Anda di halaman 1dari 33

PEMANFAATAN DEDAK PADI DAN LIMBAH TERNAK

KAMBING SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK


ORGANIK BOKASHI

Di Susun Oleh :
Ely Rahmawati
(0077498926)

Kelas : XI MIPA 1

MAN 1 KONAWE
TAHUN AJARAN 2021/2021

1
ABSTRAK

Kelangkaan pupuk kimia (anorganik) menjadi satu masalah yang di hadapi petani,
tanaman padi kehilangan sumber vitamin dan padi yang di hasilkan pun kurang
bagus, ini diakibatkan dari petani yang sudah ketergantungan oleh pupuk
berbahan kimia dengan alasan mudah didapatkan sebelumnya dan praktis,
sehingga jika terjadi kelangkaan pupuk maka mereka susah untuk bercocok
tanam. Desa Anggohu merupakan salah satu desa di Kecamatan Toungauna Utara
Kabupaten Konawe, yang memiliki 3 dusun, 3 RW dan 8 RT dengan total luas
wilayah desa adalah ± 5 km2. Mata pencaharian masyarakat Desa Anggohu
secara umum adalah petani yang mengelola lahan pertanian yang bersifat
musiman. Lahan pertanian dimanfaatkan untuk penanaman tanaman padi dan
tanaman hortikultura. Secara khusus hampir 92% pekerjaan masyarakat adalah
petani, yang menghabiskan sebagian besar waktunya disawah pada saat musim
penghujan datang sedangkan pada musim kering, petani menanam tanaman
hortikultura dengan bantuan pengairan. Selain usaha pertanian, masyarakat Desa
Anggohu juga memeliharan ternak kambing dan sapi sebagai usaha sampingan
dengan sistem pemeliharaan yang dilakukan secara semi intensif. System
pemeliharaaan ternak yang dilakukan oleh masyarakat yaitu ternak dalam kandang
sehingga kotoran ternak terkumpul. Feses yang tertampung belum dimanfaatkan
secara baik. Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat
menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan
organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme,
dedak padi dan sekam padi. Pematangan pupuk bokhasi akan beberapa hari terjadi
setelah bahan-bahan organik di fermentasi diurai oleh bakteri. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menjawab kelangkaan pupuk berbahan kimia dengan uji coba
membuat pupuk organik bokashi, dengan memanfaatkan limbah ternak kambing
dan limbah pertanian berupa dedak padi yang berbentuk suatu eskperimen.

Kata Kunci : Pupuk Bokashi, Dedak Padi, Limbah Ternak Kambing,Tanaman.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan
Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu
menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan
Limbah Dedak Padi dan Limbah Ternak Kambing Sebagai Bahan
Pembuatan Pupuk Organik Bokashi”.
Dalam menyusun proposal ini, tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan
semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Hermi Irawati, S.Ag.,M.Pd selaku guru bahasa indonesia, atas
semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan proposal ini.
2. Tokoh masyarakat dan para petani atas bantuan finansial untuk
menyelesaikan proposal ini.
3. Teman-teman siswa MAN 1 Konawe yang telah memberikan
semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan proposal
ini.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan Karya Tulias Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Unaaha, 11 Maret 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang......................................................................................................
B Rumusan Masalah.................................................................................................
C Tujuan Penelitian..................................................................................................
D Manfaat Penelitian................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A Definisi Pupuk Organik.......................................................................................
B Jenis-Jenis Pupuk Organik....................................................................................
C Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik............................................................
D Bahan Pembuatan Pupuk Organik
E Definisi Fermentasi..............................................................................................

