Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Tema Gaya Hidup Berkelanjutan

Topik Pengomposan
KELAS X.1

Kelompok 2
1. Faizah Aliyah Azizah (Ketua)
2. Andi Tenriawaru
3. Kirana Nadine Az Zahra
4. Ana Ariani
5. Dilla Savira
6. Baso Irsan Jaya
7. Kaharuddin
8. M Reski

1
SMA NEGERI 3 WAJO
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa:
Kelompok 2 : 1.Faizah Aliyah Azizah (ketua) 6. Baso Irsan Jaya
2. Andi Tenriawaru 7. Kaharuddin
3.Kirana Nadine Az-zahra 8. Andi Ahmad Farrel
4.Ana Ariani 9. M reski
5. Dilla Savira
Sekolah : SMA NEGERI 3 WAJO
Telah menyusun laporan project penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema suara
gaya hidup berkelanjutan pada topik pengomposan di SMA Negeri 3 Wajo tahun pelajaran
2023/2024.
Sengkang , 2023

Koordinator Proyek Koordinator Kurikulum

Hamdana Burhanuddin, S.Pd.,M.Pd. HARTINAH, S.Pd.I, M.Pd.

NIP. 19701130 200604 2 005 NIP. 19790818 201001 2 019

Kepala UPT SMA Negeri 3 Wajo

MUHAMMAD YUSUF RAMAYANA, S.Pd,M.Pd

NIP. 19681228 199512 1 003

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
laporan project tema gaya hidup berkelanjutan pada topik ”Pengomposan”. Laporan
ini merupakan kegiatan pembelajaran kokurikuler sebagai wujud implementasi
pembelajaran project penguatan profil pelajar pancasila. Penyusunan laporan
kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penilaian siswa
pada kurikulum merdeka.

Penyusunan laporan ini merupakan bentuk kerja sama atau kolaborasi


dengan beberapa orang teman kelompok kami, bantuan dan arahan dari pembimbing,
dan peran serta guru mata pelajaran yang mendampingi pada kegiatan proyek yang
dilakukan. Segala bantuan moril maupun materil yang telah diberikan oleh orang-
orang yang selama ini selalu mendukung penulis dengan ikhlas memberikan
bimbingan, dorongan, nasihat, doa dan segalanya yang memberi arti mendalam bagi
penulis.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyelesaian laporan project ini. Meskipun laporan project ini masih terdapat
kekuarangan di dalamnya, akan tetapi mudah-mudahan dapat memberikan sepercik
kenangan yang berarti, dan bermanfaat bagi kita semua.

Sengkang, 2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. ........................................................................................

B. Rumusan Masalah. ....................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………..…………

BAB ll KAJIAN PUSTAKA

BAB lll METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat……………………………..………………………..

B. Alat dan Bahan………………………........................................................

C. Langkah Kerja…………………………………………………………………

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...……………………………………………………….
B. Pembahasan……………………………………………………………..

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan sisa – sisa aktivitas manusia yang identic dengan bau,
kotor, dan tidak memiliki nilai guna. Sampah organic yaitu dedauanan, sisa –
sisa sayur dan buah dari aktivitas rumah tangga memang sering menimbulkan
masalah. Baik masalah keindahan, kenyamanan, bahkan kesehatan manusia.
Masalah keindahan maupun kenyamanan misalnya timbul bau yang tidak sedap
dari tumpukan sampah- sampah organic tersebut. Masalah kesehatan yang
dapat di timbulkan misalnya diare,dan berbgai penyakit lain.

Ada dua alternatif yang dapat diajukan untuk memecahkan permasalahan


limbah organic yaitu pertama menyingkirkan atau menghancurkan limbah, dan
yang lain ialah mengolah limbah menjadi bahan atau barang berguna. Upaya
kedua disebut juga pemanfaatan atau pendauran ulang limbah, yang sudah
tentu lebih menguntungkan dari pada upaya menyingkirkan atau
menghancurkan limbah tersebut. Mendaur ulang limbah sudah biasa dikerjakan
dalam pertanian, yaitu sisa pertanaman dimasukkan kembali kedalam tanah
untuk pupuk atau pemendaman tanah (soil amendment), baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.

