Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Dosen Pengampu : Dr. Lita Latiana, S. H., M. H.

Disusun oleh:

KELOMPOK 7

Setya Budi Arif Prabowo 5302420032

Ayuni Puspita Sari 5404420003

Septia Widiastuti 5404420009

Tria Utami Priyatma 5404420011

Oktavia Dyah Ayu Larasati 5404420015

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt.Tuhan yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmat-Nya,penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses
Manajemen Pendidikan Di Sekolah”.Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak dapat
menyelesaikan makalah dengan mata kuliah Manajemen Sekolah dengan baik.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mengenai Proses Manajemen yang
telah ditentukan oleh dosen pengampu yaitu Dr. Lita Latiana, S. H., M. H.Penyusun berharap
dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca dan berguna untuk menambah wawasan di
mata kuliah Manajemen Sekolah.Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dal am
penyusunan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.Terima kasih.

Indonesia, 05 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................1
1.3 Tujuan Masalah.................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................. 2
2.1 Manajemen Sebagai Proses Kegiatan .................................... 2
2.2 Kegiatan Manajerial...........................................................3-7
2.3 Kegiatan Operasional ........................................................ 7-9
2.4 Penerapan Manajemen Sekolah ........................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................10
3.2 Saran............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu perkumpulan atau organisasi,untuk mencapai suatu tujuan
bersama,dibutuhkan suatu manajemen.Hal ini agar segala sesuatu yang dirumuskan untuk
menjadi tujuan bersama tersebut dapat tercapai dengan sempurna.Segala sesuatu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan tersebut akan terorganisir dengan baik.
Manajemen sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer,dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi sekolah dapat dijabarkan
melalui proses yang harus dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu.
Proses kegiatan manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer memang masih menjadi
perdebatan,karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berbeda sesuai aktivitas yang
dilakukan dalam kegiatan manajemen.Dalam prakteknya pembagian proses ini tidak dapat
dibedakan secara tegas dan tajam,karena setiap manajer dalam setiap usaha atau aktivitas
pencapaian tujuan harus melaksanakan semua proses manajemen,hanya penekannya yang
berbeda.
Setiap manajer sekolah dalam pelaksanaan tugasnya,aktivitasnya dan kepemimpinannya
untuk mencapai tujuan harus melakukan perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan
pengendalian dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, berikut masalah-masalah yang akan dibahas.
1. Apa saja proses manajemen sekolah?
2. Apakah manajemen sekolah yang diterapakan di Indonesia sudah dikatakan baik?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan proses manajemen yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan organisasi
sekolah.
2. Untuk mengetahui penerapan manajemen pendidikan disekolah sudah berjalan baik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen sebagai proses kegiatan


Pengertian proses adalah suatu yang dinamis bergerak sehingga manajemen itu adalah
kegitaan yang dinamis,bergerak dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain atau kegiatan yang
satu membutuhkan kegiatan yang lain.kegiatan itu bergerak atau berjalan terus menerus atau
berulang-ulang dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui kegiatan orang lain.
kegiatan itu meliputi:proses kegiatan perencanaan,proses kegiatan pengorganisasian,proses
kegiatan pengarahan dan proses kegiatan pengawasan atau pengendalian.Macam-macam kegiatan
tersebut di atas disebut fungsi-fungsi manajemen,selain itu dinamai sebagai aspek-aspek
manajemen atau unsur-unsur manajemen atau disebut juga proses manajemen.Manajemen sebagai
suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut:
1. Encylopedia of The Social Science,yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu dilaksanakan dan diawasi
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang
lain,mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah
yang disebut dengan manajemen,sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya
suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer( kepala sekolah ataupun guru
didalam kelas).
Tujuan Proses manajemen
a. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b. Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
c. Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya
d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
e. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
2
g. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

2.2 Kegiatan Manajerial

Dalam menjalankan sebuah instansi pendidikan formal perlu dilakukan proses konstruksi dan
manajerial sisitem yang baik guna mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu
tahapan proses yang merupakan daur ( siklus ) mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
koordinasiaan,pembiayaan, pemantauan dan penilaian.Selain itu, seorang manajer pendidikan dalam
pencapaian tujuan pendidikan melakukan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan dan memiliki
tingkatan atau jenjang tertentu dalam hal ini yang dimaksud proses.

Proses manajemen yang bersifat mendasar adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Terry
(1990:15) yaitu meliputi: (a) planning, (b) organizing,(c) actuating,dan (d) controlling.Substansi dari
masing-masing proses tersebut dapat disimak dari penjelasan di bawah ini.

1. Planning atau Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan
serta sumber untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin (Kauffman,
1972:38).Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan.Kegiatan yang dimaksud meliputi:(a) perumusan tujuan yang ingin dicapai;(b)
pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; dan (c) identifikasi dan pengerahan sumber yang
jumlahnya selalu terbatas (Fattah, 1996:49).

