Semester : IV
Mata kuliah : Ilmu Usaha Tani
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Purworejo
Tahun Ajaran : 2023
Telah disetujui oleh dosen pengampu, yang bertanda tangan dibawah ini
i
Kata Pengantar
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW.
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Praktikum “ilmu usaha
tani” secara tepat waktu.
Tugas yang disusun dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah ilmu usaha
tani. Diharapkan hasil laporan praktikum ini tidak hanya menjadi koleksi dan
menumpuk di perpustakaan saja. Tetapi juga bisa memberikan wawasan kepada
adik angkatan dan juga orang – orang yang membacanya
Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada Ibu Uswatun Hasanah
S.P., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang memberikan tugas dan mengarahkan
selama proses teknis pengerjaan.
Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas bantuan selama proses pengerjaan tugas.
Mengingat hasil laporan praktikum yang saya buat masih banyak kekurangan
dan tidak sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun saya
butuhkan untuk evaluasi dan perbaikan diri untuk laporan yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
2.1 Acara 1 Menghitung Jumlah Curahan Kerja.........................................................5
2.2 Acara 2 Menghitung Penyusutan dan Menghitung Unsur – unsur Biaya Tetap
dari Alat/Mesin dalam Usahatani...................................................................................5
2.3 Acara 3 Biaya dan Pendapatan UsahaTani..............................................................8
2.4 Acara 4 Menilai Kelayakan UsahaTani..................................................................11
BAB III...........................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................12
ACARA 1 MENGHITUNG JUMLAH CURAHAN KERJA.....................................12
ACARA 2 PRAKTIKUM ILMU USAHATANI MENGHITUNG NILAI
PENYUSUTAN ALAT/MESIN....................................................................................35
PRAKTIKUM ACARA III MENGHITUNG BIAYA DAN PENDAPATAN DALAM
USAHATANI..................................................................................................................70
ACARA IV MENILAI KELAYAKAN USAHATANI................................................90
BAB IV..........................................................................................................................110
PENUTUP.....................................................................................................................110
IV.1 Kesimpulan.........................................................................................................110
IV.2 saran.....................................................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................111
LAMPIRAN.................................................................................................................112
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana cara menghitung jumlah curahan kerja?
2. Bagaimana cara menghitung penyusutan dan menghitung unsur – unsur
biaya tetap dari alat/mesin dalam usaha tani?
3. Bagaimana cara menghitung biaya dan pendapatan usaha tani?
4. Bagaimana cara mengetahui kelayakan usaha tani?
1.3 Tujuan
1. Menegtahui besarnya biaya dan pendapatan dari suatu usaha tani
mentimun yang ada di Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Kabupaten
Purworejo
2. Menganalisis efisiensi dari suatu usaha tani yang ada di Desa Kroyo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
H = performance dalam jam
NS = nilai sisa
NA – NS
Penyusutan per jam =
H
Jadi diperlukan data setiap satu kali produksi (per musim) menggunakan
alat berapa jam.
3. Metode Decreasing, unsurnya :
NA = nilai awal = biaya = harga = P
UE = Umur ekonomis
NS = Nilai sisa
ΣD = jumlah digit
NA – (i – 1)
Penyusutan tahun ke i = (NA – NS)
ΣD
5 – (2 – 1)
Penyusutan tahun ke 2 = x 75.000
15
= 20.000
5 – (3 – 1)
Penyusutan tahun ke 3 = x 75.000
15
5
= 15.000
5 – (4 – 1)
Penyusutan tahun ke 4 = x 75.000
15
= 10.000
5 – (5 – 1)
Penyusutan tahun ke 5 = x 75.000
15
= 5.000
6
1. Deppresiation (D)
Yaitu biaya penyusutan dari alat-alat
2. Interest (i)
Yaitu besarnya bunga yang diperhitungkan dari nilai investasi
3. Repair (R)
Yaitu biaya perbaikan dari alat-alat
4. Tax (T)
Yaitu pajak yang dikenakan pada alat-alat yang digunakan (jika
dikenai pajak)
5. Insurance (I)
Yaitu asuransi jika alat-alat yang digunakan diasuransikan.
7
TC = total cost
2. KONSEP KEUNTUNGAN : jika biaya yang dihitung merupakan total
dari biaya eksplisit + implisit, sehingga :
π = TR – TC* , dengan demikian π < NR
keterangan TC* = total eksplisit + implisit cost
b. Metode Penghitungan
Untuk menghitung PENDAPATAN dan KEUNTUNGAN ada dua metode
penghitungan :
A. Atas dasar Nilai Nominal
Metode ini menganggap bahwa jumlah uang akan sama nilainya kapanpun
dihitung. Artinya tidak terpengaruh oleh nilai waktu. Jadi jumlah uang
pada awal produksi nilainya dianggap sama dengan akhir produksi.
0 1 2 3 4
Awal Produksi
8
II. FUTURE VALUE (FV)
Jika dasar penghitungannya adalah pada akhir produksi
0 1 2 3 4
Akhir produksi
Nominal
1. PENDAPATAN
Present
Value
Time Value of Money
Nominal Future
Value
2. KEUNTUNGAN
Present
Value
Time Value of Money
Future
Value
9
Sehingga kita dapat menghitung :
1. Pendapatan dengan nilai nominal
2. Pendapatan dengan metode present Value
3. Pendapatan dengan metode future value
4. Keuntungan dengan nilai nominal
5. Keuntungan dengan metode present value
6. Keuntungan dengan metode future value
10
BAB III
11
mendapat upah Rp 60.000. Hitunglah total HOK (2 hari saja).
Perhatikan tabel dibawah ini:
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 = 1
2 7 7/7 x 0,8 = 0,8
Total 2,8 x 2 hari = 5,6
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 2 TK Pria dan 1 TK wanita
adalah 5,6 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total
upahnya adalah 5,6 HOK x 60.000 = Rp 336.000
2. Penanaman
Pada saat penanaman, terdapat TKLK pria berjumlah 1 orang TKLK
wanita berjumlah 2 orang, TKDK wanita berjumlah 1 orang dengan
waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00, dipotong istirahat 1
jam), perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
2 7 7/7 × 0,8 = 0,8
3 7 7/7 × 0,8 = 0,8
4 7 7/7 × 0,8 = 0,8
Total 3,4 x 2 hari = 6,8
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKDK wanita
serta 2 TKDK wanita adalah 6,8 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp
60.000, maka total upahnya adalah 6,8 × Rp 60.000 = Rp 408.000
TKDK=0,8x2= 1,6x60.000= Rp 96.000
TKLK= 2,6x2= 5,2x60.000= Rp 312.000
3. Pemupukan
Pada saat pemupukan pertama, terdapat TKLK pria berjumlah 2 orang
waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total
HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 × 1 = 0,714
2 5 5/7 × 1 = 0,714
12
Total 1,428 × 1 hari = 1,428
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 2 TKLK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 1 hari
adalah 1,428 HOK x Rp 60.000 = Rp 86.000.
4. Penyiangan
Pada saat penyiangan, terdapat TKDK wanita berjumlah 1 orang dan
TKLK pria 1 orang dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam
08.00-13.00), perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 = 0,714
2 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 1,285 ×2 hari=2 ,57
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan TKDK wanita 1 orang dan TKLK
pria 1 orang adalah 2,57 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000,
maka total upahnya selama 2 hari adalah 2,57 HOK x Rp 60.000 = Rp
154.500
5. Penyemprotan
Pada saat penyemprotan, terdapat tenaga kerja TK pria berjumlah 2
orang dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00 -13.00),
perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 1 = 0,714
2 5 5/7 x 1 = 0,714
Total 1,428 × 2 hari = 2,856
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 2 TK pria adalah 2,856 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 2
hari adalah 2,856 HOK x Rp 60.000 = Rp 171.500
TKDK= 0,714x2= 1,428x60.000= Rp 85.700
TKLK= 0,714x2= 1,428x60.000= Rp 85.700
6. Pemanenan 1
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1 orang
dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
13
Total 1,8 × 1 hari = 1,8
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 1 TK pria dan 1 TK wanita
adalah 1,8 HOK. Maka total upahnya selama 1 hari adalah 1,8 HOK x
Rp 30.000 = Rp 54.000
TKDK=1,8 x 1 = 1,8 x Rp 30.000 = Rp 54.000
Pemanenan 2
Pada saat panen ke 2, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1
orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
14
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
15
Komoditas : mentimun
Jenis TKD TKD TKL TKL Tern Mes
Pekerjaan K K K K Upah ak Upa in Upa
Pria Wani Pria Wani (RP) JK h JK h
(HO ta (HO ta terna (Rp mesi (Rp
K) (HO K) (HO k ) n )
K) K)
Olah tanah 2 Rp
oran 240.00
g 0
Penanama 1 1 Rp
n oran oran 216.00
g g 0
Pemupuka 2 Rp
n oran 86.000
g
Penyianga 1 Rp
n oran 85.700
g
16
Penyempr 1 1 Rp
otan oran oran 154.20
g g 0
Pemanena 1 1 Rp
n1 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n2 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n3 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n4 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n5 oran oran 54.000
g g
Jumlah Rp
1.051.9
00
Petani 2 : Suroso
A. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani
17
Pada saat penanaman, terdapat TKLK pria berjumlah 1 orang TKLK
wanita berjumlah 1 orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari
(jam 08.00-16.00, dipotong istirahat 1 jam), perhitungan total HOK
(selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
2 7 7/7 × 0,8 = 0,8
Total 1,8 x 2 hari = 3,6
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKLK
Wanita adalah 3,6 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka
total upahnya adalah 3,6 × Rp 60.000 = Rp 216.000
TKLK= 1,8 x 2 = 3,6x60.000= Rp 216.000
3. Pemupukan
Pada saat pemupukan pertama, terdapat TKLK pria berjumlah 2 orang
waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total
HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 × 1 = 0,714
2 5 5/7 × 1 = 0,714
Total 1,428 × 1 hari = 1,428
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 2 TKLK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 1 hari
adalah 1,428 HOK x Rp 60.000 = Rp 86.000.
