Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Geografi Pertanian.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Geografi Pertanian.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini banyak pihak
yang turut membantu. Maka dari itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moral
maupun material;
2. Prof. Dr. Dede Rohmat, Ir. M. T , sebagai dosen pengampu dari mata kuliah
Geografi Pertanian.
3. Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd, sebagai dosen pengampu dari mata kuliah
Geografi Pertanian.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Bandung, Juni 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................. 2

1
BAB I...................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang..................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................ 5
1.4. Manfaat........................................................................................... 6
BAB II..................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 7
2.1. Pertanian dalam arti luas......................................................................7
2.2. Pengertian Pertanian Dalam Arti Sempit (Agronomy)...................................8
2.3. Syarat tumbuh tanaman.......................................................................8
2.4. Pengertian Usaha tani........................................................................10
2.5. Gambaran usahatani di Indonesia.........................................................10
2.6. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani..................................11
2.7. Klasifikasi Usahatani........................................................................13
2.8. Struktur usahatani............................................................................ 14
2.9. Corak usahatani...............................................................................14
2.10 Bentuk usahatani..............................................................................15
BAB III.................................................................................................. 18
METODE PENELITIAN.............................................................................18
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................18
3.2. Metode Penelitian............................................................................ 20
3.3. Populasi dan Sampel.........................................................................21
3.4. Teknik Pengambilan Data...................................................................21
3.5. Alat Pengambilan Data......................................................................22
3.6. Teknik Pengolahan Data....................................................................22
3.7. Teknik Analisis Data.........................................................................23
3.8. Alur Pemikiran................................................................................ 23
BAB IV.................................................................................................. 24
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................24
4.1. Kondisi pertanian di Desa Suntenjaya....................................................24
4.2. Pengelolaan hasil pertanian di PT. Momenta Agrikultura di Desa Cikahuripan..26
4.3. Pengelolaan hasil pertanian di PT. Bimandiri Agrosedaya...........................30
BAB V................................................................................................... 35

2
KESIMPULAN........................................................................................ 35
4.1 Simpulan....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................37

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Indonesia mempunyai sumberdaya alam yang
melimpah yang telah diberikan oleh Tuhan dengan berbagai macam
sumberdaya yang dapat di kelola dengan baik terutama sektor pertanian tidak
hanya itu kondisi Iklim dan musim pun sangat mendukung lahan serta tanah
yang ada di Indonesia dengan penyinaran matahari yang seimbang. Realita
seperti itu seharusnya Indonesia menjadi negara maju dengan ketahanan
pangan terbaik di dunia terutama sector pertanian. Namun kondisi tersebut
kini sudah jauh dari kata makmur bahkan tercukupi untuk kebutuhan di negeri
sendiri.
Melihat latar belakang geografis, sektor pertanian seharusnya menjadi
tumpuan hidup masyarakat Indonesia, namun kenyataannya sektor pertanian
tidak menjadi skala prioritas sehingga produktivitasnya tertinggal jauh
dibandingkan sektor lain. Bahkan dalam kehidupan modern dapat dilihat
bahwa orang tidak bangga menekuni bidang pertanian, karena memang profesi
ini dianggap sebagai kelompok yang inferior. Adanya anggapan bahwa petani
tidak inovatif, lamban serta tidak intelektual dalam arti tidak ingin menjadi
yang lebih maju, anggapan bahwa perekonomian perdesaan bersifat tertutup
serta usaha pertanian itu tidak komersial merupakan anggapan yang tidak
benar. Sektor pertanian merupakan sektor yang terbuka, komersian dan sangat
inovatif (Abdoel R Djamali, 2000: 2).
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik ) tahun 2016 angkatan kerja
petani masih mendominasi yakni sekitar 40%, namun di masa modern kini
pembangunan industri masih terus digalakan pemerintah maupun swasta yang
justru dapat menghilangkan jatidiri bangsa sebagai negara agraris.
Jawabarat sebagai provinsi dengan luas lahan pertanian lebih dari 50% tidak
hanya itu sector pertanian beras merupakan sector vital untuk memasok
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri tidak hanya sector
pertanian yang lain juga sangat mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.

4
Salahsatu sentra sektor pertanian yang banyak di produksi yakni di Kabupaten
Bandung Barat baik yang konvensional, trasisional sampai yang modern.
Praktikum matakuliah geografi pertanian yang dilakukan di Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dibagi kedalam tiga lokasi yakni
Desa Suntenjaya, Desa Cikahuripan dan Desa Kayuambon. Ketiga desa ini
masih banyak masyarakat yang memiliki mata pencharian sebagai petani, dan
tanaman yang mereka produksi adalah tanaman sayur-sayuran serta buah-
buahan tidak hanya itu pertanian lahan ternak juga banyak ditemukan di ketiga
desa tersebut. Ketiga wilayah tersebut didominasi oleh pertanian dengan
ketinggian rata-rata 1000mdpl dan wilayah tersebut berada di kaki
Pegunungan Bandung utara yakni Gunung Tangkubanparahu, Gunung
Burangrang dan Gunung Bukittunggul.
Oleh karena itu lokasi tersebut sangat cocok untuk penelitian praktikum
Geografi Pertanian dengan konsep serta vsistem yang sangat bervariatif antara
tradisional dan konvensional baik itu dikelola oleh masyarakat maupun
perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Setelah penulis menuliskan latar belakang yang menjelaskan problematika
pertanian secara umum. Maka dari itu rumusan masalah yang kami kaji dalam
praktikum geografi pertanian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi pertanian di Desa Suntenjaya ?
2. Bagaimana pengelolaan hasil pertanian di PT. Momenta Agrikultura di
Desa Cikahuripan?
3. Bagaimana pengelolaan hasil pertanian di PT. Bimandiri Agrosedaya?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, adapun
tujuan dari laporan penelitian praktikum yang kami lakukan yakni :
1. Mengetahui kondisi pertanian di Desa Suntenjaya
2. Mengetahui pengelolaan hasil pertanian di PT. Momenta Agrikultura di
Desa Cikahuripan
3. Mengetahui pengelolaan hasil pertanian di PT. Bimandiri Agrosedaya
1.4. Manfaat
Laporan ini di susun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun praktis. Secara praktis laporan ini berguna sebagai

5
pengembangan pertanian di Desa Suntenjaya, Desa Kayuambon dan Desa
Cikahuripan Kecamatan Lembang sedangkan secara teoretis laporan ini
diharapkan bermanfaat untuk :
Secara teoretis :
1) Penulis, sebagai wahana penambahan ilmu pengetahuan dan konsep
keilmuan khususnya Geografi Pertanian
2) Pembaca, sebagai media informasi dan bisa di gunakan sebagai dasar
pengembangan pertanian.
Secara praktis :
1) Bagi masyarakat, lebih mengedepankan untuk tetap menjaga
kelestarian alamsekitar baik dari segi lahan maupun dampak lainnya.
2) Bagi pengembang kebijakan, sebagai informasi untuk memilih lahan
dalam mengembangkan pertanian di sekitar kawasan lindung.
3) Bagi perusahaan, sebagai media untuk menegmbangkan kawasan
pertanian yang sifatnya tradisional ke konvensional akan tetapi harus
didukung dengan sumberdaya manusia yang baik dan tidak merusak
kawasan lingkungan pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian dalam arti luas


Pertanian dalam arti luas (Agriculture), dari sudut pandang bahasa
(etimologi) terdiri atas dua kata, yaitu agri atau ager yang berarti tanah
dan culture atau colere yang berarti pengelolaan. Jadi pertanian dalam arti
luas (Agriculture) diartikan sebagai kegiatan pengelolaan tanah.