BAB III METEODEOLOGI PENELITIAN


A Metode Penelitian...............................................................................................
B Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................
C Subjek dan Objek Penelitian...............................................................................
D Teknik dan Pengumpulan Data...........................................................................
E Rancangan Penelitian..........................................................................................
1. Alat dan Bahan...........................................................................................
2. Prosedur Kerja............................................................................................
F Prosedur Penelitian.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pupuk organik sudah lama dikenal oleh manusia yakni sejak ilmu
bercocok tanam diterapkan oleh nenek moyang kita. Pada saat itu semuanya
dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah.
Sejalan dengan perkembangan ilmu identifikasi lahan pupuk mengalami
peningkatan.
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak pernah lepas dari
peranan pupuk baik pupuk organik maupun pupuk berbahan kimia (anorganik).
Sektor pertanian masih menjadi sektor andalan pangan dalam jumlah yang cukup
besar di bandingkan dengan sektor-sektor lainnya yang ada di Indonesia.
Pertanian berperan penting dalam keberlangsungan hidup suatu negara. Selain itu,
pertanian sebagai aspek penting dalam mendukung keanekaragaman pangan di
suatu negara (Muchlicin,2016).
Padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak di budidayakan di
Indonesia,terutama di Kabupeten Konawe yang merupakan Lumbung Pangan
dari 17 Kabupeten dan Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara,dan
Kecamatan Tongauna Utara adalah Kecamatan dengan hamparan terluas untuk
pembudidaya padi sawah dengan luas areal persawah lebih kurang 3200 Ha yang
terletak di 10 Desa dan terbagi kedalam 136 kelompok tani. Bahkan untuk
mendukung sebagai daerah dengan areal persawahan terluas maka pemerintah
daerah Kabupaten Konawe merancangkan program 1 Juta ton gabah dalam Visi
Misi Pemda Konawe.
Tanaman padi di budidayakan sebagai penghasil beras dan dijadikan bahan
pangan pokok oleh masyarakat Indonesia. Pengelolaan padi menjadi beras
menghasilkan sisa samping hasil penggilingian salah satunya berupa dedak,
kebanyakaan petani memanfaatkan dedak padi tersebut sebagai pakan ternak
karena kandungan pada dedak cukup tinggi, mudah di peroleh,dan penggunaannya
tidak bersaing dengan manusia.

5
Masyrakat di Kecamatan Tongauna Utara khususnya Desa Anggohu tidak
hanya menanam padi sebagai sumber mata pencaharian mereka mengingat bahwa
lamanya waktu pertumbuhan padi di mulai dari menanam hingga panen. Untuk itu
para petani mencari penghasilan sampingan seperti berternak, salah satunya yaitu
ternak kambing. Kambing merupakan hewan mamalia yang masuk dalam
golongan herbivora, setiap hari tentu kambing mengeluarkan limbah yang di
buang begitu saja karena aromanya yang mengaganggu masyarakaat
sekitar,Sebenarnya limbah ternak kambing memiliki sejuta manfaat jika
dimanfaatkan dengan baik, tetapi akibat dari pengetahuan yang minim membuat
limbah kambing dibiarkan begitu saja. Selain berternak ada juga yang
memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah mereka untuk ditanami sayur-
sayuran. Ini semua mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka. Namun banyak masalah yang mereka hadapi terutama langka dan
mahalnya pupuk berbahan kimia(anorganik) menjadi salah satu masalah yang
mereka hadapi, sehingga mereka sulit dalam bercocok tanam karena pupuk
mengandung vitamin yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Saat ini petani sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia untuk
meningkatkan hasil usaha taninya. Padahal penggunaan pupuk kimia secara terus-
menerus akan mengganggu keseimbangan sifat tanah, sehingga tanah semakin
liat, tandus, sulit diolah, dan produktivitasnya semakin menurun.
Untuk menyiasati hal ini, biasanya petani terus menambah jumlah pupuk
kimia yang akan diaplikasikan ke tanaman, yang justru mengakibatkan kondisi
tanah semakin kritis. Akibatnya, dari tahun ke tahun penggunaan pupuk kimia
semakin bertambah. Hal ini tentu saja menambah beban biaya bagi petani. Untuk
itu, saat ini pemerintah giat mensosialisasikan penggunaan pupuk organik, yaitu
pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik (sisa-sisa makhluk hidup) dengan
kandungan unsur hara yang terkandung secara alami yang disebut Kompos.
Kompos dikenal pula dengan nama bokashi, yang merupakan singkatan dari
Bahan Organik Kaya Sumber Hayati. (Nurbani,2017)
Jika diamati sebenarnya padi merupakan jenis tanaman multifungsi, dimana
padi menghasilkan beras yang menjadi kebutuhan pokok, kulit padi yang berupa

