Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

SOSIOLOGI PETERNAKAN

IDENTIFIKASI PERAN PETANI, PEMERINTAH, PEDAGANG


DI PEDESAAN DALAM PETERNAKAN DI DESA BANGGAE,
KEC. MANGGARABOMBANG, KAB. TAKALAR, PROV.
SULAWESI SELATAN

OLEH:

NAMA : A. AFIFAH ZALZABILAH PATTA


NIM : I011221179
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : MUHAMAD AKBAR TANJUNG

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kehendak dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan ini sebagai tugas asistensi Mahasiswa Universitas Hasanuddin dengan

baik dan tepat pada waktu yang diharapkan oleh penulis.

Selanjutnya dalam penyusunan laporan ini, tak lupa penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Orang tua kami, yang senantiasa mendoakan untuk

setiap kelancaran pada proses pembuatan laporan penelitian ini, serta terima kasih

tak terhingga kepada coordinator mata kulia Sosiologi Peternakan Dr. Ir. A.

Amidah Amrawaty, S. Pt.,

M. Si., IPM, kepada coordinator praktek lapangan dan juga asisten Saya

Muhamad Akbar Tanjung yang telah membimbing serta memberikan dorongan

moril dan materil, sehingga kami mendapatkan kemudahan dalam penelitian

sampai dengan tahap penyusunan laporan. Dan terakhir teman-teman

seperjuangan mahasiswa yang saling membantu baik secara moril maupun

materil.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih

memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari

berbagai pihak yang dapat membangun penelitian ini menjadi lebih baik. Akhir

kata, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan

pembaca.

Makassar, April 2023


Penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan

hewan ternak untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. pengertian

peternakan tidak terbatas pada pemeliharaan saja, memelihara dan peternakan

perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah

mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada

faktorfaktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di

bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar

seperti sapi, kerbau, dan kuda, sedangkan kelompok kedua yaitu peternakan

hewan kecil seperti ayam, kelinci, dan hewan ternak lainnya ( Novianti, 2020).

Sosiologi peternakan merupakan bagian dari sosiologi pertanian. Sosiologi

pertanian/peternakan (agricultural sociology) sering disamakan dengan sosiologi

pedesaan (rural sociology). Tapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama

hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan manusia di desa ditandai

oleh kegiatan pertanian/peternakan, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan

dari sosiologi pedesaan (Sirajuddin, 2019).

Petani dapat di definisikana sebagai pekerjan pemanfaatan sumber daya

hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku

industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna

memenuhi kebutuhan hidup dengan mengunakan peralatan yang bersifat


tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu

kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,

perikanan dan juga kehutanan.Petani dalam pengertian yang luas mencakup semua

usaha kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,

hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, petani juga

diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan

jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim (Subarkah, 2017).

Pemerintah adalah suatu sistem atau proses pengambilan keputusan yang

melibatkan pejabat atau pemimpin yang bertindak atas nama negara atau wilayah

tertentu. Sistem pemerintahan dapat berbeda-beda antara satu negara dengan

negara lainnya, tergantung pada kondisi, budaya, dan nilai-nilai yang ada di

masyarakatnya. Sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan

untuk memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan

hukum di suatu wilayah. Jika dilihat dalam arti sempitnya, pemerintah adalah

badan atau lembaga eksekutif dalam negara misalnya presiden, gubernur, bupati

dan walikota (Kadir, 2016).

Pedagang adalah orang yang menjalankan usaha berjalan, usaha kerajinan,

atau usaha pertukaran kecil, pedagang juga bisa di artikan orang yang dengan

moral relatif bervariasi yang berusaha di bidang produksi dan penjualan barang

atau jasa – jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat. Pedagang

dapat beroperasi secara individu atau sebagai bagian dari perusahaan atau bisnis.

Mereka berperan dalam menghubungkan produsen dengan konsumen, membeli

barang dari produsen atau grosir, dan menjualnya kepada konsumen akhir

(Hidayat, 2019).

Rumusan Masalah
Bagaimana peranan petani, pemerintah, pedagang di pedesaan dalam

peternakan di Desa Banggae, Kecamatan Manggarabombang, Kabupaten Takalar,

Provinsi Sulawesi Selatan.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya praktek lapang sosiologi peternakan mengenai peran

petani, pemerintah, pedagang, di pedesaan dalam peternakan yaitu untuk

mengetahui bagaimana peranan petani, pemerintah, pedagang, di pedesaan dalam

peternakan di Desa Banggae, Kecamatan Manggarabombang. Kabupaten Takalar,

Provinsi Sulawesi Selatan.

Tujuan dilakukannya praktek lapang Sosiologi Peternakan mengenai peran

petani, pemerintah, pedagang, di pedesaan dalam peternakan yaitu untuk

mengetahui bagaimana peranan petani, pemerintah, pedagang, di pedesaan dalam

peternakan di Desa Banggae, Kecamatan Manggarabombang, Kabupaten Takalar,

Provinsi Sulawesi Selatan.


TINJAUAN PUSTAKA

Peternakan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan

hewan ternak untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Pengertian

peternakan tidak terbatas pada pemeliharaan saja, memelihara dan pertenakan

perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Peternakan merupakan

kegiatan budidaya atau meningkatkan populasi hewan ternak dimana ini bertujuan

untuk meningkatkan profit dan meningkatkan pekerja dalam suatu daerah (Irfandi,

2020).

Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip –

prinsip manajemen pada faktor – faktor produksi yang telah dikombinasikan

secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan,

yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok

kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan hewan ternak

lainnya.Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan yang

berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan dilakukan selama berternak

salah atau benar. Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara

memperoleh keuntungan (Irfandi, 2020).

Analisis faktor internal digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness) yang terdapat pada usaha ternak sapi potong

sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan, dan

terdiri dari sumber daya manusia, kondisi keuangan, operasional/produksi,


manajemen, pemasaran. Analisis faktor eksternal digunakan untuk

mengidentifikasi kunci faktor suksesyang menjadi peluang (opportunity), dan

ancaman (threats) yang ada pada usaha ternak sapi potong sebagai pertimbangan

dalam menentukan strategi yang akan dilakukan, dan terdiri dari lingkungan

sosial, ekonomi, kebijakan pemerintah, dan teknologi. Unit usaha/bisnis harus

merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal untuk menghindari

atau meminimalisir ancaman eksternal (Purnomo, 2017).

Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging

sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara

mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi daging dengan mutu yang lebih baik dan berat yang

lebih sebelum ternak dipotong. Sapi potong merupakan usaha yang potensial

dalam rangka pemenuhan swasembada daging sapi nasional dan diharapkan dapat

mengurangi ketergantungan terhadap impor sapi dan daging sapi. Usaha ini

dilakukan oleh peternak skala besar maupun skala rumah tangga. Namun, usaha

sapi potong memerlukan biaya investasi yang cukup besar (Purnomo, 2017).

Tujuan pemeliharaan sapi potong adalah untuk digemukkan, sapi-sapi ini

umumnya dijadikan sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa

bulan, sehingga diperoleh pertambahan bobot badan yang ideal untuk dipotong.

Inilah yang menjadi usaha ini banyak diminati banyak masyarakat untuk

dibudidayakan. Kemudahan dalam melakukan budidaya serta kemampua ternak

mengomsumsi limbah peternakan menjadi pilihan utama peternak rakyat

melakukan usaha ternak sapi potong (Andri, 2018).


Sosiologi Peternakan

Sosiologi peternakan merupakan bagian dari sosiologi pertanian. Sosiologi

pertanian/peternakan (agricultural sociology) sering disamakan dengan sosiologi

pedesaan (rural sociology). Tapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama

hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan manusia di desa ditandai

oleh kegiatan pertanian/peternakan, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan

dari sosiologi pedesaan (Sirajuddin, 2019).

