Oleh :
Nama : RINI DESMA FITRI
Nim : 2026113
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pertanian dan Pangan.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf , dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih
Wassalamualikum Wr.Wb
Penyusun
i 2
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN ..................................................................4
RANGKUMAN ......................................................................................................12
TES FORMATIF .....................................................................................................12
3
ii
1. ILMU USAHA TANI DAN AGRIBISNIS
2. PENDAHULUAN
Agribisnis adalah suatu sistem yang membahas tentang usaha pertanian
baik secara sempit maupun secara luas, baik yang berhubungan langsung ataupun
berhubungan tidak langsung kepada pertanian. Agribisnis pada hakikatnya
merupakan bagian dari sistem ekonomi. Hal tersebut didasari dengan seluruh
kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penyaluran sarana usahatani; kegiatan
produksi di unit usahatani; penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas
usahatani dan berbagai produk yang dibuat dari proses produksi tersebut.
Agribisnis sangat diperlukan dalam pengembangan pertanian di Indonesia,
karena kondisi lahan pertanian yang ada di Indonesia sangat berpotensi akan tetapi
pada kenyataannya pertanian di Indonesia masih saja tertinggal dari pertanian-
pertanian negara lain yang potensi lahan pertaniannya jauh dibawah kualitas yang
dimiliki Indonesia. Oleh karena itu perlu untuk membahas betapa pentingya
agribisnis dalam pengembangan pertanian umumnya agribisnis sebagai suatu
sistem ekonomi yang bisa mendongkrak kemajuan pertanian Indonesia.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan
pendapatan usahatani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai
ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut
pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan. (Tohir, 1991). Ilmu usahatani
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai
modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Menurut Daniel, M. (2002) Ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai
faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagi petani untuk
memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak
sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu, sedangkan Soekartawi (2002)
1
memberikan arti ilmu usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dinyatakan efektif bila
petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dengan sebaik-
baiknya, dan dinyatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
mengeluarkan output yang melebihi inputnya.
Menurut Adiwilaga (1982) Ilmu Usahatani adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri,
atau dapat pula dinyatakan sebagai ilmu yang menyelidiki cara-cara seorang
petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan
perusahaan itu. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang
manusia atau petani dapat mengusahakan, mengorganisir faktor-faktor produksi
berupa tanah dan alam sekitarnya, modal dan manusia (tenaga kerja) sehingga
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Menurut Suratiyah, K. (2002), Ilmu Usahatani merupakan ilmu
pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara
efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pendapatan yang maksimal. Ilmu
usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana
membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha
pertanian, perikanan atau peternakan. Dari beberapa definisi dan batasan yang
telah dijelaskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
yang mempelajari perencanaan dalam menentukan penggunaan faktor-faktor
produksi pada waktu yang akan datang dan mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan, sehingga penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dapat
digunakan seefisien mungkin untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal.\
Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah lahan, tenaga kerja, modal dan
manajemen. Selain usahatani, di Indonesia dikenal pula istilah perkebunan, yang
sebenarnya juga merupakan usahatani yang dilaksanakan secara komersial.
Perbedaan usahatani dengan perkebunan, antara lain meliputi: (1) Luas lahan
2
usahatani pada umumnya sempit, sedangkan perkebunan memiliki lahan yang
sangat luas. (2) Status lahan usahatani, umumnya milik sendiri, sewa dan sakap
(bagi hasil) sedangkan perkebunan status lahannya bisa beruapa Hak Guna Usaha
(HGU), dan biasanya dimiliki oleh pihak swasta. (3) Pengelolaan usahatani,
dikelola secara sederhana, sedangkan perkebunan dikelola secara kompleks
3
untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha
pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
kerja, modal dan manajemen.
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat
b. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup
yang rendah
c. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
d. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan
lainnya
Usahatani tersebut masih dilakukan oleh petani kecil, maka telah disepakati
batasan petani kecil (Soekartawi, 1986) Pada seminar petani kecil di Jakarta pada
tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil didefinisikan sebagai berikut :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras
per kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan
sawah untuk di P.Jawa atau 0,5 ha di luar P.Jawa. Bila petani tersebut
juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di P. Jawa dan 1,0 ha di
luar P.Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah
terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani tersebut berusahatani. Pada umumnya
mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian
dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam
beberapa petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga
kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan
harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup informasi dan modal. Walaupun
4
petani-petani kecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki sumberdaya terbatas
dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani
kecil tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka
berada di suatu wilayah kecil. Jelas bahwa hal ini diperlukan penelitian-penelitian
mengenai usahatani di bebagai daerah dengan berbagai karakteristik petani, iklim,
sosial, budaya yang berbeda, sehingga diperoleh perumusan masalah yang dapat
digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan. Dengan melihat ciri-ciri petani
kecil di atas, mempelajari usahatani merupakan salah satu cara untuk melihat,
menafsirkan, menganalisa, memikirkan dan berbuat sesuatu (penyuluhan,
penelitian, kunjungan, kebijakan dll) untuk keluarga tani dan penduduk desa yang
lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di negara
berkembang seperti Indonesia karena, Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi
yang kadang tidak terpisahkan, serta kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi
sosial dan perekonomian.
b) Karakteristik Usaha Di Bidang Pertanian
5
dan sumberdaya yang cukup banyak maka identifikasi kebutuhan pasar serin
g dilakukan terlebih dahulu. Alasan lain adalah karena lahan dapat digunakan
untuk berbagai tanaman atau ternak, sementara pengkajian pemasaran dapat
memilih berbagai alternatif tanaman atau ternak.
Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah: Pertama, karena
komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam
agroindustri maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi
perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian dapat
menyebabkanketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan pendana
an dan pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-
produk agroindustrimerupakan kebutuhan yang harus dipenuhi ataumerupakan
6
komoditas pentingbagi perekonomian suatu negara maka perhatian dan kete
rlibatan pemerintahdalam kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga,
karena suatu produkagroindustri mungkin diproduksi oleh beberapa negara m
aka agroindustrilokterkait ke pasar internasional sebagai pasar alternatif untu
k bahan baku, imporbersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga komodita
s yang tinggi di pasar internasional memperbesar ketidakpastian finansial disisi
input dan output.
7
Namun, sector pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru
sebanyak 432.350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertanian terbukti
tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan fleksibel dalam penyerapan tenaga
kerja sehingga sesungguhnya dapat berfungsi sebagai basis dan landasan
perekonomian basional indonesia.
8
Untuk memberhasilkan pembangunan ekonomi nasional melalui
pengembangan sektor agribisnis, kita perlu menemu-kenali terlebih dahulu
kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor agribisnis nasional. Dengan menmu-
kenali hal-hal tersebut, kita dapat merumuskan strategi untuk menghadapinya dan
mempercepat pembangunan sektor agribisnis dari kondisi saat ini menuju kinerja
sektor agribisnis yang diharapkan.
9
pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik
lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
d) Pengembangan Agroindustri
Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan
agribisnis diantaranya :
1. Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan
atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk
agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut
nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut
keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat,
residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri
perbenihan.
2. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan
sistem networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal
(sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan
10
penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang
terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk
pemerintah.
3. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya
terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan
usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif
layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan
usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.
4. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi
agribisnis.
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi,
dan informasi pengolahan serta informasi pasar.
5. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan
industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan
terjadi di setiap daerah.
6. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai
lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim
pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya
agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi
kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm
agribisnis.
7. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya
terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus
mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut,
11
sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual
apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
8. Pengembangan sumberdaya agribisnis.
Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya
agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta
pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis
sebagai aktor pengembangan agribisnis.
9. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.
Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas
unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis,
potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.
10. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan
pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut,
darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan
pelabuhan ekspor dan lain-lain.
11. Kebijaksanaan terpadu pengembangan
Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan
agribisnis.
a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas di tingkat
perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh
kegiatan usaha sejenis.
c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur
keterkaitan antara beberapa sektor.
d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan
perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
12. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi
12
Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor
pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan
aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan
wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan
pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena
itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan
formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP
yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi Klinik
Konsultasi Agribisnis.
4. RANGKUMAN
Di sektor pertanian agribisnis memegang peranan yang sangat penting yaitu
sebagai sistem yang memanajemen seluruh sistem pertanian mulai dari hulu
sampai subsistem hilir. Oleh sebab itu jika konsep agribisnis di terapkan dengan
baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja yang banyak
dari masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.
Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsitem hulu
hingga hilir yang berorientasi pada dasar dengan memperhatikan kualitas, kuantitas
dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk dapat meningkatkan produktivitas
dan pendapat pelaku agribisnis. Oleh karena konsep agribisnis sangat cocok di
terapkan dalam sistem pembangunan nasional. Kerena apabila pangan suatu
bangsa dapat mereka penuhi sendiri tanpa bantuan dari negara lain maka negara
tersebut akan cepat kemajuannya. Karena pangan merupakan zat dan gizi dalam
membentuk kecerdasan bangsa( (hafsah).
5. SUMBER
http://web.mb.ipb.ac.id/artikel/view/id/fdabc8a88141a4c1c81d24bbf7927db0.htm
http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/20/peranan-agribisnis-dalam-
pembangunan-pertanian-dan-ekonomi/
13
http://agribisnismodern.blogspot.com/2012/01/peranan-agribisnis-dalam-
pembangunan.html
Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri. Penebar
swadaya, Jakarta.
6. TES FORMATIF
10 OBJEKTIF
1. Faktor-faktor produksi yang dimaksud dalam usahatani, ialah:
(a) lahan, alam, modal dan tenaga kerja
14
4. Untuk lebih memudahkan dalam proses manajemen perlu ditambahkan
lagi dua (2) fungsi, yaitu...
15
8. Berikut ini, merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan pelaku agribisnis di Indonesia terutama
pelaku usaha pada subsistem on-farm adalah...
16
10 ESAI
1. Apa yang dimaksud dengan pelaku maksimalisasi keuntungan dan
produsen yang efesien, kaitkan dengan kondisi di Indonesia yang saat ini
terjadi?
Jawab:
Pelaku maksimalisasi keuntungan adalah seseorang yang dalam proses
produksinya melakukan maksimalisasi output dengan menghasilkan
penerimaan optimum dan dengan menekan biaya produksi yakni biaya
variabel dan biaya tetap. Sedangkan produsen yang efisien adalah pelaku
maksimalisasi keuntungan dengan penggunaan faktor produksi (input)
secara optimal dan efisien baik efisiensi harga, teknis, maupun ekonomi.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih belum stabil contohnya
harga bahan baku (faktor produksi input) masih sering kali meningkat.
Kondisi seperti ini mendorong produsen/petani untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dengan cara
memanfaatkan faktor produksi tersebut secara optimal dan efisien. Akan
tetapi permasalahan yang sering timbul adalah keserakahan pada diri
produsen untuk menguasai pasar dengan melakukan kerusakan alam yakni
eksploitasi SDA secara berlebihan untuk mendapatkan keuntungan
maksimal tanpa mempedulikan keadaan sekitar.
17
Efisiensi alokatif/efisiensi harga
1. Uji efisiensi alokatif dimaksudkan untuk mengetahui rasionalitas
petani dalam melakukan kegiatan usahatani dengan tujuan mencapai
keuntungan maksimal.
2. Keuntungan maksimal akan tercapai jika semua faktor produksi telah
dialokasikan secara optimal.
3. Situasi yang diharapkan terjadi kalau petani mampu membuat suatu
upaya kalau nilai produk marginalnya (NPM) untuk suatu input sama
dengan harga input tersebut.
4. Penggunaan input optimum dicari dengan melihat nilai tambahan dari
satu satuan biaya dari input yang digunakan dengan satu satuan output
yang dihasilkan.
Petani Gurem
Petani gurem hanya memiliki modal terbatas serta teknologi yang
minim dan produktivitas minim pula. Hal tersebut membuktikan bahwa
petani gurem memiliki efisiensi teknis yang rendah karena belum mampu
menghasilkan output maksimum dan efisiensi alokatif yang rendah karena
perlu penambahan input produksi untuk mendapatkan keuntungan.
18
pada usaha ekonomi petani besar yang sangat didukung oleh ketersediaan
pasar baik bagi sarana produksi maupun hasil produksi di mana pasar bagi
produk mereka mendekati bentuk persaingan sempurna.
Penduduk Indonesia kebanyakan bermata pencaharian petani namun
produktivitas di bidang pertanian tidak berbanding lurus dengan
banyaknya jumlah petani. Hal tersebut diakibatkan karena petani Indonesia
mayoritas petani gurem, dengan demikian makna petani gurem sendiri
seperti tidak memiliki makna (tidak di anggap).
4. Carilah salah satu kondisi nyata yang dihadapi petani gurem dengan
mengkaitkan/ implikasikan kebijakan!
