Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ILMU USAHA TANI DAN AGRIBISNIS

Oleh :
Nama : RINI DESMA FITRI
Nim : 2026113

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pertanian dan Pangan.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf , dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih
Wassalamualikum Wr.Wb

Pasir Pengaraian, 03 Oktober 2021

Penyusun

i 2
DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN ..................................................................4
RANGKUMAN ......................................................................................................12
TES FORMATIF .....................................................................................................12

3
ii
1. ILMU USAHA TANI DAN AGRIBISNIS

2. PENDAHULUAN
Agribisnis adalah suatu sistem yang membahas tentang usaha pertanian
baik secara sempit maupun secara luas, baik yang berhubungan langsung ataupun
berhubungan tidak langsung kepada pertanian. Agribisnis pada hakikatnya
merupakan bagian dari sistem ekonomi. Hal tersebut didasari dengan seluruh
kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penyaluran sarana usahatani; kegiatan
produksi di unit usahatani; penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas
usahatani dan berbagai produk yang dibuat dari proses produksi tersebut.
Agribisnis sangat diperlukan dalam pengembangan pertanian di Indonesia,
karena kondisi lahan pertanian yang ada di Indonesia sangat berpotensi akan tetapi
pada kenyataannya pertanian di Indonesia masih saja tertinggal dari pertanian-
pertanian negara lain yang potensi lahan pertaniannya jauh dibawah kualitas yang
dimiliki Indonesia. Oleh karena itu perlu untuk membahas betapa pentingya
agribisnis dalam pengembangan pertanian umumnya agribisnis sebagai suatu
sistem ekonomi yang bisa mendongkrak kemajuan pertanian Indonesia.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan
pendapatan usahatani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai
ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut
pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan. (Tohir, 1991). Ilmu usahatani
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai
modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Menurut Daniel, M. (2002) Ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai
faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagi petani untuk
memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak
sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu, sedangkan Soekartawi (2002)

1
memberikan arti ilmu usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dinyatakan efektif bila
petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dengan sebaik-
baiknya, dan dinyatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
mengeluarkan output yang melebihi inputnya.
Menurut Adiwilaga (1982) Ilmu Usahatani adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri,
atau dapat pula dinyatakan sebagai ilmu yang menyelidiki cara-cara seorang
petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan
perusahaan itu. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang
manusia atau petani dapat mengusahakan, mengorganisir faktor-faktor produksi
berupa tanah dan alam sekitarnya, modal dan manusia (tenaga kerja) sehingga
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Menurut Suratiyah, K. (2002), Ilmu Usahatani merupakan ilmu
pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara
efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pendapatan yang maksimal. Ilmu
usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana
membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha
pertanian, perikanan atau peternakan. Dari beberapa definisi dan batasan yang
telah dijelaskan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu
yang mempelajari perencanaan dalam menentukan penggunaan faktor-faktor
produksi pada waktu yang akan datang dan mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan, sehingga penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dapat
digunakan seefisien mungkin untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal.\
Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah lahan, tenaga kerja, modal dan
manajemen. Selain usahatani, di Indonesia dikenal pula istilah perkebunan, yang
sebenarnya juga merupakan usahatani yang dilaksanakan secara komersial.
Perbedaan usahatani dengan perkebunan, antara lain meliputi: (1) Luas lahan

2
usahatani pada umumnya sempit, sedangkan perkebunan memiliki lahan yang
sangat luas. (2) Status lahan usahatani, umumnya milik sendiri, sewa dan sakap
(bagi hasil) sedangkan perkebunan status lahannya bisa beruapa Hak Guna Usaha
(HGU), dan biasanya dimiliki oleh pihak swasta. (3) Pengelolaan usahatani,
dikelola secara sederhana, sedangkan perkebunan dikelola secara kompleks

3. URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN


a) Pengantar Ilmu Usaha Tani
Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu.Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.
Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri
atau Ilmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha
dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.
Sebaliknya menurut Mosher (1968), Usahatani merupakan pertanian rakyat
dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher memberikan definisi farm
sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian
diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah
itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan
sebagainya .
Sedangkan menurut Kadarsan (1993), Usahatani adalah suatu tempat dimana
seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi
seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi

3
untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha
pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
kerja, modal dan manajemen.
Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat
b. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup
yang rendah
c. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
d. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan
lainnya
Usahatani tersebut masih dilakukan oleh petani kecil, maka telah disepakati
batasan petani kecil (Soekartawi, 1986) Pada seminar petani kecil di Jakarta pada
tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil didefinisikan sebagai berikut :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras
per kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan
sawah untuk di P.Jawa atau 0,5 ha di luar P.Jawa. Bila petani tersebut
juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di P. Jawa dan 1,0 ha di
luar P.Jawa.
c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah
terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani tersebut berusahatani. Pada umumnya
mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian
dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam
beberapa petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga
kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan
harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup informasi dan modal. Walaupun

4
petani-petani kecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki sumberdaya terbatas
dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani
kecil tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka
berada di suatu wilayah kecil. Jelas bahwa hal ini diperlukan penelitian-penelitian
mengenai usahatani di bebagai daerah dengan berbagai karakteristik petani, iklim,
sosial, budaya yang berbeda, sehingga diperoleh perumusan masalah yang dapat
digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan. Dengan melihat ciri-ciri petani
kecil di atas, mempelajari usahatani merupakan salah satu cara untuk melihat,
menafsirkan, menganalisa, memikirkan dan berbuat sesuatu (penyuluhan,
penelitian, kunjungan, kebijakan dll) untuk keluarga tani dan penduduk desa yang
lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di negara
berkembang seperti Indonesia karena, Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi
yang kadang tidak terpisahkan, serta kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi
sosial dan perekonomian.
b) Karakteristik Usaha Di Bidang Pertanian

Sebelum mengembangkan agroindustri pemilihan jenis agroindustri


merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjuta
n agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar
agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran.
Pemasaran biasanya merupakan titik awal dalam analisis proyek agroindustA
nalisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau respon terhadap produk
agroindustri yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik konsumen,
pengaruh kebijaksanaan pemerintah dan pasar internasional.

Kelangsungan agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam


pengadaan bahan baku. Tetapi pengadaan bahan baku jangan sampai merupakan
isu yang dominan sementara pemasaran dipandang sebagai isu kedua, karena
baik pemasaran maupun pengadaan bahan baku secara bersama menentukan
keberhasilan agroindustri. Tetapi karena pengkajian agronomi memerlukan waktu

5
dan sumberdaya yang cukup banyak maka identifikasi kebutuhan pasar serin
g dilakukan terlebih dahulu. Alasan lain adalah karena lahan dapat digunakan
untuk berbagai tanaman atau ternak, sementara pengkajian pemasaran dapat
memilih berbagai alternatif tanaman atau ternak.

Karakteristik agroindustri yang menonjol sebenarnya adalah adanya


ketergantungan antar elemen-elemen agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku,
pengolahan, dan pemasaran produk. Agroindustri harus dipandang sebagai suatu
sistem yang terdiri dari empat keterkaitan sebagai berikut:

(a) Keterkaitan mata rantai produksi, adalah keterkaitan antara tahapan-tahapan


operasional mulai dari arus bahan baku pertanian sampai ke prosesing dan
kemudian ke konsumen.

(b) Keterkaitan kebijaksanaan makro-mikro, adalah keterkaitan berupa pengaruh


kebijakan makro pemerintah terhadap kinerja agroindustri.

(c) Keterkaitan kelembagaan, adalah hubungan antar berbagai jenis organisasi


yang beroperasi dan berinteraksi dengan mata rantai produksi agroindustri.

