Anda di halaman 1dari 36

KARYA ILMIAH REMAJA

OPTIMASI RUMPUT LAUT SARGASSUM SP.

MENJADI POC RAMAH LINGKUNGAN

Disusun oleh :

1. Callista Nadia Jasmine (16232)


2. Desina Syahrani Iklima (16246)
3. Kenida Dwi Novitasari (16302)

X MIPA 5

SMA NEGERI 1 PACITAN

2021/2022
OPTIMASI RUMPUT LAUT SARGASSUM SP.

MENJADI POC RAMAH LINGKUNGAN


POC (Pupuk Organik Cair)

Diajukan untuk mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja

SMA Negeri 1 Pacitan tahun pelajaran 2021/2022

Disusun oleh :

1. Callista Nadia Jasmine (16232)


2. Desina Syahrani Iklima (16246)
3. Kenida Dwi Novitasari (16302)

X MIPA 5

SMA NEGERI 1 PACITAN

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini berjudul :

“Optimasi Rumput Laut Sargassum sp. Menjadi POC Ramah Lingkungan”

Karya tulis ilmiah ini ditulis dalam rangka mengikuti “Lomba Karya Ilmiah

Remaja Internal SMA Negeri 1 Pacitan Tahun 2022” yang disusun oleh siswa kelas

X MIPA 5, atas nama :

1. Callista Nadia Jasmine (16232)

2. Desina Syahrani Iklima (16246)

3. Kenida Dwi Novitasari (16302)

Dengan ini, telah disetujui oleh :

Wali Kelas X MIPA 5 Ketua Tim

Achmad, S.Pd. Desina Syahrani Iklima


NIP. 197101031998011002 NIS. 16246

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmad dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis mampu menyelesaikan

laporan praktikum KIR dengan judul “Optimasi Rumput Laut Sargassum sp. Menjadi

POC Ramah Lingkungan “ Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru

yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis mengharapkan, lewat makalah ini, pembaca dapat mengetahui cara pembuatan

Pupuk Organik Cair (POC) dengan baik dan benar sehingga dapat memanfaatkan

sumber daya alam dengan baik, serta dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan

penggunaan POC ramah lingkungan ini guna meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik

yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Akhirnya semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

Pacitan, 22 Mei 2022,

Tim Penyusun

iii
ABSTRAK

Kota Pacitan memiliki banyak potensi alam salah satunya adalah pantai yang

didalamnya terdapat sumber daya kelautan, salah satunya adalah rumput laut. Jenis

rumput laut Sargassum sp. merupakan populasi rumput laut terbanyak yang hidup di

setiap periode. Melimpahnya rumput laut ini membuat kami menciptakan inovasi

melalui pembuatan rumput laut Sargassum sp. menjadi Pupuk Organik Cair yang

ramah lingkungan.

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan

pupuk organik cair menggunakan Sargassum sp. dan tahap kedua adalah uji efektivitas

terhadap tanaman kacang hijau. Pada tahap pertama kami mencampurkan bahan yang

diperlukan seperti potongan rumput laut Sargassum sp. , parutan bonggol pisang dan

kerukan buah maja lalu dicampur dengan bahan bahan cair seperti air tetes tebu serta

EM4. Kemudian ditutup dalam wadah tertutup untuk difermentasi selama 7 hari.

Tahap kedua kami menyiapkan beberapa tanaman kacang hijau. Kemudian

mengaplikasikan POC Sargassum sp. kedalam tanaman kacang hijau. Kami mengamati

selama 14 hari pemberian POC Sargassum sp. ternyata terdapat pertumbuhan yang baik

dari tanaman kacang hijau.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi masalah ..................................................................................... 2

C. Rumusan masalah ........................................................................................ 2

D. Tujuan penelitian ......................................................................................... 3

E. Manfaat penelitian ....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Rumput laut Sargassum sp. ......................................................................... 4

2. Bonggol pisang ........................................................................................... 5

3. Buah maja .................................................................................................... 6

4. Urine kelinci ................................................................................................ 7

v
5. Air cucian beras ........................................................................................... 8

