Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KLASIFIKASI USAHATANI PADI SAWAH

Oleh :

Nama : Merya paul

Nim : 1904020150

Semester : IV (Genap)

Dosen Pa : Dr. Tomycho Oliviana Sp,M.Ma

KEMENTRIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PERTANIAN

AGRIBISNIS

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat, rahmat, serta bimbingan-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktikum
“Klasifikasi Usahatani” ini dengan baik. Tujuan dari disusunnya laporan ini sebagai salah satu
prasyarat nilai Praktikum Mata kuliah Manajemen Usahatani
saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………….
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani…………………………………………………………………….


2.2 Pengertian Usahatani Padi sawah………………………………………………………..

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum……………………………………………………………


3.2 Metode Pelaksanaan Praktikum………………………………………………………….

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………………………….


4.2 Proses Penanaman Padi sawah…………………………………………………………….
4.3 Pengendalian Hama Peenyakit Padi Sawah……………………………………………….

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembangunan nasional saat ini diprioritaskan pada bidang perekonomian sehingga
pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningktan hasil
produksi pertanian. Karena nengara kita dikenal dengan Negara agraris yang mempunyai
area pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih perlu digali dan
dimanfaatkan untuk pemenuhan manusia.
Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian mayoritas penduduk di Indonesia.
Fakta yang terjadi bahwa sebagian besar lahan dipergunakan sebagai lahan pertanian. Sektor
pertanian merupakan sektor primer yang mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat
atau rumah tangga tani karena kontribusi pertanian yang secara langsung berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini juga bergantung pada pendapatan usahatani
yang diperoleh oleh sektor pertanian itu sendiri. Pertanian sebagai sumber kehidupan
manusia dapat dipelajari dari berbagai sudut antara lain, sudut teknis, teknologis, biologis,
sosiologis, paedagogis, ekonomis, yuridis, dan politis. Namun, ada kalanya hasil pembahasan
dari berbagai macam sudut pandang tersebut berlawanan satu sama lain, misalnya; politik
harga hasil bumi (beras) yang tinggi lebih banyak mendatangkan keuangan kepada produsen
daripada konsumen, produksi kotor (bruto) yang tinggi lebih banyak menguntungkan
masyarakat daripada produsen (petani) sedangkan produsen lebih tertolong dengan hasil
bersih (netto) yang tinggi (Suratiyah,2006).

Pengorganisir usahatani adalah petani sendiri dibantu oleh keluarganya dan tenaga luar.
Penggunaan tenaga luar dikhususkan untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan
tenaga yang lebih dari potensi tenaga kerja yang dimiliki petani sedangkan yang diorganisir
sendiri adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau yang dapat dikuasai. Selain itu
usahatani ini hanya dilaksanakan pada areal sempit, hal ini dikarenakan terbatasnya faktor
modal dan kebanyakan petani sudah merasa puas apabila hasilnya sudah dapat memenuhi
kebutuhan keluarga sehingga didalam Ilmu Usaha tani ini, analisis biaya dirasa cukup
penting, karena tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya
tetapi tidak mampu mengatur harga komoditi yang dijualnya atau memberi nilai kepada
komoditi tersebut. Harga-harga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam usahatani
termasuk pula faktor-faktor diluar usaha tani.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usaha tani diperhitungkan dari pengurangan
besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usaha tani tersebut. Penerimaan suatu usahatani
akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya usaha tani, jenis dan harga komoditi
usaha tani yang diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usaha tani akan dipengaruhi oleh
topografi, struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta
tingkat teknologi yang digunakan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian Padi sawah
2. Bagaimana proses penanaman padi sawah
3. Bagaimana proses pengendalian hama penyakit padi sawah

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mempelajari Usahatani padi sawah
2. Untuk mengetahuin dan memahami unsur-unsur pembentukan Usahatani padi sawah
3. Umtuk mengetahui dan mempelajari proses pengendalian hama penyakit padi sawah
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan, dan sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai
usahatani padi sawah
2. Untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan oleh dosen dalam proses belajar mengajar
mata kuliah Manajemen Usahatani
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani

Usaha adalah kegiatan dengan menggerakan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai
suatu maksud. Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam atau mata
pencaharian dalambentuk mengusaahakantanah dengan tanam menanam.

Pengertian usaha tani menurut Mosher (1968) : mengartikan usaha tani sebagai himpunan
dari sumber-sumber alam yang ada ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian
seperti tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan atas tanah itu dan sebagainya. Menurut Soekartawi
(2006) :usaha tani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Soeharjo dan Patong (1973) : usaha
tani adalah proses pengorganisasian fakktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal,
dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan dan sekumpulan orang untuk
menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain
disamping motif mencari keuntungan. Menurut Hernanto (1989) : usaha tani adalah sebagai
organisasi alam, kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan kepada produksi di lapangan
pertanian.

Berdasarkan pengertian ini, maka produktivitas usahatani semakin tinggi bila petani atau
produsen mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efisien teknis dan efisien
harga. Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan terbatas untuk berproduksi
berkelanjutan, tetapi dapat ditingkatkan nilai produktivitasnya melalui pengelolalan yang
tepat, misalnya faktor produksi lahan. Berikut uraian dari masing – masing faktor produksi
dalam usahatani
Dalam kehidupan petani di Indonesia ada beberapa unsur yang mempengaruhi Sosial
budaya, unsur ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, tetapi juga merupakan unsur
utama yang menghalangi, menekan dan mematikan semangat dinamis untuk maju.
1. Alam, merupakan unsur asli dalam bidang pertanian yang mempunyai sifat otoriter,
kurang/tidak adil, kirir dan menghambat kemajuan manusia.
2. Iklim, dalam bidang pertanian lebih banyak ditentukan oleh sifat curah hujan. Daerah
hujan dibagi menjadi 3 yaitu daerah basah, setengah basah dan daerah kering. Perbedaan
daerah itu sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman.
3. Air dan pengairan, banyak sedikitnya kebutuhan air untuk tanaman dipengaruh oleh jenis
tanaman, umur tanaman, jenis tanah dan cara pengolahan.

Input (factor produksi ) adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Soeharsono (1989),
menyatakan bahwa usaha tani yang bagus sebagai usaha tani yang produktif dan efesien
sering dibicarakan sehari-hari. Usaha tani yang produktif berarti ussaha tani itu
prodiktivitasnya tinggi. Peningkatan usaha tani padi bertujuan untu menunjukan
produktivitas pangan dan pendapatan petani. Kedua factor tersebut merupakan penentu bagi
seorang petani untuk mengambil keputusan dalam usahatani.

Pelaksanan usahatani memerlukan suatu pengelolaan yang baik agar diperoleh hasil yang
memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitas karena tjuan yang ingin dicapai petani
adalah memperoleh pendapatan atau keuntungan, dimana untuk mencxapai tujuan tersebut
petani mendapatkan beberapa kendala sehingga petani dituntu untuk mengambil keputusan
dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan tujuan yanag hendak
dicapai. Keuntungan maksimum akan tercapai apabila semua factor produksi telah
dialokasikan secara optimal dan efesien.

2.2 Pengertian UsahataTani Padi

Usahatani padi adalah proses pengorganisasian factor-faktor produksi yaitu alam, tenaga
kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk
menghasilkan output berupa padi yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain di samping berotif mencari keuntungan.
Usahatani padi sawah atau sering diseut dengan budidaya padi sawah merupakan salah
satu usahatani utama di Indonesia. Padi di Indonesia merupakan tanaman penting sebagai
sumber bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu nasi.

Klasifikasi botani tanaman padi sawah (Oriza sativa) adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monotyledonae

Keluarga : Gramincae (poaccae)

Genus : Oryza

Species : Oryza spp.

Terdapat 25 species Oryza yang dikenal adalah O. sativa dikenal dengan dua
species yaitu indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi
dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yabg ditanam didataran tinggi dan
padi sawah didataran rendah yang memerlukan penggenanggan. Dan di Noelbaki kab.
Kupang adalah padi sawah dengan sumber penggenanggan air dari irigasi.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Lokasi Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan oleh mahasiswa dengan mengamati dan mewawancarai


petani untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur pembentukan usahatani. Tempat
praktikum dan hasil pengamatan sebagai berikut :

Lokasi Pengamatan : Noelbaki (persawahan Rindu Sejahtera)

Nama Petani : REN SINLAE

Komoditas Utama yang diusahakan : usahatani Padi

3.2 Metode pelaksanaan praktikum


3.2.1 Metode Penentuan Lokasi

Lokasi yang dipilih menjadi lokasi pelaksanaan praktikum adalah Desa Noelbaki,
Kabupaten Kupang. Dimana metode penentuan lokasi adalah dipilih secara purposive
(sengaja) dengan pertimbangan bahwa tempat ini merupakan wilayah yang sebagian
besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani yang membudidayakan tanaman
padi sawah.

3.2.1 Metode Penentuan Sampel Resonden


Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling, dimana teknik ini didasarkan pada pertimbangan dan kriteria tertentu
berdasarkan tujuan praktikum, yaitu populasi usahatani padi sawah.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk mengumpulykan data pada praktikum ilmmu
usahatani ini adalah metode wawancara dengan menggunakaan alat bantu kuesioner yang
disesuaikan dengan kebutuhan data dan informasi yang diperlukan.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Noelbaki merupakan salah satu desa dari delapan desa/kelurahan yang terletak di
kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang. Merupakan desa pinggiran kota dengan
kemiringan lahan masuk kategori sedang (15°sampai25°) pada ketinggian dari permukaan
laut 46mdpl. Memiliki luas wilayah sebesar 17,70km2 atau19%, merupakan luas kedua
setelah desa Oepuah dikecamatan Kupang Tengah. Termasuk desa swadaya dengan jarak ke
ibukota kecamatan 2km dan pusat kabupaten berjarak 20km.

4.2 Proses Penanaman Padi Sawah


Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam padi dan 
proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di perhatikan dalam
membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah dalam menanam padi sawah
yang harus di perhatikan agar dapat di budidaya sampai panen :
1) Persiapan media tanam

Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu
sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam.
Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai pertumbuhan
tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan rumput-rumput liar.
Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan.
Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur
serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan
dengan mencangkul tetapi dengan menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui
pembajakan, kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah
banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada
media tanam terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan
menyebabkan media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena
ternetralisir.
2) Pemilihan bibit

Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk
menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih
padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi
yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan pada
benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90% benih mengeluarkan
kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu
benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan.
Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya
benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang
akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian segera..

3) Persemaian
Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul
tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih
dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar
1 : 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka wadah
persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan
berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis
masing-masing 10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih yang
telah berkecambah dengan merata.
4) Penanaman

Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh
daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit
siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam, pindahkan
bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah
disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit
sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar membentuk huruf L
agar akar dapat tumbuh dengan sempurna. Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan
berkisar pada rentang 1 cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan
dua kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang ideal.
5) Perawatan lahan

Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan


pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman
pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa
dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai
kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan
air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia
satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per
hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan
setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan
dosis 50 kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar.
6) Pemanenan
Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk.
Proses pemanenan menggunakan sabit gerigi dan letakkan hasil panen pada tikar dengan
merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang ada.
4.3 Pengendalian Hama Peenyakit Padi Sawah

Tanaman padi sawah merupakan tanaman pangan yang rentan terserang hama dan
penyakit. Ada beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman padi yang memiliki efek
serangan berbahaya dan sangat meresahkan para petani. Hama dan penyakit tersebut jika
tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan
menyebabkan gagal panen. jenis hama dan penyakit utama tanaman padi tersebut
diantaranya :

1) Walangsangit
Ada beberapa cara pengendalian walangsangit, diantaranya :
 Untuk mencegah kerugian, perlu dilakkukan Sanitasi lingkungan dengan
membersihkan areal pertanaman padi mampu menekan serangan hama walang sangit.
Oleh karenanya, pembersihan gulma dilakukan sesering mungkin supaya tidak ada
tanaman inang yang dapat dimanfaatkan walang sangit untuk bertahan hidup dan
berkembang biak.
 pengendalian yang dilakukan dengan penyemprotan insektisida kimia, Pengendalian
menggunakan insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit
berada pada ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan dilakukan menjelang
tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah memasuki stadia masak susu.
2) Hawar Daun Bakteri
Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi diantaranya :
 Pengaturan Pola Tanam
Tanam serentak meliputi areal seluas-luasnya dengan perbedaan waktu tanam
paling lama dua minggu. Penanaman serentak dimaksudkan agar masa pertumbuhan
dan panen serempak sehingga saat panen selesai, sumber makanan bagi penggerek
habis. Dampak selanjutnya populasi penggerek rendah
 Pengendalian secara fisik
Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan
tanah pada saat panen, dan disingkal. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air
setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau
pupa mati.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan Usaha tani merupakan bagian inti
dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya
dan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan kebutuhan pasar. Dimana untuk dapat
menghasilkan pendapatan yang maksimal maka perlu diperhatikan cara dan aturan yang
tepat dalam hal membudidayakn bidang usahatani yang digeluti sehingga tidak
mengalami kerugian hasil panen.

5.2 Saran

Dengan adanya laporan ini, kiranya dapat menambah pengetahuan pembaca dalam
usahatani, bukan hanya asal tanam akan tetapi bagaimana cara kita bias memperoleh hasil
panen yang lebih maksimal serta dalam pemasaran bias mendapatkan hasil yang besar.

Menjadikan laporan ini sebagai bahan pertimbangan untuk teman-teman yang lain
yang akan melakukan praktikum lapangan agar memilih lokasi yang berbeda sehingga
dapat dibandingkan produktivitas yang ada antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Yang terakhir, Kepada pemerintah dan lembaga terkait sebaiknya mendukung
intensifikasi usahatani padi sawah di kelurahan Noelbaki melalui penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung usahatani padi.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka

https://www.academia.edu/29538610/LAPORAN_PRAKTIKUM_USAHA_TANI

https://www.ojs.unm.ac.id/ijses/article/viewFile/15196/8892

(DOC) Laporan Praktikum Ilmu Usahatani | graceby limbong - Academia.edu

https://core.ac.uk/download/pdf/270189105.pdf

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70910/PENGENDALIAN-HAMA-PENYAKIT-
PADI-SAWAH/

https://bawuran-bantul.desa.id/first/artikel/143-Langkah-Langkah-Cara-Menanam-Padi

Anda mungkin juga menyukai