6
serbuk disebut dengan dedak, dan kulit kasar atau sekam. Namun pengetahuan
yang kurang membuat para petani kurang mengetahui manfaat padi secara
keseluruhan.
Disini penulis akan memberitahukan hasil dari manfaat sisa samping
penggilingan padi yang di sebut dedak, dan mengolahnya dengan memanfaatkan
limbah ternak kambing sebagai pupuk organik bokashi yang manfaatnya tidak
kalah jauh dari pupuk berbahan kimia (anorganik) bagi kesehatan tanaman
sayuran, dengan menggunakan metode fermentasi.
Kalau dimanfaatkan dengan baik dedak padi dan limbah ternak dapat
menjadi ladang usaha baru yang bisa menambah penghasilan para petani padi,
karena dedak padi dapat dimanfaatkan sebagai produk turunan, salah satunya
sebagai Pupuk Organik bokashi. Dan limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk
pertumbuhan tanaman karena kaya akan nutrisi dan berbagai kandungan zat nya.
Pada proses pembuatan pupuk dedak dan limbah ternak berfungsi sebagai sumber
makanan bakteri dan sebagai bahan tambahan untuk menghasilkan kompos yang
berkualiats.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat Pupuk Organik Bokashi dari Dedak Padi dan
Limbah Ternak?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan peneletian ini adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat
khususnya para petani cara memanfaatkan dedak padi dan limbah ternak
kambing sebagai Pupuk Organik Bokashi.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoristis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca khususnya para petani tentang manfaat yang terdapat dalam limbah
penggilingan padi atau dedak padi dan limbah ternak kambing sehingga dapat

7
diolah menjadi Pupuk Organik Bokashi, serta juga diharapkan dapat menjadi
sarana penggunaan pupuk alternatif untuk menanggulangi permasalah para petani
sayur atas kelangkaan pupuk kimia kedepannya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada
dedak padi dan limbah ternak kambing sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
Pupuk Organik Bokashi
b. Bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian, hasil penelitian di
harapkan dapat memberi informasi tentang pemanfaatan limbah penggilingan padi
atau dedak padi dan limbah ternak kambing sebagai alternatif Pupuk Organik,
pengganti pupuk berbahan kimia.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pupuk Organik


Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik baik
tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak yang di urai
(dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang di butuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik dapat
meningkatkan anion-anion utama untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat,
fosfat, sulfat, borat, dan klorida dan meningkatkan ketersediaan hara mikro untuk
kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika, kimia, biologi tanah ( Lestari,
2015).
Menurut Hadisuwito dan Sukamto dalam oktavia (2015) pupuk organik
berdasarkan bentuk dan strukturnya dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk
organik padat dan pupuk organik cair.
Pupuk organik mengandung asam fomat dan asam folat serta zat pengantur
tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman ( Supartha, 2012).
Frekuensi pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil
produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang tepat mempercepat
laju pembentukan daun. Penggunaan pupuk mampu menjadi solusi dalam
mengurangi aplikasi pupuk buatan yang berlebihan dikarenakan adanya bahan
organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi
dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel, meninhkatkan kapasitas
menahan air, mencegas erosi dan longsor, dan merevitalasi daya olah tanah
(Kelik,2010).

B. Jenis-Jenis Pupuk Organik dan Kegunaannya

9
Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya
berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 2 Tahun 2006).
Ada beberapa jenis pupuk organik diantaranya
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa
kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine).
Itulah itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat dan cair.
Pupuk kandang yang digunakan petani merupakan campuran dari kotoran
padatan, air kencing, amparan dan sisa pakan.
b. Pupuk Hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah
hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu
yang masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur
lainnya kedalam tanah, terutama nitrogen (Lingga & Marsono, 2013).
c. Kompos (Bokashi)
Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang
dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman
maupun hewan). Kompos dikenal pula dengan nama bokashi, yang merupakan
singkatan dari Bahan Organik Kaya Sumber Hayati. Proses pembuatan kompos
dapat berjalan secara aerob maupun anaerob yang saling menunjang pada kondis
lingkungan tertentu. Pengomposan merupakan salah satu alternatif pengolahan
limbah padat organik yang banyak tersedia disekitar kita. Dari sisi kepentingan
lingkungan, pengomposan dapat mengurangi volume sampah dilingkungan kita,
karena sebagian besar sampah tersebut adalah sampah organik.

C. Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik

10
Pupuk organik adalah pupuk yang diperolah dari pelapukan dan penguraian
bahan organik yang ada di alam, contohnya pupuk kandang, pupuk kompos, dan
pupuk hijau.
Pupuk anorganik adalah sebutan bagi pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik
pupuk, dengan cara mengambil (menambang) bahan-bahan mineral seperti
Natrium nitrat dari alam, kemudian diolah dan di proses untuk dikemas dalam
kadar hara tertentu. Contohnya, Pupuk UREA, ZA, SP36, dan lain-lain

D. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik


Sama seperti pupuk kimia, pupuk organik sekalipun memiliki kelemahan. Oleh
karena itu, sebelum menggunakannya, kita perlu mengetahui kelebihan
dan kekurangan pupuk organnik. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan
yang patut diketahui.

a. Kelebihan

Pupuk sering digunakan sebagai pupuk dasar yang diberikan sebelum


tanaman organik ditanam di lahan. Pupuk tersebut terbuat dari bahan yang
dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.

Kelebihan pupuk organik yang paling terkenal adalah memperbaiki


struktur tanah. Sementara itu, tugas utama dari pupuk organik adalah menjadi
sumber makanan bagi tanaman agar mampu tumbuh dengan baik dan
menghasilkan buah. Pupuk dapat mengembalikan sifat tanah, baik secara kimiawi,
fisik, maupun biologi. Penggunaan pupuk organik juga dapat meningkatkan daya
serap tanah terhadap udara.

Pemberian pupuk dapat meningkatkan kehidupan organisme di tanah


organik. Kandungan unsur hara di dalam pupuk, baik makro maupun mikro
terbilang cukup lengkap. Harga pupuk cukup murah, apalagi jika di daerah
tersebut menyediakan sumber bahan baku pembuatan pupuk organik, seperti
limbah pertanian, perkebunan, pertanian, dan lain-lain.

b. Kekurangan

Pupuk organik tidak bisa digunakan dalam jumlah yang sedikit. Anda
harus menggunakannya hingga berton-ton kebutuhan satu hektar lahan,
bergantung pada kondisi tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam. Banyaknya
jumlah pupuk yang dibutuhkan sering membuat petani kesulitan mencari
penyuplai pupuk organik dalam besar.

11
Penggunaan yang dilakukan dalam jumlah besar dilakukan karena
kandungan unsur hara di dalam pupuk tidak begitu banyak. Untuk memenuhi
kebutuhan seluruh unsur hara tanaman, jumlah yang digunakan harus
besar. Selain itu, cukup sulit menentukan hara yang ada di dalamnya dengan
takaran pemupukan.

Penggunaan pupuk organik juga dianggap kurang praktis karena yang


terlalu besar dan kotor. Tak heran, masih banyak petani yang sulit berpindah
menggunakan pupuk organik.

(https://www.pertanianku.com/kelebihan-dan-kekurangan-pupuk-organik/,
diakses pada14 Mei 2022)

E. Bahan Pembuatan Pupuk Organik


a. Limbah Ternak Kambing
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah XII hewan, pengolahan produk ternak,
dan lain-lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses,
urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk,
isi rumen, dll (Sihombing, 2000).
Menurut Soehadji, macam-macam limbah peternakan meliputi semua
kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah
padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan.
Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam
fase padat (ternak yang mati, kotoran ternak, atau isi perut dari pemotongan
ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase
cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas
adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.

b. Dedak
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari
lapisan luar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras. Proses
pengelolahan gabah menjadi beras akan menjadi dedak padi kira-kira sebanyak
10% pecahan-pecahan beras atau menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam
20 % dan berasnya sendiri 50%.

12
Menurut National Research Council (1994) dedak padi mengandung
energi metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar 12,9%, lemak 13%, serta
serat kasar 11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,22%, Mg 0,95 %, serta kadar air 9%
( Dewan standarisasi Nasional , 2001).
Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai ciri fisik seperti baunya
khas, tidak tengik, teksturnya halus, lebih padat dan mudah di genggam karena
mengandung kadar sekam yang rendah, dedak yang seperti ini mempunyai nilai
nutrisi yang berkualitas tinggi (Rasyaf, 2002).

