannya. Biasanya dibutuhkan
2
Danim, Sudarman dan Khairi. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung. CV. Alfabeta.
Hlm. 23

4
waktu bertahun- tahun guna mempelajari dan memperoleh
pengetahuan khusus tentang konsep dan prinsip dari profesi itu.
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan
masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu
atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat
mendudukinya). Seperti contoh seorang guru atau dosen harus
mempunyai sertifikat resmi dari pemerintah terkait dalam hal ini
adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja
tertentu (tidak diatur oleh orang lain). Seorang Guru mempunyai
kewenangan untuk menentukan anak didiknya layak naik kelas
atau tidak.3
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan
tampilan untuk kerjanya berhubungan dengan layanan yang
diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang
diputuskannya,tidak dipindahkan keatasan instansi yang lebih
tinggi).Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan
penekanan terhadap layanan yang akan diberikan.Orang
mempunyai profesi harus melaksakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab dan mejalankan profesinya sesuai dengan kode
etik.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi, relatif
bebas dari supervise dalam jabatan (misalnya dokter memakai
tenaga administrasi untuk mendata klien,sementara tidak ada
supervise dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi
sendiri.Guru mempunyai organisasi PGRI, Dokter gigi mempunyai
organisasi yang diberi nama PDGI

3
Daryanto, Drs. H. M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta hlm. 21

5
C. Hubungan Antara Supervisi Pendidikan dan Administrasi
Administrasi dan supervisi itu tidak dapat dipisahkan, karena
administrasi dan supervise saling berkaitan ataupun mempunyai hubungan
yang sangat erat. Seperti pengertian administrasi dan supervisi yang telah
disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang direncanakan
bagi personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan
sumber daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar
tercapainya suatu tujan pendidikan yang efektif dan efesien, namun dalam
hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.
1. Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise
didasarkan pelayanan bimbingan dan pembinaan.
2. Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekiolah, termasuk
manajement sekolah, sedangkan supervise adalah sebagian dari tugas dari
pengarahan (directing), satu segi manajement sekolah.
3. Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk
pelaksanaan program pendidikan, sedanagkan supervise menggunakan
kondisi-kondisi yang telah disediakan itu untuk peningkatan mutu belajar
mengajar.
Hal diatas merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise,
namun keduanya saling berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan
untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.Selain itu juga disini ada dibahas
sedikit tentang bagaimana cara-cara melaksanakan supervise, dimana seorang
pemimpin tidak sama dengan pemimpin yang lain, hal ini juga tergantung pada
tipe atau corak kepemimpinannya.
Seorang otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-
kesalahan petugas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan
dan intruksi yang diberikan oleh pusat (atasan) kepada bawahannya. Supervisi
dijalankan dengan sekonyong-sekonyong tanpa sepengetahuan petugas yang
diawasi, seolah-seolah supervisor bertugas sebagai reseriser yang mengintai
untuk menemukan pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah dibawah
pimpinan diktatoris seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan
bekerja tidak ada sama sekali, karena ada juga kepala sekolah atau pemimpin

6
yang bercorak leissez faire atau pemimpin yang masa bodoh, tidak mau tahu,
acu tidak acu dalam menjalankan pengawasan.4
Kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siura,
perselisihan, karena semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan
dan kepentingan masing-masing, yang kadang-kadang bertentangan satu sama
lain. Situasi buruk makin lam semakin menjadi, sehingga akhirnya tidak teratasi
lagi. Pemimpin seperti ini tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan
tidak pantas menjadi pemimpin sekolah, karena dapat merusak tunas bangsa
muda yang seharusnya melanjutkan untuk kedepannya agar yang lebih baik tapi
malah sebaliknya yang ada adalah kehancuran.
Kemudian kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis
menjalankan pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah
sudah ditentukan organisasi pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi
menurut kecakapan masing-masing, koordinasi serta komunikasi, program dan
pengarahan kerja dan sebagainya. Dengan demikian semua karyawan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tugas yang diembanya dan yang tidak
bertentangan satu sama yang lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar
tercapainya atau terwujudnya pendidikan sesuai pengawasan yang dijalankan
dan sesuai dengan program kerjanya.
Hal tersebut dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin
atau kepala sekolah dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha
untuk menghilangkan hal-hal yang negative yang menghambat lancarnya jalan
kehidupan sekolah, serta bersama-sama mendapatkan metode-metode bekerja
gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat.
Dan ada juga hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan
sekolah seperti adanya paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan
pemecahannya dengan cara musyawarah. Kekeliriuan cara bekerja segera
diketahui, sehingga tidak mejadi berlarut-larut dan guru yang kurang
bersemangat dipimpindan diisyaratkan untuk menjalankan tugasnya denagan
baik.

4
Ngalim Purwanto,MP, Drs. M. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

7
Pengawasan secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pengawasan dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu
tangan saja, yaitu khususnya bagi kepala sekolah;
2. Pengawasan dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas
yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi;
3. Pengawasan dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani
(bersifat pembimbing).
Yang dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya
kehidupan sekolah adalah seorang kepala sekolah atau pemimpin yang
mempunyai kualifikasi kepemimpinan yang memadai, terutama kebijaksanaan dan
kewibawaan yang luar biasa.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut
pandang. Lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga
tergantung pada level tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat
kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya
makin banyak terlihat dan makin komplek permasalahannya.
Sedangkan supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas pembinaan
terencana yang berorientasi kepada guru dan pegawai sekolah secara efektif. Pada
hakikatnya tujuan supervisi adalah memperbaiki atau meningkatkan proses belajar
mengajar. Fungsi supervisi dapat disimpulkan sebagai alat untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas kepada semua pihak yang behubungan dengannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carter, V. Good. 1959. Dictionary of Education. Second Edition.

Danim, Sudarman dan Khairi. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung. CV.


Alfabeta.

Daryanto, Drs. H. M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).


Jakarta: PT Rineka Cipta

Ngalim Purwanto,MP, Drs. M. 2010. Administrasi dan Supervisi


Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Prof. Drs. Piet A. Sahertian. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

10
PERTANYAAN
1. Coba jelaskan pengertian dari supervisi administrasi!
2. Mengapa supervisi pendidikan sangat penting dilaksanakan di setiap
lembaga pendidikan?
3. Coba jelaskan jenis jenis dari supervisi administrasi!
4. Bagaimana hubungan antara supervisi penidikan dan administrasi selama
ini dalam pendidkan,apakah sudah berjalan dengan baik ?
5. Coba jelaskan tujuan dari supervisi administrasi!
6. Jelaskan hubungan antara supervisi pendidikan dengan administrasi!
7. Bagaimana cara menghubungkan hubungan yang baik sesama supervisi
pendidikan dengan administrasi ?
8. Jika anda seorang supervisor bagaimana cara anda menghindari konflik
yang terjadi pada diri anda!
9. Jelaskan tugas tugas dari supervisi pendidikan!
10. Jelaskan tugas tugas dari administrasi!

11

Anda mungkin juga menyukai