Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2021/2022
1
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan
petunjukNya, penullis dapat meyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul
“Hasil Pengeringan Nasi Melalui Panas Matahari”disusun untuk memenuhi salah
satu tugas makalah dalam Mata Kuliah Pengawetan Makanan.
Akhir kata, tiada manusia yang sempurna, demikian pula dengan makalah ini
yang masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif
sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi semua.
2
DAFTAR ISI
PRAKATA........................................................................................................ 2
LAMPIRAN .................................................................................................... 14
3
BAB I PENDAHULUAN
Diberbagai daerah mungkin sudah dikenal makanan cemilan dari nasi yang
dikeringkan kemudian digoreng, yaitu sering disebut Cengkaruk. Cengkaruk
terbuat dari nasi sisa kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Sedangkan
rasanya sendiri biasanya asin karena hanya diberi bumbu garam. Selain di
buat cengkaruk, biasanya orang-orang memanfaatkan nasi aking dengan
pengolahan yang sederhana seperti hanya di rebus lalu di beri parutan kelapa.
Nasi sisa yang kemudian di keringkan atau biasa disebut nasi aking
mungkin hanya dikenal oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah karena
pengetahuan mereka terbatas dalam hal pengolahan. Namun kami mencoba
trobosan baru yaitu mengolah nasi aking tersebut ke dalam bentuk yang lebis
unik dan inofatif. Menggoreng, memberi bumbu berbagai rasa dan
meningkatkan mutu dan kualitas makanan ringan tersebut, serta pengemasan
dalam bentuk yang unik yang nantinya tidak hanya dikenal masyarakat
menengah ke bawah, tetapi juga populer dan bisa dinikmati semua kalangan
mulai dari anak-anak sampai orang tua.
4
Selain menghasilkan profit, pemanfaatan nasi sisa juga merupakan
konservasi lingkungan dari kebiasaan buruk masyarakat terutama ibu rumah
tangga dan mahasiswa yaitu membuang nasi yang masih layak konsumsi
dengan alasan nasi sudah lebih dari satu hari. Oleh karena itu dari pada
terbuang sia-sia dan menjadi sampah, serta untuk menghindari timbulnya rasa
bosan maka cemilan nasi sisa dengan berbagai rasa dapat dijadikan sebagai
solusi alternatif.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari pecobaan ini adalah supaya kita mengetahui bagaimana pengeringan
dengan pengaruh cahaya matahari terhadap bahan pangan
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.3 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara
simultan, yang memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan (Nay, 2007). Pengeringan juga disebut
dengan penghidratan atau penghilangan sebagian atau keseluruhan uap air dari
suatu bahan (Hasibuan, 2005). Prinsip pengeringan melibatkan dua hal yaitu
panas yang diberikan pada bahan dan air yang harus dikeluarkan dari bahan
(Supriyono, 2003). Tujuan utama pengeringan komoditas pertanian adalah
untuk pengawetan. Selain itu, tujuan dari pengeringan juga untuk
meningkatkan daya tahan, mengurangi biaya pengemasan, mengurangi bobot
pengangkutan, memperbaiki cita rasa bahan, dan mempertahankan kandungan
nutrisi bahan (Achanta dan Okos, 2000).
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada
umumnya mengandung kadar air. Kadar air jika tidak dihilangkan dapat
mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Sebagian bahan pakan segar
mengandung air 70% atau lebih. Makanan maupun pakan mengandung dua
jenis air yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas adalah air yang mudah
dikeluakan melalui penguapan, sedangkan air terikat adalah air yang sulit
dikeluarkan meskipun dengan cara pengeringan (Winarno et al., 1980). Proses
pengeringan akan mengakibatkan produk yang dikeringkan mengalami
perubahan warna, tekstur, flavor, dan aroma. Panas dari proses
pengeringan tidak hanya menguapkan air selama pengeringan, akan tetapi
juga menyebabkan hilangnya komponen volatile dari bahan pangan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengeringan terdiri dari faktor udara pengering
dan sifat bahan. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering
adalah suhu, kecepatan
volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara, sedangkan faktor
yang berhubungan dengan sifat bahan yaitu ukuran bahan, kadar air awal,
dan tekanan parsial dalam bahan (Fellow, 2001).
7
2.1.4 Pengeringan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan matahari (sun drying) merupakan salah satu metode
pengeringan yang paling murah dan mudah karena menggunakan panas
langsung dari matahari dan pergerakan udara lingkungan. Pengeringan ini
mempunyai laju pengeringan yang lambat, memerlukan perhatian lebih dan
sangat rentan terhadap resiko terhadap kontaminasi lingkungan (Toftruben,
1977). Pengeringan matahari sangat tergantung pada iklim yang panas dan
udara atmosfer yang kering (Frazier dan Westhoff, 1978). Pemanfaatan radiasi
matahari untuk pengeringan hasil pertanian dilakukan dengan tiga cara yaitu
secara langsung, tidak langsung dan kombinasi antara keduanya. Pengeringan
cara langsung dilakukan dengan cara mengeringkan bahan secara langsung
pada radiasi matahari, sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan cara
mengeringkan bahan, tetapi melalui permukaan fluida (udara atau air).
Metode kombinasi antara pengeringan tidak langsung dan pengeringan
langsung dilakukan dengan menggunakan bangunan tembus cahaya yang
dilengkapi dengan absorder (Witarsa, 2004).
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Pengeringan ini dilakukan pada hari Selasa 13 – 18 September 2022 Di
Kos Wisma Karya Sekaran Gunungpati Semarang.
A. Prosedur
Prosedur Pengeringan
9
1.Nasi yang telah sisa diratakan pada nampan
Prosedur Pemasakan
10
BAB IV
A. Hasil
1. Tabel Pengamatan
Hari ke… Berat ( g ) Keadaan/kualitas
0 376
1 160 Gejala banyaknya semut ,itu
menandakan adanya gluksa pada pati
2 126 Sudah kering sebagian
3 120 Penyusutan kadar air
4 115 Kering secara menyeluruh
= 0,694
B. Pembahasan
Nasi sisa yang dikeringkan dibawah sinar matahari memnbutuhkan waktu
selama 4 hari pada cuaca kemarau dengan hasil berat bahan 115 gram ,selama waktu
tersebut mengalami penyusutan kadar air. Pengeringan nasi sisa yang masih memiliki
kadar air dilakukan untuk mengawetkan nasi tersebut agar tidak membusuk.
Pengeringan nasi agar mengering ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, jamur,
ragu, jasad renik atau mikroba-mikroba melalui pembuangan air. Selama itu terjadi
pertumbuhan mikroba yang berwarna kekuning orange ,kemudian mikroba berwarna
kecoklatan ,lalu mikroba berwarna kehitaman.Setelah nasi menjadi kering, tidak ada
lagi pertumbuhan mikroba lagi, bahkan mikroba yang telah ada pun tidak tampak
karena kandunagn air beras aking sangat rendah sehingga mikroba tidak bisa
tumbuh lag. Di akhir pengeringan diperoleh beras aking yang berwarna kecoklatan
11
( krem ). Sebagai akibat terjadinya reaksi Millard. Reaksi Maillard terjadi karena
senyawa gula pereduksi ( glukosa ) yang terbentuk selama penjemuran bereaksi
dengan gugus amino dan protein beras yang menghasilkan suatu senyawa yang
berwarna.
BAB V PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
157841-ID-pengujian-beras-aking-sebagai-bahan-maka.pdf. (n.d.).
Contoh_Laporan_Hasil_Penelitian_Pengaruh. (n.d.).
Ruriani, E., & Nurhatai. (2010). Investigasi of bacillus cereus dan salmonella pada
nasi goreng pedagang kaki lima di sekitar kampus universitas jember. Jurnal
Agroteknologi, 4(1), 68–75.
13
Lampiran
14