6. Tetes tebu .................................................................................................... 9

7. EM4 ............................................................................................................ 10

8. Pupuk Organik Cair ..................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN

A. Alat dan bahan ............................................................................................ 13

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 14

C. Prosedur pembuatan .................................................................................... 14

D. Hasil dan pembahasan ................................................................................. 16

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ................................................................................................. 20

2. Saran ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil analisa perubahan bahan POC sebelum dan sesudah fermentasi ..... 15

Tabel 4.2 Hasil pertumbuhan tanaman pada hari ke – 14 setelah pemberian POC

Sargassum sp. saat terjadi pertumbuhan .................................................................. 16

Tabel 4.3 Grafik laju pertumbuhan tanaman kacang hijau. ...................................... 17

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kota pacitan terkenal dengan keindahan alamnya yang sangat banyak

salah satunya adalah pantai. Pantai di kota pacitan memiliki potensi kelautan

yang berlimpah diantaranya tumbuh bermacam macam jenis rumput laut.

Rumput laut memiliki manfaat yang baik terutama sebagai bahan pangan

karena memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Namun tidak

semua jenis rumput laut layak dikonsumsi manusia contohnya adalah rumput

laut jenis Sargasum sp. Rmput laut ini kurang diminati masyarakat karena

bentuk dan warna yang kurang menarik sehingga memiliki nilai ekonomis

yang rendah. Hal ini membuat populasi jenis Sargasum sp. melimpah ruah.

Dengan melimpahnya jenis Sargasum sp. ini kemudian dapat di

manfaatkan dengan berbagai cara salah satunya adalah pembuatan Pupuk

Organik Cair (POC) yang memiliki banyak kelebihan antara lain memperbaiki

unsur tanah, menaikkan daya serap tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi

tanaman. POC yang ramah lingkungan juga berguna untuk mengurangi

penggunaan pupuk anorganik yang dapat merusak lingkungan apabila

digunakan dalam skala besar.

1
Petani Indonesia masih banyak yang menggunakan pupuk kimia

bahkan dalam jumlah besar, yang justru seiring berjalannya waktu akan

semakin merusak tanah. POC yang ramah lingkungan berguna untuk

mengurangi penggunaan pupuk anorganik/pupuk kimia sehingga bisa

memperbaiki kondisi tanah yg baik dan nantinya akan menghasilkan produk

tanaman yang baik pula/berkualitas.

B. Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang tertulis, kami memberikan informasi berikut tentang

masalah yang digunakan sebagai bahan penelitian :

1. Melimpahnya populasi rumput laut jenis Sargasum sp.

2. Kurangnya minat masyarakat untuk mengolah rumput laut Sargasum sp.

3. Banyak penggunaan pupuk kimia yang dapat membahayakan lingkungan

C. Rumusan Masalah

1. Mengapa jenis rumput laut Sargassum sp. baik untuk kesuburan tanah ?

2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan rumput laut Sargassum sp. terhadap

sekitar ?

3. Bagaimana pengolahan rumput laut Sargassum sp. menjadi pupuk organik

cair ramah lingkungan ?

2
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui manfaat dari rumput laut jenis Sargassum sp.

2. Mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari pemanfaatan rumput laut

Sargassum sp. bagi sekitar.

3. Mengetahui pengolahan rumput laut jenis Sargassum sp. menjadi POC

ramah lingkungan dengan baik dan benar.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dan pembaca.

- Sebagai informasi dalam membuat pupuk mol.

- Menambah wawasan/ilmu baru di bidang kelautan dan pertanian.

- Menemukan inovasi baru bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

- Membangun jiwa entrepreneur

2. Bagi lingkungan.

- Mendukung pertanian ramah lingkungan

- Memanfaatkan sumber daya laut menjadi produk ramah lingkungan

3. Bagi masyarakat.

- Dapat meningkatkan produksi pertanian

- Menghemat biaya dalam pembuatan dibandingkan pupuk anorganik

yang ada di pasaran.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Rumput laut Sargassum sp.

Rumput laut jenis Sargassum sp. merupakan tanaman laut yang

berwarna cokelat, berukuran relatif besar, memiliki bentuk thallus silindris atau

gepeng, bentuk daun melebar, lonjong seperti pedang yang rimbun dan juga

gelembung berisi udara yang disebut dengan blader. Rumput laut ini tumbuh

dan berkembang diatas benda keras seperti batu karang yang telah mati, namun

juga sering dijumpai terapung di perairan terbawa air (Pratiwi, 2008).

Secara ekologi, alga digunakan sebagai habitat para hewan laut. Alga

cenderung tumbuh di sepanjang garis pantai dan hidup dibawah batu karang

yang jauh dari ombak. Alga dapat hidup di dasar perairan atau dalam perairan

(aquatik) maupundaratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun

kebanyakan alga hingga kini hidup di perairan (Suparmi, 2009).

Alga cokelat memiliki senyawa terbanyak yaitu alginat, selain itu

senyawa kimia lain yang jumlahnya relatif sedikit diantaranya laminarin,

selulosa, fukoidan, manitol, dan senyawa bioaktif lainnya. Disamping itu alga

cokelat juga mengandung lemak, protein, serat kasar, dan zat anti bakteri serta

mineral (trace element) (Yunizal, 2004).

4
Sargassum sp. memiliki thalus berbentuk silindris atau gepeng

percabangannya menyerupai tanaman perdu di darat, daun melebar, lonjong

atau seperti pedang, mempunyai gelembung udara (bladder), umumnya hidup

soliter dan panjangnya dapat mencapai 7 m. Rumput laut ini tumbuh di

perairan yang terlindung ataupun dapat juga diperairan yang berombak besar

pada habitat berkarang, atau pada bongkahan karang (Kadi dan Atmaja, 1998).

2. Bonggol Pisang

Bonggol pisang adalah bagian bawah batang pisang yang mengembung

seperti umbi dan merupakan tanaman berupa umbi batang (batang aslinya)

(Suyanti dan Supriyadi, 2008). Bonggol pisang mengandung sejumlah besar

jasad renik atau yang biasa disebut MOL (Mikroorganisme Lokal) sehingga

sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Mikroorganisme yang dihasilkan

dari proses fermentasi bonggol pisang memiliki kemampuan dalam merombak

bahan-bahan organik tanah, dapat menyehatkan tanah, menyediakan unsur hara

bagi tanaman dan sebagai zat pengatur tumbuh yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman.

Di dalam bonggol pisang terdapat zat pengatur tumbuh giberelin dan

sitokinin, serta terdapat 7 mikrobia yang sangat berguna bagi tanaman yaitu

Azospirillium, Azotobacter, Bacillus Aeromonas, Aspergillus. Mikroba pelarut

fosfat dan mikrobia selulotik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair (Maspary,

2012).

5
3. Buah Maja

Maja (Aegle marmelos) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan

lingkungan keras tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari

daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di

pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat

dekat dengan kawista.

Warna kulit luar buah maja berwarna hijau dan memiliki tekstur yang

keras tetapi isinya berwarna kuning atau jingga. Aroma buahnya harum dan

cairannya manis. Buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, nektar

dan bahkan merupakan bahan dalam pembuatan pupuk tanaman. Kulitnya

dapat dibuat marmalade.

Dalam pempuatan pupuk MOL, buah maja digunakan sebagai

dekomposer dan sebagai aktivator/atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang

disengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut.

Bagian buah pada tanaman biasanya memiliki unsur fosfor yang cukup tinggi,

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang berfungsi untuk

meningkatkan produktivitas tanaman yang dibudidayakan (Susan di Pusdiklat

Nasional SPI, Bogor). Kandungan gula pada buah maja akan memudahkan

proses fermentasi. Buah maja memiliki banyak manfaat apabilan dijadikan

untuk pupuk, yaitu Sebagai starter dalam proses dekomposisi bahan organik,

Penyedia nutrisi bagi tanaman, membantu kelancaran penyerapan unsur hara/

nutrisi oleh akar tanaman, karena kandungan elektrolitnya.