6
Pengelolaan ini dimaksudkan untuk kepentingan kehidupan tanaman dan
hewan, sedangkan tanah digunakan sebagai wadah atau tempat kegiatan
pengelolaan tersebut, yang kesemuanya itu untuk kelangsungan hidup
manusia.
Adapun batasan atau definisi agriculture menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
1. Menurut Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya
kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan
sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan
oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan
tersebut. Dari batasan tersebut jelas bahwa untuk dapat disebut sebagai
pertanian perlu dipenuhi beberapa persyaratan:
a) adanya alam beserta isinya antara lain tanah sebagai tempat
kegiatan, dan tumbuhan serta hewan sebagai obyek kegiatan.
b) adanya kegiatan manusia dalam menyempurnakan segala sesuatu
yang telah diberikan oleh alam dan atau Yang Maha Kuasa untuk
kepentingan/ kelangsungan hidup manusia melalui dua golongan
yaitu tumbuhan/tanaman dan hewan/ternak serta ikan.
c) ada usaha manusia untuk mendapatkan produk/hasil ekonomis
yang lebih besar daripada sebelum adanya kegiatan manusia.
2. Menurut Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk produksi yang
khas, yang didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan tanaman dan hewan
dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi merupakan bisnis,
sehinggga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya.
3. Menurut Spedding (1979), pertanian dalam pandangan modern
merupakan kegiatan manusia untuk manusia dan dilaksanakan guna
memperoleh hasil yang menguntungkan sehingga hams pula meliputi
kegiatan ekonomi dan pengelolaan di samping biologi.
2.2. Pengertian Pertanian Dalam Arti Sempit (Agronomy)
Pengertian/batasan Agronomy menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:

7
1. Menurut Kipps (1970), Agronomy adalah: the study of applied of the
science of soil management and of the production of crops (studi
tentang aplikasi ilmu pengelolaan tanah dan produksi tanaman).
Dari batasan di atas jelas bahwa agronomy adalah ilmu yang
mempelajari tentang pengelolaan tanah untuk kehidupan tanaman
sehingga tidak termasuk kehidupan hewan. Oleh karena itu agronomy
cakupannya lebih sempit apabila dibandingkan dengan agriculture.
2. Menurut Samsu'ud Sadjad (1977), agronomy atau agronomi dari
bahasa berasal dari kata agros yang berarti lapang, dan nomos yang
berarti pengelolaan, sehingga agronomi berarti pengelolaan lapang
produksi dengan sasaran produksi fisik yang maksimum.
3. Menurut Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang mempelajari
segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan
budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum.
4. Menurut Sri Setyati Harjadi (1986), agronomi adalah ilmu yang
mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya
untuk memperoleh produksi yang maksimum.
2.3. Syarat tumbuh tanaman
Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan
secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab
setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Setiap jenis
tanaman membutuhkan syarat tumbuh yang berbeda satu jenis tanaman
dengan tanaman lainnya. Oleh sebab itu, maka kesesuaian tanah dan iklim
adalah penting untuk diketahui, karena merupakan faktor lingkungan
tumbuh tanaman yang sangat menentukan tanaman tersebut dapat tumbuh
baik dan tidak.
Pada dasarnya secara umum syarat tumbuh tanaman dapat
diringkas dengan suatu persamaan matematika, yaitu Y = f (T, L). Y
merupakan hasil total tanaman per satuan luas per satuan waktu, T
merupakan faktor teknologi budidaya tanaman, dan L merupakan faktor
lingkungan tumbuh tanaman. Kesemua faktor tersebut di lapangan akan
dapat berinteraksi membentuk suatu hasil tanaman secara optimal.
Apabila ada salah satu faktor saja yang diusahakan kurang memadai,
maka akan menghasilkan tanaman yang kurang memuaskan. Sebaliknya,

8
apabila faktor- faktor itu memadai diusahakan dengan baik, maka
menghasilkan hasil tanaman seperti yang diharapkan. Mwnurut (Prayitno,
1992) syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T)
meliputi:
1. jenis dan varietas tanaman
2. pengolahan tanah
3. pemupukan
4. pengelolaan air;
5. pengendalian hama, penyakit, dan gulma; dan
6. pola pertanaman/interaksi tanaman.
Sedangkan dari factor lingkungan (L) meliputi:
1. faktor biofisik (alam):
a) lahan,
b) iklim
c) faktor biologis
2. faktor sosial ekonomi:
a) pasar
b) tenaga kerja
c) modal

2.4. Pengertian Usaha tani


1. Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang
melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau secara khusus
dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu usahatani yaitu
menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha dalam
menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.
2. Menurut Mosher (1968), Usahatani merupakan pertanian rakyat dari
perkataan farm dalam bahasa Inggris.
Dr. Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau
sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan
oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau
manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk
produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang

9
dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan di atas tanah itu dan sebagainya .
3. Menurut Kadarsan (1993), Usahatani adalah suatu tempat dimana
seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur
produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan
tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ilmu usahatani adalah ilmu
terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan
sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar
diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
kerja,modal dan manajemen.
2.5. Gambaran usahatani di Indonesia
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil
karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang
meningkat
2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup
yang rendah
3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
4. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan
lainnya
2.6. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani
Menurut Tohir (1983), Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani
dapat diukur dari berbagai aspek. Ciri-ciri daerah dengan pertumbuhan dan
perkembangan usahatani, adalah :
1. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha tani atas asas
pengelolaan yang di dasarkan atas tujuan dan prinsip sosial ekonomi
dari usaha.Usaha pertanian atas dasar tujuan dan prinsip sosial
ekonomi yang melekat padanya, usaha tani digolongkan menjadi 3
(tiga) golongan, yaitu:
a) Usahatani yang memiliki ciri-ciri ekonomis kapitalis
b) Usahatani yang memiliki dasar ekonomis-sosialis-komunistis
c) Usaha tani yang memiliki ciri-ciri ekonomis
2. Tingkat pertumbuhan usahatani berdasarkan teknik atau alat
pengelolaan tanah. Menurut Hahn, kemajuan pertanian setelah tahap
hidup mengembara dilampaui dapat dipisah-pisahkan dalam beberapa

10
tingkat. Tiap tingkat memiliki ciri-cirinya sendiri. Tingkat-tingkat
seperti yang dimaksud adalah:
a) Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah secara
sederhana (dicangkul). Tingkat ini memiliki dua fase, yaitu fase
perkembangan pertanian yang belum kenal jenis tanaman-tanaman
gandum dan fase perkembangan pertanian yang telah mengenal
jenis-jenis tanaman gandum
b) Tingkat pertanian yang ditandai dengan pengelolaan tanah dengan
cara membajak. Van Der Kolf berkesimpulan, bahwa di Indonesia
kita akan menjumpai tingkatan-tingkatan yang dimaksud oleh
hahn.