c. Arang Sekam
Sekam padi yang merupakan salah satu produk sampingan dari proses
penggilingan padi, selama ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan
secara optimal. Sekam padi biasanya hanya digunakan sebagai bahan pembakar
bata merah atau dibuang begitu saja. Padahal dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa abu sekam padi banyak mengandung silica
(Pamalia, 2008).
Abu sekam padi merupakan bahan buangan dari padi yang mempunyai
sifat khusus yaitu mengandung senyawa kimia yang dapat bersifat pozolan,yaitu
mengandung silika (SiO2). Nilai paling umum kandungan silika dari abu sekam
adalah 94 -96 % dan apabila nilainya mendekati atau di bawah 90 % kemungkinan
disebabkan oleh sampel sekam yang telah terkontaminasi dengan zat lain yang
kandungan silikanya rendah (Sayyidatul, 2010).
Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang
sekam dibuat dari pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi.
Bahan baku arang sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat
penggilingan beras. Pemanfaatan sekam padi sebagai tambahan atau campuran
media tanam memiliki berbagai kelebihan, antara lain karena harga sekam padi
murah dan mudah di dapat, mudah dalam pembuatan dan biaya pembuatan murah,
pemanfaatan limbah pertanian, arang sekam mudah menyerap air, arang sekam
mudah menyimpan oksigen yang baik untuk akar (Purnomo, 2014).

13
d. Mikro Organisme penghancur/pengurai
Dalam pembuatan pupuk organik perlu adanya proses penguraian agar dapat
bercampur dengan bahan lainnya secara cepat dan dapat meningkatkan kualitas
pupuk organik tersebut. Untuk itu bahan pengurai pupuk organik tersebut adalah
Mikro Organisme Lokal (MOL). Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah
sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai starter dalam penguraian,
fermentasi bahan organik padat maupun cair.
Secara umum, mikroba yang terkandung dalam MOL adalah sebagai
berikut:
a) Bakteri fotosintetik : bakteri bebas yang mensintesis senyawa nitrogen, gula
dan subtansi bioaktif lainnya. Hasil metabolit yang diproduksi dapat diserap
langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangan
mikrooganisme yang menguntungkan.
b) Lactobacillus sp.

MOL dapat dibuat dengan menggunakan bahan alternatif, yakni dengan


menggunakan tapai, nasi basi, air rebusan kedelai, batang pisang, kotoran ternak,
dan lain sebagainya.

e. Air gula
Larutan gula berfungsi untuk memeperoleh energi bagi
perkembangbiakan jumlah EM yang diaktifkan selama proses pembuatan kompos
(Witono, 2016).

f. Air cucian beras


Air cucian Beras menyimpan banyak nutrisi yang berguna untuk menyuburkan tanaman.
Air cucian beras mengandung banyak nurtisi penting bagi tanaman sekaligus mengandung bakteri
baik. Air beras mengandung 90% karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin,
alanin dan gibbereline pada tanaman, mengandung vitamin B1, vitamin K, protein, besi, kalsium,
fosfor, boron dan juga nitrogen. Air cucian beras akan membantu beberapa hormon yang ada
pada tanaman sehingga bisa merangsang pertumbuhan pucuk daun, membawa makanan ke

14
seluruh sel pada daun dan batang serta masih banyak kegunaan lain dari air beras untuk tanaman
seperti yang akan kami ulas berikut ini.

1. Mengandung Zat Pati.


2. Menghambat Pertumbuhan Patogen.
3. Mengurangi Syok Transplantasi.
4. Sumber Energi.
5. Membantu Proses Fotosintesis.
6. Mencegah Tanaman Layu.
7. Mempercepat Pertumbuhan Bunga.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76293/Pupuk-Organik-Cair--
POC--Dari-Air-Cucian-Beras/, di akses pada 10 Mei 2022

E. Definisi Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dengan
keadaan anaerobik (tanpa oksigen) yang menghasilkan perubahan biokimia
organik melalui aksi enzim. Proses fermentasi dalam pembuatan pupuk organik
merupakan proses penguraian atau perombakan bahan organik yang dilakukan
dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme fermentatif yang disebut
bioaktivator.Fermentasi dilakukan secara anaerob dengan lama waktu lebih
kurang 15 hari.

15
BAB III
Metode Penelitian
A. Metode Penelitian
Jika dilihat dari pelaksanaanya penelitian ini merupakan penelitian ini
disebut penelitian observasi/pengamatan. Sedangkan bila ditinjau dari segi
pembuatan pupuk organiknya maka penelitian ini di sebut penelitian dengan
metode eksperimen dengan variabel bebas berupa dedak padi dan limbah ternak,
dan variabel terikat yakni pembuatan pupuk organik bokashi.

B. Waktu dan tempat


Penelitian ini di lakasanakan pada bulan Maret- Mei 2022. Bertempat
dirumah peneliti di Desa Anggohu Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten
Konawe.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah para petani di Desa Anggohu,
Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe dengan objek penelitian berupa
dedak padi dan limbah ternak.

