Kata Kunci : Nasi basi, dapur umum, dan pupuk organik cair.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan pertolongannya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan
sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa Penulis limpahkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat
menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang terus dapat bermanfaat selalu.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi standar, dengan judul :
IDENTIFIKASI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH NASI
BASI DAPUR UMUM SMAN 3 KAYUAGUNG
Untuk menyelesaikan karya tulis ini merupakan suatu hal yang baik dan
membanggakan, apabila penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Kepala SMAN 3 Unggulan Kayuagung, H. Anis Joko Santoso, S.Pd., M.M
2. Ibu Sulastri S.Pd. Selaku guru pembimbing penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu guru, teman-teman di SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung serta
orang tua yang selalu mendukung penulis .
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini penulis
mohon maaf, karena penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Peneliti,
v
Darma Ardianto
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................iii
ABSTRAK................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
I.3 Tujuan...............................................................................................................2
I.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSAKA.......................................................................................3
II.1 Limbah.............................................................................................................3
II.4 Pupuk...............................................................................................................7
III.3.1 Alat.............................................................................................................10
III.3.2. Bahan........................................................................................................10
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................................11
IV.2 Pembahasan..................................................................................................11
BAB V PENUTUP......................................................................................................12
V.1 Kesimpulan....................................................................................................12
V.2 Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................................14
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di dalam nasi juga terdapat beberapa vitamin, di antaranya vitamin A, B1,
B2, dan B3 di mana nantinya akan menjadi unsur yang bisa digunakan untuk
tanaman menyediakan unsur hara mikro untuk tanaman. Sayangnya, nasi sisa
ini tidak serta merta dapat diaplikasikan secara langsung untuk tanaman. Nasi
sisa harus diolah terlebih dahulu agar dapat bermanfaat untuk tanaman, salah
satunya dengan membuat Mikro Organisme Lokal (MOL).
Berdasarkan latar belakang di atas menilai dan meneliti limbah nasi basi
Dapur Umum yang begitu banyak, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji
Identifikasi Pembuatan Pupuk Organik Cair Nasi Basi Dapur Umum SMAN
3 KAYUAGUNG. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan dengan
pengamatan dan praktek secara langsung dari sumber yang kredibel sehingga
informasi yang di dapat lebih akurat.
I.3 Tujuan
1. Untuk memanfaatkan limbah nasi basi menjadi pupuk cair dari dapur
umum SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung.
2. Untuk mengurangi limbah nasi basi yang menumpuk di dapur umum SMA
Negeri 3 Unggulan Kayuagung.
3. Untuk mengolah kembali limbah nasi basi menjadi pupuk cair.
I.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui apa manfaat limbah nasi basi menjadi pupuk cair.
2. Untuk mengetahui cara pengurangan limbah nasi basi di dapur umum SMA
Negeri 3 Unggulan Kayuagung.
3. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah makanan menjadi pupuk cair.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Limbah
Limbah adalah berbagai barang yang dibuang karena tidak dipakai atau
digunakan lagi. Limbah merupakan sisa produksi, baik dari alam maupun
hasil kegiatan manusia. Limbah ini juga sering kali disebut dengan
sampah. Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari sampah padat seperti
kertas, kardus, kaca, hingga sampah organik yang berasal dari bahan makanan
atau tumbuh-tumbuhan kering. Dalam hal ini, hampir segala macam
lingkungan menghasilkan limbah. Mulai dari limbah individu seperti limbah
rumah tangga, limbah kantor, limbah sekolah, limbah industri, hingga limbah
rumah sakit. Limbah adalah sisa suatu usaha maupun kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara
langsung maupun tidak dapat membahayakan lingkungan, kesehatan,
kehidupan manusia dan makhluk lainnya (Mahida, 1984).
Berbagai macam limbah ini harus dikelola dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan. Ini juga menjadi upaya untuk mencegah terjadinya
kelangkaan sumber daya yang berperan penting bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya, salah satunya air. Dengan begitu, sumber daya alam dapat
terjaga dan bisa memberikan manfaat yang baik bagi seluruh makhluk hidup.
3
tinggi ke dalam dataran rendah. Umumnya limbah cair dapat berbahaya
bagi kehidupan manusia karena air menjadi eleman utama yang selalu
dibutuhkan untuk bertahan hidup (Imam, 2022).
Pengertian limbah cair secara umum adalah sisa hasil buangan proses
produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat
berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi)
maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok diantaranya yaitu:
1. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air
tinja.
2. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari
industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging,
buah, atau sayur.
3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa
yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian
saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
4. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.
4
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan
asalnya sampah dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
1. Sampah anorganik (rubbish) adalah sampah yang bukan berasal dari
makhluk hidup. Sampah ini berasal dari bahan yang tidak mudah terurai
secara alami, tidak dapat diperbarui dan termasuk bahan yang berbahaya
serta beracun (Purwendro dkk, 2010).
2. Sampah organic (gerbage) adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (Sejati, 2009).
3. Sampah abu (ashes) adalah limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
bakaran.
4. Sampah sapuan (street sweeing) adalah limbah padat hasil pembersihan
jalan atau sapuan yang terdiri dari berbagai macam sampah.
5
II.1.4 Limbah Suara
Limbah suara yaitu limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat
di udara sehingga terjadinya penecemaran suara. Pencemaran suara adalah
keadaan masuknya suara yang terlalu banyak sehingga mengganggu
kenyamanan lingkungan manusia. Sumber pencemaran suara adalah
kebisingan, yaitu bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak
pendengaran manusia. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan,
mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.