Ciri tingkatan-tingkatan tersebut adalah:


Tingkat pertanian dengan pengolahan tanah secara mencangkul
dan pengusahaan jenis tanaman umbi-umbian.
Tingkatan pertanian dengan pengolahan tanah secara
mencangkul dan pengusahaan jenis tanaman bangsa gandum
sebagai tanaman utamanya.
Tingkatan pertanian yang ditandai dengan pengolahan secara
membajak dan penanaman jenis-jenis gandum sebagai tanaman
utamanya
3. Tingkat pertumbuhan usahatani di Indonesia berdasarkan kekuasaan
badan-badan kemasyarakatan atas pengelolaan usahatani. Menurut
para cendekiawan usaha tani di Indonesia itu mula-mula dilakukan
oleh suku dan kemudian digantikan dengan marga atau desa, famili
atau keluarga persekutuan-persekutuan orang dan akhirnya
perseorangan.
Berdasarkan kekuasaan badan-badan usahatani dalam masyarkat atas
besar kecilnya kekuasaan, maka usahatani dapat kita golongkan
sebagai berikut:
a) Suku sebagai pengusaha atau yang berkuasa dalam pengelolaan
usahatani
b) Suku sudah banyak kehilangan kekuasaannya dan perseorangan
nampak mulai memegang peranan dalam pengelolan usaha taninya.

11
c) Desa, marga, atau negari sebagai pengusaha usahatani atau masih
memiliki pengaruh dalam pengelolaan usahatani.
d) Famili sebagai pengusaha atau masih memiliki pengaruh dalam
pengelolaan usahatani.
e) Perseorangan sebagai pengusaha tani
f) Persekutuan adat sebagai pengusaha atau sebagai pembina
usahatani
4. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usahatani berdasarkan
kedudukan sosial ekonomis petani sebagai pengusaha. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan usaha tani dapat dilihat dari (a)
kedudukan struktural atau fungsi dari petani dalam usaha tani dan (b)
kedudukan sosial ekonomi dari petani dalam masyarakat.

2.7. Klasifikasi Usahatani


1. Pola usaha tani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah
lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh
sifat pengairannya, yaitu:
a) Sawah dengan pengairan tehnis
b) Sawah dengan pengairan setengah tehnis
c) Sawah dengan pengairan sederhana
d) Sawah dengan pengairan tadah hujan
e) Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
2. Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada
macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
a) Macam tipe usahatani :
Usahatani padi
Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
b) Pola tanam:
Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang
ditanam pada suatu lahan. Pola ini tidak memperkenankan
adanya jenis tanaman lain pada lahan yang sama. Jadi bila
menanam cabai, hanya cabai saja yang ditanam di lahan
tersebut. Pola tanam monokultur banyak dilakukan petani
sayuran yang memiliki lahan khusus. Jarang yang
melakukannya di lahan yang sempit. Pola tanam ini memang
sudah sangat mengacu ke arah komersialisasi tanaman. Jadi

12
perawatan tanaman pada lahan diperhatikan dengan sungguh-
sungguh (Nazaruddin, 1994)
Usahatani Campuran/tumpangsari
Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari
dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis
sayuran yang digabung bisa banyak variasinya. Pola tanam ini
sebagai upaya memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.
Tumpangsari juga dapat dilakukan di ladang-ladang padi atau
jagung, maupun pematang sawah. Pola tanam tumpangsari bisa
diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya tidak jauh
berbeda dengan tanaman berumur panjang yang nantinya
menjadi tanaman pokok (Nazarudin, 1994).
Pola tanam tumpangsari akan berhasil guna dan berdaya guna
apabila beberapa prinsip tidak ditinggalkan.
2.8. Struktur usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan.
Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (lokasi), tidak khusus
(berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau
lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada
pulayang disebutdengan Mix Farming yaitu manakala pilihannya antara
dua komoditi yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh:
1. Kondisi lahan
2. Musim/iklim setempat
3. Pengairan
4. Kemiringan lahan
5. Kedalaman lahan
2.9. Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain:
1. Nilai umum, sikap dan motivasi
2. Tujuan produksi
3. Pengambilan keputusan
4. Tingkat teknologi
5. Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
6. Derajat komersialisasi dari input usahatani
7. Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
8. Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat

13
9. Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
10. Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat
ekonomi
2.10 Bentuk usahatani
Bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani,
yaitu:
1. Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya
juga akan ditentukan oleh seseorang
2. Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan
dibagi berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil
usahatani kooperatif tersebut pembagian hasil dan program usahatani
selanjutnya atas
dasar musyawarah setiap anggotanya seperti halnya keperluan
pemeliharaan dan pengembangan kegiatan sosial dari kelompok
kegiatan itu antara lain: pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran
hasil dan lain-lain.
3. Pertanian Rakyat dan Perusahaan Pertanian
Di Indonesia, dikenal istilah perusahaan pertanian dan pertanian rakyat.
Perbedaan pokok antara keduanya, antara lain:
1. Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh
rakyat pada lahan/tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
makanan/ pangan dalam negeri.
Ciri-ciri pertanian rakyat adapun :
a) Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani rakyat
hidup dalam keadaan miskin. Dengan demikian modal yang
dimilikipun sedikit yang mengakibatkan, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana, akibat
dengan modal dan teknologi rendah itu menghasilkan hasil
pertanian yang rendah pula.
b) Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
Akibat keterbatasan modal, maka sistem yang digunakan untuk
bercocok tanam pun juga menjadi sederhana. Dengan modal yang
besar pada umumnya akan dapat menerapkan teknologi tinggi
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