Kompos merupakan bahan organic, seperti daun daun ,jerami,alang -


alang ,rumpu-rumputan, dedak padi, batang jagung , serta kotoran hewan yang
telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurani, sehingga
dapat di manfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos juga
mengandung hara hara mineral yang esensial bagi tanaman. Pengomposan
adalah proses dimana bahan organic mengalami penguraian secara biologi.
Khususnya oleh mikroba – mikroba yang memanfaatkan bahan organic sebagai
sumber energi.

Daun jagung, lamtoro dan kacang tanah merupakan limbah pertanian


organik yang bila dikomposkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
setelah dikomposkan. Pupuk ini dapat memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kelengasan tanah, menambah ketersediaan hara esensial,
meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah, dan menambah kandungan
karbon dalam tanah.Berdasarkan penelitian Ningsi et al., (2013), bahwa
penambahan daun lamtoro berpengaruh terhadap kualitas kompos kertas-
lamtoro yang meliputi kadar unsur hara N, P, K dan rasio C/N. Unsur hara N,

1
P, K dan rasio C/N pada kompos kertas-lamtoro secara berturut-turut sebesar
2.14% (sangat tinggi), 0.35% (tinggi), 0.71% (tinggi), dan 12.80 (tinggi).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian mengenai analisis
perbandingan kadar C-Organik, N dan rasio C/N pada kompos organik daun
jagung, lamtoro dan kacang tanah yang dikombinasikan dengan kotoran ayam

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
beberapa masalah yangakan dibahas, antara lain :
1. Apa itu pupuk kompos dan pengomposan ?
2. Apa manfaat dari pengomposan ?
3. Apa saja bahan yang dapat digunakan sebagai kompos ?
4. Bagaimana proses terjadinya pengomposan?
5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pengomposan?
6. Apakah terdapat perbandingan kadar hara C-Organik,N dan Rasio C/N pada
kompos organik daun jagung,lamtoro dan kacang tanah yang
dikombinasikan dengan kotoran ayam?
7. Berapa kandungan unsur hara C-Organik, N dan rasio C/N pada kompos
organik daun jagung, lamtoro dan kacang tanah yang dikombinasikan
dengan kotoran ayam?
8. Sebutkan sifat sifat kompos ?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi mengenai kompos dan pengomposan
2. Memberikan informasi mengenai bahan yang dapat digunakan
sebagaikompos, manfaatnya hingga proses terjadinya pengomposan
3. Untuk mengetahui proses pembuatan dan pemanfaatan dari
sampahorganic sisa sayuran rumah tangga sebagai media kompos
4. Mengetahui perbandingan kadar hara C-Organik,N dan rasio C/N pada
kompos organik daun jagung,lamtoro dan kacang tanah yang
dikombinasikan dengan kotoran ayam
5. Mengetahui berapa kandungan unsur hara C-Organik, N dan rasio C/N pada
kompos organik daun jagung, lamtoro dan kacang tanah yang
dikombinasikan dengan kotoran ayam.

1
Manfaat penelitian pengomposan yaitu :

1. Dapat memanfaatkan limbah pada daun jagung, lamtoro dan kacang


tanah sebagai bahan baku pembuatan kompos, dengan hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah pada
daun jagung, lamtoro dan kacang tanah sehingga dapat meningkatkan
nilai ekonominya.
2. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam pembuatan pupuk kompos
organik.
3. Dapat menjadi masukan yang bernilai akademik bagi perguruan tinggi
khususnya dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan dibidang
pertanian
4. Sebagai penyedia makanan bagi tanaman
5. Pembersihan Tanah

BAB ll
1
KAJIAN PUSTKA
A. Pupuk Kompos

Kompos adalah dekomposisi bahan organik yang tidak terpakai lagi. Bahan
organik itu dapat berupa tumbuhan, hewan, dan dan unsur-unsur kehidupan
lainnya. Kompos memiliki manfaat sebagai pupuk karena kompos tersusun
atas bahan-bahan organik kehidupan.