D. Teknik dan Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian peneliti menggunaka beberapa metode
pengumpulan data diataranya :
1. Metode Observasi

16
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku
objek sasaran.
Menurut Sutrisno Hadi metode observasi diartikan sebagai pengamatan,
pencatatan dnga sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Pengamatan
(observasi) adalah metode pengumpulan data dimana penelitian atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian. Dari pengertian di atas metode observasi dapat dimaksudkan suatu cara
pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa
yang ada dilapangan.

2. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban di berikan oleh yang di wawancara.

E. Rancangan Percobaan Membuat Pupuk Organik


1. Alat dan Bahan
No Nama Alat/Bahan Fungsi/Kegunaan
1. Dedak padi Sebagai media untuk
perkembangbiakan mikroba
2. Limbah ternak Untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan dan
meningkatkan produksi
tanaman
3. Mikro Organisme Lokal (MOL) Sebagai pengurai bahan organik
menjadi kompos yang berguna
memberikan nutrisi (vitamin)
bagi tanah agar tetap subur.
4. Arang sekam Untuk memperbaiki sifat tanah
dan membantu mengikat unsur
nitrogen, fosfor, dan kalium

17
(NPK) dalam tanah.
5. Air cucian beras Sebagai sumber energi
mikroorganisme untuk
membantu proses
pengomposan.
6. Air gula Sebagai penyubur tanah dan
membantu dalam proses
fermentasi.
7. Ember/wadah berwarna hitam Sebagai tempat untuk
mencampur bahan-bahan dan
sebagai tempat fermentasi

2. Prosedur Kerja
Adapun Prosedur kerja pembuatan pupuk organik dari bahan dedak padi dan
limbah ternak adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Masukkan dedak padi, MOL, air cucian beras, air gula ke dalam wadah dan
campur/aduk hingga rata.
3. Campurkan limbah ternak dan arang sekam, lalu campur sedikit dengan
campuran dedak padi tadi.
4. Fermentasikan semua bahan yang sudah dicampur tadi selama lebih kurang
14 hari.
5. Masukkan ke dalam wadah dan siap untuk di tanami tanaman.
6. Sisa hasil fermentasi campuran dedak dapat di berikan dengan cara di siram
ke tanaman setiap 2 minggu sekali tergantung dengan jumlah dan ukuran
tabletnya.

F. Prosedur Penelitian
Dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam pencapaian tujuan
penelitian, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi lapangan tentang kelangkaan pupuk ditempat peneliti.

18
2. Membuat pupuk organik dengan memanfaatkan limbah penggilingan padi
berupa dedak padi dengan limbah ternak sebagai bahan dalam pembuatan
pupuk organik.
3. Mengaplikasikan pupuk organik tersebut ke tanaman dan mengamati
kesuburan tanaman tersebut sebagai objek penelitian.
4. Mendokumentasikan tingkat kesuburan tanaman dengan menggunakan
pupuk organik tersebut dan membandingkan dengan menggunakan pupuk
yang berbahan kimia.
5. Menganalisis hasil pengamatan tersenbut.

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Cara Pembuatan
a. Alat dan bahan
1. Ember
2. Limbah ternak kambing
3. Dedak padi
4. Air Cucian beras
5. Air gula ( air kelapa)
6. Mikro Organismi Lokal

b. Cara Pembuatan
1. Campurkan arang sekam dan limbah ternak kambing secara
merata.
2. Campurkan Mikro Organisme Lokal dan air gula lalu
campurkan/siram kelimbah ternak kambing secara merata.
3. Campurkan dedak padi ke limbah ternak kambing yang telah di
campur tadi hingga merata keseluruhan.
4. Siramkan air cucian beras dan air gula sedikit demi sedikit ke
limbah ternak yang telah di campur tadi hingga merata keseluruhan
hingga memiliki tekstur tidak lembek ataupun menggumpal.