14
c) Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Petani rakyat pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat
dijadikan bahan pangan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi
para petani yang secara umum dibawah garis kemiskinan. Tanaman
yang ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika
tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Selain itu
tanaman pangan memiliki sifat pasar yang inelastis, sehingga
produk pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak
dipengaruhi oleh harga.
d) Tidak Memiliki Sistem Administrasi yang Baik
Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa
membuat perkumpulan petani. Dengan diperkenalkannya sistem
koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat melangkah kearah
yang lebih baik. Koperasi merupakan organisasi badan hukum
yang didirikan dengan tujuan mensejahterakan anggota-
anggotannya. Dengan sistem administrasi koperasi yang baik maka
para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya
saing yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.
2. Perusahaan Pertanian adalah karakter pertanian yang menggunakan
sistem secara lebih luas dan terbuka untuk meningkatkan hasil produk
pertanian. Perusahaan kolektif pertanian Rakyat dan perusahaan
pertanian Negara yang berbentuk perkebunan-perkebunan Negara
adalah dasar perekonomian pertanian sosialis. Bentuk-bentuk ini
memudahkan adanya pemusatan-pemusatan dan mekanisasi dalam
seluruh perusahaan pertanian.
Ciri-ciri perusahaan pertanian adalah:
a) Pemakaian seluas-luasnya alat-alat pertanian yang terbaru serta
hasil-hasil ilmu pengetahuan pertanian yang termaju.
b) Penggunaan cara penanaman yang sebaik-baiknya dengan
mengutamakan penanaman bahan-bahan makanan, sayur-mayur,
dan tanaman perkebunan yang seluas-luasnya.
c) pemakaian pupuk buatan dan pupuk organik.
d) Pembukaan tanah-tanah yang masih kosong, pengeringan rawa-
rawa dan sebagainya.
e) Mekanisasi dan otomatisasi produksi yang baik. Mekanisme berarti
pengganti tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin. Adalah suatu

15
keharusan keekonomian dalam sosialisme untuk menjalankan
mekanisasi dengan konsekuen dalam proses produksi. Kenaikan
produksi yang cepat dan tepat hanya dapat dijamin dengan
penyempurnaan teknik yang teratur dan mekanisasi proses kerja
dalam segala lapangan perekonomian.
f) Terdapat elektrifikasi Perekonomian Rakyat yaitu perombakan
semua cabang perekonomian sampai kepada produksi besar dengan
menggunakan mesin dan menjalankan mekanisasi dalam proses
produksi yang konsekuen, rapat sekali hubungannya
denganelektrifikasi (penggunaa tenaga listrik)
g) Penggunaan seluas-luasnya ilmu kimia dalam produksi. Kemajuan
teknik modern juga tampak pada senantiasa adanya kemajuan
dalam ilmu kimia dan penggunaan cara bekerja menurut ilmu
kimia. Cara bekerja menurut ilmu kimia mempercepat proses
produksi, menjamin terpakainya bahan-bahan mentah dengan
sebaik-baiknya dan membuka kesempatan untuk menemukan
bahan-bahan dan jenis meteriil baru (Iskandar, 2006).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2017 dengan 3
lokasi yang berada di wilayah Kecamatan Lembang. Pada penelitian ini,
terdapat 10 kelompok yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk
melakukan kunjungan dan wawancara pada lokasi-lokasi yang telah
ditentukan. Adapun lokasi-lokasi tersebut adalah :
1. Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa
ini dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan sebagian besar

16
masyarakatnya bekerja sebagai petani atau pekebun. Adapun batas-batas
wilayahnya yaitu :
Sebelah Utara : Kabupaten Subang
Sebelah Timur : Kecamatan Cilengkrang
Sebelah Selatan : Desa Cimenyan
Sebelah Barat : Desa Cibodas
Desa Suntenjaya memiliki luas wilayah 1.465.56 ha, dan luas wilayah
yang dijadikan areal pertanian dan perkebunan 310 ha, pemukiman
penduduk 100 ha, jalan desa 16,5 ha. Desa yang berjarak 13,5 km dari
pusat kecamatan Lembang ini berada pada 1280 meter diatas permukaan
laut.
Perjalanan yang kami tempuh menuju Desa Suntenjaya dari Universitas
Pendidikan Indonesia ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Lokasi Desa Suntenjaya


Sumber : Google Maps, 2017
PT. Momenta Agrikultura, merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang agribisnis khususnya budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik,
berlokasi di Kp. Pojok RT 01 RW 04 Desa Cikahuripan, Dusun Cisaroni,
Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Perkebunan ini berada
diketinggian 1.250 mdpl, dengan kisaran suhu 17-30oC. Lokasi kebun
Cisaroni bagian utara berbatasan langsung dengan gunung Tangkuban Perahu,
berdekatan dengan desa Cikahuripan dan Jayagiri. Lokasi PT. Secara
geografis kebun ini terletak antara 60o 41 s/d 70o 19 Lintang Selatan, dan
107o 22 s/d 108o 05 Bujur Timur. Perusahaan ini memiliki website resmi
http://amazingfarm.com/?leng=en dengan nomor telephone (022) 6133 6155.

17
Gambar 3.2 Lokasi PT. Momenta Agrikultura
Sumber : Google Maps, 2017
2. PT. Bimandiri Agro Sedaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Agrotrading. Perusahaan kami memasok berbagai jenis sayur dan buah
segar (Hortikultura) untuk kebutuhan pasar modern atau super market.
Berlokasi di Haur Pungkur Jl. Panorama No.54, Kayuambon, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391, Indonesia. . Perjalanan yang
kami tempuh menuju PT. Bimandiri Agro Sedaya dari Universitas
Pendidikan Indonesia ini dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Lokasi PT. Bimandiri Agro Sedaya


Sumber : Google Maps, 2017
3.2. Metode Penelitian
Pada dasarnya, setiap penelitian pasti menggunakan metode penelitian
untuk mempermudah peneliti dalam proses mengumpulkan data. Metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 2). Berdasarkan hal tersebut terdapat

18
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan. Data yang diperoleh melalui penelitian itu merupakan data empiris
(teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Dimana dalam
penelitian, peneliti dapat menggunakan hasilnya yang dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan yaitu metode Survey. Metode survey merupakan
metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan
langsung terhadap suatu gejala dalam populasi besar atau kecil. Penelitian
survei memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambarkan keadaan saat itu,
mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk membandingkan,
menentukan hubungan kejadian yang spesifik.
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Tika (2005: 24) Populasi geografi merupakan himpunan
individu atau objek yang masing-masing mempunyai sifat atau ciri geografi
yang sama. Ciri geografi yang dimaksud bisa berbentuk fisik maupun non
fisik. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono. 2011: 80).
Sementara itu, populasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi wilayah yakni Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sementara populasi manusia yaitu
seluruh petani di Kecamatan Lembang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono. 2011, hlm.81). Dalam penelitian ini,
sampel yang digunakan adalah sampel wilayah dan sampel responden.
Sampel wilayah dalam penelitian ini yakni Desa Suntenjaya, Desa
Kayuambon, dan Desa Cikahuripan di Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Sementara itu, sampel responden yakni petani di desa

19
Suntenjaya, Kayuambon, dan Cikahuripan yang diambil secara random/
acak.

3.4. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data yang digunakan yakni sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Nasution dalam Tika (2005: 49) wawancara merupakan suatu
bentuk komunikasi verbal . wawancara merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan tujuan penelitian. Teknik Wawancara dilakukan oleh peneliti
untuk mendapatkan data-data selengkapnya mengenai kawasan yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada petani
untuk mendapatkan data mengenai pertanian yang ada.
2. Observasi Lapangan
Teknik Observasi Lapangan dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi wilayah pertanian di
Desa Suntenjaya, Kayuambon, dan Cikahuripan yang akan diteliti.
3. Studi Literatur
Studi literatir dilakukan untuk mencari data dalam bentuk literasi
untuk mendukung data yang berkaitan dengan pertanian. Baik berupa
buku, jurnal serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
data yang mendukung penelitian, berupa pencarian data melalui dokumen-
dokumen yang relevan terkait dengan lokasi praktikum.
3.5. Alat Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi lapangan, studi
literature, dan studi dokumentasi memerlukan alat pengambilan data. Alat
pengambilan data yang digunakan yakni pedoman wawancara untuk
wawancara, buku-buku, jurnal, dan sebagainya untuk studi literasi, serta arsip-
arsip dan laporan yang relevan dengan penelitian.