Tujuan sosiologi peternakan adalah menambah pengetahuan tentang sistem

kebudayaan masyarakat peternakan sapi potong, mengetahui dan memahami

sistem kebudayaan masyarakat peternakan sapi potong, membandingkan dengan

teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan praktek lapangan mengenai

sistem kebudayaan dalam masyarakat Peternakan Sapi Potong. Bahwa segala

sesuatu dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dilmiliki oleh

masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang dimaksud disini lebih mengkhusus pada

masyarakat peternakan. Budaya beternak yang telah turun temurun diwariskan

dari generasi generasi memiliki ciri khas tersendiri dari berbagai daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakanlah praktek lapang mengenai Sistem

Kebudayaan Masyarakat Peternakan (Azis, 2018).

Sosiologi peternakan memiliki peranan yang berkaitan dengan harga diri

atau merupakan hak yang dimiliki oleh setiap individu karena kedudukannya pada

sebuah strata. Dalam setiap strata ini ditandai dengan pangkat, derajat,

simbulsimbul yang menonjol seperti peringkat atau peranan khusus dan juga

tingkahlaku dalam keseharian. Dalam sebuah desa biasanya terdapat orang-orang

yang dihormati, berpendidikan memiliki kekuasaan dan wewenang serta memiliki

kekayaan (faikatushalihat,2018).
Modal Sosial merupakan gambaran organisasi sosial sebagai

jaringanjaringan, norma-norma, dan kepercayaan yang dapat berkoordinasi dan

bekerjasama dalam mencapai suatu keuntungan bersama seperti yang dilakukan

dalam usaha peternakan sapi. Modal sosial merupakan suatu dimensi budaya dari

kehidupan ekonomi yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu bidang

ekonomi masyarakat lemah. Konsep modal sosial menjadi salah satu komponen

penting untuk menunjang model pembangunan manusia (Sanjaya, 2017).

Prinsip dasar dari modal sosial adalah bahwa hanya masyarakat yang

memiliki penghargaan akan pentingnya kerjasama yang dapat maju dan

berkembang dengan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, diperlukan partisipasi

peternak dalam kelompok untuk keberhasilan program pengembangan populasi

ternak yang akhirnya akan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan

rumah tangga peternak. Dengan kata lain, ada hubungan yang erat antara modal

sosial dengan partisipasi peternak sapi potong, sehingga fasilitasi pemerintah

penting memperhatikan penguatan modal sosial yang berdampak positif

mengurangi tingkat kemiskinan petani di pedesaan (Ishak, 2020).

Peran Petani di Pedesaan dalam Peternakan

Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk didalamnya yaitu

bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar

kurang lebih dari 50 persen mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah

sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di

negara kita. Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian

sebagai budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh

kegiatan pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun hewan ternak demi

pemenuhan kebutuhan hidup manusia (Anggriani, 2021).


Tujuan pemberdayaan petani peternak ialah mengikutsertaka petani dalam

pengambilan keputusan mengenai program pemerintah yang akan dijalankan

menyangkut masalah peningkatan produktivitas peternakan seperti, mengajarkan

peternak proses insiminasi buatan (IB), pengolahan sumber daya lokal (sisa hasil

pertanian) sebagai bahan pakan berkualitas, pelatihan pemanfaatan sisa hasil

peternakan menjadi pupuk dan sebagainya (Sondakh, 2019).

Pekerjaan petani pemilik lahan yang sekaligus juga menggarap lahan, dan

buruh tani, lahan diperlukan sebagai tempat untuk menjalankan usahatani.

Tanaman merupakan komoditas yang dibudidayakan dalam kegiatan usahatani.

Sebagian besar petani di Indonesia selain bercocok tanam mereka juga memiliki

ternak atau ikan yang dipelihara dalam menunjang kegiatan usahataninya. petani

tidak hanya berorientasi terhadap peningkatan produksi tetapi mengenai

kehidupan sosial masyarakat tani. meliputi pengolahan tanah, persemaian,

penanaman, pemeliharaan (pengairan, penyiangan, pemupukan serta pengendalian

10hama dan penyakit) dan pemanenan (Yuliana, 2017).

Petani memiliki hewan ternak yang dipelihara sebagai usaha atau mata

pencaharian sampingan. Ternak yang dipelihara antara lain sapi potong, kambing,

dan domba. Para warga yang memiliki ternak sebagai sumber penghasilan lain

selain sektor usaha pertanian rata-rata masih menerapkan pola pemeliharaan yang

konvensional. Ternak di tempatkan pada kandang yang sederhana dan diberikan

pakan rumput atau hijauan seadanya tanpa memperhitungkan kebutuhan nutrisi

dari masing-masing ternak. Bila dapat dipelihara secara lebih professional, hasil

ternak tersebut dapat optimal dan bias menjadi mata pencaharian utama warga

sekitar (Warsito, 2018).


Pertanian berperan untuk mendukung penyediaan pakan yang baik untuk

ternak ruminansia dalam jumlah maupun kualitas. Hijauan pakan ternak yang

umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-rumputan yang berasal

dari limbah pertanian (padi, jagung, dll) dan padang penggembalaan serta tegalan.

Sebagai sebuah kawasan peternakan, ketersediaan pakan dalam memegang

peranan yang sangat penting. Ketersediaan pakan yang cukup kuantitas dan

kualitasnya merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha

pengembangan peternakan (Pinardi, 2019).

Peran Pemerintah di Pedesaan dalam Peternakan

Pemerintah adalah suatu sistem atau proses pengambilan keputusan yang

melibatkan pejabat atau pemimpin yang bertindak atas nama negara atau wilayah

tertentu. Sistem pemerintahan dapat berbeda-beda antara satu negara dengan

negara lainnya, tergantung pada kondisi, budaya, dan nilai-nilai yang ada di

masyarakatnya. Sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan

untuk memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan

hukum di suatu wilayah. Jika dilihat dalam arti sempitnya, pemerintah adalah

badan atau lembaga eksekutif dalam negara misalnya presiden, gubernur, bupati

dan walikota (Kadir, 2016).

Menetapkan aturan, menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,

pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan produk peternakan yang

cukup, jumlah maupun mutunya agar memenuhi persyaratan halal, aman, bergizi,

beragam, serta merata merupakan peran pemerintah. Pengembangan kebijakan

sistem berorientasi pada aturan yang telah disepakati bersama dari berbagai

kebijakan yang telah ada. Pembangunan peternakan tidak hanya terfokus pada

upaya untuk mendorong konsumsi protein hewani, peningkatan produktivitas, dan


mewujudkan swasembada, namun revitalisasi peternakan harus lebih ditekankan

pada upaya untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan pangan hewani,

kesejahteraan peternak, dan keberlanjutan usaha. Pengembangan suatu jenis usaha

dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah dukungan aturan dan

kebijakan (rules and policies) pemerintah, dimana keseriusan pemerintah

(govermental will) dan legislatif berperan penting, selain lembaga penelitian dan

perguruan tinggi (Mayulu, 2019).

Fungsi pemerintah yaitu menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,

pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan produk peternakan yang

cukup baik dalam jumlah mutu, aman, bergizi, beragam dan merata. Hal ini

menjadi salah satu faktor pendorong pembangunan pada sektor peternakan

sehingga kemudian diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih kepada

pembangunan perekonomian bangsa. Program subsidi merupakan salah satu upaya

pemerintah dalam membantu pengembangan peternakan yang diharapkan dapat

mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaannya. Para petani mengalami

masalah yaitu kurangnya modal. Program Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

adalah sebagai upaya untuk meningkatkan peternakan serta ekonomi masyarakat,

disamping meningkatkan ketahanan pangan, nilai tambah dan daya saing

masyarakat serta sebagai pengembangan komoditas unggul daerah (Jaya, 2022).

pemerintah dalam arti luas sebagai aktifitas badan- badan publik yang

terdiri dari kegiatan- kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam upaya

mencapai tujuan sebuah negara. Dalam arti yang sempit, bahwa pemerintahan

merupakan segala bentuk kegiatan badan publik dan hanya terdiri dari badan

eksekutif. Pemerintah Daerah, yaitu kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonomi (Nirwana, 2017).