Melalui perencanaan,seorang manajer mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta


mengidentifikasi cara-cara untuk mencapainya.Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di
dalamnya mesti membuat strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu
rencana aktivitas suatu kerja organisasi.Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah
awalan dalam melakukan sesuatu dengan metode 5 W + 1 H.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia,model perencanaan pendidikan yang digunakan adalah


mengadopsi model PPBS (Planning,Programming,Budgeting System) yang disebut SP4 (Sistem

3
Perencanaan Program dan Penganggaran).Esensi dari kegiatan perencanaan dengan model ini adalah
sebagai berikut:

1) Memerinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak
dicapai.
2) Mencari alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan.
3) Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung ataupun tidak langsung,
biaya telah lewat atau biaya yang akan datang, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang
tidak berupa uang.
4) Memberikan gambaran tentang efektivitas setiap alternatif dan bagaimana alternatif itu
mencapai tujuan.
5) Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi yang
memberikan efektivitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tersebut.

2. Organizing atau Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas,pengalokasian sumber daya serta pengaturan


kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.Dengan
pengorganisasian,manajer mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas,
penunjukan personel,dan melengkapi mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain.

Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:

1. Cara manager merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya sumber daya
keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap pengelompokkan
diikuti dengan penugasan seorang manager yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-
anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi, jabatan, dan tugas para pegawai.
4. Cara manager membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan
mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas.

3. Penggerakan (Actuating)

Didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
4
dengan efisien, efektif dan ekonomis (Siagian, 1992:128); sedangkan Terry (1990:313) menyatakan
bahwa actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
sehingga mereka berkeinginan dan berusa mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Isu yang selalu mengemukan dalam pembahasan fungsi pengerakkan adalah berkenaan dengan
pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan manajemen,karena secara langsung ia berkaitan
dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan kebutuhannya.Berkaitan dengan perkembangan
teori manajemen yang dikenal dengan “Gerakan Human Relations”,diajukan konsep yang dikenal
dengan istilah the ten commandments of human relations, yang dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan fungsi penggerakan.Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi.

2) Suasana kerja yang menyenangkan.

3) Hubungan kerja yang serasi.

4) Tidak memperlakukan bawahan sebagai mesin.

5) Pengembangan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal.

6) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.

7) Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi.

8) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

9) Penempatan personil yang tepat.

10) Imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikan.

4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)

Pengawasan di manajemen ini merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.Konsep pengawasana yang efektif mengacu pada pengawasan mutu
terpadu atau Total Quality Control (TQC). Di dalam dunia pendidikan TQC akan efektif jika pada
setiap tingkatan pendidikan mempunyai keterpaduan,kerjasama yang baik antara kelompok kerja (guru)
dengan pimpinan dalam melakukan pengawasan mutu.Partisipasi penuh setiap tingkatan atau kelompok

5
dalam melakukan pengawasan mutu biasanya disebut Gugus Kendali Mutu (GKM) yang bertujuan
menjamin keberhasilan pengawasan mutu terpadu.

Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:

1. Penentuan standar hasil kerja

Standar hasil pekerjaan merupakan hal yang amat penting ditentukan, karena terhadap standar itulah
hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.Misalnya dalam arti kuantitas barang yang dihasilkan oleh suatu
lembaga, jumlah jam kerja yang digunakan, kecepatan penyelesaian tugas, jumlah atau tingkat
penolakan terhadap barang yang dihasilkan.

2. Pengukuran Hasil Atau Prestasi Pekerja

Dari pengukuran ini menjadi sangat penting karena ia akan memberi petunjuk tentang ada tidaknya
gejala-gejala penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Koreksi terhadap penyimpangan

Misalnya,apabila menurut pengamatan selesainya proses produksi tertentu akan lebih lama
dibandingkan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam rencana, manajer penanggungjawab
kegiatan tersebut harus dapat mengambil tindakan segera.

Selain proses di atas, ada beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam proses manajemen yaitu:

 Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari
berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota
atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
 Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran
pendapatan dan belanja pendidikan.Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha
untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,penggunaan,serta pengawasan
penggunaan anggaran tersebut.
 Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti
guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang

6
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan
kelemahan program yang dilaksanakan.