20
3.6. Teknik Pengolahan Data
Dalam Penelitian dan pengerjaan laporan, langkah kerja yang kami
lakukan pertama yaitu, memahami instrumen yang sudah disiapkan, kemudian
datang langsung ke lapangan untuk mencari data dengan mewawancarai
beberapa warga yang masing-masing sesuai perwakilan setiap kelompok
datangi di 3 desa yaitu Desa Suntenjaya, Cikahuripan, dan Kayu Ambon, yang
berkegiatan sesuai dengan apa yang sudah ada pada instrumen. Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang ada di
instrumen tersebut kemudian merekapitulasi data tersebut.

3.7. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan data kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2012, hlm 244). Pada teknik analisis data metode yang digunakan
yaitu Deskriptif Kualitatif, dimana penyusun menggambarkan dan menjelaskan
secara rinci mengenai temuan yang ditemui. Data-data yang sudah di dapat dari
hasil hasil wawancara dan studi dokumentasi, dikumpulkan dan dianalisa,
kemudian ditarik sebuh kesimpulan dari hasil penelitian tersebut untuk
mendapatkan hasil dari penelitian.

3.8. Alur Pemikiran

21
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN

4.1. Kondisi pertanian di Desa Suntenjaya


Survey yang kami lakukan di desa Suntenjaya yaitu 10 kelompok
terbagi dalam 10 desa. Kelompok kami mendapat bagian di kampung Patrol
Rw 06. Berdasarkan data wawancara yang diperoleh dari responden yang
berprofesi sebagai petani atau pekebun, diketahui bahwa kepemilikan lahan
adalah milik sendiri dengan luas lahan sekitar 2000 m2 komoditas pertanian
utamanya berupa sayuran, dan telah mengembangkan bibit unggul yang dibeli
dari toko dengan modal Rp. 1000.000 Rp. 2000.000.
Menurut petani terdapat keuntungan ketika menggunakan bibit unggul
di antaranya hasil panen menjadi lebih banyak, sehingga produksi menjadi
lebih tinggi. Adapun komoditas tersebut antara lain lorenzo, tomat, cabai
rawit, cabai keriting, kentang, wortel, brokoli, dan lain-lain. Untuk media
tanam masyarakat dalam pengolahan tanahnya masih secara tradisional yaitu
menggunakan cangkul dan sejenisnya.
Dalam pemeliharaannya menggunakan pupuk kompos hasil kotoran
ayam dan juga masih mengandalkan pestisida. Cara pemupukannya yaitu
dengan disebar secara merata pada tanaman sayuran dengan takaran dan
harga yang bervariasi tergantung kebutuhan akan luas lahan. Walaupun
demikian, pada tanaman tersebut juga kerap terdapat hama yang menyerang,
baik berupa bakteri, ulat, serangga ataupun jamur dan utamanya menyerang
bagian daun dari tanaman sayur tersebut. Adapun cara yang dilakukan dalam

22
memberantas hama:seperti menggunakan pestisida, fungisida, insektisida dan
membuang tanaman yang terserang hama.
Selain hama, ancaman lain yang datang menyerang tanaman ini
adalah terkait dengan kondisi lingkungan seperti cuaca, ketika hujan dalam
tingkat curah yang tinggi ataupun ketika kekeringan melanda. Adapun cara
mengatasi ancaman tersebut yaitu seperti apabila terjadi kekeringan dengan
menyediakan pengairan tambahan dan memberikan obat hama agar pada saat
curah hujan tinggi hama tidak terlalu banyak menyerang. Dengan ancaman
yang dating dari hama dan cuaca ini lah yang akhirnya menyebabkan
terjadinya gagal panen.
Dalam melakukan penyiangan masih dilakukan secara manual.
Adapun sumber air yang diperoleh masih dirasa tercukupi karena di sana pun
terdapat irigasi untuk mengairi tanaman sayuran. Ketika panen memiliki
waktu ayng berbeda sekitar 1-6 bulan tergantung komoditasnya
sepertiLorenzo (1 bulan), Tomat (3 bulan), cabai rawit (6 bulan), cabai
keriting (3 bulan) dengan jarak panen selalu teratur karena sesuai dengan
umur panen tanamannya.
Berdasarkan keterangan responden bahwa hasil dari panen akan
langsung dijual melalui tengkulak. Dalam pemasaran ini pula bervariasi, ada
yang mengikuti harga pasar dan juga ada yang dinamakan sistem order. Pada
sistem order ini nantinya akan dipasarkan melalui pasar-pasar modern /
swalayan, maka akan terdapat kesepakatan pemilik kebun dan pihak pembeli
mengenai harga yang tidak akan terpengaruh oleh harga pasar.

23
4.2. Pengelolaan hasil pertanian di PT. Momenta Agrikultura di Desa
Cikahuripan
1. Sejarah Amazing Farm (PT Momenta Agrikultura)
Amazing Farm adalah sebuah merek dagang yang terdaftar dibawah PT
Momenta Agrikultura. PT Momenta Agrikultura, yang berdiri pada 28
Agustus 1998 dengan Bapak Ir. Dani K Rusli sebagai pendiri perusahaan
dengan bermodalkan 500 juta rupiah. Amazing Farm adalah perusahaan
pertama yang menggunakan greenhouse (GH) secara komersial untuk
menanam sayuran dengan teknologi aeroponik. Gagasan awal dari Amazing
Farm muncul karena ada kesempatan yang sangat baik untuk melakukan
pertanian di Indonesia. Perusahaan pertanian berhasil melewati krisis moneter
tahun 1998, membuktikan bahwa bisnis pertanian adalah bisnis yang tahan
terhadap resesi ekonomi. Pada tahun 2000 Amazing Farm memfokuskan diri
untuk membudidayakan sayuran dengan sistem aeroponik dan hidroponik.
Pada awalnya perusahaan ini hanya memiliki luas lahan sekitar 300 m di
desa Kayu Ambon pada tahun 1998 dan pada tahun 2000 melakukan
perluasan 1,5 ha di Kampong Pojok, Desa Cikahuripan dan delapan tahun
kemudian (2008) menjadi 7 ha di Kampung Cisaroni, Desa Cikahuripan. Dan
terus berkembang hingga kini bertambah jumlahnya dengan perkebunan yang
terletak di Bogor dan Jakarta.
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan hortikultura terbesar
di Indonesia dengan menyediakan sayuran yang berkualitas sehingga dapat
meningkatkan pola hidup masyarakat Indonesia yang lebih sehat dengan
menggunakan misi berkomitmen menyediakan produk sayuran dan buah-
buahan yang sehat dengan kulaitsa tinggi, sehingga menjadikan konsumen
memiliki gaya hidup unuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta
memperkenalkan system budidaya hidroponik dan aeroponik bagi masyarakat
yang ingin memulai usaha di dalam bidang pertanian hidroponik dan
aeroponik.