(d) Keterkaitan internasional, adalah kesaling ketergantungan antara pasar


nasional dan pasar internasional dimana agroindustri berfungsi.

Pengelolaan agroindustri dapat dikatakan unik, karena bahan bakunya yang


berasal dari pertanian (tanaman, hewan, ikan) mempunyai tiga karakteristik,
yaitumusiman (seasonality), mudah rusak (perishabelity), dan beragam (varia
bility).

Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah: Pertama, karena
komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam
agroindustri maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi
perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian dapat
menyebabkanketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan pendana
an dan pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-
produk agroindustrimerupakan kebutuhan yang harus dipenuhi ataumerupakan

6
komoditas pentingbagi perekonomian suatu negara maka perhatian dan kete
rlibatan pemerintahdalam kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga,
karena suatu produkagroindustri mungkin diproduksi oleh beberapa negara m
aka agroindustrilokterkait ke pasar internasional sebagai pasar alternatif untu
k bahan baku, imporbersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga komodita
s yang tinggi di pasar internasional memperbesar ketidakpastian finansial disisi
input dan output.

c) Peran Agribisnis Dalam Sektor Pertanian


Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor
pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor
industri baik industri hulu maupun industri hilir, mampu menyediakan keragaman
menu pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan
gizi masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang
dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian
Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis
memiliki pertumbuhan yang positif.

Peranan agribisnis sektor pertanian misalnya dalam penyediaan bahan


pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada
waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi
keberhasilan pem-bangunan di Indonesia. Sejarah modern Indonesia
menunjukkan bahwa krisis pangan secara langsung mempengaruhi kondisi sosial,
politik, dan keamanan nasional.

Pada dasarnya tidak perlu diragukan lagi, bahwa pembangunan ekonomi


yang berbasiskan kepada sektor pertanian (agribisnis), telah memberikan bukti
dan dan peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian bangsa,
dan tentunya lebih dari itu.

Contoh kasus: Selama terjadinya krisis ekonomi, penyerapan tenaga kerja


secara nasional juga mengalami penurunan sebanyak 6,4 juta atau sekitar 2,13 %.

7
Namun, sector pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru
sebanyak 432.350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertanian terbukti
tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan fleksibel dalam penyerapan tenaga
kerja sehingga sesungguhnya dapat berfungsi sebagai basis dan landasan
perekonomian basional indonesia.

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan


pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian.
Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor
utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian
tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan
dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan (baca : kota).
Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu
wilayah dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat erat kaitannya dengan
kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan
kelembagaan.

Konsep pertanian yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan


perencanaan wilayah yang berbasiskan sumberdaya alam yang ada di suatu
wilayah tertentu. Konsep perencanaan mempunyai arti penting dalam
pembangunan nasional karena perencanaan merupakan suatu proses persiapan
secara sistematis dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha
pencapaian suatu tujuan tertentu. Perencanaan pembangunan yang mencakup
siapa dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki agar pelaksanaan
pembangunan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efesien.

Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan dan


mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan ekonomi dan program
pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan
mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang
optimal dan berkelanjutan.

8
Untuk memberhasilkan pembangunan ekonomi nasional melalui
pengembangan sektor agribisnis, kita perlu menemu-kenali terlebih dahulu
kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor agribisnis nasional. Dengan menmu-
kenali hal-hal tersebut, kita dapat merumuskan strategi untuk menghadapinya dan
mempercepat pembangunan sektor agribisnis dari kondisi saat ini menuju kinerja
sektor agribisnis yang diharapkan.

Pengembangan sektor agribisnis di masa depan, khususnya menghadapi


era globalisasi, akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari
tuntutan pembangunan ekonomi domestik, perubahan lingkungan ekonomi
Interansional, baik karena pengaruh lieberalisasi ekonomi maupun karena
perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk agribisnis internasional.

Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada


lima peran penting dari sektor pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi
antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik, penyedia
tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri,
meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini,
peranan sektor pertanian di Indonesia begitu besar dalam mendukung pemenuhan
pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Tahun 2003,
sektor pertanian mampu memperkerjakan sebanyak 42 juta orang atau 46,26
persen dari penduduk yang bekerja secara keseluruhan.

Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada


lima peran penting dari sektor pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi
antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik, penyedia
tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri,
meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini,
peranan sektor pertanian di Indonesia begitu besar dalam mendukung pemenuhan
pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga petani.

Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan


perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan

9
pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik
lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam


pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri
serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini
ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-
satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun
1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan
yang positif.

d) Pengembangan Agroindustri
Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan
agribisnis diantaranya :
1. Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan
atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk
agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut
nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut
keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat,
residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri
perbenihan.
2. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan
sistem networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal
(sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan

10
penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang
terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk
pemerintah.
3. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya
terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan
usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif
layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan
usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.
4. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi
agribisnis.
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi,
dan informasi pengolahan serta informasi pasar.
5. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan
industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan
terjadi di setiap daerah.
6. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai
lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim
pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya
agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi
kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm
agribisnis.
7. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya
terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus
mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut,

11
sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual
apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
8. Pengembangan sumberdaya agribisnis.
Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya
agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta
pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis
sebagai aktor pengembangan agribisnis.
9. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.
Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas
unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis,
potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.
10. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan
pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut,
darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan
pelabuhan ekspor dan lain-lain.
11. Kebijaksanaan terpadu pengembangan
Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan
agribisnis.
a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas di tingkat
perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh
kegiatan usaha sejenis.
c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur
keterkaitan antara beberapa sektor.
d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan
perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
12. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi

12
Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor
pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan
aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan
wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan
pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena
itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan
formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP
yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi Klinik
Konsultasi Agribisnis.

4. RANGKUMAN
Di sektor pertanian agribisnis memegang peranan yang sangat penting yaitu
sebagai sistem yang memanajemen seluruh sistem pertanian mulai dari hulu
sampai subsistem hilir. Oleh sebab itu jika konsep agribisnis di terapkan dengan
baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja yang banyak
dari masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.
Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsitem hulu
hingga hilir yang berorientasi pada dasar dengan memperhatikan kualitas, kuantitas
dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk dapat meningkatkan produktivitas
dan pendapat pelaku agribisnis. Oleh karena konsep agribisnis sangat cocok di
terapkan dalam sistem pembangunan nasional. Kerena apabila pangan suatu
bangsa dapat mereka penuhi sendiri tanpa bantuan dari negara lain maka negara
tersebut akan cepat kemajuannya. Karena pangan merupakan zat dan gizi dalam
membentuk kecerdasan bangsa( (hafsah).

5. SUMBER
http://web.mb.ipb.ac.id/artikel/view/id/fdabc8a88141a4c1c81d24bbf7927db0.htm

http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/20/peranan-agribisnis-dalam-
pembangunan-pertanian-dan-ekonomi/

13
http://agribisnismodern.blogspot.com/2012/01/peranan-agribisnis-dalam-
pembangunan.html

Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri. Penebar
swadaya, Jakarta.

Saragih, bungaran. Refleksi Agribisnis. Bogor: IPB Press.

6. TES FORMATIF
10 OBJEKTIF
1. Faktor-faktor produksi yang dimaksud dalam usahatani, ialah:
(a) lahan, alam, modal dan tenaga kerja

(b) alam, modal, lahan dan tenaga kerja


(c) lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen
(d) alam, tenaga kerja, lahan dan manajemen

2. Secara ekonomis, orientasi usahatani adalah:


(a) subsisten, semi komersial dan komersial
(b) subsisten, semi sederhana dan komersial
(c) subsisten, semi komersial dan sederhana

(d) subsisten, semi ekonomis dan ekonomis.