Limbah suara menurut para ahli :
Bunyi disebut bising apabila intensitasnya telah melampaui batas yaitu 50
dB. Suara dengan Pengelolaan Polusi Udara dan Suara (Murdani)
intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri,
kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-
menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan
manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen (Nurul
Hidayati, 2007).
Tingkat kebisingan yang ada dalam kelas akibat pengaruh internal semua
sudah melebihi batas ambang baku yang ditetapkan. Tingkat kebisingan
yang diijinkan pada masing-masing kawasan berbeda-beda, seperti halnya
pada lingkungan sekolah tingkat kebisingan yang diperbolehkan adalah
55 dB. Dengan demikian perlu kiranya membuat alat pengelolaan suara
dan udara yang dapat digunakan untuk mengelola kebisingan yang terjadi
pada ruang praktik. Pada mesin konvensional tidak ada sistem pengontrol
gas buang mesin sehingga tingkat polusi yang dihasilkan cukup (Putra,
2011).
6
Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme diperoleh dari
limbah-limbah organik seperti gandum, singkong, air cucian beras, dan lain-
lain. Glukosa berasal dari air kelapa, cairan gula merah, maupun gula pasir.
Serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk,
terasi, keong, maupun nasi basi (Hadinata, 2006).
II.4 Pupuk
Pupuk merupakan bahan penambah kesuburan tanah karena berisi satu
atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi,
memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk
merupakan meterial yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mecukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik (Dwicaksono, 2013).
7
Nasi basi juga bisa digunakan sebagai bahan bioaktif untuk pembuatan
pupuk kompos. Pupuk organik cair dari nasi basi ini selain mudah dan murah,
juga bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman. Bahan organik memiliki
peran penting sebagai sumber energi dan pakan untuk mendukung berbagai
kehidupan serta perkembangbiakan mikroba dalam tanah (Manure, 2014).
Karakteristik pada Pupuk organik cair umumnya berwarna coklat agak
kekuningan. Karena dibuat dari bahan sampah, bau khas pupuk ini cukup
menyengat tetapi bau tersebut dapat dikurangi, bahkan dihilangkan dengan
cara memberikan pewangi. Produk yang dihasilkan merupakan produk
organik, bahan pewangi nya pun harus bahan alami. Bahan pewangi alami
yang dapat digunakan yaitu sereh wangi, jeruk citrun, atau pandan.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
digunakan dalam praktikum pembuatan pupuk cair sisa limbah makanan
siswa SMAN 3 Unggulan Kayuagung.
III.3.1 Alat
1. Neraca Analit
2. Spatula tajam
3. Kontainer
4. Pisau
5. Botol
III.3.2 Bahan
1. Nasi sisa / basi : 1 kilogram
2. Sayur sisa / basi : 500 gram
3. Gula : 50 gram
4. Air : 4 liter
5. Plastik : 1 bungkus
10
2. Pemberian pupuk organik cair dapat dilakukan 2 kali seminggu hingga
tanaman tumbuh dengan subur.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV.2 Pembahasan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair adalah
limbah nasi basi dapur umum SMAN 3 Uunggulan Kayuagung. Pembuatan
pupuk dilakukan dengan cara mencampur nasi basi dan sisa makanan
kemudian ditambahkan gula sebagai starternya dengan perbandingan tertentu.
Campuran tersebut dimasukkan ke dalam container yang berisi air, lalu
didiamkan agar terfermentasi dalam reaksi gelap selama 3 hari. Setelah 3 hari
didiamkan maka air campuran tersebut berubah warna menjadi putih pekat
dan berbau asam, tandanya pupuk organik cair telah dapat dikemas dan
diaplikasikan.
11
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Hasil dari sisa nasi basi dan makanan adalah limbah. Namun dalam hal
tersebut limbah bukanlah hasil sisa makanan atau minuman yang sering
disebut sampah, namun sebenarnya sampah tersebut dapat diolah menjadi
pupuk yang sangat baik untuk tanaman dan dapat mengurangi limbah dapur
umum SMAN 3 Unggulan Kayuagung.
V.2 Saran
Pemanfaatan ini dapat dijadikan langkah awal inovasi pemanfaatan limbah
menjadi pupuk atau produk yang bernilai guna tinggi. Pupuk organik cair dari
limbah nasi basi dan sisa makanan sangatlah membantu untuk mengurangi
penumpukan limbah yang ada di dapur umum SMAN 3 Unggulan
Kayuagung dan diubah menjadi pupuk penambah nutrisi yang sangat baik
untuk tanaman karena banyak terkandung unsur hara didalamnya.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Rifka Sitoresmi, Rabu 1 Desember 2021. Artikel 12 Jenis-Jenis Limbah Serta
Pengertian dan Karakteristiknya, Pahami Dampaknya. Diakses melalui
https://hot.liputan6.com/read/4725025/12-jenis-jenis-limbah-serta-
pengertian-dan-karakteristiknya, pada tanggal 4 april 2022 11.00
Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, 2006. Kutipan bab 1
Pendahuluan Buku Pupuk Organik Cair dan pupuk hayati. Diakses melalui
https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru-
topmenu-58/563-hayati121, pada tanggal 7 April 2022 13.15
14
LAMPIRAN
15
Gambar 2. Para siswa makan bersama di tempat yang di sediakan
16
Gambar 5. Pengumpulan bahan dan proses pembuatan pupuk organik cair dari
limbah nasi basi dapur umum SMA Negeri 3 Kayuagung
Gambar 6. Pengambilan hasil fermentasi dari limbah nasi basi yang di diamkan
selama 3 hari dalam kontainer
17
Gambar 7. Produk pupuk organik cair dari limbah nasi basi dapur umum SMA
Negeri 3 Unggulan Kayuagung siap digunakan atau diaplikasikan
18