Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH MODAL SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN

KELOMPOK TANI SIDO MAKMUR DUSUN KRAJAN


KELURAHAN KRANJINGAN KABUPATEN JEMBER

LAPORAN PENELITIAN

Asisten Pembimbing
Beta Rianul Setiawati

Oleh/Kelompok
Erinda Rizatul Aripradina/G2

LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PENGARUH MODAL SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN
KELOMPOK TANI SIDO MAKMUR DUSUN KRAJAN
KELURAHAN KRANJINGAN KABUPATEN JEMBER

LAPORAN PENELITIAN

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktikum


Analisis Kualitatif pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Asisten Pembimbing
Beta Rianul Setiawati

Oleh/Kelompok
Erinda Rizatul Aripradina/G2

LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Sektor
primer yang berarti sektor utama, sebab mempunyai dampak yang besar terhadap
kelangsungan ekonomi suatu bangsa. Sektor pertanian merupakan tulang
punggung dari perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut dapat
dilihat dalam pembentukan, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja,
penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Pertanian perlu untuk
mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan perannya yang
sangat penting dalam rangka pemulihan kegiatan ekonomi, terutama di daerah
pedesaan. Sektor pertanian sebagai satu pilar ekonomi negara diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan penduduk Indonesia terutama penduduk di daerah
pedesaan yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Peranannya selain untuk
pembangunan ekonomi, pertanian juga sumber penghasil bahan kebutuhan pokok,
sandang, maupun papan. Hal ini yang membuat kegiatan pertanian perlu
dipertahankan bahkan meningkatkan produksi (Della et al., 2017).
Pertanian pada saat ini menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pertanian terdiri dari beberapa subsektor yang dibagi
menjadi subsektor dalam arti sempit dan subsektor dalam arti luas. Subsektor
dalam arti sempit berarti hanya terdiri dari bercocok tanam saja, sedangkan
subsektor dalam arti luas adalah pertanian yang meliputi bercocok tanam,
perikanan, kehutanan, perkebunan, dan peternakan, oleh karena itu Indonesia
memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara lain. Keunggulan-
keunggulan komparatif dari berbagai subsektor harus dikelola dengan baik untuk
membangun sistem pertanian yang baik (Syarif dan Zainuddin, 2017).
Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan
terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di
pedesaan (Nasrul, 2012). Fungsi kelembagaan petani sebagai pranata sosial yang
memfasilitasi interaksi sosial dalam suatu kelompok atau komunitas seperti
kelompok tani. Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan
sektor pertanian di Indonesia sendiri terlihat dalam kegiatan pertanian tanaman
pangan seperti padi, jagung dan kedelai. Adanya kelembagaan petani diharapkan
mampu membantu petani keluar dari persoalan kesenjangan ekonomi petani.
Kelompok tani merupakan salah satu kelembagaan pertanian yang mampu
membantu petani keluar dari persoalan yang dihadapi oleh petani. Menurut
(Nuryanti et al,. 2011) Kelompok tani dapat menjangkau petani yang lebih banyak
dalam satuan waktu, karena kelompok tani dianggap sebagai organisasi yang
efektif untuk memberdayakan petani, meningkatkan produktivitas, pendapatan,
dan kesejahteraan petani dengan bantuan fasilitasi pemerintah melalui program
dari berbagai kebijakan pembangunan pertanian. Keberadaan kelompok tani sejak
awal diharapkan dapat menjadi wadah pemberdayaan petani baik dalam hal
komunikasi tukar menukar informasi maupun menjadi jaringan sosial di antara
anggota kelompok. Kelembagaan petani (kelompok tani) juga dapat menjadi salah
satu wahana modal sosial bagi para petani secara berkesinambungan (Wuysang,
2014). Hal ini dapat dipahami bahwa kelembagaan petani (kelompok tani) dengan
modal sosial sangat terkait dengan proses pengembangan usaha khususnya
dibidang pertanian.
Modal sosial merupakan salah satu sumberdaya yang dapat dipandang
sebagai investasi untuk mendapatkan sumberdaya baru. Modal sosial lebih
menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam
suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial,
norma, nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan
menjadi norma kelompok (Hasbullah dalam Oktadiani, 2013). Modal sosial
sangat penting untuk dipahami agar dapat mengetahui bagaimana petani
memperoleh informasi mengenai inovasi, menerapkan inovasi, dan memperoleh
keuntungan dari inovasi yang diterapkan (Bulu, 2010).
Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember memiliki sejumlah kelompok tani yang masih mempertahankan budaya
pertaniannya. Salah satu kelompok tani yang masih aktif baik dalam menyerap
informasi maupun menerapkan inovasi adalah kelompok tani “Sido Makmur”
yang dipimpin oleh Bapak Abdul Fasih. Jumlah anggota kelompok tani Sido
Makmur hingga saat ini mencapai 35 onggota dan merupakan anggota aktif.
Pembentukan anggota yang terjadi di kelompok tani Sido Makmur bukan
berdasarkan wilayah tinggal anggota seperti pada umumnya, akan tetapi pada
kelompok tani Sido Makmur ini menerapkan pembentukan kelompok berdasarkan
wilayah lahan sawah yang berdekatan dengan sistem irigasi.
Kegiatan dalam kelompok tani Sido Makmur ini sangat aktif baik ketua
kelompok, PPL maupun anggota kelompok sehingga memiliki potensi lebih jika
dibandingkan dengan kelompok tani lainnya di Dusun Krajan. Kelompok ini
memiliki berbagai program kerja yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dalam meningkatkan hasil
pertanian. Program yang diterapkan seperti penanaman padi menggunakan sistem
jajar legowo, program pengajuan subsidi pupuk dari pemerintah secara rutin,
program alat mesin pertanian milik bersama, menerapkan sistem asuransi
pertanian, bahkan menjadikan kelompok tani berbadan hukum.
Kelompok tani Sido Makmur juga menerapkan inovasi baru yang
didapatkan dari luar seperti penggunaan jenis bibit varietas sukun putih,
pengolahan lahan yang memperhatikan unsur hara dalam tanah, penanaman
refugia dalam mengatasi hama yang menyerang serta perawatan yang rutin. Petani
juga memperhatikan musim tanam dalam memanfaatkan asuransi, dimana pada
musim tertentu yang mengakibatkan hasil panen mengalami penurunan maka
petani pada musim tanam akan mengfungsikan kartu asuransinya dengan harapan
pada saat mengalami gagal panen, petani tidak mengalami kerugian yang cukup
besar. Seluruh bentuk kegiatan yang dilakukan diawali dengan tingginya motivasi
dan inovasi yang dimiliki oleh ketua kelompok tani sehingga seluruh anggota
turut andil berpartisipasi.
Adanya kegiatan-kegiatan positif tersebut dapat menciptakan pola-pola
hubungan komunikasi antar anggota dalam kelompok maupun antar kelompok
tani dengan baik. Terjalin hubungan yang baik dapat mewujudkan jaringan sosial
yang baik juga baik antar anggota kelompok maupun antar kelompok tani.
Informasi dan inovasi-inovasi baru yang diterima antar anggota maupun
kelompok dapat diterapkan dengan baik sehingga memperoleh keuntungan yang
diharapkan. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti ingin meneliti mengenai
bagaimana pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok
tani Sido Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember.