3. Termasuk dalam lingkungan fisik usahatani adalah:


(a) jenis tanah, iklim, topografi, dan kemiringan lahan
(b) jenis tanah, iklim, udara, dan kemiringan lahan
(c) udara, curah hujan, jenis lahan dan kemiringan tanah

(d) Jenis lahan, topografi, udara dan kemiringan tanah

14
4. Untuk lebih memudahkan dalam proses manajemen perlu ditambahkan
lagi dua (2) fungsi, yaitu...

A. komunikasi dan motivasi


B. komunikasi dan integrasi
C. efisiensi dan efektivitas
D. semua jawaban di atas adalah salah

5. Manajemen agribisnis memerlukan unsur yang berbeda dengan


manajemen nonagribisnis, karena....
A. agribisnis memiliki karakteristik produk yang berbeda dengan nonagribisnis
B. agribisnis memiliki proses produksi yang spesifik antara lain proses produksi
primer memerlukan bantuan energi matahari dan sangat erat dengan kondisi alam,
lahan, banjir dan hama penyakit
C. produk agribisnis relatif bersifat musiman

D. semua jawaban di atas adalah benar


6. Berikut ini, yang merupakan peranan agribisnis dalam pembangunan
nasional adalah....
A. sebagai penyedia kebutuhan pokok pangan
B. sebagai penyedia kebutuhan pokok sandang dan papan
C. sebagai sumber penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan nasional dan
devisa

D. semua jawaban benar

7. Berikut ini, yang merupakan kondisi umum agribisnis di Indonesia


adalah....
A. berkontribusi sangat kecil terhadap pendapatan nasional

B. diperkirakan sebagian besar angkatan kerja ada di sektor agribisnis


C. sebagian besar pelaku agribisnis terutama pada subsistem on-farm memiliki
lahan yang relatif luas, yakni lebih dari 2H
D. sebagian besar pelaku agribisnis terutama di on-farm merupakan petani yang
cukup sejahtera

15
8. Berikut ini, merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan pelaku agribisnis di Indonesia terutama
pelaku usaha pada subsistem on-farm adalah...

A. meningkatkan efisiensi di tingkat usaha tani


B. meningkatkan peranan kelembagaan agribisnis
C. mengembangkan industri pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi
D. meningkatkan peran pemerintah melalui kebijakan yang tepat

9. Upaya untuk memberdayakan kelembagaan agribisnis antara lain,


kecuali....
A. meningkatkan peranan koperasi agribisnis untuk memaksimalkan
kesejahteraan anggotanya
B. memaksimalkan peran penyuluh pertanian dalam membantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi pelaku agribisnis
C. mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan
menggunakan teknologi modern

D. memberdayakan kelompok tani agar lebih mandiri dan berdaya saing

10. Berikut ini, upaya untuk meningkatkan efisiensi pemasaran produk


agribisnis, adalah....
A. melakukan proses budi daya pertanian yang tepat guna

B. pendekatan integrasi antara pelaku usaha agribisnis


C. mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan
menggunakan teknologi modern
D. melakukan kebijakan harga yang tepat

16
10 ESAI
1. Apa yang dimaksud dengan pelaku maksimalisasi keuntungan dan
produsen yang efesien, kaitkan dengan kondisi di Indonesia yang saat ini
terjadi?
Jawab:
 Pelaku maksimalisasi keuntungan adalah seseorang yang dalam proses
produksinya melakukan maksimalisasi output dengan menghasilkan
penerimaan optimum dan dengan menekan biaya produksi yakni biaya
variabel dan biaya tetap. Sedangkan produsen yang efisien adalah pelaku
maksimalisasi keuntungan dengan penggunaan faktor produksi (input)
secara optimal dan efisien baik efisiensi harga, teknis, maupun ekonomi.
 Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih belum stabil contohnya
harga bahan baku (faktor produksi input) masih sering kali meningkat.
Kondisi seperti ini mendorong produsen/petani untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dengan cara
memanfaatkan faktor produksi tersebut secara optimal dan efisien. Akan
tetapi permasalahan yang sering timbul adalah keserakahan pada diri
produsen untuk menguasai pasar dengan melakukan kerusakan alam yakni
eksploitasi SDA secara berlebihan untuk mendapatkan keuntungan
maksimal tanpa mempedulikan keadaan sekitar.

2. Sebutkan perbedaan antara efesiensi teknik dan efesiensi alokatif dan


kaitkan dengan petani gurem!
 Efisiensi teknis
1. Digunakan untuk mengukur tingkat produksi yang dicapai pada
tingkat penggunaan input tertentu.
2. Seorang petani dikatakan efisien secara teknis dibanding petani lain,
jika dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama diperoleh
output secara fisik lebih tinggi.

17
 Efisiensi alokatif/efisiensi harga
1. Uji efisiensi alokatif dimaksudkan untuk mengetahui rasionalitas
petani dalam melakukan kegiatan usahatani dengan tujuan mencapai
keuntungan maksimal.
2. Keuntungan maksimal akan tercapai jika semua faktor produksi telah
dialokasikan secara optimal.
3. Situasi yang diharapkan terjadi kalau petani mampu membuat suatu
upaya kalau nilai produk marginalnya (NPM) untuk suatu input sama
dengan harga input tersebut.
4. Penggunaan input optimum dicari dengan melihat nilai tambahan dari
satu satuan biaya dari input yang digunakan dengan satu satuan output
yang dihasilkan.
 Petani Gurem
Petani gurem hanya memiliki modal terbatas serta teknologi yang
minim dan produktivitas minim pula. Hal tersebut membuktikan bahwa
petani gurem memiliki efisiensi teknis yang rendah karena belum mampu
menghasilkan output maksimum dan efisiensi alokatif yang rendah karena
perlu penambahan input produksi untuk mendapatkan keuntungan.

3. Mengapa petani gurem di Indonesia dikatakan sukar dan tidak memiliki


makna?
 Petani gurem adalah anggota dari kelompok masyarakat dengan status
sosial yang lebih rendah. Kebanyakan petani gurem tidak mau
menanggung resiko sehingga mereka sukar menerima teknologi dari
luar dan sukar menerima perubahan. Rumahtangga petani yang
menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, lebih mengandalkan
penggunaan tenaga kerja keluarga, selalu berada dalam suatu sistem
ekonomi yang lebih luas namun memiliki akses terbatas terhadap pasar
yang cenderung bergerak dalam persaingan yang tidak sempurna.
Beberapa faktor produksi yang dibutuhkan petani gurem tidak tersedia dan
informasi pasar seringkali tidak sempurna. Hal yang berbeda dapat dilihat

18
pada usaha ekonomi petani besar yang sangat didukung oleh ketersediaan
pasar baik bagi sarana produksi maupun hasil produksi di mana pasar bagi
produk mereka mendekati bentuk persaingan sempurna.
 Penduduk Indonesia kebanyakan bermata pencaharian petani namun
produktivitas di bidang pertanian tidak berbanding lurus dengan
banyaknya jumlah petani. Hal tersebut diakibatkan karena petani Indonesia
mayoritas petani gurem, dengan demikian makna petani gurem sendiri
seperti tidak memiliki makna (tidak di anggap).

4. Carilah salah satu kondisi nyata yang dihadapi petani gurem dengan
mengkaitkan/ implikasikan kebijakan!
 Kondisi petani gurem yang memiliki lahan sempit dan profit yang rendah
akan menyebabkan petani gurem akan mudah jatuh karena kenaikan
saprodi. Misalnya, apabila pemerintah mengurangi subsidi pupuk, maka
harga pupuk akan naik dengan tajam sehingga menyebabkan petani gurem
tidak mempunyai modal untuk membeli pupuk tersebut. Dan pada
akhirnya petani gurem akan mengurangi produksinya atau meminjam
modal dari koperasi.
 IMPLIKASI KEBIJAKAN
a. Pengendalian konversi lahan pertanian perlu diupayakan, antara lain
melalui peraturan pemerintah, didasarkan atas Undang-undang Lahan
Pertanian Abadi yang saat ini RUU-nya sedang digarap oleh DPR RI,
dan akan segera disahkan menjadi undang-undang.
b. Penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan, terutama mengenai teknologi
sistem usaha tani dan cara diversifikasi usaha tani, termasuk budi daya
tanaman hortikultura dan peternakan, serta kelembagaan agribisnis.
c. Kesempatan kerja di luar pertanian perlu ditingkatkan untuk menyerap
tenaga kerja yang terkonsentrasi di pedesaan, dengan mengembangkan
kegiatan perindustrian, perdagangan, dan sekolah kejuruan.

19
5. Apa yang anda ketahui dengan analisis Marxian dan apa yang anda
impikan terhadap kondisi petani gurem saat ini?
 Konsep Marxian menguraikan keterkaitan hubungan sosial dalam proses
produksi. Hubungan sosial produksi ini berkaitan dengan akses berbagai
kelompok yang berbeda terhadap faktor produksi dan dengan demikian
memiliki kekuasaan untuk menentukan apa yang ingin dihasilkan dalam
konteks sosial secara luas. Konsep tersebut membentuk ide atau
pandangan bahwa dalam masyarakat dan era sejarah yang berbeda terdapat
cara-cara yang dominan untuk saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
produksi. Teori Marxian secara spesifik memandang pekerja sebagai
sumber kapasitas produksi. Untuk alasan inilah nilai suatu masyarakat
terutama terletak pada apa yang mereka produksi. Oleh karena itu
kapasitas daya jual kapitalis sesungguhnya mencerminkan kualifikasi hasil
kerja kaum buruh dan tidak tergantung pada kapitalis ataupun permintaan
konsumen. Dengan kata lain surplus produksi yaitu proporsi nilai sosial
yang tidak dibayarkan sebagai upah pekerja merupakan jerih payah kaum
buruh.
 Saya berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib petani gurem
dengan memberikan bantuan modal, pendidikan, teknologi, dan juga
penyuluhan berkala. Selain itu petani gurem sendiri harus bisa menjadi
petani yang kreatif dengan memaksimalkan keterbatasan lahan dan
mencoba untuk budidaya tanaman lain selain tanaman pangan.

6. Apa yang anda ketahui tentang Usahatani bagi hasil?


Sharecropping atau bagi hasil adalah suatu bentuk pengembalian di
mana sewa lahan atau biaya pemakaian lahan diwujudkan dalam presentase
output fisik total yang diperoleh selama musim tanam tertentu. Karena
proporsi bagi hasil umumnya tetap, maka gambaran penting yang dapat kita
peroleh dari kondisi ini adalah bahwa besarnya nilai absolut pemakaian lahan
bervariasi sesuai dengan hasil panen yang diperoleh per musim tanam.

20
7. Sebutkan salah satu contoh sistem sakap bagi hasil yang anda ketahui!
a. Sistem Maro (garap separuh, bagi separuh)
 Sebelum menyerahkan tanahnya kepada penggarap yang dalam sistem
ini disebut pemaro, pemilik mendapatkan sejumlah uang tertentu.
 Sebelum dilakukan penggarapan, pemilik tanah mendapatkan hasil
bumi yang senilai uang sebagai gantinya.
 Pemilik sebagai satu-satunya penyedia lahan garapan mula-mula
bagian tertentu sering -seperdelapan- dari hasil panen. Setelah
pengurangan hasil ini sisanya dibagi di antara mitra kontrak tersebut
secara sama.
b. Sistem Mertelu
Pemilik tanah menyediakan lahan pertanian mendapat dua per tiga hasil
panen karena menyediakan lahan pertanian.
c. Sistem Mrapat
Tipe bagi hasil ini membagi panen tiga perempat untuk pemilik tanah dan
seperempat untuk penggarap.

