KASMAWATI (11910320863)
Manajemen Pendidikan Islam
Tarbiyah Dan Keguruan
Uin Sultan Syarif Kasim Riau
Email: ikas0594@gamil.com
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja standar,rencana,atau tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk
mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya
manusiadigunakan dengan seefektif dan seefisien mencapai tujuan.
1. Proses Pengawasan
Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengawasan administrsi perkantoran sangatlah penting,
beberapa tujuan pengawasan administrasi perkantoranmenurut Odgers sebagai berikut :
c) Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat
dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagiseorang pegawai.
Selain itu pengawasan dan pelaporan administrsi kantor memiliki beberapa manfaat
antara lain:
2. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena kesadaran akan kualitas dan
kuantitas output yang dibutuhkan.
3. Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktivitas yang objektifbagi organisasi.
4. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana tidak sesuai dengan hasil aktual
yang dicapai, dan memfasilitasi permodifikasiannya.
1. Mendefinisikan parameter pekerjaan yang akan diawasi. Hal ini akan membantu pegawai
untuk mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan terhadap mereka dan secara efektif
dapat mencapainya. Manajer dapat melakukannya dengan melakukan hal-hal berikut :
2. Memfasilitasi kinerja yang hendak dicapai. Apabila proses pertama telah dilakukan,
Manajer administrasi hendaknya memberikan feedback kepada pegawai mengenai apa
yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan target yang
ditetapkan.
a) Biaya Perorangan. Karena memiliki porsi yang paling besar dalam biaya
perkantoran, mengontrol gaji perorangan akan memberikan fleksibilitas yang lebih
besar dibandingkan dengan mengontrol biaya di area lain. Gaji perorangan dapat
dikontrol dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa
jumlah pegawai pada tiap unit pekerjaan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang
perlu dilakukan.
c) Biaya Peralatan. Karena beberapa peralatan kantor yang telah dibeli oleh organisasi
kurang dapat diandalkan, maka biaya perawatan menjadi tinggi. Untuk itu, sebelum
membeli peralatan kantor yang mahal, manajer administrasi harus menyelidiki
apakah peralatan tersebut dapat diandalkan dalam melakukan kegiatan administrasi
perkantoran. Setelah peralatan dibeli, catatan perawatan harus dijaga.
d) Biaya Proses Kerja. Proses kerja administrasi kantor yang dilakukan oleh organisasi
tidak selalu memiliki tingkat efisiensi yang sama. Karena proses yang tidak efisien,
modifikasi harus dipertimbangkan. Beberapa efisiensi pada proses kerja dapat
dijelaskan dengan pengukuran kerja, penyederhanaan kerja, dan analisis terhadap
sistem dan prosedur.
C. Pelaporan
1. Pengertian Pelaporan
laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan,
pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang
ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau
keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor
(dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu
kegiatan
Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan
sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat
berikut ini.
a) Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap
b) Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang
ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila
bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
c) Benar / akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan
yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.
d) Sistematis
e) Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya.
Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai
sesuatu.
f) Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa
mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
3. Jenis Laporan
Laporan dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi
informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi.
Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat danterinci.
2) Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi
juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan
rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian
informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga
meyakinkan.
3) Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor,
bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan
mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
4) Laporan Pertanggung jawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang
pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan
(bersifat evaluatif).
5) Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatusituasi atau
masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak
atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang
lebih baik.
4. Bentuk Laporan
1) Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal
pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
2) Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk
memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
3) Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang
dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat
atau memo pengantar.
4) Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk
naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks
sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian –
baiannya lebih mudah dilakukan.
5) Laporan berbentuk formulr.
6) Laporan berbentuk buku
DAFTAR PUSTAKA