1.3.2 Manfaat
1. Bagi pemerintah, sebagai sumber informasi dan pertimbangan dalam setiap
penentuan kebijakan-kebijakan pertanian.
2. Bagi kelompok tani, sebagai masukan perencanaan kegiatan pengembangan
kelompok tani.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
terkait.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kelembagaan
Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan
merupakan struktur sosial yang telah mencapai ketahanan tertinggi dan terdiri dari
budaya kognitif, normatif dan regulatif yang sarat dengan perubahan.
Kelembagaan urgensi untuk mengurangi ketidakpastian melalui pembentukan
struktur/pola interaksi, meningkatkan derajat kepastian dalam interaksi antar
individu dan mengarahkan perilaku individu menuju arah yang diinginkan oleh
anggota masyarakat serta untuk meningkatkan kepastian dan keteraturan dalam
masyarakat, dan mengurangi prilaku oportunis. Fungsi kelembagaan sebagai alat
untuk mengarahkan, mengharmonisasikan mensinergikan diri sendiri, opportunis
dan sebagainya (Bidayani, 2014).
Menurut (Syarif et al,. 2014) kelembagaan adalah sekumpulan jaringan
dan relasi sosial yang melibatkan orang-orang tertentu, memiliki aturan dan
norma, serta memiliki struktur. Kelembagaan berbeda dengan organisasi,
kelembagaan cenderung tradisional, sedangkan organisasi cenderung modern.
Setiap kelembagaan memiliki tujuan tertentu, dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya memiliki pola perilaku tertentu serta nilai-nilai dan norma yang sudah
disepakati yang sifatnya khas. Kelembagaan pertanian adalah sekumpulan
jaringan yang menunjang berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan
pertanian. Kelembagaan mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan pertanian khususnya pertanian agribisnis.
Kelembagaan merupakan organisasi atau kaidah baik formal maupun
informal yang mengatur perilaku dan tindakan masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu. Kelembagaan mengandung dua pengertian, yaitu institusi dan
nilai/norma. Kelembagaan merupakan sebuah institusi yang di dalamnya
terkandung nilai/norma. Nilai dan norma yang ada dalam institusi inilah yang
mengatur jalannya institusi tersebut. Peran kelembagaan petani dalam mendukung
keberlanjutan pertanian sangat diperlukan untuk memberikan masukan dan
pertimbangan bagi pelaku pembangunan dalam rangka pengembangan ekonomi
lokal (Sejati et al., 2012).
Ada 8 kelembagaan yang berhubungan dengan pertanian adalah sebagai
berikut:
1. Kelembagaan penyediaan input usahatani
2. Kelembagaan penyediaan permodalan
3. Kelembagaan pemenuhan tenagakerja
4. Kelembagaan penyediaan lahan dan air irigasi
5. Kelembagaan usahatani
6. Kelembagaan pengolahan hasil pertanian
7. Kelembagaan pemasaran hasil pertanian
8. Kelembagaan penyediaan informasi

2.1.2 Karakteristik Kelompok Tani


Menurut (Yurlisa dan Susanti, 2018) Kelompok Tani (Poktan) merupakan
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Kelompok
tani dibentuk karena memiliki keserasian dalam tujuan, motif dan minat.
Dibentuknya kelompok tani mempermudah untuk penyampaian materi
penyuluhan berupa pembinaan dalam memberdayakan petani agar memiliki
kemandirian, bisa menerapkan inovasi, dan mampu menganalisa usahatani,
sehingga petani dan keluarganya bisa memperoleh pendapatan dan kesejahteraan
yang meningkat dan layak. Adanya kelompok tani bertujuan untuk memperkuat
kerjasama antar petani di dalam lingkungan organisasi kelompok tani ataupun
pihak lain diluar kelompok tani. Kumpulan petani yang memiliki persamaan
kepentingan dapat juga disebut sebagai kelompok tani.
Menurut (Nainggolan et al., 2014) kelompok tani adalah kemampuan
petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar kesamaan,
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya),
keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan
bersama. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.67/Permentan/SM.050/
12/2016, Kelompok tani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Saling mengenal, akrab, dan saling percaya diantara sesama anggota
b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani
c. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis
usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi
d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.67/Permentan/SM.050/
12/2016, dalam upaya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam
melaksanakan perannya sebagai berikut:
a. Kelas Belajar
Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam berusaha tani
b. Wahana Kerjasama
Kelompo tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama
petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain
c. Unit Produksi
Sebagai unit produksi, kelompok tani diarahkan untuk memiliki kemampuan
mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang
menguntungkan.
Menurut (Nuryanti et al. 2011) kelompok tani berfungsi menjadi titik
penting untuk menjalankan dan menterjemahkan konsep hak petani ke dalam
kebijakan, strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan utuh dan sebagai
wadah transformasi dan pengembangan ke dalam langkah operasional. Kelompok
tani sangat nyata sebagai bagian integral pembangunan pertanian, sebagai obyek
upaya pemberdayaan petani dan subyek usaha pertanian dalam rangka
meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya. Kelompok tani
akan mengalami perkembangan apabila secara ekonomi mengalami peningkatan,
pola perilaku anggota kelompok semakin baik dan tujuan kelompok tercapai.
2.1.3 Teori Modal Sosial
Menurut Fukuyama (1999;16) dalam Kimbal (2015) menjelaskan modal
sosial atau social capital adalah sekumpulan nilai informal atau norma yang
menyebar di antara anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama terjadi
diantara mereka. Kerjasama tersebut terjadi apabila antar anggota kelompok
masyarakat memenuhi apa yang diharapkan antar mereka bahwa lainnya akan
bertingkah laku dengan dapat diandalkan dan memiliki kejujuran, kemudian
mereka akan saling mempercayai satu sama lain. Modal sosial memiliki dua ciri
yaitu merupakan aspek dari struktur sosial serta memfasilitasi tindakan individu
dalam struktur sosial tersebut (Kimbal, 2015).
Modal sosial berkaitan dengan upaya mengelola, meningkatkan dan
mendayagunakan relasi-relasi sosial sebagai sumber daya yang diinvestasikan
untuk memperoleh keuntungan ekonomi atau manfaat sosial. Karakteristik modal
sosial berbeda dengan modal finansial, modal fisik dan modal manusia. Modal
finansial, modal fisik dan modal manusia merupakan modal yang dapat terlihat
langsung oleh mata, sedangkan modal sosial baru dapat dilihat keberadaannya
setelah menjalin relasi-relasi sosial sehingga modal sosial bersifat tidak kasat mata
(Usman, 2018).
James Coleman dalam buku yang ditulis oleh Usman (2018),
mengemukakan pendapatnya bahwa modal sosial adalah representasi sumber daya
yang di dalamnya terendap relasi-relasi timbal balik yang saling menguntungkan,
jejaring sosial yang melembagakan kepercayaan. Modal sosial merupakan sebuah
sumber daya yang berupa relasi-relasi yang menjalin hubungan dengan berbekal
kepercayaan satu sama lain untuk saling mendapatkan keuntungan. Hubungan
relasi–relasi tersebut memiliki hubungan timbal balik, sehingga dapat saling
menguntungkan satu sama lain. Hubungan timbal balik antara kedua belah pihak
dapat menekan terjadinya kesalahpahaman. Ketua kelompok tani memberikan
informasi-informasi yang terkait dengan kebutuhan bersama dalam budidaya
sehingga kedua belah pihak saling menguntungkan dan terjalin suatu relasi yang
baik.
Putnam dalam buku yang ditulis oleh Usman (2018) menunjukan
perhatiannya bahwa modal sosial melekat dalam relasi-relasi sosial. Modal sosial
dibangun melalui jejaring sosial. Komponen-komponen yang terdapat dalam
modal sosial tersebut mencakup kepercayaan atau nilai-nilai positif yang
menghargai perkembangan atau prestasi, norma sosial dan obligasi serta jejaring
sosial yang menjadi wadah kegiatan sosial, terutama dalam bentuk asosiasi-
asosiasi sukarela. Asosiasi sukarela bukan hanya efektif menyalurkan informasi,
tetapi juga menjadi ajang berinteraksi dan melakukan transaksi di antara aktor-
aktor yang terhimpun di dalamnya.
Menurut Fukuyama dalam penelitian Amin (2016) menjelaskan unsur-
unsur modal sosial yaitu, sebagai berikut:
1. Kepercayaan (Trust)
Unsur terpenting dalam modal sosial adalah kepercayaan yang merupakan
perekat bagi langgengnya kerjasama dalam kelompok masyarakat. Dengan
kepercayaan, orang-orang akan bisa bekerjasama secara lebih efektif.
2. Jaringan (Network)
Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan individu dan komunitas.
Adanya jaringan-jaringan hubungan sosial antara individu dalam modal sosial
memberikan manfaat dalam konteks pengelolaan sumber daya milik bersama
karena mempermudah koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan yang bersifat
timbal balik.
3. Hubungan Timbal balik (Reciprosity)
Pada masyarakat atau kelompok sosial yang memiliki bobot resiprositas
kuat, akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial tinggi
(kuat). Hal tersebut tergambarkan dengan tingginya tingkat keoedulian sosial,
sikap saling membantu dan saling memperhatikan satu sama lain.
4. Norma (Norm)
Norma merupakan pedoman atau patokan bagi perilaku dan tindakan
seseorang yang bersumber pada nilai. Sedangkan nilai merupakan hal yang
dianggap baik atau buruk atau sebagai penghargaan yang diberikan masyarakat
kepada segala sesuatu yang mempunyai daya guna bagi kehidupan bersama.
2.1.4 Teori Miles and Huberman
Menurut (Amir et al. 2015) analisis data penelitian kualitatif menggunakan
tahap-tahap reduksi data, penyajian data, dan simpulan (Miles and Huberman,
1994). Setelah menguraikan prosedur analisis data, prosedur tersebut memberikan
kesulitan tersendiri bagi peneliti yang tidak terbiasa bekerja secara sistematik atau
bagi mereka yang tidak begitu telaten mengikuti prosedur yang panjang. Keadaan
ini, yang menyebabkan tiga proses dalam analisis data yang dikembangkan Miles
dan Huberman dipandang sangat esential dalam analisis data kualitatif.
Menurut Yaumi et al. (2016) tiga proses analisis data yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman, yakni data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification. Proses analisis tersebut sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Seluruh data yang sudah diperoleh dikumpulkan menurut klasifikasinya
masing-masing. Data yang yang sudah terkumpul langsung dianalisis. Cara ini
dapat memberikan kemungkinan, pemanfaatan pola integrasi konsep atau teori
dari data yang diperoleh.
2. Reduksi data (data reduction)
Dilihat dari segi bahasa. Kata reduksi (reduction) berarti pengurangan,
susutan, penurunan, atau potongan. Jika dikatakan dengan data maka yang
dimaksud dengan reduksi adalah pengurangan, susutan, penurunan, atau potongan
data tanpa mengurangi esensi makna yang terkandung di dalamnya. Reduksi data
merujuk pada proses menyeleksi, memusatkan, menyederhanakan, memisahkan,
mengubah bentuk data yang terdapat pada catatan lapangan atau transkripsi.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertajam atau memperdalam ,
menyortir, menyingkirkan dan mengorganisasi data untuk disimpulkan dan
diverifikasi. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas.
3. Penyajian data (data display)
Tahap ini, mencakup berbagai jenis tabel, grafik, bagan, matriks, dan
jaringan. Tujuannya yaitu untuk membuat terorganisasi dalam bentuk yang
tersedia, dapat diakses, dan terpadu sehingga para pembaca dapat melihat dengan
mudah apa yang terjadi tentang sesuatu berdasarkan pemaparan datanya. Analisis
data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara memerlukan kejelian tersendiri
untuk menganalisisnya, termasuk dalam menyajikan data. Kekeliruan dalam
menyajikan berakibat dalam informasi yang tidak jelas yang disampaikan
sehingga temuan yang seharusnya menjadi fokus penyelidikan tidak terdeskripsi
dan tersajikan secara baik. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most
frequent form of display data for qualitative research data in the pas has been
narative tex” artinya adalah yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
yang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi
jelas dan mendapatkan suatu kesimpulan yang jelas dan tentunya benar-benar
teruji.

2.2 Kerangka Pemikiran


Kelembagaan pertanian adalah sekumpulan jaringan yang menunjang
berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Setiap
kelembagaan memiliki tujuan tertentu, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya
memiliki pola perilaku tertentu serta nilai-nilai dan norma yang sudah disepakati
yang sifatnya khas. Nilai dan norma yang ada dalam lembaga inilah yang
mengatur jalnnya kelembagaan tersebut. Salah satu kelembagaan pertanian yaitu
kelompok tani yang merupakan kumpulan petani yang dibentuk atas dasar
kepentingan yang sama, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan
sumberdaya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
Kelompok tani yang ada di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember salah satunya adalah Kelompok Tani
Sido Makmur. Kelompok tani Sido Makmur ini terbentuk atas dasar kepentingan
yang sama, kondisi lahan pertanian, kesamaan komoditas padi dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha pertanian. Kondisi lahan
pertanian yang berdekatan menjadikan para petani padi berkumpul dan
membentuk kelompok tani agar memudahkan dalam pengolahan lahan seperti
saluran irigasi.
Kelompok Tani Sido Makmur melakukan berbagai bentuk kegiatan yang
bertujuan untuk mensejahterakan anggota. Awalnya kegiatan bertani kelompok
tani Sido Makmur ini hanya sebatas komoditas padi lokal pada umunya dengan
sistem yang diketahui seperti petani lainnya. Namun, atas keaktifan baik dari
pihak PPL desa maupun ketua kelompok tani akhirnya seluruh anggota kelompok
tani sudah menerapkan sistem jajar legowo. Varietas padi yang ditanam juga
berbeda dengan petani lainnya yaitu varietas sukun putih. Ketua kelompok tani
juga aktif dalam memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh anggota
kelompok sehingga menjadi pengetahuan baru bagi para petani.
Anggota kelompok tani Sido Makmur dalam bertani sudah dimudahkan
dengan fasilitas-fasilitas alsintan yang dimiliki seperti mesin tanam padi, traktor,
alat ukur ph tanah dan lain-lainnya. Semua fasilitas yang dimiliki merupakan
bantuan dari pemerintah terhadap kelompok tani Sido Makmur dan siapapun
boleh memakainya baik anggota kelompok tani maupun kelompok tani lainnya.
Adapun peraturan yang disepakati bersama dalam penggunaan alsintan tersebut
yaitu petani yang menggunakan wajib membayar kas baik anggota kelompok
maupun kelompok tani lainnya. Jaringan sosial antara anggota kelompok dengan
kelompok tani lainnya terjalin dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam
kegiatan sharing antar kelompok tani maupun sistem peminjaman alsintan
sehingga komunikasi antar kelompok tetap terjalin dengan baik.
Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani Sido Makmur dapat menarik
anggota kelompok lain untuk bergabung. Hal ini dilihat dari hasil panen anggota
kelompok tani Sido Makmur yang semakin meningkat dari sebelumnya dengan
menggunakan sistem yang berbeda sehingga memacu anggota kelompok lain
untuk bergabung. Peningkatan hasil panen membuat para anggota semakin
antusias dalam menerima dan menerapkan informasi dan inovasi yang di
dapatkan. Pola perilaku hubungan antar anggota kelompok tani Sido Makmur juga
berdampak semakin baik.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana perkembangan kelompok tani Sido Makmur. Perkembangan yang
dimaksud adalah petani mengalami perubahan-perubahan yang positif baik dalam
bidang ekonomi maupun pola perilaku yang baik. Peneliti merumuskan
permasalahan yang hendak dikaji yaitu pengaruh modal sosial dalam
perkembangan Kelompok Tani Sido Makmur di Dusun Krajan Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Teori yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahn tersebut dapat menggunakan teori
kelembagaan yang merupakan organisasi yang mengatur perilaku dan tindakan
masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Teori tersebut dapat membantu untuk
mengetahui bagaimana kelembagaan didalamnya yang terbentuk apakah sudah
terdapat struktur sosial yang baik didalamnya. Teori karakteristik kelompok tani
dalam permasalahan tersebut dapat menjelaskan dasar terbentuknya kelompok
tani hingga terjalin suatu relasi atau hubungan yang baik. Teori lain yang
digunakan yaitu teori modal sosial yang menjelaskan bagaimana tingkat
kepercayaan antar anggota, jaringan yang terjalin, hubungan timbal balik baik
antar anggota maupun antar kelompok, serta norma dan nilai yang diyakini oleh
anggota kelompok.
Permasalahan tersebut dapat dianalisis menggunakan Teori Miles dan
Huberman. Analisis data miles dan huberman terdapat tiga alur kegiatan yaitu
kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Pawito, 2008).
Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan, data yang
mendekati keseluruhan bagian dari catatan-catatan. Penyajian data adalah sebuah
pengorganisasian, penyatuan dari infomasi yang memungkinkan penyimpulan dan
aksi. Penarikan kesimpulan adalah menarik kesimpulan dan verifikasi Data yang
telah dianalisis tersebut kemudian dapat diketahui pengaruh modal sosial dalam
kelompok tani.
Kelembagaan Pertanian

Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan Kelurahan


Kranjingan Kec. Sumbersari Kab. Jember

Pengaruh Modal Sosial dalam Perkembangan Perkembangan


Modal Sosial Kelompok Tani Sido Makmur Kelompok
Tani

Unsur-unsur:
Kriteria:
Kepercayaan
Perkembangan
Jaringan
ekonomi
Hubungan
Pola perilaku
timbal balik
anggota masyarakat
Norma
Tujuan bersama
tercapai

Miles and Huberman

Perkambangan Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan


Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran


BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Penentuan lokasi tersebut dilakukan
dengan pertimbangan tertentu. Penentuan daerah penelitian ini menggunakan
puspisive method. Menurut Rudolf (2014) Purposive method merupakan metode
penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan didasari beberapa
pertimbangan dan kriteria tertentu dengan tujuan penelitian. Daerah penelitian
adalah Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember, daerah tersebut dipilih karena merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi yang baik dalam pengembangan kelompok tani, lokasi tersebut memiliki
banyak kelompok tani dalam satu dusun dan peran kelompok tani disana sangat
aktif baik dalam mengembangkan kelompok tani maupun meningkatkan hasil
panen.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut
Wibowo (2011), Metode kualitatif yaitu metode yang meneliti keadaan manusia,
objek, suatu kondisi, sistem pemikiran atau suatu peristiwa pada saat ini. Tujuan
metode kualitatif yaitu mengungkap suatu fakta, keadaan atau suatu fenomena
yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Menurut Qalbi
et al.,(2015), metode kualitatif yaitu salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang
diamati. Tujuan metode kualitatif yaitu menggambarkan, mengungkapkan, dan
menjelaskan suatu fenomena-fenomena perkembangan dalam kelompok tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember karena adanya pengaruh modal sosial dalam suatu kelompok. Keadaan
tersebut lalu diuraikan secara mendalam guna mendapatkan penelitian yang akurat
berupa data – data deskriptif sehingga keadaan yang ada jelas dan rinci.
3.3 Metode Penentuan Informan
Metode penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pusposive sampling. Penentuan informasi dalam penelitian kualitatif berfungsi
untuk mendapatkan informasi yang maksimum dari narasumber yang benar-benar
terpercaya. Informan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu ketua
kelompok tani Sido Makmur yang terdapat di Dusun Karan Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Peneliti akan meneliti tentang
pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok tani Sido Makmur di
Dusun Krajan. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti akan menganalisis dengan
menggunakan purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2011), purposive sampling adalah pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dianggap paling tahu
tentang apa yang diharapkan okeh peneliti dan dapat memudahkan peneliti
menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Peneliti menentukan informan
dengan teknik purposive sampling, artinya dengan memilih informan yang benar-
benar mengikuti dan mengetahui tentang perkembangan kelompok tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember. Informan kunci tidak hanya menyediakan data yang detail dan rinci tetapi
juga membatu peneliti untuk menemukan informan kunci lainnya atau membuka
akses pada informan yang akan diteliti menggunakan snowball sampling. Sampel
sebagai sumber data atau key informan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mereka menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga
lebih tepat apabila dijadikan narasumber.
6. Mengetahui seluk-beluk perilaku anggota kelompok tani Sido Makmur di
Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember.
7. Mengetahui Kelompok tani Sido Makmur dan peranannya.
Menurut Nurdiani (2014), teknik sampling snowball adalah suatu metode
untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan
atau rantai hubungan yang menerus. Pendapat lain mengatakan bahwa teknik
sampling snowball (bola salju) adalah metoda sampling di mana sampel diperoleh
melalui proses bergulir dari satu responden ke responden yang lainnya, biasanya
metoda ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi
(sosiometrik) suatu komunitas tertentu. Responden sebagai sampel yang
mewakili populasi, kadang tidak mudah didapatkan langsung di lapangan. Untuk
dapat menemukan sampel yang sulit diakses, atau untuk memperoleh informasi
dari responden mengenai permasalahan yang spesifik atau tidak jelas terlihat di
dunia nyata, maka teknik sampling snowball merupakan salah satu cara yang
dapat diandalkan dan sangat bermanfaat dalam menemukan responden yang
dimaksud sebagai sasaran penelitian melalui keterkaitan hubungan dalam suatu
jaringan, sehingga tercapai jumlah sampel yang dibutuhkan. Penelitian ini
menggunakan teknik sampling snowball karena metode snowball digunakan
dalam memilih informan pendukung dalam penelitiannya.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2013), metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi, metode wawancara, dan penggunaan dokumentasi. Kegiatan
pengumpulan data yang diambil peneliti mulai dari observasi hingga dokumentasi
dianggap efektif oleh peneliti. Komponen metode pengumpulan data tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi adalah kegiatan mencatat suatu informasi dengan melihat,
mendengarkan, merasakan peristiwa-peristiwa yang ada kemudian dicatat
dengan objektif. Kegiatan observasi bertujuan untuk melihat kondisi dan
potensi yang ada di suatu tempat yang diteliti dan jenis data yang digunakan
dalam observasi yaitu data primer. Peran peneliti dalam kegiatan ini yaitu
sebagai partisipasi debagai pengamat, sehingga peneliti dalam observasi
Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember hanya sebagai pengamat dan membatasi dalam
berpartisipasi sebagai pengamat dan masyarakat menyadari dirinya sebagai
objek penagamatan.
2. Wawancara adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi secara langsung,
mendalam dan individual dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada
informan. Jenis wawancara yang dilakukan yaitu wawancara bebas terpimpin
dan wawancara mendalam karena peneliti fokus untuk mendalami fenomena
tertentu dengan mencari informasi sedalam-dalamnya dari informan, dimana
pada pelaksanaannya pewawancara sudah menyusun inti pokok pertanyaan
yang akan diajukan. Pelaksanaan wawancara diawali dengan pembuatan
panduan wawancara dan panduan wawancara ditanyakan kepada beberapa
informan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer. Data primer yaitu data
yang didapat dari informan secara langsung. Data primer pada penelitian ini
yaitu berupa data yang meliputi kondisi perkembangan Kelompok Tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember.
3. Penggunaan Dokumentasi
Dokumentasi yaitu catatan-catatan, peristiwa, kondisi yang berbentuk tulisan,
gambar atau karya. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder baik berupa
gambar atau catatan yang ada. Kegiatan penggunaan dokumentasi bertujuan
dalam mendapatkan keadaan saat ini pada perkembangan Kelompok Tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember baik berupa gambar atau catatan yang ada.

3.5 Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis Miles dan Huberman. Model analisis ini digunakan untuk memecahkan
permasalahan yaitu terkait pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok
tani Sido Makmur di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember. Teknik analisis Miles dan Huberman pada dasarnya terdiri
dari empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data (data reductio),
penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing
and verifying conclusions) (Emzir, 2010).

Pengumpulan Penyajian Data


Data

Reduksi Data Penarikan/Pengujian


Kesimpulan

Gambar 3.1 Model Interaksi Analisis Miles dan Huberman

1. Pengumpulan data yaitu pengelompokan seluruh data yang diperoleh selama


proses observasi dan wawancara baik berupa arsip-arsip, catatan-catatan
lapangan, foto, record atau rekaman data dan dokumen-dokumen pendukung
lainnya. Data dibutuhkan pada penelitian ini yaitu data mengenai kondisi
perkembangan Kelompok Tani Sido Makmur di Dusun Krajan Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember baik ketua kelompok
maupun anggota kelompoknya.
2. Reduksi merupakan penyisihan atau pemilihan data yang akan dipakai dengan
merangkum atau memfokuskan pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas sehingga peneliti mudah
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data yang dipilih adalah data
primer yang berupa informasi mengenai pengaruh modal sosial dalam
perkembangan kelompok tani baik ketua dan anggota kelompok dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
3. Penyajian data merupakan langkah setelah reduksi data. Penyajian data
penelitian ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, selain dalam
bentuk teks naratif, data juga disajikan dalam bentuk tabel, dan gambar. Data
yang disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembaca dalam
memahami isi data yang diperoleh. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk
naratif dengan menjelaskan informasi apa saja yang telah didapat peneliti
mengenai pengaruh modal sosial dalam perkembangan Kelompok Tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember.
4. Penarikan dan pengujian kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis
interaktif Miles dan Huberman. Komponen ini melakukan kesimpulan terhadap
hasil evaluasi kegiatan yang dilaksanakan menggunakan data-data yang siap
diolah dan disajikan. Penyimpulan dari data-data yang ada dan sudah diolah
merupakan titik pernyataan secara umum mengenai suatu permasalahan yang
diteliti sehingga penelitian tersebut telah mencapai tujuan penelitian. Data yang
telah diterima berupa informasi dari petani harus ditarik kesimpulannya berupa
gambaran atau deskripsi suatu obyek yang telah diteliti. Peneliti dapat menarik
kesimpulan dari adanya pengaruh modal sosial yang terlihat nyata dalam
perkembangan seluruh anggota Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

3.6 Uji Keabsahan Data


Penelitian kualitatif dapat memperoleh data yang benar-benar absah dan
menggunakan teknik sebagai pemeriksaan keabsahan data yang memiliki
pemanfaatan diluar data itu sendiri dengan melakukan suatu pengecekan sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
kebsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang
paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Ada 3
macam triangulasi berikut ini :
a. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Peneliti menggunakan metode wawancara
terpimpin yang dilakukan kepada key informan, wawancara tak terpimpin
melalui informan pendukung dan menggunakan observasi sebagai partsipan
saat meninjau lokasi penelitian yang berkaitan dengan pengaruh modal sosial
dalam perkembangan Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
b. Triangulasi sumber ialah membandingkan dan mengecek kembali derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Sumber data literatur dan instansi terkait
dengan apa yang dikaji oleh peneliti yang berkaitan dengan pengaruh modal
sosial dalam perkembangan Kelompok Tani Sido Makmur Dusun Krajan
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
Kedua metode pengumpulan data yang berbeda perlu dilakukan
pengecekan untuk mengetahui kebeneran informasi dan data yang diperoleh oleh
peneliti. Uji keabsahan data ini dilakukan untuk menjawab keraguan dari peneliti
atas data atau informasi yang telah diperoleh dari subjek atau informan yang
dianggap belum mampu meyakinkan peneliti. Adapun skema model desain
kombinasi antara triangulasi teknik, triangulasi sumber data dan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Wawancara Terpimpin dan Tak
Terpimpin

Observasi sebagai partisipan


pada kelompok tani Sido
Makmur

Key Informan : Katua


Kelompok Tani Artikel Terkait :
Informan pendukung: Jurnal, Skripsi, Artikel
Anggota kelompok Ilmiah
tani
Instansi Terkait :
BPS Indonesia, BPS DI.
Jember , Dinas Pertanian
Kabupaten Jember

Gambar 3.2 Skema Model Desain Kombinasi Antara Triangulasi Teknik, Triangulasi
Sumber Data dan Triangulasi Waktu
Berdasarkan gambar 3.2 skema model desain kombinasi triangulasi teknik,
triangulasi sumber data dan traingulasi waktu dapat diketahui bahwa keterkaitan
triangulasi teknik, triangulasi sumber data dan triangulasi waktu sangat erat serta
informasi dari key informan dan informan pendukung juga saling mempengaruhi
satu sama lain. Gambar skema diatas memberikan bukti bahwa seluruh metode
dan cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh informasi dan data harus
diuji keabsahannya agar tidak ada ketimpangan data sehingga dapat menjawab
keraguan dari peneliti. Triangulasi yang tertera pada skema diatas merupakan
keterkaitan antara informasi yang diperoleh dari key informan dan informan
pendukung dapat diuji dan disesuaikan dengan hasil teknik wawancara terpimpin
dan tak terpimpin, dapat diuji dengan hasil observasi partisipan sebagai pengamat
di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kabupaten Jember, dapat diuji dengan
hasil referensi dari skripsi, jurnal atau artikel ilmiah terkait, dapat diuji dengan
hasil referensi dari intansi pemerintah terkait dan dapat diuji dengan waktu pada
saat melakukan teknik wawancara yaitu pada pagi, sore dan malam hari
(menyesuaikan informan). Tujuan digunakannya metode ini adalah untuk
mengukur kevalidtan data yang diperoleh oleh peneliti saat dilapang maupun saat
menggunakan sumber informasi dari intansi dan artikel terkait pada penelitian ini.

3.7 Terminologi
Tujuan dari definisi operasional adalah untuk menyelaraskan persepsi
antara peneliti dan pembaca terkait varibel yang diteliti. Definisi operasional pada
penelitian ini meliputi :
1. Kelompok tani merupakan lembaga penyedia informasi dan saluran irigasi di
Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember.
2. Kelompok tani Sido Makmur merupakan kelompok tani yang terletak di
Dusun Krajan yang melakukan kegiatan sosial baik antar anggota maupun
kelompok lain.
3. Ketua kelompok tani merupakan anggota kelompok tani Sido Makmur yang
memimpin dan selalu mengikuti kegiatan usahatani kelompok tani Sido
Makmur.
4. Anggota kelompok tani merupakan petani yang memiliki kesamaan
kepentingan dalam menyerap informasi dan kebutuhan saluran irigasi di
Dusun Krajan.
5. Relasi sosial merupakan individu atau petani yang bergabung dan
bekerjasama dalam kelompok tani Sido Makmur.
6. Modal sosial merupakan cara kelompok tani Sido Makmur dalam menjalin
kerjsama dengan anggota kelompok tani.
7. Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang mempengaruhi pola
hubungan komunikasi antar anggota dalam kelompok tani Sdio Makmur.
8. Teori Miles and Huberman merupakan metode analisis yang akan digunakan
untuk menganalisis permasalahan terkait modal sosial yang mempengaruhi
perkembangan kelompok tani Sido Makmur dalam menjalin hubungan
komunikasi antar anggota.
9. Pengumpulan data merupakan tahap memperoleh informasi yang terkait
dengan modal sosial yang dilakukan kelompok tani Sido Makmur dalam
menjalin hubungan komunikasi dengan anggota kelompok tani melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi.
10. Reduksi data merupakan kegiatan mengurangi informasi yang tidak penting
dan tidak ada hubungannya dengan modal sosial yang dilakukan kelompok
tani Sido Makmur dalam menjalin hubungan komunikasi dengan anggota
kelompok tani.
11. Penyajian data dilakukan dengan menjelaskan data secara naratif yang berisi
tentang modal sosial yang dilakukan kelompok tani Sido Makmur dalam
menjalin hubungan komunikasi dengan anggota kelompok tani.
12. Verifikasi data merupakan kegiatan menarik kesimpulan berupa pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh kelompok tani Sido Makmur dalam menjalin
hubungan komunikasi dengan anggota kelompok tani.
13. Uji keabsahan data digunakan untuk melihat sejauh mana data yang diperoleh
mengenai kondisi kelompok tani Sido Makmur di Dusun Krajan sesuai
dengan data yang diberikan oleh pemberi data.
14. Uji credibilitiy merupakan uji kepercayaan terhadap data mengenai keadaan
kelompok tani Sido Makmur untuk menyelidiki tingkat kepercayaan
penemuan.
15. Uji transferability merupakan pengujian untuk mengetahui sejauh mana hasil
penelitian mengenai keadaan kelompok tani Sido Makmur sesuai dengan
kondisi masyarakat di Dusun Krajan.
16. Uji Dependability merupakan pengujian untuk mengetahui sejauh mana
jawaban yang didapat dari satu informan yang didapat mengenai cara
menjalin hubungan komunikasi anggota kelompok tani dengan jawaban dari
informan lainnya.
17. Uji Confirmability merupakan pengujian untuk memastikan sejauh mana
informasi yang didapat dari mengenai kondisi kelompok tani Sido Makmur
sesuai dengan studi dokumen yang ada.
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Modal Sosial dalam Perkembangan Kelompok Tani Sido


Makmur Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kabupaten Lumajang

Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kabupaten Jember merupakan salah


satu wilayah yang terletak di perkotaan. Meskipun wilayah Kranjingan ini
terdapat di perkotaan, namun tidak menghalangi kegiatan masyarakat Dusun
Krajan dalam kegiatan pertanian. Mayoritas sebagian besar masyarakat Dusun
Krajan bekerja sebagai petani dan buruh tani. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
kelompok tani yang aktif di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan salah satunya
yaitu Kelompok Tani Sido Makmur. Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok
Tani Sido Makmur berdampak positif bagi petani sehingga terlihat perkembangan
yang nyata dengan adanya Kelompok Tani.
Kelompok Tani Sido Makmur melakukan berbagai bentuk kegiatan yang
bertujuan untuk mensejahterakan anggota. Keberadaan kelompok tani sangat
berpengaruh terhadap kegiatan pertanian salah satunya yaitu adanya peningkatan
hasil produksi. Selain itu, petani juga memanfaatkan kelompok tani ini sebagai
wadah petani dalam menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi serta sebagai
media bertukar informasi antar petani maupun antar kelompok tani. Informan
beranggapan bahwa dengan adanya Kelompok Tani Sido Makmur ini kegiatan
pertanian yang dilakukan semakin baik, dari yang awalnya tidak tahu tentang apa
itu penyakit dan bagaimana mengatasinya saat ini sudah pintar dalam
mengendalikan hama dan penyakit yang dihadapi.
Bentuk informasi dan inovasi yang didapat oleh anggota kelompok tani
merupakan ide yang diberikan oleh ketua kelompok tani yaitu Bapak Abdul Fasih.
Ketua kelompok selalu memberikan contoh dengan dilandasi bukti yang nyata
agar seluruh anggota mau menerapkan metode yang diberikan dengan tujuan
mencapai hasil yang maksimal. Cara yang dilakukan oleh ketua kelompok dengan
mencoba terlebih dahulu inovasi yang didapat sebagai contoh ke petani yang
lainnya agar mereka mau untuk di ajak lebih maju lagi. Keberhasilan yang
didapatkan setelah mencoba menjadi tolak ukur petani lain untuk mengikutinya.
Kepercayaan petani terhadap metode yang diberikan sangat berdampak baik
khususnya jumlah produksi yang semakin meningkat. Keberadaan kelompok tani
bagi petani benar-benar bermanfaat dalam kegiatan pertanian.