2.3 Kegiatan Operasional

Merupakan suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana
pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.kegiatan
operasional meliputi kegiatan yang terdapat dalam skema sebagai berikut

a. Pengadaan

Dalam konteks persekolahan,pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan.

b. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan
dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
pendidikan.Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu
barang,sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.Pemeliharaan dimulai dari

7
pemakaian barang,yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.Pemeliharaan yang bersifat
khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang
dimaksud.Tahapan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana dimulai dari penyadaran,kemudian
pemahaman selanjutnya pengorganisasiaan,pelaksanaan,dan terakhir pendataan.

c. Pencatatan

Pengurusan dan pencatatan sarana dan prasarana sama dikenal juga dengan istilah
inventarisasi barang/sarana dan prasarana.Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang
secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.Barang inventaris sekolah
adalah semua barang milik negara (yang dikuasai sekolah) baik yang diadakan/dibeli melalui dana
dari pemerintah/BOS,DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran,hadiah atau hibah serta hasil usaha
pembuatan sendiri di sekolah guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar.Jadi setiap barang
atau sarana dan prasarana yang ada dalam lingkungan sekolah harus diurus dan dicatat.Inventaris juga
memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektifitas pengelolaan sarana dan prasarana seperti
perencanaan,analisis kebutuhan,pengadaan dan sebagainya.

d. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban sarana dan prasarana dapat dilakukan dalam bentuk pelaporan.Pelaporan ini
dapat dilakukan setiap saat.Namun secara resmi pelaporan dapat dilakukan dalan triwulan,
semester, atau tahunan.

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah penyusunan jadwal
penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya,kegiatan pokok sekolah hendaknya
menjadi prioritas pertama,jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran,serta
penjadwalan dalam penggunaan sarana dan sarana sekolah harus jelas.

e. Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari
pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.Secara lebih
operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris Artinya apabila
besarnya biaya rehabilitas suatu barang inventaris telah tidak sesuai dengan daya pakainya terlalu
singkat maka barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan dan dikeluarkan dari daftar inventaris
8
maka dari itu,sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.Penghapusan sarana dan
prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana dalam bukunya menjelaskan bahwa barang barang
yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih syarat syarat berikut
:

a. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi.

b. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali sehingga merupakan pemborosan negara.

c. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan

d. Penyusutaan diluar kekuasaan pengurus barang ( biasanya bahan kimia )

e. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini,seperti esin tulis biasanya diganti dengan IBM atau
personal computer )

2.4 Penerapan Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah yang diterapkan di Indonesia saat ini belum menunjukkan peningkatan yang
merata dan tergolong cukup baik.Hal ini dapat terlihat masih adanya beberapa atau sebagian sekolah
menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan dan lainnya masih memprihatinkan. Salah satu
factor penyebab manajemen sekolah yang diterapkan di Indonesia saat ini belum menunjukkan
peningkatan yaitu rendahnya etos kerja komite sekolah.

Rendahnya mutu komite sekolah yang dipimpin oleh Ketua Komite Sekolah yang tidak dapat
bekerja optimal sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20/2003 untuk berperan bersama orang tua siswa dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengawasan,dan evaluasi program pendidikan,dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,sarana dan prasarana,serta pengawasan pendidikan pada
tingkat satuan Pendidikan dapat menghambat penerapan dan perkembangan manajemen sekolah.

Oleh karena itu,perlu untuk dilakukannya upaya-upaya perbaikan diantaranya dengan


memberdayakan komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah,manajemen dilaksanakan secara

9
bersama-sama oleh pihak sekolah dan masyarakat, menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus
dikelola oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa proses


manajemen sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau
pengendalian.Selanjutnya ada kegiatan operasional yaitu pengadaan, pemeliharaan, pencataan,
pertanggung jawaban dan penghapusan.Sebagian penerapan manajemen sekolah sudah
diaplikasikan secara maksimal,dan adapula yang belum melaksanakan manajemen disekolah
dengan baik.Ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah ataupun dari warga sekolah itu
sendiri.

3.2 Saran

Diharapkan dari persolan terkait manajemen pendidikan disekolah dapat berjalan dengan
baik melaui proses manajemen yang sudah dijelaskan diatas agar mencapai visi misi bersama secara
efisien dan efektif

10
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, R. W. (2004). Manajemen edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Schermerhorn, John R. Jr. 1996. Manajemen – Buku 1. Yogyakarta: Andi.
Suhardana, K.M. 2008. Pengantar Manajemen Bernuansa Hindu. Surabaya: Paramita.

Saihudin(2018).Manajemen Institusi Pendidikan.hal 154.Uwais Inspirasi Indonesia.DOI


https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_Institusi_Pendidikan/PtV5D
wAAQBAJ?hl=en&gbpv=1

Buku Ajar dan Microlearning MKU & MKDK.Manajemen Sekolah.DOI


https://lp3.unnes.ac.id/v2/index.php/2020/09/11/buku-ajar-mata-kuliah-umum/

Asbin Pasaribu (2017).Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pencapaian Tujuan


Pendidikan Nasional Di Madrasah.Vol. 3 No. 1. Jurnal EduTech.Universitas Ibn
Khaldun Bogor.DOI https://media.neliti.com/media/publications/54598-ID-
implementasi-manajemen-berbasis-sekolah.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai