Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU USAHATANI

“ MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI POKOK USAHA TANI “

Dosen pengampu :

Ir. Eko Priyanto, MP

Disusun oleh :

1. Atika Permata Sari (20024010001)


2. Ervia Okta Izzatul Muna (20024010010)
3. Tria Mei Hidayati (20024010012)
4. Anisa Sulistya Ningrum (20024010017)
5. Hania Putri Amalia (20024010026)
6. Muhammad Iqbal (20024010046)

Agribisnis A / Kelompok 4

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat
dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita kelak

Makalah dengan judul “Manajemen sebagai Faktor Produksi Pokok Usaha Tani.”
dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Usaha Tani. Pada isi makalah disampaikan
mengenai pengertian manajemen usaha tani,,fungsi manajemen dalam budidaya
usahatani,karakteristik jenis manajemen dalam budidaya usahatani serta solusi kreatif dan
inovatif strategi pembangunan manajemen usaha tani.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih


yangsebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalahini,
khususnya kepada bapak dosen Ir. Eko Priyanto, MP,yang telah memberikan tugas dan
bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Terima kasih, dan
semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Surabaya, 08 November 2021


Mengetahui

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Manajemen Usahatani ................................................................................................. 4
2.2 Fungsi Manajemen dalam budiaya usahatani ................................................................................ 5
2.3 Karakteristik jenis manajemen dalam budidaya usahatani ........................................................... 5
2.4 Solusi kreatif dan inovatif strategi penggunaan manajemen usahatani ......................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok
tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim
dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup
pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan
perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam
menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai
wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia
menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang
sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan memiliki suatu hasil yang
berbeda dengan mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani,
dengan modal dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim
yang sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan dapat mendatangkan
hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena pola pemikiran seseorang dalam mengambil
keputusan dan mengelola usaha tidak pernah sama antara orang per orang. Dan dalam
usahatani kemungkinan seseorang mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola,
adalah sangat besar. Tujuan manajemen usahatani pada khususnya adalah menjalankan
perusahaan sedemikian rupa sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang
semaksimal-maksimalnya secara terus menerus dengan pemakain sumberdaya-
sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien.Untuk mencapai
manajemen tersebut dan terlaksananya fungsi manajemen usaha tani seorang manajer
harus selalu mempunyai sifat: agresif, adaftif, fleksibel, inovativ dan produktif.
Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang
dijalankan dalam usaha tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Beberapa hal yang
membedakan manajemen usahatani dengan manajemen usaha yang lain antar lain adalah
keanekaragaman jenis tanaman yang sangat besar dalam sektor pertanian, besarnya
jumlah petani, keanekaragaman skala usaha di bidang pertanian. Modernisasi dan
restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan berorientasi
pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang profesional. Oleh sebab itu,
kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong dan dikembangkan
mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan
modal/investasi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam mendorong peran serta petani
dalam penyediaan modal/investasi untuk pengembangan usahatani antara lain
memberikan penyuluhan/informasi, insentif dan kondisi yang kondusif agar petani
mampu memanfaatkan sumber permodalan dan sumber daya lainnya secara optimal.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apakah pengertian manajemen usaha tani?
2) Bagaimanakah fungsi manajemen dalam budidaya usahatani?
3) Apa saja karakteristik jenis manajemen dalam budidaya usahatani?
4) Bagaimana solusi kreatif dan inovatif strategi pembangunan manajemen usaha tani?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian manajemen usaha tani
2) Mampu memahami fungsi manajemen dalam budidaya usahatani
3) Memperluas wawasan terkait karakteristik jenis manajemen dalam budidaya usahatani
4) Memperluas wawasan mengenai solusi kreatif dan inovatif strategi pembangunan
manajemen usaha tani
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Usahatani


Pada dasarnya pengertian manajemen usahatani sama dengan pengertian yang telah
dijelaskan dalam manajemen secara umum, hanya secara spesifik semua fungsi dasar dari
manajemen tersebut inilah yang diterapkan pada bidang pertanian dalam arti luas. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, pengertian pertanian dalam arti luas yang dimaksud ialah
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan dan perikanan.
Manajemen Usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari penggunaan secara efisien
sumber sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas, yaitu : tanah, tenaga kerja, dan modal.
Tujuan akhir dari pengembangan manajeman usahatani ini adalah tercapainya taraf hidup
yang lebih tinggi bagi para petani beserta keluarganya. Manajemen usahatani adalah suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola sumberdaya yang terbatas, baik berupa
tanah/lahan, air, tenaga kerja, dan modal, mampu menghasilkan produksi pertanian dengan
baik (produktivitas, kualitas) secara terus menerus guna memenuhi kebutuhan hidup petani
dan keluarganya yang semakin baik.

Manajemen usahatani adalah pengelolaan atau ketatalaksanaan usahatani yang sebaik-


baiknya secara berencana, terorganisir, tersusun rapi, terarah dan terkontrol atau terkendali
dalam batasan-batasan fungsi produksi yang disesuaikan dengan faktor-faktor alam, sumber
daya tersedia, dengan tujuan untuk mencapai efisiensi hasil yang tinggi. Oleh karena itu
dalam menjalankan suatu usahatani sangat diperlukan pengetahuan dalam memanajemennya,
karena manajemen mendasari setiap kegiatan yang akan dilakukan dalam usahatani, seiring
perkembangan zaman, manajemen mutlak diperlukan untuk setiap usaha yang akan datang
maupun yang sudah dijalankan (Wedestra, 2013).

Manajemen dapat dinyatakan sebagai pengelolaan, sehingga manajemen usahatani


dapat pula dinyatakan sebagai pengelolaan usahatani. Dalam kaitan ini pengelolaan usahatani
dapat digambarkan sebagai kemampuan petani dalam menentukan serta mengorganisasikan
faktorfaktor produksi seefisien mungkin, sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih
baik. Namun demikian, pengelolaan usahatani bukan hanya mengusahakan cara mendapatkan
produksi yang maksimum dari semua cabang usahatani yang diusahakan oleh petani,
melainkan juga berusaha untuk mempertinggi pendapatan dari usahatani tersebut.Dalam
pengelolaan usahatani, para petani diharapkan memiliki berbagai pengetahuan,khususnya
yang menyangkut prinsip-prinsip usahatani sebagai berikut:

1. Penentuan perkembangan harga faktor produksi dan harga produk yang


diusahakan,
2. Kombinasi dari beberapa cabang usaha yang menguntungkan,
3. Pemilihan cabang usaha (yang banyak dipengaruhi oleh faktor fisik dan ekonomi),
4. Penentuan cara berproduksi: Misal: cara menentukan jenis pupuk dan dalam
jumlah berapa jumlah pupuk tersebut harus digunakan pada jenis tanaman
tertentu, demikian pula dengan pengaturan jarak tanamnya,
5. Pembelian Sarana Produksi yang diperlukan,
6. Pemasaran Hasil Usahatani (waktu, cara, tempat penjualan, pengepakan, dan
sebagainya),
7. Pembiayaan Usahatani yang meliputi:
a) Pembiayaan Jangka Panjang (biya pengembangan dan perluasan usahatani)
b) Pembiayaan Jangka Pendek (biaya penanaman, biaya hidup petani dan
keluarganya selama menunggu musim panen, serta biaya pemeliharaan
peralatan, dan sebagainya).
8. Pengelolaan Modal dan Pendapatan Usahatani
Berpedoman pada prinsip-prinsip tersebut, maka langkah-langkah yang perlu
ditempuh oleh para petani untuk sampai pada suatu pengambilan keputusan,
adalah:
a) Memahami masalah yang dihadapi dan meneliti fakta-fakta tentang
masalah yang dihadapi sampai pada suatu penyusunan rencana
b) Menganalisis masalah dan mencocokkan dengan rencana yang telah
disusun
c) Mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan ini petani perlu
memperhitungkan resiko yang harus dihadapi.

Secara umum kemampuan menerima resiko akan berbeda antara seorang petani
dengan petani yang lain. Hal ini terutama dipengaruhi oleh:

1. Jumlah modal yang tersedia,


2. status petani dalam keluarganya,
3. lingkungan sosial dimana petani berada
4. umur petani, dan
5. pengalaman petani dalam berusahatani.

Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang


dijalankan dalam usahatani tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, serta modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Akhirnya dapat dinyatakan,
bahwa inti dari pertanian adalah usahatani karena usahatani menyangkut sekumpulan
kegiatan yang dilakukan dalam budidaya pertanian. Berhasil atau tidaknya kegiatan budidaya
tersebut, sangat tergantung dari baik atau tidaknya pengelolaan atau manajemen dalam
usahataninya. Tujuan manajemen usahatani adalah menjalankan perusahaan sedemikian rupa
sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin secara terus
menerus dengan pemakain sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan manajemen tersebut seorang manajer harus selalu
mempunyai sifat: agresif, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif dan proaktif.

2.2. Fungsi Manajemen Dalam Budidaya Usahatani


Secara umum terdapat lima fungsi manajemen usahatani yang harus dilakukan oleh
para petani, yaitu:

1. Membuat perencanaan perencanaan


 Kegiatan apa yang diperlukan dan berapa jumlah tenaga kerja yang di
butuhkan untuk setiap kegiatan tersebut,
 Kapan berbagai sumberdaya akan digunakan dan berapa jumlahnya dalam
setiap pemakainnya,
 Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin akan dialami dalam setiap kegiatan.
 Jenis-jenis barang apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlah setiap jenis
barang tersebut,
 Bagaimana pola penerimaan yang di kehendaki dari kegiatan tersebut
 Bagaimana pola pemasaran yang akan dilakukan terhadap barang yang
diproduksi tersebut.
 Berapa kira-kira biaya produksi setiap unit barang yang dihasilkan.
 Berapa keuntungan yang mungkin diperoleh, dari setiap jenis barang tersebut.
Dalam rencana usahatani, hal-hal tersebut akan dipengaruhui oleh jenis
komoditi yang diusahakan dan pola tanam yang dilaksanakan untuk setiap
lahan yang dikuasai petani.

2. Menyusun organisasi menyusun organisasi usahatani adalah menyusun personalia


yang akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan, sesuai dengan bidang keahliannya. Secara umum. Bagian dari
organisai perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian pengadaan
dan bagian penjualan. Organisasi bagian pengadaan atau penyediaan berfungsi
atau bertugas menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha produksi,
khususnya barang-barang, bahan dan alat-alat. Bagian penjualan bertugas untuk
mencari informasi harga, mencari pembeli atau konsumen, dan melakukan
penjualan barang-barang yang dihasilkan.

3. Melaksanakan kegiatan usaha tidak lain adalah melaksanakan kegiatan produksi


yang sebenarnya, yaitu menjalankan, menggerakkan organisasi yang telah
disusun, sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan.

4. Mengawasi jalannya organisasi mengawasi jalannya organisasi usahatani tidak


lain dari mengamati dengan cermat, agar segala sesuatunya bias berjalan sesuai
dengan rencana. Dalam kegiatan usahatani fungsi pengawasan ini agak sulit untuk
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena organisasi usahatani tersebut bukan
merupakan organisasi yang berdiri sendiri dan terpisah dari organisasi
rumahtangga petani, sehingga bila terjadi penympangan terhadap rencana yang
telah dibuat sulit untuk diawasi. Hal-hal yang diawasi diantaranya adalah: ukuran
produk yang dihasilkan, baik yang menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau
kualitasnya. Pengawasan hal-hal tersebut tujuannya untuk meningkatkan
kepercayaan terhadap pengelola yang bersangkutan. Pada hakekatnya tugas
mengawasi ini adalah untuk menghindari berbagai kemungkinan kerugian
perusahaan, baik kerugian bersifat ekonomis maupun kerugian non ekonomis.

5. Evaluasi terhadap hasil usaha tugas membuat penilaian terhadap hasil usaha dapat
berjalan bersama-sama dengan tugas mengawasi jalannya kegiatan usaha.
Pertumbuhan usahatani dapat dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial.
 Dari segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien,
hal ini dapat ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan
pemakain faktor produksi yang terus meningkat, atau dari hasil per satuan luas
tertentu.
 Dari segi ekonomi, usahatani tersebut harus bertambah kegiatan cabang
usahanya, meskipun modal untuk memperluas usaha itu berasal dari pinjaman
atau kredit.
 Dari segi sosial yang dapat menunjang kemajuan usahatani, adanya
kepercayaan dari para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dll, sebab
dengan adanya kepercayaan yang baik tersebut akan memudahkan
memperoleh fasilitas-fasilitas ekonomi yang diperlukan dalam menunjang
usaha pada masa-masa berikutnya. Selanjutnya untuk memudahkan evaluasi
(penilaian atas hasil-hasil usahatani ) sangat penting bagi petani adalah adanya
pembukuan (pencatatan) yang lengkap dan teliti untuk setiap kegiatan
produksi, yang dilakukan pada setiap periode tertentu, baik yang menyangkut
aspek teknis, ekonomis, maupun sosial serta permasalahanpermasalahan yang
timbul selama kegiatan usahatani tersebut berlangsung (Dewi, 2016).

2.3. Karakteristik Jenis Manajemen Dalam Budidaya Usahatani


Salmon & Mandei, (2017) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang agraris
dimana sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat,
serta menunjukan bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar sebagai pendukung utama
pembangunan daerah (berbasis pembangunan). Dalam agribisnis yang perlu dipertimbangkan
adalah musim, hal tersebut yang membedakan dengan bisnis lain, karena alam sangat
menentukan dalam berjalannya usaha bisnis tersebut. Disamping itu yang perlu dikuasai oleh
pembisnis agribisnis adalah tehnik pengelolaan dari hulu (on farm) sampai hilir (of farm).
Artinya dari bahan pemasok, usaha tani (budidaya) sampai kepada kosumen. Dari perjalanan
hulu sampai hilr ini apabila tidak ditangani dengan manajemen yang baik akan tidak
mendapatkan hasil yang maksimal bahkan akan merugi. Oleh karena itu manajemen
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menangani usaha agribisnis ini.
Manajemen sebagai bagian dari bidang tanggung jawab, seperti keuangan, pemasaran,
produksi dan personalia. Juga bisa di pandang sebagai pengkoordinasian sederetan masukan
dari berbagai sumber daya seperti uang, pasar, bahan, mesin, metode dan tenaga manusia atau
dapat dikonsepsikan sebagai daya upaya untuk mencapai hasil yang diinginkan melaui
pemanfaatan atas sumber daya yang tersedia. Secara umum ada lima fungsi manajemen yang
saling keterkaitan satu sama lain sehingga akan membentuk seperti sebuah roda diantaranya
adalah :
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan otot dan urat, yaitu bagian dari pengelolaan yang
menimbulkan gerakan kearah yang diinginkan. Tidak dipungkiri bahwa jika tidak ada
sasaran tidak ada hasil yang dapat diramalkan. Perencanaan sebagai pemikiran yang
mengarah ke masa depan yang menyangkut rangkaian tindakan berdasarkan
permohonan penuh terhadap semua faktor yang terlibat dan yang diarahkan kepada
sasaran khusus dan bukan satu ramalan (forescast) tetapi pernyataan yang
berorientasi pada tindakan artinya mengembangkan alternatif atau metode untuk maju
terus. Akhirnya diarahkan kepada sasaran khusus yang ingin dicapai oleh tindakan
yang didasarkan pada pemikiran yang mengarah ke masa depan. Untuk menghasilkan
perencanaan yang baik dapat dilakukan pada tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan situasi.
b) Menganalisis situasi dan masalah masalah yang terlibat.
c) Memprakirakan perkembangan pada masa mendatang.
d) Penetapkan tujuan yaitu sebagai petakan untuk sasaran yang akan dicapai
e) Mengembangkan alternative untuk arah dan memilih alternatif yang paling
sesuai.
f) Mengembangkan wahana untuk mengevaluasi kemajuan dan mecocokkan
kembali pandangan seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan
2. Fungsi Pengorganisasian
Organisasi merupakan langkah awal sebab seorang pembisnis/manajer harus
mengenal dan melaksanakan prinsip-prinsip organisasi sebelum dia dapat
menyelenggrakan fungsi-fungsi manajamen lainya. Kalau manajemen dianggap
sebagai tubuh pengetahuan (Body Of Knowledge) maka pengorganisasian merupakan
rangka /kerangka kerja tempat manajemen di bangun. Jadi pengorganisasian meliputi
pengesahaan suatu rencana untuk menunjukan saling keterkaitan diantara setiap
pekerjaan dan invdividu, organisasi tidak hanya sekedar perencanaan resmi, tetapi
merupakan suatu langkah tindakan suatu manajemen sebelum pekerjaan mengerti
hubunganya dengan pekerjaan lain dan memahami agribisnis sebagai keseluruhan,
maka kerja sama kelompok, dan tindakan yang terkoordinasi tetap tidak mungkin
dicapai apabila tidak kerja sama.
Jadi sebagai sebagian dari fungsi pengorganisaian manajer agribisnis harus
melihat bahwa semua pekerja mempunyai perananan yang ditentukan secara jelas.
Tujuan kerja para karyawan/pekerja, keputusan untuk menempatkan seorang yang
mempunyai wewenang dan seluruh tujuan organisasi, berpasangan sedemikian rupa
sehingga setiap karyawan dan bagian berhubungan satu sama lain, membentuk suatu
rencana organisasi, rencana itu memungkinkan manajer untuk menetapkan tanggung
gugat (acountabiklity) atas hasil yang telah dicapai, mencegah terjadinya kesimpang
siuran kerja dan keraguraguan, seperti misalnya kepada siapa bertanggung jawabkan
dan merinci sifat dari kadar kewenangan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka menyelenggarakan kegiatan perusahaan. Kegiatan usaha pengorganisasian ini
meliputi menetapkan struktur, menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan,
memilih menempatkan dan melatih karyawan, merumuskan garis kegiatan,
membentuk sejumlah hubungan di dalam organisai dan kemudian menunjuk stafnya.
3. Fungsi Pengarahan
Bila manajemen sebagai tubuh organisasi sebagai rangka, maka jantung/inti
dari manajemen adalah pengarahan terhadap karyawan. Jadi pengarahan usaha untuk
memimpin, menyelia atau mengawasi memotivasi, mendelegasikan dan menilai
mereka yang pada manajemen agribisinis. Fungsi pengarahan dapat juga diartikan
secara lebih luas yaitu sebagai tugas untuk membuat organisasi tetap hidup, untuk
menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk bertindak,
pemikiran yang imaginatif dan kelompok kerja yang berkelanjutan.
Tujuan ini tidak dapat dicapai dengan rumus-rumus ajaib, pencapainya terletak
pada besarnya untuk 10 kepemimpinan yang ditunjukan oleh manager, kepemimpinan
juga secara paradoks merupakan proses yang ditempuh manajer untuk menyalurkan
kemampuan masingmasing individu, yang juga merupakan sumbangan demi
keberhasilan organisasi. Para pemimpin menyadari bahwa hasil kegiatan perorangan
lebih berarti dari pada kegiatan itu sendiri. Untuk mencapai hasil yang maksimum,
manajer agribisnis menyadari kecenderungan yang memengaruhi orangorang yang
dimanajemeni sehingga diperlukan evaluasi ulang yang berkesinambungan terhadap
pengarahan
4. Fungsi Koordinasi
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatakan
tindakan-tindakan sekelompok manusia. kordinasi merupakan otak dalam batang
tubuh manajemen, jika seseorang manajer menemukan kesulitan yang berkelanjutan
dalam kordinasi, harus mencurigai kelemahan program perencanaan,
pengorganisasian dan pengarahan. Kordinasi merupakan bidang keahlian manajemen
dimana satu ons pencegahan sama nilainya dengan pon pengobatan, makin sedikit
kordinasi yang harus dilakukan makin baik. Perintah yang baik lazim dari bidang
keahlian manajemen lainnya akan membuat kordinasi tidak begitu di butuhkan.
Pada organisasi yang dikelola dengan baik sekalipun, pada bidang yang
memerlukan koordinasi, adalah merupakan tanggung jawab manajer untuk melihat
pengoperasian bagian-bagian, divisidivisi dan individu-individu yang berada dibawah
kendalinya terintegrasi secara tepat untuk memproduksi hasil-hasil yang menunjang
tercapainya sasaran organisasi.
Individu yang tumbuh dan berkembang menjadi lebih produktif bagi
agribisnis, demikian juga bagi dirinya sendiri. Ketentuan khusus tentang pertumbuhan
tanggung jawab harus membangun ke dalam peluang-peluang yang disediakan oleh
setiap pekerjaan dan tantangan pekerjaan harus dipertahankan untuk masing-masing
karyawan.
5. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem informasi yang memonitor rencana dan proses
untuk meyakinkan bahwa hal itu selaras dengan 12 tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan memberi pernyataan bila perlu sehingga pengendalian dapat
dilakukan. Di dalam batang tubuh pengetahuan manajerial, pengendalian merupakan
system syaraf yang melaporkan fungsi dari bagian-bagian tubuh kepada seluruh
kepada system. Pengendalian meluruskan system yang salah, hal-hal yang tidak
diharapkan dan dampak dari perubahan.
Pengendalian yang tepat memberikan informasi yang diperlukan dan waktu
untuk memperbaiki program dan rencana yang salah arah. Cara-cara untuk untuk
mengoreksi kekurangan-kekurangan juga harus disajikan. Manajer bisa menjadi sadar
akan titik-titik lemah dan dalam pengorganisasian, mengarahkan dan
mengkoordinasikan usahausaha bisnis melalui penggunaan pengendalian yang tepat.
Agar usaha agribisnis berhasil, manajer agribisnis harus menggunakan pengetahuan
fungsional dan kemampuannya kepada masing-masing dari keempat bidang agribisnis
yaitu manajemen dan perencanaan keuangan, pemasaran dan penjualan, produksi dan
operasi, dan dimensi personalia atau manusia. Sedangkan agribisnis merupakan bisnis
berbasis pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik disektor hulu mapun
hilir yang mengacu kepada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai
sektor pangan (food supply chain).
Obyek agribinis dapat berupa tumbuhan, hewan atau organisme lainnya.
Kegiatan merupakan inti (core) agribisnis,meskipun suatu perusahaan agribinis tidak
harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen)
dimanfaatkan oleh pengelola sendiri kegiatan ini disebut pertanian subsistem dan
merupakan kegiatan yang paling primitif, pemanfaatan sendiri dapat berarti juga
menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Pada umumnya, prinsip dan pengetahuan manajemen sama untuk semua bisnis. Baik
bisnis terbesar di Amerika, seperti General Motors, maupun agribisnis terkecil yang dikelola
oleh satu orang, kedua-duanya berlandasan prinsip umum yang sama. Perbedaan antara bisnis
besar dan bisnis kecil, antara agribisnis lainya, terletak pada seni menggunakan prinsip dasar
manajemen untuk manajemen untuk menjalankan bisnis. Segala fungsi manajemen yang di
bicarakan digunakan dengan cara yang berbeda oleh perusahaan bisnis yang berbeda. Pada
prinsipnya karakteristik usaha manajemen agribisnis ini berbeda dengan manajemen lainya
antara lain dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Keaneka ragaman jenis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para
produsen dasar sampai para pengirim (shipper), perantara, pedagang borongan,
lembaga keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan restoran – daftar ini hampir tidak
ada akhirnya. Perjalanaan sepotong roti mulai bibit sampai berada pada gudang para
grosir (toko makanan) akan melibatkan hampir setiap jenis perusahaan bisnis yang
dikenal oleh peradaban.
2) Besarnya jumlah agribisnis. Secara kasar berjuta juta bisnis yang berada telah lazim
mengenai rute dari produsen sampai ke pemasaran eceran.
3) Cara pembentukan agrbisnis dasar disekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani
ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat) . Hampir
semua agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani baik secara langsung maupun
tidak. Tidak ada industri lain yang lokasi operasinya pada umumnya di kelilingi oleh
produsen bahan baku dasar.
4) Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan
raksasa seperti Dow Chemical sampai pada organisasi yang di kelola oleh satu orang
atau satu keluarga .
5) Agribisnis berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relatif bebas dengan
penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit. Jumlah dan ukuran
agribisnis tidak memungkinanya untuk menyerupai perusuahaan monopoli.
Penganekaragaman produk (product differentiation) juga sulit untuk hampir semua
agribisnis, satu ton pupuk jenis 20- 20-20 atau satu takar jagung akar bervariasi kecil
dari produsen satu ke produsen lainnya.
6) Falsafah hidup tradisional yang di anut para pekerja agribisnis cenderung membuat
agribisnis lebih kolot di banding bisnis lainnya.
7) Kenyataan bahwa agribisnis cenderung berorientasi pada keluarga. Banyak agribisnis
di jalankan oleh keluarga. Suami 16 dan istri sangat terlibat baik tahap pengorprasian
maupun tahap pengambilan keputusan bisnis berdasarkan mitra kerja penuh (full-
partener-ship).
8) Kenyataan bahwa agribisnis berorientasi pada masyarakat banyak din antaranya
berlokasi di tempat kecil dan di daerah pedesaan di mana hubungan antara perorangan
penting dan ikatan bersifat jangka panjang antara-penduduk dan antara keluarga
terjadi saling mengenal, barang kali untuk beberapa generasi.
9) Kenyataan bahwa agribisnis, bahkan yang sudah menjadi industri raksasa sekalipun
sangat bersifat musiman. Karena hubungan yang sangat erat dan saling tergantung
antara agribisnis dengan para pengusaha tani, dan Karena sifat alami musim tanam
dan panen, masalah-masalah khusus sering timbul.
10) Agribisnis bertalian dengan gejala alam. Kekeringan, banjir hama dan penyakit
merupakan ancaman yang tetap terhadap agribisnis. Semua orang dari pengusaha
bank sampai pembuat kimia merasa perhatian dengan cuaca.
11) Dampak dari program kebijakan pemerintah mengenai langsung kepada agribisnis.
Harga gabah misalnya sangat di pengaruhi oleh peraturan pemerintah. Banyak produk
pertanian di pengaruhi langsung oleh program pemerintah. Misalnya, program
bantuan Amerika Serikat Tahun 1983 dengan ketentuan pembatasan sawah gerapan
sangat berpengaruh terhadap sektor agribisnis.

2.4. Solusi Kreatif dan Inovatif Strategi Penggunaan Manajemen Usahatani


Solusi dari perbaikan manajemen dalam upaya pengembangan usahatani dapat
dilakukan melalui:
1. Inovasi Teknologi Melalui inovasi teknologi, diyakini keuntungan usahatani
persatuan luas akan dapat terdongkrak. teknologi yang diintroduksi ke petani akan
lebih disukai jika teknologi tersebut mudah diaplikasikan, kurang intensif
penanganannya, tidak memerlukan pengamatan tiap hari dan tidak memerlukan
kontrol terlalu ketat. Teknologi semacam ini akan memberikan peluang bagi petani
untuk dapat meninggalkan usahtaninya, menyerahkan penanganannya pada orang lain
dengan hasil yang memuaskan.
2. Manajemen usaha yang dilakukan kelompok Ada alternatif manajemen usaha yang
dapat dilakukan orang lain tanpa mengurangi jumlah dan mutu hasil. Manajemen
usaha yang dimaksud adalah manajemen kooperatif dan korporasi. Manajemen
korporasi merupakan alternatif karena punya beberapa kelebihan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan usaha harian dapat dilakukan secara cepat, sehingga
usahatani tanggap terhadap perubahan pasar dan harga.
b. Pengelolaan lahan, irigasi, dan teknik budidaya lainnya. dikelola oleh tim
manajer dibantu tenaga teknis, tekns lapangan terampil, sehingga pengelolaan
efisien.
c. Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan, tenaga kerja dan modal) mudah,
karena sumber daya dikelola oleh tim manajer
d. Pembagian keuntungan yang dihasilkan dari jenis lahan, tenaga dan modal
sebagai saham anggota, berdasarkan perjanjian.
3. Metode Penyuluhan Terdapat tiga metode penyuluhan, yaitu pendekatan personal,
pendekatan kelompok dan pendekatan masal. Pada waktu lalu strategi dititik beratkan
pada pendekatan massal dan kelompok karena pendekatan personal terlalu mahal.
Dengan penerapan manajemen koperasi maka metode pendekatan penyuluhan
difokuskan pada pendekatan personal. Kesulitan utama menerapkan manajemen
korporasi bukan bada masalah faktor fisik (lahan, tenaga, modal), tetapi lebih pada
psikologi, kelebihan teman petani lain sebagai manajer usaha. Masih banyak kegiatan
dalam program revitalisasi yang harus disempurnakan, antara lain seperti
kelembagaan penyuluhan, system penyuluhan dan penyusunan program penyuluhan,
tetapi untuk teknologi, manajemen usaha dan metode penyuluhan harus mulai dirintis
dari sekarang.
Kemudian untuk solusi kreatif dalam Peningkatan Kemampun Manajemen Usahatani yaitu
dengan :
a. Peningkatan produktifitas komoditi tanaman pangan dilakukan dengan meningkatkan
mutu intensifikasi yang dijalankan secara berkelanjutan dan efisien guna
meningkatkan daya saing, dengan tetap mengacu kepada kelestarian lingkungan.
b. Peningkatan Nilai Tambah Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya antara lain:
Penerapan teknologi panen dan pasca panen yang tepat, Penyebarluasan teknologi
pengolahan hasil, dan Pemasyarakatan penerapan standart mutu -Pemanfaatan
peluang kredit.
c. Pengembangan kelembagaan Upaya pemberdayaan petani diperlukan pengembangan
kelembagaan baik kelembagaan petani maupun pemerintah sebagai berikut:
1) Pengembangan kelompok tani melalui peningkatan kemampuannya tidak
hanya dari aspek budidayanya saja namun juga aspek agribisnis secara
keseluruhan dan kemampuan bekerja sama sehingga dapat berkembang
menjadi kelompok usaha baik dalam bentuk koperasi maupun uniha kecil
mandiri dan tumbuh dari bawah.
2) Peningkatan kualitas SDM, bantuan alat-alat prosessing, penyediaan kredit,
dan mengembangkan pola kemitran.
3) Pengembangan usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA) dengan memperkuat dan
melakukan pembinaan terhadap petugas, manajer, operator, dan petani melalui
peningkatan fasilitas perbengkelan, kerjasama dengan swasta, pelayanan
kredit dan pelatihan.
4) Penguatan lembaga pemerintah seperti BPSB, BPTPH, balai benih maupun
Brigade proteksi sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat terutama petani melalui upaya peningkatan profesionalisme terus
operasional dan admisnistrasi, serta peningkatan kerja sama antar petugas
lapangan dan intansi terkait melalui forum konsultasi dan konsolidasi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen Usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari penggunaan secara
efisien sumber sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas, yaitu : tanah, tenaga kerja, dan
modal. Manajemen dapat dinyatakan sebagai pengelolaan, sehingga manajemen usahatani
dapat pula dinyatakan sebagai pengelolaan usahatani. Keberhasilan suatu usahatani sangat
ditentukan oleh bagaimana manajemen yang dijalankan dalam usahatani tersebut. Bagaimana
pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta modal yang dimiliki menjadi
efektif dan efisien.
Secara umum terdapat lima fungsi manajemen usahatani yang harus dilakukan oleh
para petani, yaitu: menyusun perencanaan,menyusun organisasi,melaksanakan kegiatan usaha
tani,mengawasi jalannya organisasi dan mengevaluasi kinerja.
Pada prinsipnya karakteristik usaha manajemen agribisnis ini berbeda dengan
manajemen lainya antara lain : keaneragaman jenis barang,besarnya agribisnis,pembentukan
agribisnisnya dan lain sebagainya.
Perbaikan manajemen dalam upaya pengembangan usahatani dapat dilakukan
melalui: inovasi tekonologi,manajemen usahatani kelompok dan pelaksanaan penyuluhan.
Kemudian untuk solusi kreatif dalam Peningkatan Kemampun Manajemen Usahatani yaitu
dengan : peningkatan produktivitas, peningkatan nilai tambah dan pengembangan
kelembagaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. K. (2016). Mata kuliah manajemen usahatani. 1–49.


Salmon, K. E., & Mandei, J. R. (2017). Penerapan Fungsi Manajemen Pada Kelompok Tani
Asi Endo Di Desa Tewasen Kecamatan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan.
13(November), 259–270.
Wedastra, Made Suma. 2013. Manajemen Usahatani Dan Kendala Pelaksanaannya. GaneÇ
Swara. 7 (1). 21-25.

Anda mungkin juga menyukai