6
4. Urine Kelinci

Urine atau air kencing kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

organik yang kaya akan unsur hara terutama unsur hara N atau sering kita

kenal dengan Urea, urine kelinci ini dapat diaplikasi ketanaman bisa secara

langsung ataupun melalui proses fermentasi. manfaat yang dihasilkan dari

urine kelnici ini dapat membantu pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif

yang untuk pembentukan akar, daun, batang dan anakan jika diaplikasikan ke

tanaman padi, selain daripada itu manfaat urine kelinci juga dapat membantu

membentuk zat hijau pada daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis.

Urine kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi jika

dibandingkan hewan ternak lainnya, menurut hasil riset penelitian Badan

Penelitian Ternak (Balitnak) telah diketahui bahwa kandungan rata-rata yang

terdapat didalam urine kelinci seperti unsur hara N, P dan K yaitu untuk

Nitrogen (N) 2,72%, Fosfor (P) 1.1%, dan kandungan Kalium (K) 0,5%. dari

data tersebut jika dibandingkan dengan urine ternak lainnya masih tinggi

kandungan urine kelinci, namun jika dikombinasikan dengan kotorannya,

persentase unsur hara yang terdapat didalam urine kelinci ini bisa lebih

meningkat menjadi 2,20% untuk Nitrogen, 87% untuk Fosfor , 2,30% untuk

Potassium, 36% untuk Sulfur, 1,26% untuk Kalsium dan 40% untuk

Magnesium. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kandungan yang sangat

bermanfaat dari urine kelinci ini.

7
Kelinci dapat menghasilkan urine sebanyak 2 liter perhari dari jumlah

10 ekor kelinci, apabila bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar tentu ini

akan menjadi pilihan terbaik bagi para petani, hal ini dikarenakan pengolahan

urine kelici yang cukup mudah dan sangat efisien tentunya. Namun banyak

petani yang belum mengetahui hal ini dan banyak juga peternak kelinci yg

membuang urine kelinci karena mereka belum tahu kandungan dan manfaatnya

bagi tumbuhan apabila di olah. Hal ini tentunya sangat merugikan, karena

pupuk dari urin kelinci adalah salah satu cara efektif dan efisien bagi petani

untuk mendapatkan hasil (panen) yang cukup menjamin.

5. Air Cucian Beras

Air cucian beras adalah salah satu bahan dalam pembuatan MOL

(Micro Organisme Local) yang dapat memperbaiki unsur hara tanah dan bisa

meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman karena air beras memiliki

kandungan protein, karbohidrat, lemak serta unsur-unsur hara dan zat

perangsang tumbuh yang sangat berguna untuk tanaman. Zat perangsang

tumbuh pada air beras adalah Vitamin B1 atau thiamin, yang dapat memacu

perpanjangan akar tanaman.

Air cucian beras juga mengandung banyak nurtisi penting bagi tanaman

sekaligus mengandung bakteri baik. Air beras mengandung 90% karbohidrat

berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin dan gibbereline pada

tanaman. Unsur-unsur hara yang cukup lengkap pada air beras dapat membantu

beberapa hormon yang ada pada tanaman sehingga bisa merangsang

8
pertumbuhan pucuk daun, membawa makanan ke seluruh sel pada daun dan

batang, pertumbuhan tanaman menjadi subur, pembungaan dan pembuahan

bisa berlangsung lancar,menjadi nutrisi bibit yang sedang berkembang,

tanaman dapat berproduksi sesuai yang diharapkan, serta berguna dalam proses

fotosintesis, biosintesis, transportasi zat hara, dan kekebalan terhadap mikroba

patogen, seperti hama (jurnal Plant Nutrients and Abiotic Stress Tolerance).