4. Penyiangan
Pada saat penyiangan, terdapat TKLK pria 1 orang dengan waktu kerja
selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total HOK (selama
2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 = 0,714
Total 0,714 ×2 hari=1,428
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan TKLK pria 1 orang adalah 0,714
HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama
2 hari adalah 1,428 HOK x Rp 60.000 = Rp 85.700
5. Penyemprotan
18
Pada saat penyemprotan, terdapat tenaga kerja TK pria berjumlah 1
orang dan 1 TK Wanita dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam
08.00 -13.00), perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 1 = 0,714
2 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 1,285 × 2 hari = 2,57
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TK pria dan 1 TK Wanita
adalah 1,285 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total
upahnya selama 2 hari adalah 2,57 HOK x Rp 60.000 = Rp
154.200
TKLK= 1,285x2 = 2,57x60.000= Rp 154.200
6. Pemanenan 1
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1 orang
dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
19
Pemanenan 3
Pada saat panen ke 3, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1
orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
20
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 2 orang
dengan waktu kerja selama 3 jam sehari (jam 08.00-11.00),
perhitungan total HOK (selama 5 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 3 3/7 = 0,428
2 3 3/7 = 0,428
21
Komoditas : mentimun
Petani 3 : Tauhid
A. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani
Jenis TKD TKD TKL TKL Tern Mes
Pekerjaan K K K K Upah ak Upa in Upa
Pria Wani Pria Wani (RP) JK h JK h
(HO ta (HO ta terna (Rp mesi (Rp
K) (HO K) (HO k ) n )
K) K)
Olah tanah 1 1 Rp
oran oran 216.00
g g 0
Penanama 1 1 Rp
n oran oran 192.00
g g 0
Pemupuka 1 1 Rp
n oran oran 77.100
g g
Penyianga 1 Rp
n oran 68.600
g
Penyempr 2 Rp
otan oran 154.20
g 0
Pemanena 1 1 Rp.
n1 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp.
n2 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp.
n3 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp.
n4 oran oran 54.000
g g
22
Pemanena 1 1 Rp.
n5 oran oran 54.000
g g
Jumlah Rp
1.221.7
00
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 × 0,8 = 0,8
Total 1,8 x 2 hari = 3,6
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKDK Wanita
adalah 3,6 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total
upahnya adalah 3,6 × Rp 60.000 = Rp 216.000
2. Penanaman
Pada saat penanaman, terdapat TKLK Wanita berjumlah 1 orang
TKDK wanita berjumlah 1 orang dengan waktu kerja selama 7 jam
sehari (jam 08.00-16.00, dipotong istirahat 1 jam), perhitungan total
HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 × 0,8 = 0,8
2 7 7/7 × 0,8 = 0,8
Total 1,6 x 2 hari = 3,2
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKDK
Wanita adalah 1,6 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka
total upahnya adalah 3,2 × Rp 60.000 = Rp 192.000
TKDK= 0,8 x 2 = 1,6x60.000= Rp 96.000
TKLK= 0,8 x 2 = 1,6x60.000= Rp 96.000
23
3. Pemupukan
Pada saat pemupukan pertama, terdapat TKLK pria berjumlah 1 orang
dan 1 TKDK Wanita dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam
08.00-13.00), perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 × 1 = 0,714
2 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 1,285 × 1 hari = 1,285
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKDK
Wanita adalah 1,285 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka
total upahnya selama 1 hari adalah 1,285 HOK x Rp 60.000 = Rp
77.100.
4. Penyiangan
Pada saat penyiangan, terdapat TKDK wanita 1 orang dengan waktu
kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total HOK
(selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 0,571 ×2 hari=1,142
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan TKDK wanita 1 orang adalah
0,571 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya
selama 2 hari adalah 1,142 HOK x Rp 60.000 = Rp 68.600
5. Penyemprotan
Pada saat penyemprotan, terdapat tenaga kerja TK pria berjumlah 1
orang dan 1 TK Wanita dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam
08.00 -13.00), perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 1 = 0,714
2 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 1,285 × 2 hari = 2,57
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TK pria dan 1 TK Wanita
adalah 1,285 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total
upahnya selama 2 hari adalah 2,57 HOK x Rp 60.000 = Rp
154.200
TKLK= 1,285x2 = 2,57x60.000= Rp 154.200
24
6. Pemanenan 1
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1 orang
dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
25
Pemanenan 4
Pada saat panen ke 3, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1
orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
26
Komoditas : mentimun
Petani 4 : Budi santoso
A. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani
Jenis TKD TKD TKL TKL Tern Mes
Pekerjaan K K K K Upah ak Upa in Upa
Pria Wani Pria Wani (RP) JK h JK h
(HO ta (HO ta terna (Rp mesi (Rp
K) (HO K) (HO k ) n )
K) K)
Olah tanah 2 Rp
oran 240.00
g 0
Penanama 1 1 Rp
27
n oran oran 216.00
g g 0
Pemupuka 2 Rp
n oran 85.700
g
Penyianga 2 Rp
n oran 68.600
g
Penyempr 2 Rp
otan oran 171.40
g 0
Pemanena 2 Rp
n1 oran 256.80
g 0
Pemanena 1 1 Rp
n2 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n3 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n4 oran oran 54.000
g g
Pemanena 1 1 Rp
n5 oran oran 54.000
g g
Jumlah Rp
1.684.5
00
28
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 2 TKLK pria adalah 2 HOK. Jika
upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya adalah 4 × Rp
60.000 = Rp 240.000
2. Penanaman
Pada saat penanaman, terdapat TKLK Pria berjumlah 1 orang TKLK
wanita berjumlah 1 orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari
(jam 08.00-16.00, dipotong istirahat 1 jam), perhitungan total HOK
(selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 × 1 = 1
2 7 7/7 × 0,8 = 0,8
Total 1,8 x 2 hari = 3,6
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 1 TKLK pria dan 1 TKDK
Wanita adalah 1,8 HOK. Jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka
total upahnya adalah 3,6 × Rp 60.000 = Rp 216.000
TKLK= 1,8 x 2 = 3,6x60.000= Rp 216.000
3. Pemupukan
Pada saat pemupukan pertama, terdapat TKLK pria berjumlah 2 orang
dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 × 1 = 0,714
2 5 5/7 × 1 = 0,714
Total 1,428 × 1 hari = 1,428
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 2 TKLK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 1 hari
adalah 1,428 HOK x Rp 60.000 = Rp 85.700.