Kondisi petani gurem yang memiliki lahan sempit dan profit yang rendah
akan menyebabkan petani gurem akan mudah jatuh karena kenaikan
saprodi. Misalnya, apabila pemerintah mengurangi subsidi pupuk, maka
harga pupuk akan naik dengan tajam sehingga menyebabkan petani gurem
tidak mempunyai modal untuk membeli pupuk tersebut. Dan pada
akhirnya petani gurem akan mengurangi produksinya atau meminjam
modal dari koperasi.
IMPLIKASI KEBIJAKAN
a. Pengendalian konversi lahan pertanian perlu diupayakan, antara lain
melalui peraturan pemerintah, didasarkan atas Undang-undang Lahan
Pertanian Abadi yang saat ini RUU-nya sedang digarap oleh DPR RI,
dan akan segera disahkan menjadi undang-undang.
b. Penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan, terutama mengenai teknologi
sistem usaha tani dan cara diversifikasi usaha tani, termasuk budi daya
tanaman hortikultura dan peternakan, serta kelembagaan agribisnis.
c. Kesempatan kerja di luar pertanian perlu ditingkatkan untuk menyerap
tenaga kerja yang terkonsentrasi di pedesaan, dengan mengembangkan
kegiatan perindustrian, perdagangan, dan sekolah kejuruan.
19
5. Apa yang anda ketahui dengan analisis Marxian dan apa yang anda
impikan terhadap kondisi petani gurem saat ini?
Konsep Marxian menguraikan keterkaitan hubungan sosial dalam proses
produksi. Hubungan sosial produksi ini berkaitan dengan akses berbagai
kelompok yang berbeda terhadap faktor produksi dan dengan demikian
memiliki kekuasaan untuk menentukan apa yang ingin dihasilkan dalam
konteks sosial secara luas. Konsep tersebut membentuk ide atau
pandangan bahwa dalam masyarakat dan era sejarah yang berbeda terdapat
cara-cara yang dominan untuk saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
produksi. Teori Marxian secara spesifik memandang pekerja sebagai
sumber kapasitas produksi. Untuk alasan inilah nilai suatu masyarakat
terutama terletak pada apa yang mereka produksi. Oleh karena itu
kapasitas daya jual kapitalis sesungguhnya mencerminkan kualifikasi hasil
kerja kaum buruh dan tidak tergantung pada kapitalis ataupun permintaan
konsumen. Dengan kata lain surplus produksi yaitu proporsi nilai sosial
yang tidak dibayarkan sebagai upah pekerja merupakan jerih payah kaum
buruh.
Saya berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib petani gurem
dengan memberikan bantuan modal, pendidikan, teknologi, dan juga
penyuluhan berkala. Selain itu petani gurem sendiri harus bisa menjadi
petani yang kreatif dengan memaksimalkan keterbatasan lahan dan
mencoba untuk budidaya tanaman lain selain tanaman pangan.
20
7. Sebutkan salah satu contoh sistem sakap bagi hasil yang anda ketahui!
a. Sistem Maro (garap separuh, bagi separuh)
Sebelum menyerahkan tanahnya kepada penggarap yang dalam sistem
ini disebut pemaro, pemilik mendapatkan sejumlah uang tertentu.
Sebelum dilakukan penggarapan, pemilik tanah mendapatkan hasil
bumi yang senilai uang sebagai gantinya.
Pemilik sebagai satu-satunya penyedia lahan garapan mula-mula
bagian tertentu sering -seperdelapan- dari hasil panen. Setelah
pengurangan hasil ini sisanya dibagi di antara mitra kontrak tersebut
secara sama.
b. Sistem Mertelu
Pemilik tanah menyediakan lahan pertanian mendapat dua per tiga hasil
panen karena menyediakan lahan pertanian.
c. Sistem Mrapat
Tipe bagi hasil ini membagi panen tiga perempat untuk pemilik tanah dan
seperempat untuk penggarap.
21
pembelian bibit dan perawatan tanaman. Sedangkan untuk petani pemilik
mendapat beban pembelian pupuk dan biaya panen.
22
benar-benar adil. Saya juga akan membentuk tim penyuluh untuk
memberikan ilmu tambahan kepada para petani penyakap yang rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tujuannya agar petani penyakap
dapat memaksimalkan hasil produksinya dengan keterbatasan yang ada,
serta diharapkan petani juga mampu untuk memanfaatkan teknologi yang
ada dalam menggarap lahan pertaniannya. Dan juga saya akan
memberikan kebijakan tentang luas lahan yang boleh untuk digunakan
untuk sistem bagi hasil ini. Agar pembagian sistem bagi hasil ini tidak
terlalu sedikit.
23