6. Tetes tebu

Tetes tebu atau istilah ilmiahnya molasse adalah produk sisa pada

proses pembuatan gula. Tetes diperoleh dari hasil pemisahan sirop low grade

dimana gula dalam sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi karena

mengandung glukosa dan fruktosa. Pada sebuah pemrosesan gula, tetes tebu

yang dihasilkan sekitar 5 – 6 %. Walaupun masih mengandung gula, tetes

sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran-kotoran yang

membahayakan kesehatan.

Molase atau tetes tebu ini dapat berfungsi sebagai 'makanan' bagi

tanaman. Pupuk tanaman molase bahkan disebut sebagai cara yang bagus

untuk menumbuhkan tanaman yang sehat. Molase blackstrap dibuat dari

perebusan ketiga gula dalam proses pemurnian yang mengandung kalsium,

magnesium, zat besi, dan kalium yang sangat tinggi. Dalam hal ini,

menggunakan molase sebagai pupuk memberi tanaman sumber energi yang

cepat dan mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan.

9
Molase dapat ditambahkan ke pupuk organik cair (Sumber : Gardening Know

How)

7. EM4

Dalam proses pembuatan pupuk organik cair (POC) diperlukan pula

adanya EM4 yang berfungsi dalam fermentasi dan dekomposisi bahan organik.

Dekomposisi bahan organik merupakan proses perombakan bahan organik

yang diakukan oleh sejumlah mikroorganisme dari senyawa kompleks menjadi

senyawa yang lebih sederhana didalam tanah. Proses perombakan bahan

organik juga menyebabkan penyusutan volume bahan organik. (Sitepu,2013).

EM4 juga merupakan bioaktivator dalam pembuatan POC. Menurut

Wahyono (2010), biaktivator adalah bahan aktif biologiyang digunakan untuk

meningkatkan aktivitas proses komposiing. Bioaktivator bukanlah pupuk,

melainkan bahan yang mengandung mikroorganisme efektif yang secara aktif.

Pada proses pengomposan bahan organik ditambahkan bioaktivator yang

mengandung mikroorganisme yang dapat mereduksi lignin, selulosa, protein,

lipid, amilum, dan mikrorganisme yang dapat memfiksasi nitrogen.

Mikroorganisme yang terkandung dalam bioaktivator dapat mempercepat laju

pengomposan bahan organik sehingga kandungan fosfat dapat dimanfaatkan

langsung oleh tumbuhan.

Kelebihan penggunaaan bioaktivator yaitu bioaktivator mengandung

strain terpilih berdaya adaptasi tinggi yang dikemas dalam bahan pembawa

10
alami sehingga dapat mempertahankan daya hidup mikroba hingga satu tahun,

tidak mencemari lingkungan karena tidak mengandung senyawa kimia,

mempercepat proses pengomposan, lebih mudah dan tidak memerlukan bahan

tambahan lain serta meingkatkan kandungan bahan organik tanah,

memperbaiki struktur tanah dan ketersediaan hara dalam ketersediaan dalam

tanah (Suntoro, 2010).

8. Pupuk Organik Cair

Pupuk organik adalah pupuk yang berperan dalam meningkatkan

aktivitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik

untuk pertumbuhan tanaman (Indriani, 2004). Saat ini sebagian besar petani

masih tergantung pada pupuk anorganik karena pupuk anorganik mengandung

beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak. Pupuk anorganik digunakan

secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi

tanah yaitu dapat menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu

menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya menurunkan

produktivitas tanaman (Ramadhani, 2010).

Pupuk organik terdapat dalam bentuk padat dan cair. Kelebihan pupuk

organik cair adalah unsur hara yang terdapat di dalamnya lebih mudah diserap

tanaman (Murbandono, 1990). Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari

pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran

hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pada

umumnya pupuk cair organik tidak merusak tanah dan tanaman meskipun

11
digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan

sebagai aktivator untuk membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).

Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik

yaitu sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit

telur, sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain (Hadisuwito,

2007). Bahan organik basah seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan

baku pupuk cair yang sangat bagus karena selain mudah terdekomposisi, bahan

ini juga kaya akan hara yang dibutuhkan tanaman. Semakin tinggi kandungan

selulosa dari bahan organik, maka proses penguraian akan semakin lama

(Purwendro dan Nurhidayat, 2006).

Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat

mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga

meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari

udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh

dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang

pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal

buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda,2013).

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan POC Sargassum sp. adalah :

1. Wadah penampung proses pembuatan berupa timba berukuran 25 liter.

2. Pisau.

3. Parutan.

4. Sendok.

5. Gayung.

6. Botol kemasan.

7. Corong penyaring.

8. Sarung tangan.

Kemudian bahan yang digunakan dalam pembuatan POC Sargassum sp. yaitu :

1. Rumput laut jenis Sargassum sp. 500 gr.

2. Air cucian beras 1 L.

3. Air urine kelinci 600 mL

4. MOL (tetes tebu) 1500 mL

5. EM4 1 L

6. Bonggol pisang 1kg

7. Buah maja 1kg

8. Air 1 L

13
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan mulai Bulan Mei 2022

sampai Bulan Juni 2022 dan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama

adalah pembuatan POC Sargassum sp. yang berlangsung selama 7 hari.

Dilaksanakan pada kediaman anggota kelompok. Tahap kedua adalah

pengujian POC Sargasum sp. pada tanaman sampel selama 14 hari. Dilakukan

pada taman di sebuah kediaman anggota kelompok.

C. Prosedur Pembuatan

a) Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Sargassum sp.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Ambil rumput laut jenis Sargassum sp. dengan kuantitas 500

gram, kemudian dipotong menjadi bagian yang lebih kecil lalu

masukkan ke dalam wadah pembuatan.

3. Ambil bonggol pisang yang sudah dicuci bersih lalu potong

menjadi 4 bagian. Setelah dipotong bonggol pisang diparut, hasil

parutan dimasukkan ke dalam wadah yang telah terisi rumput laut

sebelumnya.

4. Selanjutnya ambil buah maja dan buka kulitnya dengan pisau.

Keruk isi buah maja tersebut lalu masukkan kedalam wadah

bersamaan dengan bahan yang lain.

5. Kemudian memasukkan bahan - bahan cair seperti air, air cucian

beras dan urine kelinci kedalam wadah pembuatan.

14
6. Kemudian untuk mempercepat proses fermentasi, masukkan pula

EM4 dengan perbandingan 1:1 dengan Tetes tebu. Terakhir aduk

seluruh bahan hingga tercampur.

7. Tutup wadah agar proses fermentasi dapat bekerja dengan baik

dan tempatkan pada ruang tertutup.

b) Prosedur Pengujian kualitas Pupuk Organik Cair (POC) pada Tanaman

Kacang Hijau.

1. Setelah melewati proses fermentasi selama 7 hari, POC

Sargassum sp. dipanen. Ambil POC menggunakan gayung.

2. Menuangkan Pupuk Organik Cair (POC) kedalam botol dengan

corong yang bersaring. Saat pengambilan pupuk organik cair,

usahakan mengunakan sarung tangan agar kondisi tetap steril.

3. Kemudian POC Sargassum sp. yang sudah jadi selanjutnya dapat

di aplikasikan pada tanaman.

4. Mencampuran POC Sargassum sp. dengan air pada perbandingan

1:1 kemudian letakkan pada alat penyiraman tanaman atau alat

penyemprot tanaman.

5. Aplikasikan pada tanaman kacang hijau. Pengaplikasian

dilakukan dengan penyiraman secara langsung dan penyemprotan.

6. Mencatat perubahan pertumbuhan tanaman selama 14 hari

pengujian pada sampel tanaman kacang hijau.