24
2. Hasil Produksi dan Lokasi Pasar
Pada Awalnya PT Momenta Agrikultura hanya mengahasilkan sayuran
jenis aeroponik jenis tanaman selada, kalian, pakcoy, caisim dan lain-lain.
Seiring perkembangannya permintaan produksi tanaman sayuran PT
Momenta Agrikultura terus meningkat, sehingga produksi atau cara budidaya
tanaman dikembangkan menjadi tanaman hidroponik dan tanaman yang di
tanam langsung dengan biyaya produksi lebih murah. Selain itu dalam
beberapa tahapan terjadi perganitian dan penambahan Janis sayuran yang
diproduksi. Saat ini ada berbagai jenis sayuran yang dihasilkan oleh PT
Momenta di kebun Ciaroni ini seperti tomat beef, tomat cherry, salada
romanie, selada merah, selada keriting, kale, timun kyuri dan lain-lain. Untuk
memenuhi permintaan terhadap sayuran yang banyak PT Momenta pun
melakukan kerja sama dengan pertani-petani di daerah lain (Mitra kebun)
agar perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar.
Selain berbagai jenis sayuran segar dan snack sayuran siap makan PT
Momenta pun menghasilkan berbagai jenis produk olahan sayur dan buah
seperti salad sayur yang tentunya berlabelkan organik dan juga juice. Juice
disini tidak murni sayuran namun ditambah berbagai bahan lainnya seperti
buah-buahan agar rasanya jauh lebih enak.
Tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri saja sayuran yang ada di PT
Momenta ini pada tahun 2005, perusahaan ini mulai mengawali ekspor
Paprika ke Singapura. Saat ini, volume ekspor telah diperluas dengan
penambahan produk seperti kabocha, zucchini, labu siam, buncis dan buncis
Kenya baby, dan terus memperluas wilayah pasarnya hingga pada tahun
2007, kami memperluas tujuan pasar ekspor ke Brunei Darussalam dengan
menyuplai produk seperti sayuran daun, tomat, strawberry, dan melon. Pada
tahun 2013, PT momenta mulai mengembangkan produk ke arah produk yang
telah diproses seperti tempe, tauge.
Harga yang dibandrol untuk produk Amazing Farm ini sangatlah beragam
untuk salada romine /pack dihargai Rp. 16.000 , kale /pack Rp. 19.000, selada
keriting /pack Rp. 12.000, kyuri (timun jepang) /pack Rp. 19.000, tomat

25
cherry /pack Rp. 12.000, tomaat beef Rp. 15.000/pack dan masih banyak
lainnya. Untuk menghasilkan produk yang segar dan berkualitas produk
berlabelkan Amazing Farm dikemas langsung di kebun dan semua bagian
proses mulai dari produksi, panen, pasca panen, hingga distribusi diawasi
dengan sangat ketat.
Selain di ekspor penjualan produk dari PT Momenta ini dijual diberbagai
supermarket di beberapa kota di Indonesia di antaranya Carrefour, Giant,
Hero, Hypermart, Jakarta Buah Segar, Kamome, Matahari Supermarket, Food
Mart, Papaya Supermarket, Ranch Market, Farmers Market, Rejeki
Supermarket, Raja Buah, Raja Fresh, Food Hall Supermarket, Total Toko
Buah, Healthy Choice, Grand Lucky Superstore, Lottemart, and Market City.
Selain di supermarket produk PT Momenta Agrikultura juga dipasarkan pada
Hotel, resto dan caf seperti Shangrilla Hotel, Kristal Hotel, Tamani Caf,
Parama, Blekros Catering, Factory Bistro, Steak 21, Myeoungga Korean
Resto, Tobak Resti, Bless Resto, Bornga Resto, Gloria Resto, dan Soup Ikan
Batam.

3. Teknologi Pertanian, Sistem Pertanian, Pemeliharaan Tanaman Pertanian


Aeroponik adalah suatu teknologi penanaman sayuran tanpa menggunakan
media tanam di dalam greenhouse. Nutrisi untuk sayuran disediakan secara
tepat waktu dengan menyemprot akar yang menggantung dengan cairan
nutrisi. Greenhouse di PT Momenta Agrikultural ini terbuat dari besi dan
bambu. Sedangkan bak tanam terbuat dari bahan fiberglass untuk
memudahkan pemeliharaan dan perbaikan jika diperlukan.
Dengan akar yang menggantung di udara, tanaman akan lebih mudah
untuk mengambil oksigen untuk proses fotosintesis. Jika dibandingkan
penanaman dengan media tanah, sayuran yang ditanam menggunakan
teknologi ini akan tumbuh lebih cepat.
Sayuran yang diproduksi menggunakan metode ini juga bebas dari hama
dan pestisida, sehingga jauh lebih segar, sehat, lezat dan enak, dengan
penggunaan sistem penanaman sayuran daun dengan NFT (Nutrient Film
Techniques) yang jauh lebih efisien, terutama dalam konsumsi listrik.

26
NFT (Nutrient Film Techniques) suatu metode budidaya tanaman dengan
akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi
sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen. Tanaman
tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air
yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan
pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh
dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada
di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam. Adanya bagian akar dalam
udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk
pertumbuhan secara normal.
Hasil kunjungan lapangan lainnya ialah mengenai sistem tanam, sistem
tanam disini pada umumnya menggunakan sistem monokultur namun ditemui
di bagian tanaman hidroponik jenis sayuran berdaun seperti kale dan selada
keriting dilakukan tumpang sari. Menurut pendamping kunjungan kita, alasan
dilakukannya tumpang sari ini adalah karena permintaan yang cukup tinggi
tetapi hasil sayuran yang terus menurun diakibatkan oleh cuaca yang tidak
menentu. Dengan harapan dilakukannya tumpang sari antara kale dan salada
keriting ini dapat meningkatkan produksi sayuran berdaun.
Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga tanaman suapaya tetap tumbuh sehat dan mampu memberikan
produktivitas yang baik. Dalam pelaksanaan pemeliharaan dilakukan
beberapa kegiatan yang saling mendukung dalam menjaga pertumbuhan dan
hasil produksi tanaman, diantaranya adalah :
1) Penyiraman dan pemberian nutrisi untuk tanaman
Kegiattan penyiraman dilakukan setiap hari menggunakan cara irigasi
manual, kadang jika suhu sedang panas dilakukan penyiraman kembali
agar tanaman tidak layu.
2) Pemasangan klip dan pengikatan tanaman Tomat dan timun
Klip merupakan nama dari V-hook dan tali kasur yang telah disatukan
dan dipasangkan pada kawat horizontal yang dipasang diantara tanaman
pada bagian bawah dan atas (mendekati atap GH). Klip disini berfungsi
sebagai alat yang menjaga pohon timun dan tomat tetap tegak dan tetap