Menurut Soeryoko (2011), kompos ialah bahan organik yang terurai,


membusuk, dan lapuk, misalnya tubuh hewan, tanaman, daun, kotoran
hewan, dan sebagainya yang berasal dari alam. Selanjutnya, definisi kompos
juga di sampaikan oleh Firmansyah (2010) bahwa kompos ialah sisa bahan
kehidupan yang lapuk dan berubah menjadi bentuk baru yang mengandung
humus. Menurut Murbandono (2004), penggunaan kompos sebagai pupuk
sangat baik karena kompos dapat menyediakan unsur hara mikro bagi
tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur tanah, meningkatkan
porositas, aerasi dan komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya
ikat tanah terhadap air, dan memudahkan pertumbuhan akar tanaman. Proses
dekomposisi pupuk organik yang berlangsung lambat maka pupuk kompos
yang diaplikasikan pada pertanaman pertama masih dapat dimanfaatkan
untuk tanaman berikutnya (Yuniwati dkk., 2012). Hasil penelitian Amanullah
dkk. (2008) menunjukan bahwa pupuk organik dapat meningkatkan produksi
tanaman hingga dua musim tanam. . Berdasarkan beberapa hasil penelitian
yang dilakukan oleh ahli, proses pengomposan dapat dipersingkat hingga 1,5
bulan saja (Sucipto, 2012).Terdapat 2 macam proses pembuatan
kompos ,yaitu melalui proses aerob (tanpa udara).Kedua metode tersebut
menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya sedikit
berbeda.

Pupuk kompos mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut


(Soeryoko, 2011).

1. Dapat meningkatkan kualitas tanah karena cacing yang ada di tanah


hidup dan menyerap nutrisi dari kompos.
2. Aktivitas cacing di tanah menjadikan tanah gembur.
3. Menghemat uang dari pembelian pupuk kimia.
4. Mudah dibuat sendiri.
5. Dapat meningkatkan daya ikat tanah kepada air.

1
BAB lll
METODOLOGI
1
A. Waktu dan Tempat
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 23 bulan Oktober 2023 sampai
dengan 22 November 2023 dilahan UPT SMA NEGERI 3 WAJO, Provinsi
Sulawesi Selatan.

B. Alat dan Bahan


 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. terpal
2. timbangan
3. baskom plastik
4. tali rafia
5. botol bekas / cangkir
6. sekop
7. ayakan
8. karung
9. ember
10. mesin pencacah
11. Sendok / pipa bekas
12. alat tulis
13. alat dokumentasi
 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini limbah organik berupa :
1. 3 kg daun kering yang sudah dicacah,
2. 3 kg kotoran kambing yang sudah hancur,
3. ½ gula pasir

4. 25 liter air

1
5. 25 ml cairans EM-4.

C. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam membuat kompos yaitu :
1. kumpulkan daun kering sebanyak 2 karung

1
2. memilah daun kering dengan batangnya

3. mencacah daun kering dan kotoran hewan hingga hancur

4. siapkan gelas dan baskom


5. isi gelas dengan air lalu tuangkan ke baskom sebanyak 25 kali

6. campurkan EM4 dan gula ke dalam air

1
7. diamkan selama 25 menit
8. Siapkan ember yg sudah di lubangi

9. Siapkan kotoran hewan yang sudah hancur

10. masukan daun kering ke dalam ember dan kotoran hewan sebanyak 3
kali

11. tuangkan EM4 kedalam ember sebanyak 4 kali

12. lakukan secara berulang-ulang hingga ember penuh

1
13. setelah semua bahan di masukkan ke dalam ember di tutup dan diamkan
sampai 3 bulan

14. jika pupuk sudah jadi siaplah digunakan

1
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Lembar Penelitian

N Pengamata Ke
Hari/Tgl Perubahan Pengamat
o n t
Warna Bau Tekstu Volume
r
1. 3/11/2023 1 Coklat petricho Kasar Menyusu -Andi
kehitama r t Tenriawar
n u
-
Kaharuddi
-Baso
Irsanjaya
2. 8/11/2023 2 Coklat Bau Lunak menyusut -Faizah
kehitama Kotoran Aliyah
n -Ahmad
farrel
-Kirana
Nadine
3. 22/11/202 3 -Ana
3 Ariyani
-Dilla
Savira
- M. rski

B. Pembahasan
Pengomposan adalah proses alami di mana bahan organik terurai menjadi
bahan humus yang kaya akan nutrisi. Proses ini melibatkan mikroorganisme