20
5. Simpan limbah ternak kambing didalam wadah/ember berwarna
hitam atau lainnya dan tutup hingga tidak ada celah untuk udara
masuk.
6. Fermentasikan limbah ternak kambing tadi selama lebih kurang 14
hari atau lebih maksimal 21 hari pada suhu kamar.
7. Selama proses fermentasi berlangsung wajib untuk penutup wadah
dibuka setiap 3 hari sekali dan diaduk sedikit demi sedikit agar
dapat menguap.
8. Setelah 14 hari atau lebih pupuk tersebut dapat digunakan.
9. Pupuk dari limbah ternak kambing dapat di gunakan/di katakan
berhasil apabila dalam waktu yang telah di tentukan pupuk
berwarna kehitaman, tidak berbau, dan buliran-buliran ternak
kambing tersebut sudah tidak mengeras lagi/lunak.

2. Penggunaan Pupuk Organik Bokashi


Pupuk Bokashi adalah pupuk yang dihasilkan dari fermentasi
bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran
hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan
bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi.
( Nur Safriati,SP,2019)
Pupuk organik memiliki manfaat untuk memperbaiki struktur tanah
yang sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia
terus-menerus. Selain itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan
serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan setelah
bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami
semacam bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis
kecil, namun lengkap unsur makro dan mikronya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal
10 Mei 2022, bertempat di desa Anggohu, kec. Tongauna Utara, Kab.
Konawe, kepada salah satu petani bernama Jarwo yang menggunakan
pupuk organik bokashi, beliau mengatakan bahwa penggunaan pupuk

21
organik bokashi dapat meningkatkan produktivitas dari lahan pertanian,
memudahkan pengolahan lahan karena tanah semakin baik, menjaga
kelembaban dari tanah sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan
struktur tanah pada tanaman, dan kandungan nutrisi lebih lengkap dan
lebih banyak karena tidak mengandung zat berbahan kimia.
Tak lupa beliau juga menambahkan kekurangan dari pupuk organik
bokashi. Beliau mengatakan penggunaan pupuk organik bokasi kandungan
unsur haranya sulit di prediksi, respon tanaman terhadap pupuk organik
bokashi lebih lambat ( slow release).

B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukannya ekperimen pembuatan pupuk organik
bokashi dengan memanfaatkan limbah ternak kambing dan dedak padi, maka
peneliti mengambil beberapa tanaman sebagai uji coba penggunaan pupuk
organik bokashi tersebut, diantaranya tanaman tersebut adalah tanaman
terong, paria, dan bawang daun.
Dari hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik
bokashi pada tanaman yang telah di uji oleh peneliti di peroleh hasil sebagai
berikut :
a. Pemberian Pupuk Organik Bokashi Di Umur 7 Hari

No Jenis Pupuk Yang Umur Tinggi Lebar Daun


Tanaman Di Gunakan Rata-Rata
1 Terong Pupuk Organik 7 hari 13 cm 7 cm
Bokashi
2 Bawang Pupuk Organik 7 hari 18 cm -
Daun Bokashi
3 Paria Pupuk Organik 7 hari 20 cm 2 cm
Bokasi

b. Pemberian Pupuk Non Organik Di Umur 7 Hari

22
No Jenis Pupuk Yang Umur Tinggi Lebar Daun
. Tanama Di Gunakan Rata-Rata
n
1. Terong Pupuk Non- 7 hari 15 cm 10 cm
Organik
2. Bawang Pupuk Non- 7 hari 18 cm -
Daun Organik
3. Paria Pupuk Non- 7 hari 23 cm 5 cm
Organik

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa pengaruh


penggunaan pupuk organik bokashi selama 7 hari terhadap tanaman yang
telah di uji tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

c. Pemberian Pupuk Organik Bokashi Di Umur 14 Hari

No Jenis Pupuk Yang Umur Tinggi Lebar Daun


. Tanaman Di Gunakan Rata-Rata
1. Terong Pupuk 14 hari 25 cm 14 cm
Organik
Bokashi
2. Bawang Pupuk 14 hari 25 cm -
Daun Organik
Bokashi
3. Paria Pupuk 14 hari 28 cm 7 cm
Organik
Bokashi

d. Pemberian Pupuk Non Organik di umur 14 hari

No Jenis Pupuk Yang Umur Tinggi Lebar Daun

23
Tanaman Di Gunakan Rata-Rata
1. Terong Pupuk Non 14 hari 29 cm 16 cm
Organik
2. Bawang Pupuk Non 14 hari 25 cm -
Daun Organik
3. Paria Pupuk Non 14 hari 30 cm 7 cm
Organik

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa pengaruh


penggunaan pupuk organik bokashi selama 14 hari terhadap tanaman yang
telah di uji tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

Penggunaan pupuk organik bokashi tidak berpengaruh nyata dalam


tanaman (slow release) hal tersebut sangat wajar karena pupuk organik
bersifat voluminous karena kandungan haranya rendah, sehingga
memerlukan biaya tambahan untuk transportasi dan aplikasi kalau
mendatangkan dari tempat lain, inilah yang menyebabkan efek dari
penggunaan pupuk organik lambat, tidak seperti, pupuk anorganik yang
respon tanaman berlangsung cepat.