4. Penyiangan
Pada saat penyiangan, terdapat TKDK wanita 1 orang dengan waktu
kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total HOK
(selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 0,571 ×2 hari=1,142
29
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan TKDK wanita 1 orang adalah
0,571 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya
selama 2 hari adalah 1,142 HOK x Rp 60.000 = Rp 68.600
5. Penyemprotan
Pada saat penyemprotan, terdapat tenaga kerja TK pria berjumlah 2
orang dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00 -13.00),
perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 1 = 0,714
1 5 5/7 x 1 = 0,714
Total 1,428 × 2 hari = 2,856
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 2 TK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 2
hari adalah 2,856 HOK x Rp 60.000 = Rp 171.400
TKLK= 1,428x2 = 2,856x60.000= Rp 171.400
7. Pemanenan 1
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1 orang
dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
30
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 1 TK pria dan 1 TK wanita
adalah 1,8 HOK. Maka total upahnya selama 1 hari adalah 1,8 HOK x
Rp 30.000 = Rp 54.000
TKDK=1,8 x 1 = 1,8 x Rp 30.000 = Rp 54.000
Pemanenan 3
Pada saat panen ke 3, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1
orang dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
31
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 1 TK pria dan 1 TK wanita
adalah 1,8 HOK. Maka total upahnya selama 1 hari adalah 1,8 HOK x
Rp 30.000 = Rp 54.000
TKDK=1,8 x 1 = 1,8 x Rp 30.000 = Rp. 54.000
Komoditas : mentimun
Petani 5 : Sugeng Suntoro
Jenis TKD TKD TKL TKL Tern Mes
Pekerjaan K K K K Upah ak Upa in Upa
Pria Wani Pria Wani (RP) JK h JK h
(HO ta (HO ta terna (Rp mesi (Rp
K) (HO K) (HO k ) n )
K) K)
Olah tanah 2 Rp
oran 240.0
g 00
Penanama 2 Rp
n oran 240.0
g 00
Pemupuka 2 Rp
n oran 85.70
g 0
Penyianga 1 Rp
n oran 68.60
g 0
Penyempro 2 Rp
tan oran 171.4
g 00
Pemanena 1 1 Rp
n1 oran orang 54.00
g 0
Pemanena 1 1 Rp
n2 oran orang 54.00
g 0
Pemanena 1 1 Rp
n3 oran orang 54.00
g 0
Pemanena 1 1 Rp
32
n4 oran orang 54.00
g 0
Pemanena 1 1 Rp
n oran orang 54.00
g 0
Jumlah Rp
A. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani
3. Pemupukan
Pada saat pemupukan pertama, terdapat TKLK pria berjumlah 2 orang
dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
33
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 × 1 = 0,714
2 5 5/7 × 1 = 0,714
Total 1,428 × 1 hari = 1,428
Jadi total HOK dalam 1 hari dengan 2 TKLK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 1 hari
adalah 1,428 HOK x Rp 60.000 = Rp 85.700.
4. Penyiangan
Pada saat penyiangan, terdapat TKLK wanita 1 orang dengan waktu
kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00-13.00), perhitungan total HOK
(selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 0,8 = 0,571
Total 0,571 ×2 hari=1,142
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan TKLK wanita 1 orang adalah
0,571 HOK, jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya
selama 2 hari adalah 1,142 HOK x Rp 60.000 = Rp 68.600
5. Penyemprotan
Pada saat penyemprotan, terdapat tenaga kerja TK pria berjumlah 2
orang dengan waktu kerja selama 5 jam sehari (jam 08.00 -13.00),
perhitungan total HOK (selama 2 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 5 5/7 x 1 = 0,714
1 5 5/7 x 1 = 0,714
Total 1,428 × 2 hari = 2,856
Jadi total HOK dalam 2 hari dengan 2 TK pria adalah 1,428 HOK,
jika upah 1 HOK adalah Rp 60.000, maka total upahnya selama 2
hari adalah 2,856 HOK x Rp 60.000 = Rp 171.400
TKLK= 1,428x2 = 2,856x60.000= Rp 171.400
8. Pemanenan 1
Pada saat panen, terdapat tenaga kerja (TK) pria berjumlah 1 orang
dengan waktu kerja selama 7 jam sehari (jam 08.00-16.00,),
perhitungan total HOK (selama 1 hari) sbb.
Tenaga Kerja Ke Jam Kerja HOK
1 7 7/7 = 1
34
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
35
1 7 7/7 = 1
1 7 7/7 x 0,8 = 0,8
36
ACARA 2 PRAKTIKUM ILMU USAHATANI MENGHITUNG NILAI
PENYUSUTAN ALAT/MESIN
Responden 1 : Suripto
Komoditas : Mentimun
1. Cangkul
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli cangkul pada tahun 2018 seharga Rp 100.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 10.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 100.000−Rp10.000
=
5
= Rp 18.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau 90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450
jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800
jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000
jam
Nilai Awal (NA) = Rp 100.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 10.000
NA −NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 100.000−Rp10.000
Penyusutan per jam = = Rp 10 / jam.
9.000 jam
37
UE = 5 tahun
Jumlah digit = 5 + 4 + 3 +2+ 1 = 15
UE
Nilai penyusutannya:
∑ digit x (NA – NS)
5
Tahun 1 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 30.000
15
4
Tahun 2 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 24.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 18.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 12.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 6.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 90.000
Rp 100.000
x 100%
√5 1
= 1 - 10 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 100.000) = Rp 36.910
38
= 36,91% x (Rp 25.113) = Rp 9.269
+
Jumlah Rp 90.018
Dibulatkan menjadi Rp 90.000
2. Sabit
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli sabit pada tahun 2018 seharga Rp 50.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 5.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 50.000−Rp5.000
=
5
= Rp 9.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 50.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 5.000
NA −NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 50.000−Rp5.000
Penyusutan per jam = = Rp 5 / jam
9.000 jam
39
NA = Rp 50.000
NS = Rp 5.000
UE = 5 tahun
Jumlah digit = 5 + 4 + 3 +2+ 1 = 15
UE
Nilai penyusutannya:
∑ digit x (NA – NS)
5
Tahun 1 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 15.000
15
4
Tahun 2 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 12.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 9.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 6.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 3.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 45.000
Rp 50.000
x 100%
√5 5
= 1 - 50 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 50.000) = Rp 18.455
40
= 36,91% x (Rp 31.545) = Rp 11.643
+
Jumlah Rp 45.001
Dibulatkan menjadi Rp 45.000
3. Secop
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli secop pada tahun 2018 seharga Rp 35.000. Umur
ekonomis secop tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah 5
tahun sebesar Rp 3.500.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 35.000−Rp3.500
=
5
= Rp 6.300 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 =
450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 =
1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 =
9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 35.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 3.500
41
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 35.000−Rp3.500
Penyusutan per jam = = Rp 3,5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 8.400
15
3
Tahun 3 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 6.300
15
2
Tahun 4 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 4.200
15
1
Tahun 5 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 2.100
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 31.500
Rp 35.000
x 100%
√
5 3,5
= 1 - 35 x 100%
42
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 35.000) = Rp 12.918,5
+
Jumlah Rp 31.500,5
Dibulatkan menjadi Rp 31.500
43
Responden 2 : Suroso
Komoditas : Mentimun
1. Cangkul
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli cangkul pada tahun 2018 seharga Rp 100.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 10.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 100.000−Rp10.000
=
5
= Rp 18.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau 90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450
jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800
jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000
jam
Nilai Awal (NA) = Rp 100.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 10.000
NA −NS
Penyusutan per jam =
Pr
44
Rp 100.000−Rp10.000
Penyusutan per jam = = Rp 10 / jam
9.000 jam
Rp 100.000
x 100%
√5 1
= 1 - 10 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
45
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 100.000) = Rp 36.910
+
Jumlah Rp 90.018
Dibulatkan menjadi Rp 90.000
2. Sabit
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli sabit pada tahun 2018 seharga Rp 50.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 5.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 50.000−Rp5.000
=
5
= Rp 9.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 50.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 5.000
46
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 50.000−Rp5.000
Penyusutan per jam = = Rp 5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 12.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 9.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 6.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 3.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 45.000
Rp 50.000
x 100%
√
5 5
= 1 - 50 x 100%
47
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 50.000) = Rp 18.455
+
Jumlah Rp 45.001
Dibulatkan menjadi Rp 45.000
3. Secop
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli secop pada tahun 2018 seharga Rp 35.000. Umur
ekonomis secop tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah 5
tahun sebesar Rp 3.500.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 35.000−Rp3.500
=
5
= Rp 6.300 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
48
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 =
450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 =
1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 =
9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 35.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 3.500
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 35.000−Rp3.500
Penyusutan per jam = = Rp 3,5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 8.400
15
3
Tahun 3 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 6.300
15
2
Tahun 4 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 4.200
15
1
Tahun 5 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 2.100
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 31.500
49
Rumus: 1 - √n NS/ NA
NA = Rp 35.000
NS = Rp 3.500
UE = 5 tahun
Maka perhitungannya sebagai berikut:
=1-
√5 Rp 3.500
Rp 35.000
x 100%
√5 3,5
= 1 - 35 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 35.000) = Rp 12.918,5
+
Jumlah Rp 31.500,5
Dibulatkan menjadi Rp 31.500
50
Responden 3 : Tauhid
Komoditas : Mentimun
1. Cangkul
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli cangkul pada tahun 2018 seharga Rp 100.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 10.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 100.000−Rp10.000
=
5
= Rp 18.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau 90 hari
51
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450
jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800
jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000
jam
Nilai Awal (NA) = Rp 100.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 10.000
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 100.000−Rp10.000
Penyusutan per jam = = Rp 10 / jam
9.000 jam
52
NS = Rp 10.000
UE = 5 tahun
Maka perhitungannya sebagai berikut:
=1-
√5 Rp 10.000
Rp 100.000
x 100%
√5 1
= 1 - 10 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 100.000) = Rp 36.910
+
Jumlah Rp 90.018
Dibulatkan menjadi Rp 90.000
2. Sabit
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli sabit pada tahun 2018 seharga Rp 50.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 5.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 50.000−Rp5.000
=
5
53
= Rp 9.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 50.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 5.000
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 50.000−Rp5.000
Penyusutan per jam = = Rp 5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 12.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 9.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 6.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 3.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 45.000
54
Jika nilai penyusutan tersebut dijumlahkan dengan nilai sisa, maka
jumlahnya akan sama dengan nilai awal (cost) alat tersebut yaitu
Rp 45.000 + Rp 5.000 = Rp 100.000
Rp 50.000
x 100%
√
5 5
= 1 - 50 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 50.000) = Rp 18.455
+
Jumlah Rp 45.001
Dibulatkan menjadi Rp 45.000
3. Secop
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli secop pada tahun 2018 seharga Rp 35.000. Umur
55
ekonomis secop tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah 5
tahun sebesar Rp 3.500.
NA−NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 35.000−Rp3.500
=
5
= Rp 6.300 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 =
450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 =
1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 =
9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 35.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 3.500
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 35.000−Rp3.500
Penyusutan per jam = = Rp 3,5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 8.400
15
56
3
Tahun 3 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 6.300
15
2
Tahun 4 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 4.200
15
1
Tahun 5 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 2.100
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 31.500
Rp 35.000
x 100%
√5 3,5
= 1 - 35 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 35.000) = Rp 12.918,5
+
Jumlah Rp 31.500,5
57
Dibulatkan menjadi Rp 31.500
1. Cangkul
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
58
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli cangkul pada tahun 2018 seharga Rp 100.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 10.000.
NA−NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 100.000−Rp10.000
=
5
= Rp 18.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau 90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450
jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800
jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000
jam
Nilai Awal (NA) = Rp 100.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 10.000
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 100.000−Rp10.000
Penyusutan per jam = = Rp 10 / jam
9.000 jam
59
2
Tahun 4 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 12.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 6.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 90.000
Rp 100.000
x 100%
√5 1
= 1 - 10 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 100.000) = Rp 36.910
+
Jumlah Rp 90.018
Dibulatkan menjadi Rp 90.000
60
Jumlah nilai penyusutan tersebut jika ditambahkan dengan nilai sisa
(NS) maka akan sama dengan nilai awal (NA) yaitu Rp 90.000 + Rp
10.000 = Rp 100.000
2. Sabit
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli sabit pada tahun 2018 seharga Rp 50.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 5.000.
NA−NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 50.000−Rp5.000
=
5
= Rp 9.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 50.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 5.000
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 50.000−Rp5.000
Penyusutan per jam = = Rp 5 / jam
9.000 jam
61
4
Tahun 2 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 12.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 9.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 6.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 3.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 45.000
Rp 50.000
x 100%
√5 5
= 1 - 50 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 50.000) = Rp 18.455
62
= 36,91% x (Rp 7.923) = Rp 2.924
+
Jumlah Rp 45.001
Dibulatkan menjadi Rp 45.000
3. Secop
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli secop pada tahun 2018 seharga Rp 35.000. Umur
ekonomis secop tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah 5
tahun sebesar Rp 3.500.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 35.000−Rp3.500
=
5
= Rp 6.300 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 =
450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 =
1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 =
9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 35.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 3.500
NA −NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 35.000−Rp3.500
Penyusutan per jam = = Rp 3,5 / jam
9.000 jam
63
NA = Rp 35.000
NS = Rp 3.500
UE = 5 tahun
Jumlah digit = 5 + 4 + 3 +2+ 1 = 15
UE
Nilai penyusutannya:
∑ digit x (NA – NS)
5
Tahun 1 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 10.500
15
4
Tahun 2 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 8.400
15
3
Tahun 3 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 6.300
15
2
Tahun 4 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 4.200
15
1
Tahun 5 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 2.100
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 31.500
Rp 35.000
x 100%
√5 3,5
= 1 - 35 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 35.000) = Rp 12.918,5
64
= 36,91% x (Rp 22.081,5) = Rp 8.150
+
Jumlah Rp 31.500,5
Dibulatkan menjadi Rp 31.500
65
Responden 5 : Sugeng Suntoro
Komoditas : Mentimun
1. Cangkul
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli cangkul pada tahun 2018 seharga Rp 100.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 10.000.
NA−NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 100.000−Rp10.000
=
5
= Rp 18.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau 90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450
jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800
jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000
jam
Nilai Awal (NA) = Rp 100.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 10.000
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 100.000−Rp10.000
Penyusutan per jam = = Rp 10 / jam
9.000 jam
66
NS = Rp 10.000
UE = 5 tahun
Jumlah digit = 5 + 4 + 3 +2+ 1 = 15
UE
Nilai penyusutannya:
∑ digit x (NA – NS)
5
Tahun 1 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 30.000
15
4
Tahun 2 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 24.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 18.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 12.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 100.000 – Rp 10.000) = Rp 6.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 90.000
Rp 100.000
x 100%
√5 1
= 1 - 10 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 100.000) = Rp 36.910
67
Tahun 4 = 36,91% x (Rp 39.804 – Rp 14.691)
= 36,91% x (Rp 25.113) = Rp 9.269
+
Jumlah Rp 90.018
Dibulatkan menjadi Rp 90.000
2. Sabit
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli sabit pada tahun 2018 seharga Rp 50.000. Umur
ekonomis cangkul tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah
5 tahun sebesar Rp 5.000.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 50.000−Rp5.000
=
5
= Rp 9.000 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 = 450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 = 1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 = 9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 50.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 5.000
NA −NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 50.000−Rp5.000
Penyusutan per jam = = Rp 5 / jam
9.000 jam
68
c. Metode Decreasing (sum of the year degits)
NA = Rp 50.000
NS = Rp 5.000
UE = 5 tahun
Jumlah digit = 5 + 4 + 3 +2+ 1 = 15
UE
Nilai penyusutannya:
∑ digit x (NA – NS)
5
Tahun 1 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 15.000
15
4
Tahun 2 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 12.000
15
3
Tahun 3 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 9.000
15
2
Tahun 4 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 6.000
15
1
Tahun 5 = x (Rp 50.000 – Rp 5.000) = Rp 3.000
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 45.000
Rp 50.000
x 100%
√5 5
= 1 - 50 x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 50.000) = Rp 18.455
69
Tahun 2 = 36,91% x (Rp 50.000 – Rp 18.455)
= 36,91% x (Rp 31.545) = Rp 11.643
+
Jumlah Rp 45.001
Dibulatkan menjadi Rp 45.000
3. Secop
a. Metode Garis Lurus (straight-line method)
Seorang petani dalam usahatani mentimun, di kecamatan Gebang
membeli secop pada tahun 2018 seharga Rp 35.000. Umur
ekonomis secop tersebut adalah 5 tahun dengan nilai sisa setelah 5
tahun sebesar Rp 3.500.