15
D. Hasil dan pembahasan

Setelah pembuatan POC Sargassum sp. dapat di analisa perubahan yang

terjadi pada bahan bahan pembuatan POC Sargassum sp. setelah di fermentasi

selama 7 hari pada tabel berikut :

Bahan / Karakteristik Sebelum fermentasi Sesudah fermentasi

Berwarna coklat muda Berwarna coklat tua


Sargassum sp.
dan bertekstur alot dan bertekstur lembek

Berwarna putih Terlarut menjadi


Bonggol pisang
kecoklatan pupuk

Berwarna putih dan Berwarna kecoklatan


Buah maja
bertekstur lunak dan terlarut

Warna Coklat Coklat tua

Menyengat tidak
Dominan bau Busuk
terlalu busuk

Tabel 4.1 Hasil analisa perubahan bahan POC sebelum dan sesudah fermentasi

Pada saat pembuatan POC Sargassum sp. ternyata Bioaktivator dan

MOL (Mikroorganisme Lokal) dapat merombak bahan organik dalam proses

fermentasi. Pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan

yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau

dekomposisi berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuatan pupuk.

Bahan organik yang terfermentasi dengan baik akan berubah warna menjadi

lebih gelap dari sebelum di fermentasi.

16
Kualitas pupuk organik cair dapat diketahui dari penguji cobaan pupuk

organik cair pada tanaman. Tanaman yang digunakan sebagai uji coba adalah

tanaman kacang hijau karena tanaman tersebut dapat dilihat pertumbuhannya

dalam waktu yang singkat. Pengukuran tinggi pertumbuhan tanaman

digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk

organik cair pada tanaman tersebut.

Hasil POC Sargassum sp. saat diaplikasikan ke tanaman indikator

berupa tanaman kacang hijau, kemudian diperoleh data sebagai berikut :

No Hari ke - Jumlah daun Ketinggian tanaman

1. 1 2 11 cm

2. 3 4 12 cm

3. 5 6 12,8 cm

4. 7 6 13,2 cm

5. 9 8 13,6 cm

6. 12 8 14 cm

7. 14 10 14 cm

Tabel 4.2 Hasil pertumbuhan tanaman pada hari ke – 14 setelah pemberian

POC Sargassum sp. saat terjadi pertumbuhan.

Pemberian POC Sargassum sp. dilakukan sebanyak 2 kali pada pagi

dan sore hari, ternyata dapat menunjang pertumbuhan tanaman kacang hijau

lebih cepat. Laju pertumbuhan dapat dilihat dari kenaikan grafik dibawah ini :

17
Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

13.2 13.6 14 14
12.8

Ketinggian (cm)
15 12
11
10

0
1 3 5 7 9 12 14
Hari ke -

Tabel 4.3 Grafik laju pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Dalam proses pengujian ini dapat berhasil dengan beberapa faktor yang

mendukung pertumbuhan, diantaranya :

1. Cahaya matahari

Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis

untuk memproduksi gula dan nutrisi lainnya.

2. Air dan kelembaban

Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh

tanaman mengurangi penguapan. Kelembaban juga penting untuk

mempertahankan stabilitas bentuk sel.

3. Suhu

Suhu merupakan pengontrol dari seluruh sistem pertumbuhan pada

tanaman. Suhu yang tinggi akan merusak enzim sehinga metabolisme

tidak berjalan dengan baik.

18
4. Tanah

Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi

tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.

Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu,

kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.

5. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses

metabolisme tubuh. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat

hara yang terlarut dalam air. Zat hara tidak berperan langsung dalam

proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu nutrisi dapat diperoleh

dari pemberian pupuk pada tanaman. Pupuk dalam tanaman bermanfaat

sebagai makanan pada tanaman dan penunjang pertumbuhan pada

tanaman yang kemudian menghasilkan tanaman yang baik.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang diperoleh pada percobaan pemberian POC

Sargassum sp. pada tanaman kacang hijau, maka diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain :

 POC Sargassum sp . baik untuk penunjang pertumbuhan pada tanaman

kacang hijau. Laju pertumbuhan tanaman kacang hijau dapat diamati

setelah pengaplikasian POC Sargassum sp pada tanaman kacang hijau

dalam kurun waktu 14 hari setelah pembuatan.

 POC Sargassum sp. tidak berdampak buruk karena terbuat dari bahan -

bahan organik sehingga ramah lingkungan.