“Awalnya saya dulu yang ngikut, setelah saya begitu sangat


memahami ditularkan ke petani, kita ngumpulkan disini”
(Abdul, 29/10/2018).

“Dengan adanya seperti itu lama kelamaan sekarang petani apa


yang saya lakukan petani mesti ngikut” (Abdul, 29/10/2018).

“Ya ada peningkatanlah, tanam padi itu kan biasanya kalo


ndak ada kumpulan padi saya itu ga begitu banyak. Kalo
sekarang sudah lebih bagus” (Bu Anang, 30/10/2018).

Berdasarkan pernyataan informan menjelaskan bahwa Kelompok Tani


Sido Makmur ini selalu mengadakan pertemuan rutin antar anggota. Perkumpulan
yang dilakukan dihadiri oleh anggota kelompok tani bahkan ibu-ibu istri para
petani juga ikut hadir dalam kegiatan perkumpulan. Petani di Dusun Krajan ini
sangat antusias dalam kegiatan perkumpulan karena bagi mereka kegiatan ini
sangat bermanfaat, dari yang awalnya tidak tahu tentang kegiatan pertanian
sekarang dengan adanya kelompok tani lebih memahami. Kegiatan perkumpulan
yang di lakukan oleh kelompok ini terkesan menarik sehingga anggota yang hadir
mulai bapak-bapak sampai ibu-ibu mengikuti acaranya hingga selesai bahkan
sampai jam 23.00 WIB. Keberadaan kegiatan perkumpulan tersebut petani
semakin mengerti cara pemanfaatan pestisida dan cara pengendalian hama yang
benar. Selain itu, petani juga memanfaatkan kegiatan ini untuk menanyakan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan bertani seperti menanyakan obat
yang tepat dalam menangani penyakit pada tanaman.

“Ngadakan pertemuan sampai jam 11 malam. Itu dengan ibu-


ibunya juga waduh semangat sekali, karna ingin saking
belajarnya” (Abdul, 29/10/2018).

“Ya manfaatnya, awalnya dulu cara pemanfaatan pestisida, ee


kayak insec e.. insec itu untuk apa, fungi itu untuk apa
disitulah adanya kumpulan seperti ini, insec adalah untuk
mematikan hama yang keliatan dari mata, kalo yang fungisida
mematikan ee.. hama yang tidak kelihatan dimata kayak salah
satu contoh kayak hawar daun.. sekarang sudah pada pinter
semua dah petani” (Abdul, 29/10/2018).

“Iya konsultasi permasalahan kalo penyakit ini obatnya apa


kalo kena tenggerek obatnya apa kalo merah-merah obatnya
apa gitu saya” (Bu Anang, 20/10/2018).

Kegiatan perkumpulan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sido Makmur


dianggap sangat bermanfaat bagi petani. Petani merasa bahwa adanya
perkumpulan ini dapat membantu seluruh petani dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi. Salah satu bentuk nyata yang di terapkan oleh petani yaitu metode
penanaman padi yang berbeda dari sebelumnya dapat memberikan hasil yang
berbeda pula. Hasil produksi yang diperoleh petani awalnya 4 hingga 5 ton per
hektar, namun saat ini hasil produksi mengalami peningkatan menjadi 6 sampai 7
ton per hektar. Petani merasa dengan adanya informasi yang diberikan oleh
Kelompok Tani Sido Makmur dapat memberikan dampak perubahan yang lebih
baik sehingga Kelompok Tani Sido Makmur saat ini lebih maju dari sebelumnya.
Adanya kegiatan perkumpulan ini juga sebagai media bagi petani dalam kegiatan
komunikasi antar petani untuk saling bertukar informasi, sehingga dalam
kelompok tani Sido Makmur terjalin suatu relasi hubungan sosial yang baik.

“Ya masalah kalo cocok tanam padi yang bagus itu gimana?
Pemupukan gimana gitu? Dikasih tau” (Bu Anang,
30/10/2018).

“Ya ada peningkatanlah. Tanam padi itu kan biasanya kalo


ndak ada kumpulan padi saya itu ga begitu banyak. Kalo
sekarang sudah lebih bagus” (Bu Anang, 30/10/2018).

Menjalin suatu relasi hubungan sosial yang baik tidak hanya melalui
kegiatan perkumpulan saja, seperti yang diterapkan oleh anggota Kelompok Tani
Sido Makmur memanfaatkan adanya kelompok tani sebagai media konsultasi.
Kegiatan konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan kegiatan pertanian yang
dihadapi dilakukan kapan saja dan dimana saja. Petani selalu aktif untuk
berkonsultasi apabila terjadi kendala dalam usahataninya baik kepada ketua
kelompok maupun kepada PPL yang bertugas. Namun kebanyakan petani lebih
sering melakukan sharing ini pada kegiatan perkumpulan yang diadakan oleh
kelompok tani meskipun hingga larut malam. Adanya media perkumpulan ini
dapat membantu petani dalam menjalin komunikasi baik antar petani maupun
petani dengan kelompok. Hal ini dapat meningkatkan hubungan sosial yang baik
juga bagi petani sehingga Kelompok Tani Sido Makmur semakin maju dan
berkembang.

“Iya konsultasi permasalahan kalo penyakit ini obatnya apa


kalo kena tenggerek obatnya apa kalo merah-merah obatnya
apa gitu saya” (Bu Anang, 30/10/2018).

“Dengan kita adanya sharing ngadakan pertemuan wes kan


tambah maju wes petani” (Abdul, 29/10/2018).

Kelompok Tani Sido Makmur ini tidak menerapkan aturan ataupun


peraturan-peraturan yang tertulis. Semua bentuk kegiatan yang dilakukan
kelompok tani merupakan murni hasil musyawarah dari seluruh anggota
kelompok. Berdasarkan penjelasan informan yaitu bahwa seluruh bentuk
kesepakatan yang telah disepakati secara bersama-sama berlaku untuk semua
anggota maupun pengurus Kelompok Tani Sido Makmur. Hal ini menjelaskan
bahwa tidak ada tebang pilih siapa yang memiliki jabatan maka akan
mendapatkan kekuasaan seperti penggunaan alat mesin pertanian semuanya rata
memiliki hak pakai dan kewajiban membayar dengan harga yang sama.

“Itu itu kalo kalo kalo pemanfaatan atal mesin alsintan ketua
kelompok saya sendiri tidak boleh memastikan dengan
harganya berapa, semuanya harus dirembuk musyawarah
dengan petani” (Abdul, 29/10/2018).

“Sama (tegas) mengikuti ndak tebang pilih meskipun ketua


siapa sekretaris semuanya tetap mengikuti” (Abdul,
29/10/2018).