1
seperti bakteri, jamur, dan serangga yang bekerja secara bersama-sama untuk
menguraikan materi organik menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Pengomposan biasanya melibatkan campuran bahan organik seperti daun
kering, sisa-sisa makanan dan jerami.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengomposan. Pertama,


pengomposan membantu mengurangi volume limbah organik yang masuk ke
tempat pembuangan akhir. Dengan mengomposkan limbah organik, kita dapat
mengurangi dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah ke
tempat pembuangan sampah yang berlebihan. Kedua, hasil dari proses
pengomposan adalah pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Pupuk ini dapat
digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dalam pertanian dan kebun.
Ketiga, pengomposan juga membantu meningkatkan struktur tanah dan
kemampuan menyimpan air, yang berkontribusi pada kesehatan dan
keberlanjutan tanah.

Adapun yang harus di perhatikan dalam pembuatan Kompos :


1 Karakeristik Bahan Baku Kompos
Cara membuat pupuk kompos ialah dengan mencampurkan unsur
organik kering yang mengandung banyak karbohidrat dengan organik
basah yang yang yang kaya nitrogen. Salah satu bentuk kompos yang
banyak di dikenal oleh kalangan peternak adalah ah jam puran gergaji
atau jerami dengan kotoran hewan. Pupuk kompos sangat baik untuk
meningkatkan kegemburan tanah dan strukturnya. Tidak semua bahan
organik dan kering dapat digabungkan menjadi pupuk kompos. Ada
beberapa kriteria khusus yang harus dipenuhi oleh bahan-bahan
tersebut agar dapat diubah menjadi kompos. Adapula ukuran-ukuran
khusus seperti proporsi yang tepat agar menjadi kompos yang
berkualitas dan mengandung banyak nutrisi bagi tanah (Djaja, 2008). Di
bawah ini adalah ciri-ciri khusus untuk bahan pembuatan pupuk
kompos.

1
Sumber : https://images.app.goo.gl/bzUveHDbgcDbALReA

2 Alternatif pembuatan kompos


Berdasarkan UU RI Nomor 18 tentang pengelolaan sampah, ada banyak
penyebab terjadi penumpukan sampah di lingkungan. Maka dari itu, kita harus
memiliki inovasi dalam pengelolaan dan pengolahan sampah. Permasalahan
sampah harus diselesaikan langsung dari sumbernya. Ada suatu konsep
terkenal yang sering digunakan untuk mengolah sampah, yaitu konsep 3R
(reuse, reduce, recycle). Konsep reuse (penggunaan kembali), reduce
(pengurangan pemakaian), dan recycle (daur ulang) tampak mudah
diterapkan, tetapi sulit untuk dibiasakan. Selain itu, masih banyak masyarakat
yang belum mengenal konsep 3R ini karena kurangnya sosialisasi yang
diberikan kepada masyarakat.

Salah satu cara mengolah sampah adalah dengan membuat pupuk kompos.
Pembuatan pupuk kompos dapat mengurangi limbah rumah tangga menjadi
produk baru yang bermanfaat untuk lingkungan. kompos memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Pembuatan pupuk kompos dapat menandakan tingkat
pemahaman masyarakat yang sudah tinggi tentang pemilihan dan
pengkategorian sampah. Masyarakat harus mampu mengelompokkan sampah
organik dan anorganik sebelum membuat pupuk kompos.

Kompos yang sudah selesai dibuat dapat dijual sehingga memberikan nilai
ekonomi yang tinggi. Masyarakat harus mampu membedakan jenis sampah
agar tidak dibuang sembarangan yang sebetulnya dapat diubah menjadi
kompos. Konsep 3R tersebut adalah cara terbaik untuk membedakan jenis
sampah sesuai dengan kemampuannya untuk digunakan kembali. selain
menjadi kompos, sampah-sampah dapat diubah menjadi barang kerajinan
tangan ataupun produk lainnya yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.