8. Carilah contoh yang mengilustrasikan kondisi pada ringkasan Modul 8


(hal. akhir)
 “Model penyakap” mengilustrasikan fenomena kekuasaan petani penyakap
untuk mengambil keputusan atas penggunaan sarana produksi dengan
kendala bagian bagi hasil yang dapat dia peroleh. Dalam asumsi pasar
sempurna petani penyakap akan mengusahakan lahan usahatani di bawah
kapasitas optimum.
 Contoh dari ilustrasi diatas adalah para petani penyakap berusaha untuk
memaksimumkan keuntungan. Sehingga petani penyakap menggunakan
tenaga kerja dan menentukan biaya produksi sesuai dengan kemampuan
petani penyakap dan kesepakatan antara petani penyakap dan petani
pemilik. Misalnya sistem bagi hasil yang digunakan adalah sepertiga
dimana satu per tiga bagian untuk petani penyakap dan dua per tiga bagian
untuk petani pemilik. Petani penyakap dibebankan untuk membiayai

21
pembelian bibit dan perawatan tanaman. Sedangkan untuk petani pemilik
mendapat beban pembelian pupuk dan biaya panen.

9. Apakah pernyataan bahwa bagi hasil merupakan pendekatan dari faktor


ketidakpastian, motivasi tenaga kerja, pengawasan, kerjasama dan
permasalahan informasi, cocok dengan kondisi petani penyakap
sekarang? Jika anda menjadi menteri pertanian apa yang sebaiknya yang
dibutuhkan petani penyakap?
 Bagi hasil adalah merupakan faktor ketidakpastian karena hasil yang
didapatkan dari petani penyakap dan petani pemilik belum pasti karena
hasil panen ditentukan oleh kondisi tanaman dan cuaca. Apabila hasil
panen banyak maka pembagian dari kedua belah pihak akan banyak,
namun apabila hasil panen buruk karena hama atau banjir maka panen
akan mengalami kegagalan dan petani penyakap dan petani pemilik tidak
memperoleh keuntungan.
 Bagi hasil juga mendorong motivasi bagi para petani untuk memperoleh
hasil panen yang maksimum sehingga mereka bekerja keras untuk
pengolah dan merawat tanaman mereka. Namun perlu juga ada
pengawasan dari petani pemilik terhadap hasil panen dan perawatan dari
tanaman tersebut agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh petani
penyakap sehingga akan merugikan petani pemilik. Oleh sebab itu harus
ada kerjasama yang baik dari kedua belah pihak yaitu petani penyakap dan
petani pemilik agar hasil panen yang diperoleh dapat maksimum dan
sama-sama untung. Selain itu juga perlu komunikasi antara petani
penyakap dan petani pemilik apabila terjadi kerusakan akibat hama atau
penyakit maka petani penyakap harus segera memberitahu kepada petani
pemilik agar saling dimusyawarahkan bagaiaman mengatasi permasalahan
tersebut.
 Jika saya menjadi menteri pertanian, saya akan berusaha menyelidiki
kondisi petani penyakap, apakah benar-benar terjalin interaksi antara
petani pemilik lahan dan petani penyakap itu sendiri, agar sistem bagi hasil

22
benar-benar adil. Saya juga akan membentuk tim penyuluh untuk
memberikan ilmu tambahan kepada para petani penyakap yang rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tujuannya agar petani penyakap
dapat memaksimalkan hasil produksinya dengan keterbatasan yang ada,
serta diharapkan petani juga mampu untuk memanfaatkan teknologi yang
ada dalam menggarap lahan pertaniannya. Dan juga saya akan
memberikan kebijakan tentang luas lahan yang boleh untuk digunakan
untuk sistem bagi hasil ini. Agar pembagian sistem bagi hasil ini tidak
terlalu sedikit.

23

Anda mungkin juga menyukai