Hasil penelitian yang dilakukan pada Kelompok Tani Sido Makmur di


Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kabupaten Jember mengalami
perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat oleh beberapa hal yaitu
Kelompok Tani Sido Makmur saat ini menjadi tolak ukur petani lainnya di
wilayah Kelurahan Kranjingan, Adanya bukti nyata dalam kegiatan di lapang
yaitu terjadi peningkatan hasil produksi, Petani memanfaatkan kelompok tani
sebagai wadah konsultasi dalam kegiatan usahatani, dan manfaat yang dirasakan
oleh petani dengan adanya kelompok tani Sido Makmur dapat meningkatkan hasil
produksi. Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian mengenai pengaruh modal
sosial terhadap perkembangan kelompok tani Sido Makmur sudah mendukung
teori yang digunakan, yaitu teori modal sosial dengan unsur-unsur modal sosial
yang ada meliputi kepercayaan, jaringan komunikasi dan norma. Namun, menurut
Fukuyama dalam Amiin (2016) menjelaskan bahwa unsur-unsur modal sosial
meliputi kepercayaan, jaringan, hubungan timbal balik, dan norma. Dapat
disimpulkan bahwa dalam kelompok tani Sido Makmur hanya terdapat tiga unsur
modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), jaringan komunikasi, dan norma.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pengaruh modal sosial dalam perkembangan kelompok tani Sido Makmur
berdampak positif dan menjadi manfaat yang baik bagi petani. Unsur-unsur modal
sosial dalam Kelompok Tani Sido Makmur terdapat tiga unsur, yaitu
kepercayaan, jaringan komunikasi dan norma. Unsur kepercayaan yang timbul
dalam kelompok tani Sido Makmur atas dasar adanya bukti nyata dalam kegiatan
di lapang seperti adanya peningkatan hasil produksi. Jaringan komunikasi yang
terjadi dalam kelompok dilakukan dalam kegiatan perkumpulan rutin, sehingga
antar anggota dapat saling berkomunikasi dan terjadi suatu relasi hubungan sosial
yang baik. Unsur norma yang tercipta dalam kelompok melalui bentuk kegiatan
yang merupakan tujuan bersama sudah menjadi kebiasaan semua anggota untuk
mematuhi dan menjalankan. Sehingga dapat disimpulkan dalam kelompok tani
Sido Makmur ini memiliki hubungan sosial yang cukup baik meskipun ada
beberapa unsur modal sosial yang masih belum dimiliki oleh kelompok.

5.2 Saran
Saran untuk kelompok tani Sido Makmur yaitu unsur-unsur modal sosial
lainnya seperti hubungan timbal balik sebaiknya diterapkan juga dalam Kelompok
Tani Sido Makmur sehingga terjalin relasi hubungan sosial yang semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. F. 2015. Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan
Linier. Edukasi, 1(2): 131-146.

Bidayani, E. 2014. Ekonomi Sumberdaya Pesisir Yang Tercemar. Malang: UB


Press.

Bulu, Y.G. 2010. Kajian Pengaruh Modal Sosial dan Keterdedahan Informasi
Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Jagung Dilahan Sawah dan
Lahan Kering. Disertasi Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta. Tidak
dipublikasikan.

Della, N. R., Wijaya, I. D., dan Harijanto, B. 2017. Pengembangan Game


Simulasi Penanaman Padi Situ Bagendit (Studi Kasus Pada Uptd
Pertanian Kecamatan Ngantang). Informatika Polinema, 3(4) : 29-35

Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif.


Ilmiah Pariwayatan. 20(1): 82-92.

Emzir. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja


Grafindo.

Kimbal, R. W. 2015. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah Studi
Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish.

Nainggolan, K., I. M. Harahap dan Erdiman. 2014. Teknologi Melipatgandakan


Produksi Padi Nasional (Agriculture). Grasindo.

Nasrul, W. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian untuk Peningkatan


Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian. MENARA Ilmu,
3(29): 166

Nurdiani, N. 2014. Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan.


ComTech, 5(2): 1110-1118.

Nuryanti, S. dan Dewa, K.S.S. 2011. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan
Teknologi Pertanian. FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. 29(2):
115-128

Oktadiyani, P., E.K.S. H. Muntasib dan A. Sunkar. 2013. Modal Sosial


Masyarakat Di Kawasan Penyangga Taman Nasional Kutai (TNK)
Dalam Pengembangan Ekowisata. Media Konservasi. 18(1): 1-9

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LkiS.


Qalbi , Z., Iskandar, & Siahaan, S. (2015). Partisipasi Masyarakat Desa Tunggul
Boyok Dalam Melestarikan Pohon Kempas (Kompassia Sp) Sebagai
Tempat Bersarang Lebah Madu Di Desa Tunggul Boyok Kecamatan
Bonti Kabupaten Sanggau. 3(4), 538 - 542.

Rudolf, F., L. Maslukah., dan A. Rifai. 2014. Konsentrasi Nitrat dan Bahan
Organik Total pada saat Pasang dan Surut di Muara Sungai Demaan
Jepara. Oseanografii, 4(3): 528-534.
Sejati, W.K. 2012. Kelembagaan Agribisnis pada Desa Berbasis Komoditas
Perkebunan. Penguatan Kelembagaan Pertanian di Pedesaan : 307-318.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suratno, A. Fathoni, dan A. T. Haryono. 2016. Pengaruh Citra Perusahaan dan


Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan
Pelanggan Sebagai Variabel Intervening pada PT Pelabuhan Indonesia III
Semarang. Journal of Management, 2(2): 1-16.

Syarif, A. dan M. Zainuddin. 2017. Intisari Sosiologi Pertanian. Jakarta: PT Ikar


Mandiriabadi, Jakarta.

Usman, Sanyoto. 2018. Modal Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, W. 2011. Cara Cerdas Menulis Atikel Ilmiah. Jakarta: Kompas Media
Nusantara

Wuysang, R. 2014. Modal Sosial Kelompok Tani Dalam Meningkatkan


Pendapatan Keluarga Suatu Studi Dalam Pengembangan Usaha
Kelompok Tani di Desa Tincep Kecamatan Sonder. Journal “Acta
Diurma”. 3(3)

Yurlisa, K. dan M.M. Susanti. 2018. SERTIFIKASI PRODUK PERTANIAN


ORGANIK Teori dan Praktiknya. Malang: UB Press.
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN

PANDUAN WAWANCARA

JUDUL : Pengaruh Modal Sosial Dalam Perkembangan Kelompok Tani


Sido Makmur di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
LOKASI : Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember

Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Pekerjaan :
Nama Lembaga Organisasi :
Jabatan :

Identitas Pewawancara
Nama : Erinda Rizatul Aripradina
NIM : 151510601076
Hari/Tanggal :

Informan

( )
A. Pengaruh modal sosial dalam perkembangan Kelompok Tani Sido
Makmur di Dusun Krajan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember
1. Perkumpulan apa saja yang anda ikuti baik yang sifatnya formal atau informal
dalam kelompok tani?
2. Apa saja bentuk kegiatan-kegiatan dari perkumpulan tersebut?
3. Bagaimana intensitas keikutsertaan anda dalam kegiatan-kegiatan di
perkumpulan tersebut?
4. Manfaat apa yang anda peroleh dari mengikuti kegiatan tersebut?
5. Wujud kepedulian (tukar menukar kebaikan) apa saja yang sering anda
lakukan untuk sesama anggota?
6. Dalam kegiatan sosial, pertemuan yang anda ikuti biasanya bantuan apa yang
anda berikan?
7. Apa dasar anda memberikan bantuan tersebut?
8. Dalam setuap hubungan sosial yang anda bangun dengan orang lain apakah
ada kepercayaan?
9. Atas dasar apa pertimbangan/unsur-unsur apa yang bisa membuat anda
mempercayai orang lain?
10. Dalam setiap kegiatan dari perkumpulan yang anda ikuti, apakah ada atiran-
aturan yang harus dipatuhi dan menjadi kewajiban anggota? Dan apakah anda
juga mematuhinya?
11. Apakah ada sangsi jika seseorang itu tidak mematuhi aturan dan
melaksanakan kewajiban sesuai aturan tersebut?
12. Dalam setiap hubungan sosial atau interaksi dengan orang, apa saja prinsip
atau aturan yang anda pegang dan sering dilakukan?
13. Bersumber dari mana prinsip atau aturan tersebut?
14. Bagaimana pandangan anda tentang tujuan dari kelompok tani Sido Makmur
ini?
15. Bagaimana gambaran kehidupan kelompok tani Sido Makmur Dusun Krajan
sekarang?
B. Perkembangan Kelompok Tani Sido Makmur di Dusun Krajan
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
1. Menurut anda, bagaimana kondisi kelompok tani Sido Makmur sekarang?
2. Apakah terdapat perkembangan dalam kelompok tani Sido Makmur selama
ini?
3. Apa saja hal-hal yang membuat kelompok tani Sido Makmur semakin
berkembang dengan baik?
4. Bagaimana upaya anda dalam mengembangkan kelompok tani Sido Makmur?
5. Apakah setiap kegiatan yang dilakukan oleh kelomopok tani maupun anggota
berdampak baik?
6. Apa saja dampak yang dirasakan oleh anda terhadap perkembangan
kelompok tani sido makmur?
7. Menurut anda apakah tujuan kelompok tani Sido Makmur sudah tercapai?
8. Bentuk kegiatan kerjasama apa yang dilakukan anda untuk menciptakan
tujuan bersama (kelompok)?
9. Apakah anda merasa sejahtera setelah bergabung dengan kelompok tani Sido
Makmur?
10. Apakah anda mendapatkan perlakuan yang sama seperti anggota yang lainnya
dalam kelompok tani Sido Makmur?
SKRIP WAWANCARA