24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pembuatan pupuk organik bokashi dengan
memanfaatkan dedak padi dan limbah ternak kambing serta pengaruh pemberian
pupuk organik bokashi, dapat disimpulkan bahwa pembuatan pupuk organik
bokashi sangatlah mudah, pembuatan pupuk tersebut dapat dikatakan berhasil
apabila tidak memiliki bau, berwarna kehitaman, dan bertekstur gembur dan
pemberian pupuk tersebut terhadap tanaman yang telah diuji hasil tanamannya
tidak kalah jauh dari pertumbuhan tanaman dari pupuk non organik, serta
mampu meningkatkan pertumbuhan vegatatif tanaman dibandingkan dengan
tanaman tanpa perlakuan maupun pupuk rekomendasi (anorganik) Pemberian
pupuk organik bokashi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

B. Saran
Dari kesimpulan yang di peroleh dari penelitian maka peneliti menyarankan
bagi masyarakat terutama para petani , di sarankan untuk memanfaatkan pupuk
organik bokashi sebagai pengganti pupuk anorganik , walaupun pupuk organik
bokashi bersifat slow respon trhadap tanaman tetapi hasil yang tanaman yang di
peroleh tidak kalah jauh dari pupuk anorganik.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=847&Itemid=59. Diakses pada 21
Februari 2022
http://eprints.umm.ac.id/ pengertian pupuk organik. Di akses pada 22 Februari 2022
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pupuk-organik-84 - :~:text=Pupuk
%20organik%20didefinisikan%20sebagai%20pupuk,Menteri%20Pertanian%20Nomor

%202%20Tahun-peraturan Menteri Pertanian No.2 Tahun 2006. Di akses pada 24


Februari 2022
https://media.neliti.com-jenis-jenis pupuk organik. Di akses pada 24 Februari
2022
https://belajartani.com-perbedaanpupukorganikdananorganik. Di akses pada 24
Februari 2022
https://docplaayer.info- Manfaat dedakpadi Menurut National Researche Council
(1994), Dewan Standarisasi Nasional( 2001), Rasyaf(2002).
https://repository.unej.ac.id.Arang sekam: Pamalia (2008),Syaidatul
(2010),Purnomo(2014).
htpps://dpkp.jogjaprov.go.id.MikroOrganismeLokal. Diakses pada 24 Februari
2022
https://id.m.wikipedia.org.proses fermentasi. Di akses pada 9 Maret 2022
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76293/Pupuk-Organik-Cair--POC--
Dari-Air-Cucian-Beras/, di akses pada 10 Mei 2022

26
Manfaat dan cara pembuatan pupuk bokashi ( Nur Safianti,SP,2019)
Buku Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian.2006

Lampiran

Proses Pembuatan

Proses fermentasi

27
Pupuk dibuka pada hari 3 setelah di fermentasi

Pupuk setelah 14 hari fermentasi

28
Tanaman uji coba pupuk organik bokashi

Proses Pertumbuhan Tanaman Pupuk Organik Bokashi Di Umur 7 Hari

Tanaman terong di umur 7 hari

29
Tanaman paria di umur 7 hari

Tanaman Bawang Daun

Proses Pertumbuhan Tanaman Pupuk Non Organik Di Umur 7 Hari

Tanaman Terong

30
Tanaman Bawang Daun

Tanaman Paria

Proses Pertumbuhan Tanaman Pupuk Organik Di Umur 14 hari

Tanaman Terong Tanaman Bawang Daun

31
Tanaman Paria

Proses Pertumbuhan Tanaman Non Organik di Umur 14 hari

Tanaman Terong Tanaman Bawang Daun Tanaman Paria

Proses Penelitian
penggunaan pupuk
organik dan non organik
terhadap tanaman

32
Proses wawancara kepada bapak Jarwo pada tanggal 10 Mei 2022

33

Anda mungkin juga menyukai