27
berada pada kondisi yang terjangkau agar mempermudah dalam proses
pemanenan.
3) Tenik Lay Down Pada Tanaman Tomat dan Timun
Lay down merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
ketinggian tanaman timun dan toman tetap terjangkau, dimana ketinggan
timun di usahakan setinggi 150 cm. Lay down dilakukan dengan cara
mengulur tali keatas agar tanaman turun kebawah. Kelebihan atau sisa
batang yang jatuh dililitkan pada pot mengikuti arah jarum jam. Tujuan
dari kegiatan lay down selain menjaga ketinggian tanaman juga digunakan
untuk memperpanjang usia tanaman. Dimana dengan kegiatan lay down
kita tidak perlu memotong bagian atas tanaman yang dapat merusak dan
memperpendek usia tanaman. Kegiatan lay down dilakukan setelah
kegiatan perompesan dan pelilitan, hal ini dilakukan untuk mempermudah
kegiatan atau proses lay down.
4) Pemeliharaan tanaman dengan cara mengendalikan serangga (OPT)
salah satunya dengan kegiatan pemasangan yellow trap. Yellow trap
yaitu cara yang digunakan untuk menanggulangi serangga atau OPT
dengan memanfaatkan kerta warna kuning, dimana kertas warna
tersebut dilapisi lem yang dapat mengikat serangga agara tidak dapat
terbang kembali.

Gambar Yellow Trap

28
4.3. Pengelolaan hasil pertanian di PT. Bimandiri Agrosedaya
1. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Pemasok Hortikultura Terbaik Di Indonesia
Yang Melayani Pasar Retail, lndustri Dan Global Dengan Produk
Berkualitas.
2. Misi Perusahaan
a) Sebagai Akselerator bagi Petani di wilayah operasional PT. BAS
dalarn memasarkan Produk Hortikultura
b) Menyediakan Produk Hortikultura Segar dan Berkualitas bagi
Kebutuhan Konsumen (Pasar Retail lndustri & Pasar Global)
dengan Harga Kompetitif.
c) Berperan serta dalam mengembangkan Aplikasi Teknologi
Budidaya Hortikultura yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
d) Menciptakan Hubungan yang Harmonis antara Karyawan,Manajemen
dan Pemegang Saham untuk meraih kesejahteraan bersama.
3. Sejarah Perusahaan
a) Pada tahun 1994, kegiatan usaha ini dirintis oleh beberapa orang
lu1usan Faku1tas Pertanian Padjadjaran,Achmad Rivani dan
Trisnaran,untuk memasok sayur dan buah segar ke supermarket
seperti Dept. Store (PT. Matahari Putra Prima) dan beberapa Restoran
di Jabotabek dan Jawa Barat.
b) Tahun 1997 bergabung dengan Triple A dan mendapat proyek untuk
memasok Sayur-mayur dalam kapasitas cukup besar untuk Wallmart,
perusahaan retail modern dari Amerika Serikat. Kerjasama dengan
Triple A dan Wallmart ini berakhir pada tahun 1998 bersamaan
dengan terjadinya kerusuhan di ibukota Jakarta.
c) Pada tahun 1998, resmi menjalin hubungan dengan PT. Kula
Sentana Prima (PT. KSP) untuk memasok sayuran ke Carrefour
Hypermarket Indonesia, perusahaan retail modern berasal dari
Perancis, yang saat itu mulai membuka usahanya di Indonesia.

29
Selain Carrefour, pemasokan sayuran juga dilakukan terhadap
Continent dan Matahari Dept. Store.
d) Pada tahun 2003 kerjasama dengan PT. KSP berakhir. Kemudian
Perintis usaha menjalankan usaha secara mandiri dan mendirikan
Badan Usaha/ Perusahaan yang bernama CV. Bimandiri.
e) Pada pertengahan tahun 2013,guna pengembangan usaha yang lebih
baik, CV. Bimandiri berubah status menjadi PT. Bimandiri Agro
Sedaya.
f) Saat ini PT. Bimandiri Agro Sedaya telah melayani pasar modern
seperti Carrefour, Hypermart, Lottemart, Ramayana dan lainnya di
daerah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
Kendala awal dalam mendirikan PT. Bimandiri Agro Sedaya
yakni sulitnya medapatkan kepercayaan petani untuk memasarkan hasil
pertaniannya untuk dijual. Selain itu barang yang dipasok oleh petani
banyak yang tidak sesuai standar pasar yang harus berkualitas tinggi agar
dapat masuk ke pasar modern. Produk yang pertama kali dipasarkan
lebih mengarah pada hasil pertanian holtikultura seperti sayur-sayuran.

4. Manajemen Perusahaan
Kepemilikan PT. Bimandiri Agro Sedaya yakni berkelompok
dengan ada komunitas pemegang saham untuk pemodalan dan sirkulasi
kegiatan perusahaan. Karyawan yang dimilki berkisar 200 orang dengan
pembagian shift pagi untuk mengurus barang yang belum tersortir di hari
sebelumnya, shift siang untuk mengambil barang yang baru datang dari
petani yang biasanya sampai untuk mengantarkan barang ketika siang
karena pagi biasanya baru dipanen agar tetap fresh sedangkan yang shift
malam lebih kepada pengiriman barang/subsidi ke pasar yang sudah
ditentukan yang biasanya berangkat pukul 01.00 WIB agar sampai di
pasar sekitaran pagi dan masih dalam keadaan segar. Rata-rata usia
karyawan berumur 30an dengan manajemen peneriman maksimal tamat
SMP/SMA untuk pekerja harian dengan ada system administrasi dan
wawancara dan magang selama 2 bulan. Untuk karyawan yang lebih

30
mengarah kepada bidang-bidang ahli akan banyak administrasi karena
akan mengatur mengenai perencanaan pemasaran. Upah karyawan juga
dibagi menjadi 2 yakni harian dan bulanan. Peraturan Staff lebih bersifat
fleksibel namun tidak adanya kecurangan.
Pengemasan barang banyak yang menggunakan wrappimg dan
kotak plastik juga dibuat semenarik serta sehigienis mungkin. Promosi
tidak dilakukan secara internet namun lebih mengarah pada mouth to
mouth antar mitra kerja yang berasaskan kepercayaan. Hasil pengemasan
dikirim ke pasar modern dan barang yang tidak lulus sortir dikembalikan
ke petani untuk dipasarkan ke pasar tradisional. Orang-orang yang
terlibat dalam pemasaran yakni pemasok dan karyawan dengan bagian
kerjanya masing-masing. Komoditas sayuran ada sebanyak 127 jenis
sayuran yang dipasok ke perusahaan ini. Pengiriman barang dalam sehari
sebanyak 7 8 ton. Harga yang ditawarkan untuk petani atas hasil
pertaniannya cukup tinggi perbedaannya dengan harga pasar tradisional
sebanayak sampai Rp 5.000. Keuntungan dalam sekali pemasaran sampai
5-10 juta dan dibagi-bagi untuk masing-masing pekerja.