NA −NS
Penyusutan per tahun =
UE
Rp 35.000−Rp3.500
=
5
= Rp 6.300 / tahun
b. Metode unit performance
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
Musim tanam mentimun = 3 bulan atau
90 hari
Penggunaan alat per hari = 5 jam
Penggunaan alat per musim = 90 x 5 =
450 jam
Satu tahun (4 musim tanam) = 4 x 450 =
1.800 jam
Umur ekonomis 5 tahun = 5 x 1.800 =
9.000 jam
Nilai Awal (NA) = Rp 35.000
Performance = 9.000 jam
Nilai sisa (NS) = Rp 3.500
70
NA−NS
Penyusutan per jam =
Pr
Rp 35.000−Rp3.500
Penyusutan per jam = = Rp 3,5 / jam
9.000 jam
4
Tahun 2 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 8.400
15
3
Tahun 3 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 6.300
15
2
Tahun 4 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 4.200
15
1
Tahun 5 = x (Rp 35.000 – Rp 3.500) = Rp 2.100
15
+
Jumlah nilai penyusutan Rp 31.500
Rp 35.000
x 100%
71
= 1-
√
53,5
35
x 100%
= 1 - √ 0 , 1 x 100%
5
= 1 - 0,11/5 x 100%
= 1 - 0,6309 x 100%
= 0,3691 x 100%
= 36,91 %
Nilai penyusutannya adalah:
Tahun 1 = 36,91% x (Rp 35.000) = Rp 12.918,5
+
Jumlah Rp 31.500,5
Dibulatkan menjadi Rp 31.500
72
PRAKTIKUM ACARA III MENGHITUNG BIAYA DAN PENDAPATAN
DALAM USAHATANI
73
d. Penyusutan alat/mesin 85.000
e. Pupuk NPK
2 Upah tenaga kerja
(TKDK/TKLK)
a. Olah lahan 1.632.000
b. Penanaman 334.000
c. Pemupukan 616.800
d. Penyiangan 685.600
e. Penyemprotan 216.000
f. Pemanenan 1
216.000
g. Pemanenan 2
h. Pemanenan 3 216.000
i. Pemanenan 4 216.000
j. Pemanenan 5 216.000
NR = TR – TEC
= 14.400.000 – 8.088.520
= 6.311.480
74
= 6.311.480 (1+0,04)2
= 6.311.480 (1,0816)
= 6.826.496,768
Jadi, dana saat pengembalian Rp 6.826.496
Present Value
Diketahui:
FV = 6.826.496
i=4%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9615; 0,9245)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 6.826.496/(1+0,04)1
= 6.826.496 x 0,9615
= 6.563.949
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 6.826.496/(+0,04)2
= 6.826.496 x 0,9245
= 6.311.505
Jadi dana yang berhak diterima Rp 6.311.505
75
= 3.375.911,108
Present Value
Diketahui:
FV = 3.375.911,108
i=3%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9708; 0,9426)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 3.375.911,108/(1+0,03)1
= 3.375.911,108 x 0,9708
= 3.277.570,817
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 3.375.911,108/(1+0,03)2
= 3.375.911,108 x 0,9426
= 3.182.133,810
5. Untuk nilai time value of money
a. Metode present value gunakan discounting tables
b. Metode future value gunakan coumpounding tables
76
Petani 2 : Bapak Suroso
B. Menghitung biaya dalam usahatani
Perhatikan panduan praktikum kemudian kelompokkan biaya usahatani
menjadi biaya eksplisit, biaya implisit, biaya tetap, biaya variabel dengan
menggunakan tabel berikut ini:
77
1 Pembelian sarana produksi
a. Benih/bibit 560.000
b. Pupuk kandang 40.000
c. Obat-obatan 4.840.000
d. Penyusutan alat/mesin 37.000
e. Pupuk NPK
NR = TR – TEC
= 12.000.000– 6.766.500
= 5.223.500
78
= 5.223.500 (1+0,04)1
= 5.223.500 (1,0400)
= 5.432.440
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 5.223.500 (1+0,04)2
= 5.223.500 (1,0816)
= 5.649.737,6
Jadi, dana saat pengembalian Rp 5.649.737,6
Present Value
Diketahui:
FV = 5.649.737,6
i=4%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9615; 0,9245)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 5.649.737,6/(1+0,04)1
= 5.649.737,6 x 0,9615
= 5.432.222,702
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 5.649.737,6 (+0,04)2
= 5.649.737,6 x 0,9245
= 5.223.182,411
Jadi dana yang berhak diterima Rp 5.223.182,411
79
= 2.953.525
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 2.867.500 (1+0,0)2
= 2.867.500 (1,0609)
= 3.042.130,75
Present Value
Diketahui:
FV = 3.042.130,75
i=3%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9708; 0,9426)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 3.042.130,75 (1+0,03)1
= 3.042.130,75 x 0,9708
= 2.953.300,532
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 3.042.130,75/(1+0,03)2
= 3.042.130,75 x 0,9426
= 2.867.512,444
10. Untuk nilai time value of money
c. Metode present value gunakan discounting tables
Metode future value gunakan coumpounding tables
80
Petani 3 : Bapak Tauhid
A. Menghitung biaya dalam usahatani
Perhatikan panduan praktikum kemudian kelompokkan biaya usahatani
menjadi biaya eksplisit, biaya implisit, biaya tetap, biaya variabel dengan
menggunakan tabel berikut ini:
81
1 Pembelian sarana produksi
k. Benih/bibit 560.000
l. Pupuk kandang 768.000
m. Obat-obatan 3.081.760
n. Penyusutan alat/mesin 45.000
o. Pupuk NPK
NR = TR – TEC
= 8.700.000 – 5.099.140
= 3.600.860
82
= 3.600.860 (1+0,04)1
= 3.600.860 (1,0400)
= 3.744.894,4
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 3.600.860 (1+0,04)2
= 3.600.860 (1,0816)
= 3.894.690,176
Jadi, dana saat pengembalian Rp 3.894.690,176
Present Value
Diketahui:
FV = 3.894.690,176
i=4%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9615; 0,9245)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 3.894.690,176 (1+0,04)1
= 3.894.690,176 x 0,9615
= 3.744.744,604
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 3.894.690,176/(+0,04)2
= 3.894.690,176 x 0,9245
= 3.600.641,067
Jadi dana yang berhak diterima Rp 3.600.641,067
83
= 301.110,2
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 292.340 (1+0,0)2
= 292.340 (1,0609)
= 310.143,506
Diketahui:
FV = 310.143,506
i=3%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9708; 0,9426)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 310.143,506/(1+0,03)1
= 310.143,506 x 0,9708
= 301.087,315
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 310.143,506/(1+0,03)2
= 310.143,506 x 0,9426
= 292.341,268
15. Untuk nilai time value of money
d. Metode present value gunakan discounting tables
Metode future value gunakan coumpounding tables
84
Petani 4 : Bapak budi santoso
k. Menghitung biaya dalam usahatani
Perhatikan panduan praktikum kemudian kelompokkan biaya usahatani
menjadi biaya eksplisit, biaya implisit, biaya tetap, biaya variabel dengan
menggunakan tabel berikut ini:
85
17. Biaya tetap dan biaya variabel (FC dan VC)
NR = TR – TEC
= 18.000.000 – 11.878.000
= 6.122.000
86
CF (tahun ke 1,2) = (1,0400; 1,0816)
Penyelesaian:
Tahun ke-1 :
FV = Po (1+i)t
= 6.122.000 (1+0,04)1
= 6.122.000 (1,0400)
= 6.366.880
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 6.122.000 (1+0,04)2
= 6.122.000 (1,0816)
= 6.621.555,2
Jadi, dana saat pengembalian Rp 6.621.555,2
Present Value
Diketahui:
FV = 6.621.555,2
i=4%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9615; 0,9245)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 6.621.555,2/(1+0,04)1
= 6.621.555,2 x 0,9615
= 6.366.625,324
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 6.621.555,2/(+0,04)2
= 6.621.555,2 x 0,9245
= 6.121.627,782
Jadi dana yang berhak diterima Rp 6.121.627,782
87
Tahun ke-1 :
FV = Po (1+i)t
= 7.708.000 (1+0,03)1
= 7.708.000 (1,0300)
= 7.939.240
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 7.708.000 (1+0,0)2
= 7.708.000 (1,0609)
= 8.177.417,2
Present Value
Diketahui:
FV = 8.177.417,2
i=3%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9708; 0,9426)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 8.177.417,2/(1+0,03)1
= 8.177.417,2 x 0,9708
= 7.938.636,617
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 8.177.417,2 /(1+0,03)2
= 8.177.417,2 x 0,9426
= 7.708.033,452
20. Untuk nilai time value of money
e. Metode present value gunakan discounting tables
Metode future value gunakan coumpounding tables
88
Petani 5 : Sugeng suntoro
f. Menghitung biaya dalam usahatani
Perhatikan panduan praktikum kemudian kelompokkan biaya usahatani
menjadi biaya eksplisit, biaya implisit, biaya tetap, biaya variabel dengan
menggunakan tabel berikut ini:
89
6 Selamatan
Total biaya (Rp) 10.884.300 1.511.000
NR = TR – TEC
= 15.000.000 – 10.884.300
= 4.115.700
90
Po = 4.115.700
i=4%
t = 2 tahun
CF (tahun ke 1,2) = (1,0400; 1,0816)
Penyelesaian:
Tahun ke-1 :
FV = Po (1+i)t
= 4.115.700 (1+0,04)1
= 4.115.700 (1,0400)
= 4.280.328
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 4.115.700 (1+0,04)2
= 4.115.700 (1,0816)
= 4.451.541,12
Jadi, dana saat pengembalian Rp 4.451.541,12
Present Value
Diketahui:
FV = 4.451.541,12
i=4%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9615; 0,9245)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 4.451.541,12/(1+0,04)1
= 4.451.541,12 x 0,9615
= 4.511.424,555
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 4.451.541,12 (+0,04)2
= 4.451.541,12 x 0,9245
= 4.496.237,622
Jadi dana yang berhak diterima Rp 4.496.237,622
91
t = 2 tahun
CF (tahun ke 1,2) = (1,0300; 1,0609)
Penyelesaian:
Tahun ke-1 :
FV = Po (1+i)t
= 2.604.700 (1+0,03)1
= 2.604.700 (1,0300)
= 2.682.841
Tahun ke 2:
FV = Po (1+i)t
= 2.604.700 (1+0,0)2
= 2.604.700 (1,0609)
= 2.763.326,23
Present Value
Diketahui:
FV = 2.763.326,23
i=3%
t = 2 tahun
DF (tahun ke 1,2) = (0,9708; 0,9426)
Tahun ke 1
PV = FV/(i+1)t
= 2.763.326,23 (1+0,03)1
= 2.763.326,23 x 0,9708
= 2.682.637,104
Tahun ke 2
PV = FV/(i+1)t
= 2.763.326,23/(1+0,03)2
= 2.763.326,23 x 0,9426
= 2.604.711,304
Untuk nilai time value of money
f. Metode present value gunakan discounting tables
Metode future value gunakan coumpounding tables
92
ACARA IV MENILAI KELAYAKAN USAHATANI
14.400.000 = 1,283
11.218.400
93
Nilai R/C ratio =1,283, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh pak toyib
untuk usahatani mentimun memperoleh penerimaan sebesar Rp1,283.
Kesimpulannya, karena penerimaan Rp 1,283 > Rp 1 maka usahatani mentimun
pak toyib adalah layak untuk dijalankan.
1. π/C > bunga bank yang berlaku (produktivitas modal > bunga bank yang berlaku,
π/C ialah produktivitas modal. Misalnya, dalam suatu usahatani mentimun
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 3.182.120 dengan biaya
usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 11.218.400 maka nilai π/C nya sebesar:
3.182.120 = 0.283%
11.218.400
94
814,917
BEP produksi = 814,917 kg
Total produksi = 4.800 kg > BEP produksi = 814,917kg
5. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
Diketahui:
FC = Rp 730.000
VC = Rp 10.488.400
S = 14.400.000
Maka BEP penerimaannya
BEP Penerimaan = FC
1 – (VC)
S
BEP Penerimaan = 730.000
1 - ( 10.488.000 )
14.400.000
BEP Penerimaan = 730.000
1 – 0,728
BEP Penerimaan = 730.000
0.272
BEP Penerimaan = 2.683.823,529
Jadi Penerimaan Rp 14.400.000 > BEP Penerimaan Rp 2.263.823,529
6. Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg)
Diketahui:
P = Rp 3.000
TC = 11.217.880
Y = 4.800
Maka BEP Harganya
BEP Harga = TC
Y
BEP Harga = 11.217.880
4.800
BEP Harga = 2.337,058
Jadi Harga Rp 3.000/kg > BEP Harga Rp 2.337,058/kg
7. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi
sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian. Untuk analisis perubahan
harga difokuskan pada perubahan harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Cara
menghitungnya adalah:
a. Harga produk (P) pada saat analisis dilakukan (penelitian), misalnya Rp 3.000/kg
b. Harga produk (P) pada saat BEP yaitu Rp 2.337,058/kg
c. Harga saat BEP adalah sebesar 77,9% dari harga riil saat analisis (penelitian)
H. prod saat BEP x 100% = 2.337,058 x 100% = 77,9%
95
P 3.000
Ini berarti jika terjadi penurunan harga melebihi 30% penurunan I (hasil poin c di
+ penurunan I tidak melebihi 100%) maka petani akan menderita kerugian.
Misalnya, harga turun sebesar 25% sehingga harga menjadi sebesar Rp 2.250
/buah (P-25%) , maka perhitungannya:
Penerimaan (4.800 x Rp 2.250) = Rp 10.800.000 (Y x (P-25%))
Biaya produksi total = Rp 11.217.880 - (TC)
Keuntungan sebesar = Rp -417.880
Jika harga turun sebesar 35% (lebih dari penurunan II asalkan jangan melebihi
100) sehingga menjadi Rp 1.950/buah (P-70%) maka perhitungannya
Penerimaan ( 4.800 x Rp 1.950) = Rp 9.360.000
Biaya produksi total = Rp 11.217.880 -
Rugi sebesar = (-) Rp 1.857.880
Oleh karena itu, dalam kasus ini angka 35% (penurunan I) merupakan titik batas
yang harus diperhatikan untuk melindungi petani agar petani tidak mengalami
kerugian.
96
Petani 2 Bapak Suroso
12.000.000 = 1,273
9.442.000
Nilai R/C ratio =1,273, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh pak
Samsul untuk usahatani mentimun memperoleh penerimaan sebesar Rp1,273.
Kesimpulannya, karena penerimaan Rp 1,273 > Rp 1 maka usahatani mentimun
pak Samsul adalah layak untuk dijalankan.
97
2. π/C > bunga bank yang berlaku (produktivitas modal > bunga bank yang berlaku,
π/C ialah produktivitas modal. Misalnya, dalam suatu usahatani mentimun
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 2.867.500 dengan biaya
usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 12.000.000 maka nilai π/C nya sebesar:
2.867.500 = 0,238%
12.000.000
Artinya, setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,238%. Jika suku bunga simpanan di bank sebesar 3% per tahun maka
modal petani untuk usahatani lebih menguntungkan (produktif) dibandingkan
modal petani tersebut hanya ditabung di bank karena nilai π/C 0,238% < 3%. Jika
petani dalam usahataninya menggunakan modal pinjaman di bank dengan bunga
pinjaman sebesar 3% per tahun, maka petani tersebut mampu membayar
hutangnya karena π/C nya lebih besar dibandingkan bunga pinjamannya.
Kesimpulannya, usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
3. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) > tingkat upah yang berlaku. Misalnya,
diketahui revenue dari usahatani sebesar Rp 12.000.000 dengan HKO yang
dicurahkan sebesar 88,104 maka produktivitas tenaga kerjanya sebesar
12.000.000 = 136.202,669/HKO
88,104
Diketahui tingkat upah yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp 30.000/HKO
dalam satu musim tanam. Dalam satu tahun ada empat musim tanam maka tingkat
upah yang berlaku dalam satu tahun Rp 120.000/HKO maka Rp 136.202,669 >
Rp 120.000. Kesimpulannya, usahatani tersebut layak dijalankan.
4. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
Misalnya, diketahui pendapatan petani dari suatu usahatani sebesar Rp 5.223.500
dengan nilai sewa lahan dalam satu tahun sebesar Rp 290.000 maka Rp 5.223.500
> Rp 290.000 kesimpulannya usahatani tersebut layak diusahakan.
5. Produksi (kg) > BEP produksi (kg)
Total Produksi = 4.000 buah
FC = Rp 32.500
VC = Rp 9.037.600
P = Rp 3.000
AVC = Rp 2.259,4
Maka BEP Produksinya
BEP produksi = FC
P – AVC
BEP produksi = 32.500
3.000 – 2.259,4
BEP produksi = 32.500
740,6
98
BEP produksi = 31.759,4 kg
Total produksi = 3.000 kg > BEP produksi = 31.759,4 kg
6. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
Diketahui:
FC = Rp 32.500
VC = Rp 9.037.600
S = 12.000.000
Maka BEP penerimaannya
BEP Penerimaan = FC
1 – (VC)
S
BEP Penerimaan = 32.500
1 - ( 9.037.600 )
12.000.000
BEP Penerimaan = 32.500
1 – 0,753
BEP Penerimaan = 32.500
0,247
BEP Penerimaan = 131.578,947
Jadi Penerimaan Rp 12.000.000 > BEP Penerimaan Rp 131.578,947
7. Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg)
Diketahui:
P = Rp 3.000
TC = 9.132.500
Y = 4.000
Maka BEP Harganya
BEP Harga = TC
Y
BEP Harga = 9.132.500
4.000
BEP Harga = 2.283,125
Jadi Harga Rp 3.000/kg > BEP Harga Rp 2.283,125/kg
8. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi
sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian. Untuk analisis perubahan
harga difokuskan pada perubahan harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Cara
menghitungnya adalah:
99
H. prod saat BEP x 100% = 2.283,125x 100% = 76,10%
P 3.000
Ini berarti jika terjadi penurunan harga melebihi 30% penurunan I (hasil poin c di
+ penurunan I tidak melebihi 100%) maka petani akan menderita kerugian.
Misalnya, harga turun sebesar 25% sehingga harga menjadi sebesar Rp
2.250/buah (P-25%) , maka perhitungannya:
Penerimaan (4.000 x Rp 2.250) = Rp 9.000.000 (Y x (P-25%))
Biaya produksi total = Rp 9.132.500 - (TC)
Keuntungan sebesar = Rp - 132.500
Jika harga turun sebesar 60% (lebih dari penurunan II asalkan jangan melebihi
100) sehingga menjadi Rp 1.200/buah (P-60%) maka perhitungannya
Penerimaan ( 4.000 x Rp 1.200) = Rp 4.800.000
Biaya produksi total = Rp 9.132.500 -
Rugi sebesar = (-) Rp 4.332.500
Oleh karena itu, dalam kasus ini angka 60% (penurunan I) merupakan titik batas
yang harus diperhatikan untuk melindungi petani agar petani tidak mengalami
kerugian.
100
Petani 3 Bapak Tauhid
8.700.000 = 1,034
8.407.660
Nilai R/C ratio =0,47, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh pak tauhid
untuk usahatani mentimun memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,034.
Kesimpulannya, karena penerimaan Rp 1,034 > Rp 1 maka usahatani mentimun
pak tauhid adalah layak untuk dijalankan.
101
1. π/C > bunga bank yang berlaku (produktivitas modal > bunga bank yang berlaku,
π/C ialah produktivitas modal. Misalnya, dalam suatu usahatani mentimun
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 292.340 dengan biaya usahatani
yang dikeluarkan sebesar Rp 8.407.660 maka nilai π/C nya sebesar:
292.340 = 0,347%
8.407.660
Artinya, setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,347%. Jika suku bunga simpanan di bank sebesar 3% per tahun maka
modal petani untuk usahatani lebih menguntungkan (produktif) dibandingkan
modal petani tersebut hanya ditabung di bank karena nilai π/C 0,347% < 3%. Jika
petani dalam usahataninya menggunakan modal pinjaman di bank dengan bunga
pinjaman sebesar 3% per tahun, maka petani tersebut mampu membayar
hutangnya karena π/C nya lebih besar dibandingkan bunga pinjamannya.
Kesimpulannya, usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
2. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) > tingkat upah yang berlaku. Misalnya,
diketahui revenue dari usahatani sebesar Rp 8.700.000 dengan HKO yang
dicurahkan sebesar 83,188 maka produktivitas tenaga kerjanya sebesar
8.700.000 = 104.582,391/HKO
83,188
Diketahui tingkat upah yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp 30.000/HKO
dalam satu musim tanam. Dalam satu tahun ada empat musim tanam maka tingkat
upah yang berlaku dalam satu tahun Rp 120.000/HKO maka Rp 104.582,391 >
Rp 120.000. Kesimpulannya, usahatani tersebut tidak layak dijalankan.
3. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
Misalnya, diketahui pendapatan petani dari suatu usahatani sebesar Rp 8.700.000
dengan nilai sewa lahan dalam satu tahun sebesar Rp 290.000 maka Rp 8.700.000
> Rp 290.000 kesimpulannya usahatani tersebut layak diusahakan.
4. Produksi (kg) > BEP produksi (kg)
Total Produksi = 2.900 buah
FC = Rp 367.500
VC = Rp 7.740.160
P = Rp 3.000
AVC = Rp 2.669,020
Maka BEP Produksinya
BEP produksi = FC
P – AVC
BEP produksi = 367.500
3.000 – 2.669,020
BEP produksi = 367.500
330,98
102
BEP produksi = 1.110,338 kg
Total produksi = 3.000 kg > BEP produksi = 1.110,338 kg
5. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
Diketahui:
FC = Rp 367.500
VC = Rp 7.740.160
S = 8.700.000
Maka BEP penerimaannya
BEP Penerimaan = FC
1 – (VC)
S
BEP Penerimaan = 367.500
1 - ( 7.740.160)
8.700.000
BEP Penerimaan = 367.500
1 – 0,889
BEP Penerimaan = 367.500
0,889
BEP Penerimaan = 413.385,826
Jadi Penerimaan Rp 8.700.000 < BEP Penerimaan Rp 413.385,826
6. Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg)
Diketahui:
P = Rp 3.000
TC = 8.407.660
Y = 2.600
Maka BEP Harganya
BEP Harga = TC
Y
BEP Harga = 8.407.660
2.600
BEP Harga = 3.233,715
Jadi Harga Rp 3.000/kg < BEP Harga Rp 3.233,715/kg
7. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi
sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian. Untuk analisis perubahan
harga difokuskan pada perubahan harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Cara
menghitungnya adalah:
a. Harga produk (P) pada saat analisis dilakukan (penelitian), misalnya Rp 3.000/kg
b. Harga produk (P) pada saat BEP yaitu Rp 3.233,715/kg
c. Harga saat BEP adalah sebesar 32% dari harga riil saat analisis (penelitian)
H. prod saat BEP x 100% = 3.233,715 x 100% = 10,790%
P 3.000
103
Ini berarti jika terjadi penurunan harga melebihi 25% penurunan I (hasil poin c di
+ penurunan I tidak melebihi 100%) maka petani akan menderita kerugian.
Misalnya, harga turun sebesar 25% sehingga harga menjadi sebesar Rp
2.250/buah (P-25%) , maka perhitungannya:
Penerimaan (2.600 x Rp 2.250) = Rp 5.850.000 (Y x (P-25%))
Biaya produksi total = Rp 8.407.660 - (TC)
Keuntungan sebesar = Rp – 2.557.660
Jika harga turun sebesar 35% (lebih dari penurunan II asalkan jangan melebihi
100) sehingga menjadi Rp 1.150/buah (P-35%) maka perhitungannya
Penerimaan ( 2.600 x Rp 1.150) = Rp 2.990.000
Biaya produksi total = Rp 8.407.660 -
Rugi sebesar = (-) Rp 5.417.660
Oleh karena itu, dalam kasus ini angka 35% (penurunan I) merupakan titik batas
yang harus diperhatikan untuk melindungi petani agar petani tidak mengalami
kerugian.
104
Petani 4 Bapak Budi Santoso
18.000.000 = 1,33
13.464.000
Nilai R/C ratio =1,33, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh pak Budi
santoso untuk usahatani mentimun memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,33.
Kesimpulannya, karena penerimaan Rp 1,33 > Rp 1 maka usahatani mentimun
pak Jaeri adalah layak untuk dijalankan.
105
2. π/C > bunga bank yang berlaku (produktivitas modal > bunga bank yang berlaku,
π/C ialah produktivitas modal. Misalnya, dalam suatu usahatani mentimun
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 7.708.000 dengan biaya
usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 13.464.000 maka nilai π/C nya sebesar:
7.708.000 = 0,572%
13.464.000
Artinya, setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,572%. Jika suku bunga simpanan di bank sebesar 3% per tahun maka
modal petani untuk usahatani lebih menguntungkan (produktif) dibandingkan
modal petani tersebut hanya ditabung di bank karena nilai π/C 0,572% < 3%. Jika
petani dalam usahataninya menggunakan modal pinjaman di bank dengan bunga
pinjaman sebesar 3% per tahun, maka petani tersebut mampu membayar
hutangnya karena π/C nya lebih besar dibandingkan bunga pinjamannya.
Kesimpulannya, usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
3. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) > tingkat upah yang berlaku. Misalnya,
diketahui revenue dari usahatani sebesar Rp 18.000.000 dengan HKO yang
dicurahkan sebesar 88,104 maka produktivitas tenaga kerjanya sebesar
18.000.000 = 204.304,004/HKO
88,104
Diketahui tingkat upah yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp 30.000/HKO
dalam satu musim tanam. Dalam satu tahun ada empat musim tanam maka tingkat
upah yang berlaku dalam satu tahun Rp 120.000/HKO maka Rp 204.304,004 >
Rp 120.000. Kesimpulannya, usahatani tersebut layak dijalankan.
4. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
Misalnya, diketahui pendapatan petani dari suatu usahatani sebesar Rp 6.122.000
dengan nilai sewa lahan dalam satu tahun sebesar Rp 464.000 maka Rp 6.122.000
> Rp 464.000 kesimpulannya usahatani tersebut layak diusahakan.