B. Saran

 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai dosis maupun konsentrasi POC

yang paling efektif bagi pertumbuhan tanaman.

 Pada pengaplikasian POC, usahakan untuk menggunakan air dengan

kadar pH yang seimbang supaya tidak merusak kandungan POC.

 Diharapkan kepada masyarakat sekitar agar memanfaatkan sumberdaya

kelautan dengan pembuatan POC Sargassum sp. ramah lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Pinus Lingga dan Margono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Jakarta

Timur: Penebar Swadaya.

Hendro Kusumo E.P.M, S.Si. 2008. Penelitian Ilmiah untuk Biologi. Klaten : Intan

Pariwara.

Nugroho, P. 2013. Panduan membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta : Pustaka

Baru Press.

Sundari, E. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair menggunakan Bioaktivator dan

EM4. Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta.

Triyanto Juan Pratama. 2020. Membuat Pupuk Organik Cair dengan Mudah. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Arya Yudha. 2018. Mengenal Manfaat dan kandungan Urine Kelinci Sebagai Pupuk

Organik yg Berkualitas Tinggi.

https://www.kompasiana.com/aryayudha5753/5b9df672aeebe1177739dc92.

diunduh 22 Mei 2022

Arina Yulistara. 2021. Manfaat Air Cucian Beras untuk Tanaman.

https://www.google.com/amp/s/www.haibunda.com/momslife/2021112411201

6-76-260054/6. diunduh 22 Mei 2022

Rachmat. 2020. Air tajin.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Air_tajin#:~:text=Air%20tajin%20merupakan

21
%20cairan%20berwarna,nabati%20ataupun%20air%20susu%20ibu. diunduh

22 Mei 2012.

W Wardiah, llinda, H Rahmatan 2014. Potensi limbah Air Cacian Beras sebagai

Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan.

https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Teknologi%20Pertanian/membuat-

pupuk-organik-cair-dari-cucian-beras. diunduh 22 Mei 2022.

22
LAMPIRAN

1. Alat dan bahan praktikum

Gambar 1.1 Wadah pembuatan Gambar 1.2 Corong penyaring

Gambar 1.3 Gayung Gambar 1.4 Botol kemasan produk

Gambar 1.5 Gambar 1.6


Sendok, parut kelapa dan pisau Rumput laut jenis Sargassum sp.

23
Gambar 1.7 Buah Maja (Aegle marmelos) Gambar 1.8 Bonggol Pisang

Gambar 1.9 Air Gambar 1.10

EM4, Tetes Tebu, Urine kelinci

Gambar 1.11 Air Cucian Beras

24
2. Lampiran Pembuatan POC Sargassum sp.

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Mencincang Rumput Laut Memasukkan Rumput Laut

Gambar 2.3 Membelah Buah Maja Gambar 2.4 Buah Maja dibuka

Gambar 2.5 Gambar 2.6


Mengeruk isi Buah Maja Memasukkan Buah Maja

25
Gambar 2.7 Memarut Bonggol Pisang Gambar 2.8 Memasukkan hasil parutan

Gambar 2.9 Gambar 2.10


Memasukkan air Memasukkan Urine Kelinci

Gambar 2.11 Gambar 2.12


Memaskkan Air Cucian Beras Memasukkan Tetes Tebu

26
Gambar 2.13 Gambar 2.14
Memasukkan EM4 Mengaduk seluruh bahan

Gambar 2.15 Gambar 2.16


Menutup wadah untuk fermentasi Mengambil pupuk menggunakan gayung

Gambar 2.17 Gambar 2.18


Memasukkan POC dengan corong Produk POC Sargassum sp.

27
3. Lampiran Pengaplikasian POC Sarsgassum sp.

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Pencampuran POC dengan air Pengaplikasian POC dengan penyiraman

Gambar 3.3 Gambar 3.4


Pengaplikasian POC dengan penyemprotan Pengukuran laju pertumbuhan

28

Anda mungkin juga menyukai