3 Sifat sifat Kompos

1
Berikut ini sifat dari pupuk kompos (Sucipto, 2012) :

1. Daya ikat tanah menjadi bertambah


2. Meringankan pasir karena daya ikatnya menjadi besar
3. Mengikat unsur hara ke tanah
4. Mengubah unsur tanah menjadi lebih gembur
5. Meningkatkan drainase tanah
6. Menghilangkan hama yang mengganggu
7. Memberikan unsur hara ke tanah
8. Mempermudah lapuknya mineral ke tanah
9. Menyalurkan nutrisi untuk tanaman

4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Kompas

 Faktor – faktor yang mempercepat pengomposan :


1. Bahan kompos yang digunakan
Apabila bahan kompos berbentuk kayu keras waktu pengerjaannya akan
sangat sulit dan lama. Oleh karena itu, proses pengomposan sangat
diharapkan untuk tidak menggunakan batang kayu keras. Gunakanlah bahan
lembut seperti jerami, batang pisang, enceng gondok dan tanaman lainnya
yang yang lemah dan mudah hancur
2. Besar kecilnya bahan
Ukuran bahan juga mempengaruhi cepat atau tidaknya proses
pengomposan. Bahan yang berukuran besar lebih sulit dihancurkan
dibanding bahan berukuran kecil. Bahkan, bahan yang tidak dibantu manusia
untuk hancur terlebih dahulu tidak bisa melalui proses pengomposan. Oleh
karena itu manusia diharapkan untuk menghancurkan atau memotong
bahan menjadi ukuran kecil.
3. Jumlah obat pengurai kompos
Dalam proses pengomposan, obat-obatan juga sangat dibutuhkan agar
proses penguraian semakin cepat. Perbedaan jumlah penggunaan obat akan
mempengaruhi kecepatan terurainya bahan organik itu. penggunaan obat itu
mendatangkan mikroba yang berbeda-beda ke proses pengomposan.
Semakin banyak mikroorganisme yang menguraikan kompos, semakin lekas
pula pepengomposan selesai (Soeryoko, 2011).

 Faktor yang menghambat pengomposan

1
Faktor yang menghambat pengomposan Proses pengomposan sangat
membutuhkan kehadiran oksigen. Oleh karena itu, bahan baku aku di larang
untuk terkontaminasi oleh air hujan. Air hujan dapat menghilangkan
kandungan Oksigen yang ada di di bahan kompos. Dengan kata lain, bahan
kompos juga tidak diizinkan untuk dicuci. Selama proses pengomposan, air
juga harus dihindari agar tidak menciprat ke bahan yang sedang diurai.
Apabila bahan itu tidak sengaja tersentuh air, proses pembusukan akan
semakin lama bahkan gagal (Djaja, 2008)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompos adalah bahanorganik yang dibiarkan terurai di area yang terlindung
dari sinar matahari dan hujan. Jika area menjadi terlalu kering, air
disemprotkan di atasnya untuk meningkatkan kelembapan. jenis dan ukuran
bahan baku, aerasi, kelembaban, suhu, mikroba, dan aktivator merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengomposan. Salah satu parameter
yang mempengaruhi efektivitas proses pengomposan adalah ukuran bahan baku
dan kadar air. Air diperlukan selama proses pengomposan karena jumlah air
berdampak pada suhu dan laju dekomposisi kompos.
Penggunaan gula pasir berpengaruh signifikan terhadap waktu pengomposan,
dengan menggunakan gula pasir proses pengomposan akan berlangsung lebih
cepat.
Mikroorganisme kering hadir dalam larutan EM4 ini. Sekitar 80 genera
mikroorganisme kering dapat ditemukan di EM4. Mikroba ini dipilih karena
dapat memfermentasi bahan organik secara efisien.

B. Saran
1. Potong bahan organik menjadi ukuran yang lebih kecil untuk mempercepat
proses penguraian. Potongan kecil akan memperluas permukaan yang
terpapar oleh mikroorganisme pengurai.

1
2. Jangan masukkan bahan-bahan seperti plastik, logam, atau bahan kimia
berbahaya ke dalam kompos. Ini dapat mencemari dan merusak proses
pengomposan.
3. Pilih lokasi yang terbuka, terkena sinar matahari, dan memiliki akses yang
mudah. Pastikan juga tempat tersebut tidak dekat dengan saluran air atau
sumur.

Anda mungkin juga menyukai