5. Produksi (kg) > BEP produksi (kg)
Total Produksi = 6.000 buah
FC = Rp 558.000
VC = Rp 12.910.000
P = Rp 3.000
AVC = Rp 2.151,666
Maka BEP Produksinya
BEP produksi = FC
P – AVC
BEP produksi = 558.000
3.000 – 2.151,666
BEP produksi = 558.000
848,334
BEP produksi = 657,759 kg
106
Total produksi = 3.000 kg > BEP produksi = 657,759 kg
6. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
Diketahui:
FC = Rp 558.000
VC = Rp 12.910.000
S = 18.000.000
Maka BEP penerimaannya
BEP Penerimaan = FC
1 – (VC)
S
BEP Penerimaan = 558.000
1 - ( 12.910.000 )
18.000.000
BEP Penerimaan = 558.000
1 – 0,717
BEP Penerimaan = 558.000
0,283
BEP Penerimaan = 1.971.731,448
Jadi Penerimaan Rp 18.000.000 > BEP Penerimaan Rp 1.971.731,448
7. Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg)
Diketahui:
P = Rp 3.000
TC = 10.292.000
Y = 6.000
Maka BEP Harganya
BEP Harga = TC
Y
BEP Harga = 10.292.000
6.000
BEP Harga = 1.715
Jadi Harga Rp 3.000/kg > BEP Harga Rp 1.715/kg
8. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi
sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian. Untuk analisis perubahan
harga difokuskan pada perubahan harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Cara
menghitungnya adalah:
a. Harga produk (P) pada saat analisis dilakukan (penelitian), misalnya Rp 1.715/kg
b. Harga produk (P) pada saat BEP yaitu Rp 1.715/kg
c. Harga saat BEP adalah sebesar 32% dari harga riil saat analisis (penelitian)
H. prod saat BEP x 100% = 1.715 x 100% = 57%
P 3.000
107
Ini berarti jika terjadi penurunan harga melebihi 25% penurunan I (hasil poin c di
+ penurunan I tidak melebihi 100%) maka petani akan menderita kerugian.
Misalnya, harga turun sebesar 25% sehingga harga menjadi sebesar Rp
2.250/buah (P-25%) , maka perhitungannya:
Penerimaan (6.000 x Rp 2.250 ) = Rp 13.500.000 (Y x (P-25%))
Biaya produksi total = Rp 10.292.000 -
(TC)
Keuntungan sebesar = Rp 3.208.000
Jika harga turun sebesar 60% (lebih dari penurunan II asalkan jangan melebihi
100) sehingga menjadi Rp 1.200/buah (P-60%) maka perhitungannya
Penerimaan ( 6.000 x Rp 1.200) = Rp 7.200.000
Biaya produksi total = Rp 10.292.000 -
Rugi sebesar = (-) Rp 3.092.000
Oleh karena itu, dalam kasus ini angka 60 % (penurunan I) merupakan titik batas
yang harus diperhatikan untuk melindungi petani agar petani tidak mengalami
kerugian.
108
Petani 5 Bapak Sugeng suntoro
15.000.000 = 1,210
12.395.300
Nilai R/C ratio =1,210, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh pak
sugeng suntoro untuk usahatani mentimun memperoleh penerimaan sebesar Rp
1,210. Kesimpulannya, karena penerimaan Rp 1,210 > Rp 1 maka usahatani
mentimun pak Priyono adalah layak untuk dijalankan.
109
2. π/C > bunga bank yang berlaku (produktivitas modal > bunga bank yang berlaku,
π/C ialah produktivitas modal. Misalnya, dalam suatu usahatani mentimun
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 2.604.700 dengan biaya
usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 12.395.300
maka nilai π/C nya sebesar:
2.604.700= 0,210%
12.395.300
Artinya, setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,210%. Jika suku bunga simpanan di bank sebesar 3% per tahun maka
modal petani untuk usahatani lebih menguntungkan (produktif) dibandingkan
modal petani tersebut hanya ditabung di bank karena nilai π/C 0,210% < 3%. Jika
petani dalam usahataninya menggunakan modal pinjaman di bank dengan bunga
pinjaman sebesar 3% per tahun, maka petani tersebut mampu membayar
hutangnya karena π/C nya lebih besar dibandingkan bunga pinjamannya.
Kesimpulannya, usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
3. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) > tingkat upah yang berlaku. Misalnya,
diketahui revenue dari usahatani sebesar Rp 15.000.000 dengan HKO yang
dicurahkan sebesar 89,704 maka produktivitas tenaga kerjanya sebesar
15.000.000 = 167.216,623/HKO
89,704
Diketahui tingkat upah yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp 30.000/HKO
dalam satu musim tanam. Dalam satu tahun ada empat musim tanam maka tingkat
upah yang berlaku dalam satu tahun Rp 120.000/HKO maka Rp 167.216,623 >
Rp 120.000. Kesimpulannya, usahatani tersebut layak dijalankan.
4. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam.
Misalnya, diketahui pendapatan petani dari suatu usahatani sebesar Rp 15.000.000
dengan nilai sewa lahan dalam satu tahun sebesar Rp 406.000 maka Rp
15.000.000 > Rp 406.000 kesimpulannya usahatani tersebut layak diusahakan.
5. Produksi (kg) > BEP produksi (kg)
Total Produksi = 5.000 buah
FC = 476.500
VC = Rp 11.918.800
P = Rp 3.000
AVC = Rp 2.383,76
Maka BEP Produksinya
BEP produksi = FC
P – AVC
BEP produksi = 476.500
3.000 – 2.383,76
BEP produksi = 476.500
616,24
110
BEP produksi = 773,237
Total produksi = 3.000 kg > BEP produksi = 773,237kg
6. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp)
Diketahui:
FC = Rp 476.500
VC = Rp 11.918.800
S = 15.000.000
Maka BEP penerimaannya
BEP Penerimaan = FC
1 – (VC)
S
BEP Penerimaan = 476.500
1 - ( 11.918.800 )
15.000.000
BEP Penerimaan = 476.500
1 – 0,794
BEP Penerimaan = 476.500
0,206
BEP Penerimaan = 2.313.106,796
Jadi Penerimaan Rp 15.000.000 > BEP Penerimaan Rp 2.313.106,796
7. Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg)
Diketahui:
P = Rp 3.000
TC = 12.395.300
Y = 5.000
Maka BEP Harganya
BEP Harga = TC
Y
BEP Harga = 12.395.300
5.000
BEP Harga = 2.479,06
Jadi Harga Rp 3.000/kg > BEP Harga Rp 2.479,06/kg
8. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi
sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian. Untuk analisis perubahan
harga difokuskan pada perubahan harga produk karena pada umumnya harga
faktor produksi relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Cara
menghitungnya adalah:
a. Harga produk (P) pada saat analisis dilakukan (penelitian), misalnya Rp 3.000/kg
b. Harga produk (P) pada saat BEP yaitu Rp 2.479,06/kg
c. Harga saat BEP adalah sebesar 32% dari harga riil saat analisis (penelitian)
H. prod saat BEP x 100% = 2.479,06x 100% = 82,63%
P 3.000
111
Ini berarti jika terjadi penurunan harga melebihi 22% penurunan I (hasil poin c di
+ penurunan I tidak melebihi 100%) maka petani akan menderita kerugian.
Misalnya, harga turun sebesar 22% sehingga harga menjadi sebesar Rp
2.340/buah (P-22%) , maka perhitungannya:
Penerimaan ( 5.000 x Rp 2.340) = Rp 11.700.000 (Y x (P-25%))
Biaya produksi total = Rp 12.395.300 - (TC)
Keuntungan sebesar = Rp -695.300
Jika harga turun sebesar 60% (lebih dari penurunan II asalkan jangan melebihi
100) sehingga menjadi Rp 1.200/buah (P-60%) maka perhitungannya
Penerimaan ( 5.000 x Rp 1.200) = Rp 6.000.000
Biaya produksi total = Rp 12.395.300 -
Rugi sebesar = (-) Rp 6.395.300
Oleh karena itu, dalam kasus ini angka 60 % (penurunan I) merupakan titik batas
yang harus diperhatikan untuk melindungi petani agar petani tidak mengalami
kerugian.
112
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Biaya dan pendapatan dari usaha tani mentimun yang ada di Desa Kroyo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo dapat di simpulkan bahwa sebagian
besar biaya pendapatan lebih kecil dibandingkan biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani, yang artinya adalah bahwa usaha tani rugi dan tidak layak diusahakan.
Keadaan usahatani mentimun yang ada di Desa Kroyo, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Purworejo adalah efisien, dengan R/C Ratio lebih dari 5 ) R/C- Ratio <
1)
IV.2 saran
Saran dari adanya laporan praktikum ini :
1. Agar para praktikum lapangan lebih serius didalam melaksanakan praktikum
lapangan.
2. Menjadi bahan pertimbangan untuk angkatan tahun depan yang akan
melakukan praktikum lapangan agar memilih lokasi yang berbeda sehingga
dapat dibandingkan produktivitas yang asa antara daerah satu dengan daerah
lainnya.
113
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unmuhjember.ac.id/2050/1/jurnal.pdf
http://agb.faperta.unmul.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/jurnal-vol-8-no-2-
wahyu.pdf
114
LAMPIRAN
Petani 1 Petani 2
Petani 3 Petani 4
Petani 5
115
116