Peran pemerintah dalam mengatasi limbah peternakan sapi perah

bertujuan mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah peternakan sapi. Peran

pemerintah desa sebagai fasilitator yaitu menyediakan sarana dan prasarana untuk

menyelesaikan permasalahan dengan mendatangkan pihak pihak terkait peran

pemerintah desa sebagai mediator yaitu menempatkan diri sebagai Pihak ketiga

yang netral, dengan mengedepankan pencapaian solusi dengan musyawarah dan

pemerintah desa sebagai motivator yaitu memberikan motivasi, penyadaran dan

pengarahan akan pentingnya lingkungan (Marganingsih,2021).

Peran Pedagang di Pedesaan dalam Peternakan

Pedagang adalah orang yang menjual barang atau jasa di lingkungan pasar

atau tempat-tempat lain yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah

dan dibenarkan sesuai dengan fungsi peruntukannya.Pedagang juga bisa di artikan

sebagai orang yang dengan modal relatif bervariasi yang berusaha di bidang

produksi dan penjualan barang atau jasa-jasa untuk memenuhi

kebutuhankelompok masyarakat. Pedagang merupakan pelaku ekonomi yang

paling berpengaruh dalam sektor perdagangan karena kontribusinya adalah

sebagai penghubung dari produsen ke konsumen (Wijaya, 2018).

Tujuan peternak usahanya dapat di fokuskan kedalam kelompok usaha

ternak, dengan membentuk koperasi atau usaha bersama. Masing-masing

kelompok dapat memelihara ternak dengan cara pembesaran dan bibit, agar

peternak terlindungi dengan harag pasar. Dukung kelembagaan pasar yaitu

pedagang sangat dibutuhkan oleh setiap peterak, agar informasi yang diperoleh
cukup akurat dan benar. Disamping itu perlu dengan adanya kelompok peternak

secara teknis dapat melancarkan pemasaran ternak. Bahwa, dengan adanya

lembaga pasar ternak, maka peternak akan terjamin dalam transaksi jual beli

ternak. Dengan adanya lembaga pemasaran sangat membantu para peternak,

pedagang kecil, dan pedagang besar (Rusdiana, 2018).

Untuk kebutuhan konsumsi daging sapi (nasional dan lokal); kegiatan

pengumpulan, pengangkutan, pemotongan, dan distribusi daging sapi ke pasar

hingga konsumen akhir mengikuti suatu rangkaian peran kelembagaan dan kinerja

manajemen rantai pasok (supply chain management, SCM). Pada tingkat awal

perdagangan (tingkat petani, pedagang desa dan pedagang kecamatan), struktur

SCM itu berimpit antara pemasaran ternak untuk keperluan antar-pulau dan untuk

keperluan produksi dan konsumsi lokal (Keban, 2020).

Pedagang ternak merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses

pemenuhan ternak. Pengembangan usaha ternak sebagai pendukung pembangunan

peternakan salah satunya peran dari pola perdagangan ternak yang dilakukan oleh

para pedagang ternak dalam memasarkan dan mendistribusikan ternak. Hal ini

dikarenakan pedagang ternak mampu memberi dampak pada kinerja pemasaran

dan memegang peranan sentral dalam pengembangan komoditas peternakan agar

dapat menghasilkan bibit, perbanyakan anakan dan ternak produktif (Rahmatullah,

2022).

Peran pedagang dalam keberhasilan pengembangan produk peternakan

dapat tercapai dengan lebih optimal atas dukungan kebijakan pemerintah.

Pertama, dukungan atas usaha peternakan di desa. Hal ini sejalan dengan upaya

peningkatan kesejahteraan peternak yang merupakaan salah satu sasaran atas

kebijakan pembanguanan peternakan di Indonesia, yaitu “meningkatnya kapasitas


dan posisi tawar peternak, semakin kokohnya kelembagaan peternak,

meningkatnya akses peternak terhadap sumberdaya produktif, dan meningkatnya

pendapatan peternak” (Makka, 2017).

METODE PERAKTEK LAPANGAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Praktek lapang Sosiologi Peternakan mengenai peran petani, pemerintah,

pedagang, di pedesaan dalam peternakan dilaksanakan pada hari Jum’at - Minggu

tanggal 26-28 bertempat di Desa Banggae, Kecamatan Manggarabombang,

Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,

yaitu:

a. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa gambaran mengenai objek penelitian. Data

kualitatif memberikan dan menunjukkan kualitas objek penelitian yang

dilakukan.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data dari hasil penelitian yang bersifat

terstruktur atau berpola sehingga ragam data yang diperoleh dari

sumber riset lebih mudah dibaca oleh peneliti.

c. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh peneliti dari orang yang bersangkutan.

d. Data Sekunder
Data sekunder adalah sebuah data yang berasal dari sumber data

yang berbeda dari data asli atau primer, sebagai tujuan untuk

melengkapi data yang mungkin belum lengkap untuk data primer.

Metode Pengambilan Data

Metode penganmbilan data yang dilakukan menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Studi Lapangan terdiri dari:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematik tentang

gejala gejala yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara observasi langsung (direct observation) dan

sebagai peneliti yang menempatkan diri, sebagai pengamat

(recognized outsider) sehingga interaksi peneliti dengan subjek

penelitian bersifat terbatas.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode dengan melakukan komunikasi secara

langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan

mengeksplorasi pertanyaanpertanyaan pada informan dengan

melakukan interview yang telah di rumuskan peneliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk teknik pengumpulan data


berdasarkan data-data dan laporan tertulis yang tersimpan sebagai arsip

yang berkaitan dengan penelitian ini dengan kenyataan yang terjadi.

2. Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang

berkaitan dengan masalah yang ingin

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir (2016). Kapita Selekta Perpajakan Di Indonesia.


Agus Kurniawan Hadi (2021). Peran Kelompok Tani Ternak Patuh Mufakat
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Anggota Di Dusun
Talun Desa Pringga Jurang Utara, Kecamatan Montong Gading, Lombok
Timur.
Fadila Fitriana,(2020). Analisis Pengolahan Keuangan Keluarga Petani (Studi
Pada Petani Pemilik Lahan Di Desa Purworejo Kecamatan Sanankulon
Kabupaten Blitar, 9(1), 1–5.
Ilyas Alimudin, Konsep Kesejahteraan dalam Islam, Jurnal Islam, Vol 15, 27
Agustus 2018).
Kurnianto, Sejarah Nilai dan Dinamika dari Waktu ke waktu. (Yogyakarta: Buku
Litera, 2017).
Marlina M (2019). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Peternak Sapi Potong Di Desa Janggurara Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang 10-20.
Mukhoffifatus Syafa‟ah, (2018). “PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PEMBERDAYAAN PETERNAK KAMBING KALIGESING DI
KABUPATEN PURWOREJO (STUDI KASUS DI KECAMATAN
KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO).
Nurul Istiqomah, “Peran Kelompok Tani Tambak Dewi Mina Jaya Terhadap
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muslim” Skripsi Jurusan Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Walisongo
Semaraang 2015.
Reza Yoga Subarkah. (2017). Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk
Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung
Timur).
Rachmi, Sahara (2016) Analisis Efisiensi Usaha Peternakan Sapi Potong Jirek
Farm Dikota Bukittinggi. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Syamsul Sanjaya. (2017). Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi
Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Nanggar
Kabupaten Simalungun.
Suzeth G. Tinenta, “Peranan Kelompok Peternak Terhadap Usaha Pengembangan
Ternak Itik” Jurnal Zootek Vol. 37 No. 2 : 415-425 Juli 2017.
S Supranto. J (Jakarta: Rineka Cipta, 2017).

Anda mungkin juga menyukai