5. Wawancara Petani
PT Bimandiri Agrosedaya menerima hasil pertanian dari beberapa
petani di daerah Jawa Barat seperti Kuningan, Majalengka, Banjaran,
Lembang, Pangalengan dan wilayah lainnya. Masing-masing petani
memberikan hasil pertaninnya dengan jenis komoditi yang berbeda-beda.
Wawancara yang dilakukan dengan salah satu petani ubi ungu
dari banjaran mengatakan bahwa PT. BIMANDIRI AGRO SEDAYA ini
sangat membantu usaha tani dalam pemasaran dan usaha dalam
meningkatkan kualitas pertaniannya. Dalam kasus pertanian ubi sendiri
panen dilakukan dengan jarak 3 bulan sekali panen dengan jumlah hasil
panen berkisar 2-3 ton. Bibit yang didapatkan berasal dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh komunitas mahasiswa pertanian dalam
membuat bibit unggul. Pergantian penanaman yakni 2 tahun lalu diganti
dengan tanaman lain selama 1 tahun seperti kubis/kol. Pemberantasan

31
hama seperti ulat dan semut dilakukan dengan pestisida namun dengan
dosis rendah agar tanaman tidak menjadi berkurang kualitas dan gizinya.
Hama sendiri lebih banyak menyerang umbi (Umbi akar) langsung di
dalam tanah. Pemupukan sendiri dilakukan dengan campuran kompos
dan juga beberapa zat-zat kimia dan disemprotkan ke tanaman dengan
frekuensi sedang. Pupuk yang diberikan lebih kepada menjaga tanaman
lebih berkualitas namun hasil pertaniannya lebih berpatok pada bibit
unggul yang digunakan. Penyiangan tanaman dilakukan secara manual
menggunakan tangan dengan frekuensi 1 minggu sekali. Pengairan
pertanian ubi ini lebih mengarah pada tadah hujan dan jika musim
kemarau datang langsung di siram secara manual dan air yang ada cukup
untuk pertaniannya. Panen yang dilakukan menggunakan alat cangkul
lalu menggunakan tangan karena kalau pakai cangkul semua kerusakan
hasil panen menjadi tinggi. Gagal panen terjadi jika hujan datang terus-
menerus dan menjadikan ubi menjadi busuk. Kerugian yang diterima jika
terjadi gagal panen sampai sepertiga modal awal sehingga sangat sulit
untuk memperbaiki jika tidak ada koperasi tani. Penanganan pasca panen
sendiri lebih dapat dijelaskan pada bagian perusahan PT. BIMANDIRI
AGRO SEDAYA dan jika tidak lulus sortir di perusahaan tersebut maka
diserahkan ke pasar tradisional dan kios-kios sekitaran bandung/mitra
kerja.

32
BAB V
KESIMPULAN

4.1 Simpulan
Dari hasil observasi langsung dan menganalisis kondisi pertanian di
Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang yang terkenal dengan hasil
sayurannya memiliki cukup banyak jenis sayuran, komoditas tersebut
antara lain lorenzo, tomat, cabai rawit, cabai keriting, kentang,
wortel, brokoli, dan lain-lain. Untuk media tanam masyarakat dalam
pengolahan tanahnya masih secara tradisional yaitu menggunakan
cangkul dan sejenisnya.
Waktu panen masing-masing sayuran di desa Suntenjaya berbeda
sekitar 1-6 bulan tergantung komoditasnya sepertiLorenzo (1 bulan),
Tomat (3 bulan), cabai rawit (6 bulan), cabai keriting (3 bulan)
dengan jarak panen selalu teratur karena sesuai dengan umur panen
tanamannya.
Hasil produksi PT Momenta Agrikultural di Kebun Cisaroni,
Lembang menghasilkan beberapa produk sayuran diantaranya tomat
beef, tomat cherry, salada romanie, selada merah, selada keriting,
kale, timun kyuri.
Penggunaan sistem penanaman sayuran daun dengan NFT (Nutrient
Film Techniques) yang jauh lebih efisien, terutama dalam konsumsi
listrik.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan dilakukan beberapa kegiatan yang
saling mendukung dalam menjaga pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman, diantaranya adalah :
1. Penyiraman dan pemberian nutrisi untuk tanaman
2. Pemasangan klip dan pengikatan tanaman Tomat dan timun
3. Tenik Lay Down Pada Tanaman Tomat dan Timun
4. Pemeliharaan tanaman dengan cara mengendalikan serangga (OPT)
PT. Bimandiri Agro Sedaya yakni kelompok komunitas pemegang saham
untuk pemodalan dan sirkulasi kegiatan perusahaan. Lebih memfokuskan
diri terhadap proses pengemasan berbagai jenis sayuran.

33
Promosi tidak dilakukan secara internet namun lebih mengarah pada
mouth to mouth antar mitra kerja yang berasaskan kepercayaan. Hasil
pengemasan dikirim ke pasar modern dan barang yang tidak lulus sortir
dikembalikan ke petani untuk dipasarkan ke pasar tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

34
Aarsten, Van. 1953. Pengertian Pertanian. Tersedia:
http://www.tokomesin.com/Pengertian_Pertanian.html. [30 Mei 2017].
Adiwilaga, A. 1982. Ilmu Usahatani. Bandung. Penerbit Alumni.
http://amazingfarm.com/company-profile/?lang=id
Kadarsan. 1993. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Kipps, M.S. 1970. Production of Field Crops. New Delhi. Tata Mc Grow Hill
Publ. Co. Ltd.
Mosher.A.T. 1966. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Jakarta : C.V.
Yasaguna.
Mosher, A.T. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta:
Yasaguna.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: Universitas Brawijaya Press
(UB Press). Tersedia: http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Ilmu-
Usaha-Tani.pdf. [30 Mei 2017].
Spedding, C., 1979. An Introduction to Agricultural Systems. London: s.n.
Sugiyanto. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumantri. 1980. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia.
Tika, Pabundu. Mohammad. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tohir, A Kalsan. 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia.
Jakarta: Bina Aksara.
Utami, Sri. (2015). Teknologi Budidaya Tanaman Timun Kyuri Dengan Sistem
Hidroponik Di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Laporan
Kuliah Kerja Profesi. Rogram Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian.
Universitas Padjadjaran.

35

Anda mungkin juga menyukai