1. Skrip Wawancara Informan 1


Hari/ Tanggal : Senin, 29 Oktober 2018
Waktu : 20.00 WIB – 20.48 WIB
Lokasi : Kediaman Bapak Adbul Faseh selaku Ketua Kelompok Tani Sido
Makmur Dusun Krajan Kranjingan Sumbersari Jember

Keterangan :
P : Pewawancara
I1 : Informan 1

P : Maaf ya pak sebelumnya mengganggu waktunya hehe (tertawah lirih)


I1 : Gak
P : Lupa juga tadi kita ga ngabari Bapak ehm..
I1 : S wa dulu enak
P : Tadi sudah dapet dari Firoh
P : Ya ini mungkin saya tanya terkait sama ya pak kayak kemarin, terkait
kelompok taninya Bapak
I1 : Ya
P : Disini riset saya tentang modal sosial, jadi modal sosial apa yang ada
dalam kelompok, itu yang saya teliti ehh
I1 : Maksudnya?
P : Modal sosial apa yang adalam kelompok sehingga anggotanya ini tetep
aktif gitu loh Pak
I1 : Ya pingin maju
P : Kayak faktor-faktor ya itu nanti
I1 : Pengen maju aja, pengen..
P : Mungkin untuk perkumpulannya sendiri Pak? Apa saja yang Bapak ikuti?
Baik dari perkumpulan yang formal maupun non formal?
I1 : Maksudnya Non Formal ini kayak apa?
P : Kalo non formal ya..ya kayak perkumpulan tanpa ada resmi kayak gak
resmi gitu loh pak
I1 : Oh gitu ikut semua
P : Ikut semua..
I1 : Karna sayang ingin belajar terus, ndak ada putusnya untuk belajar
P : Seperti apa pak perkumpulanya biasanya?
I1 : Ya kayak ini, kayak a.. sistim cara menerapkan jajar legowo, sistem cara
aplikasi ee.. apanamanya, kayak obat tepat sasaran
P : ehm..itu
I1 : Itu tok, untuk mencapai hasil yang lebih maksimal
P : Jadi itu selalu dilakukan perkumpulan..
I1 : Iya
P : dulu ya pak?
I1 : Iya awalnya saya dulu
P : (Ooo iyaiya)
I1 : Awalnya saya dulu yang ngikuti, setelah saya begitu sangat memahami
ditularkan ke petani, kita ngumpulkan disini
P : Jadi bentuk perkumpulan untuk penerapan suatu aplikasi itu , termasuk
formal pak?
I1 : Iya
P : Kalo yang non formalnya ada gak pak? Kek mungkin ngopi bareng atau
apa gitu?
I1 : Ada
P : Oh ada juga?
I1 : Ada, cuman orangnya terbatas
P : Ohh.. ya
P : Itu biasanya kegiatannya setiap apa pak kalo
I1 : Ya ndak mesti
P : Malam pegi siang atau sore
I1 : Kegiatannya
I1 : Ya rata-rata.. sore sehabis duhur itu, Cuma kalo yang ada Cuma sedikit
paling 10 orang saja
P : Ooh..tapi masih rutin giyu ya Pak?
I1 : Masih rutin
P : (ehm iya)
I1 : Ini rencananya mau kemarin juga mengadakan pertemuan, ee.. malem
sabtu
P : Ya
I1 : Ngadakan pertemuan sampai jam 11 malam
I1 : Itu dengan ibuk-ibunya juga waduh semangat sekali, karna ingin saking
belajarnya
P : Itu ibu-ibu petani sendiri atau istrinya bapak-bapak petani?
I1 : Istrinya bapak-bapak petani juga ikut
P : Oh iyaiya (senang)
P : Ini kegiatannya ngapain pak kalo bokeh tau?
I1 : Ya masalah ingin mencapai yang lebih bagus lagi
P : Hasil produksi ya pastinya pak ehe..
I1 : Iya hasil produksi (suara lirih)
I1 : Kalo produksi bagus ee.. efeknya juga e kita menerima imbasnya juga
P : iya
I1 : yang pertama
I1 : Yang kedua desa kita makmur
P : (ehhm..)
P : Jadi untuk perkumpulannya sendiri, keikutsertaan anggotanya ini e hampir
mayoritas atau bagaimana pak?
I1 : Mayoritas
P : Untuk kegiatannya?
I1 : Sebagian juga ada kelompok tani lain yang ngikuti
P : Jumlah anggotanya berapa pak?
I1 : Jumlah anggota 35 orang
P : Itu biasanya penuuh ga pak?
I1 : ee kadang 30 orang
P : ee.. 35 orang itu?
I1 : Kadang 30 orang kadang 25 orang
P : Jadi hampir 75 80% ya..
I1 : (iya..) 75% hadir
P : Oh berarti lebih dari 50% ya pak
I1 : Kalo ngundangnya nginformasikan kurang empat hari hadir semua
P : oo.. gitu
I1 : Kalo ngundangnya dadakan kan ada orang yang berhalangan
P : Iya
P : Ooh jadi tergantung undangannya juga ya pak?
I1 : Iya tergantung undnagannya
P : Nanti untuk menfaat yang mereka peroleh itu apa aja pak?
I1 : Ya manfaatnya, awalnya dulu cara pemanfaatan pestisida, ee kayak insec
e.. insec itu untuk apa, fungi itu untuk apa disitulah adanya kumpulan
seperti ini, insec adalah untuk mematikan hama yang keliatan dari mata,
kalo yang fungisida mematikan ee.. hama yang tidak kelihatan dimata
kayak salah satu contoh kayak hawar daun.. sekarang sudah pada pinter
semua dah petani
P : (ehhm)
I1 : Awal-awalnya pokoknya ngoobat pokoknya nyemprot
I1 : Ndak tau..
P : Perbedaannya?
I1 : Iya perbedaannya fungisida dengan insectisida ndak tau petani, pokoknya
nyemprot wes
I1 : Dengan kita adanya sharing ngadakan pertemuan wes kan tambah maju
wes petani
P : Untuk sejauh ini e..wujud bentuk informasi yang didapet oleh kelompok
ini dari bapak atau bagaimana pak?
I1 : Ya saya kerjasama dengan beberapa produk dari temen yang lain
P : emm gitu, temen yang lain ini anggota atau..
I1 : Produk kayak dari obat-obatan
P : Oooh.. nggeh
I1 : Awalnya saya sering di undang sampai ke Jakarta juga kemarin
P : Maksudnya ini dari Bapak ini penuh dari Bapak yang memberikan ide
pada anggota..
I1 : Iya
P : Berarti anggota gak ikut-ikut gitu ya pak?
I1 : Iya. Semua sudah mengikuti
P : Ngikuti Bapak ya?
P : Berarti di sini Bapak sebagai apa? Inovator?
I1 : Iyaa..
P : Inovator..
I1 : Sekarang jadi tolak ukurnya untuk wilayah kelurahan kranjingan
P : Ba..dari kelompok tani Sido Makmur ini?
I1 : Iyaa.. jadi tolak ukur
P : ehhmm..
P : ee.. kalo misalkan dalam bentuk kegiatan sosialnya pak dalam setiap
pertemuan itu e yang bapak berikan ini biasanya dalam bentuk apa pak?
P : Teori? Atau cara apa, memberikan pemupukan selain itu apa lagi pak
kegiatannya?
I1 : Kegiatannya yaa ini..
P : Kegiatan sosial
I1 : Ga ada mbak
P : Jadi semua terkait itu ya?
I1 : Iya pertanian
P : ee nggeh pak, ini kan pasti dalam satu kelompok ini pasti terjadi
inetraksilah ya
I1 : Interaksi gimana?
P : ee apa komunikasi?
I1 : Iya
P : Bapak sebagai ketua dengan anggota seperti itu, nah ini bagaimana
menjalin suatu kepercayaan yang terjadi?
P : Kenapa kok anggotanya ini percaya dengan invoasi-inovasi bapak? Itu tu
gimana caranya bapak?
I1 : ee.. karna kita ngasih contoh dulu..
I1 : ngasih contoh dulu tanaman kita dulu, harus ada bukti
P : Harus ada bukti ya..
I1 : Harus ada bukti
I1 : Dengan adanya seperti itu petani banyak yang mengikuti sekarang
P : ehhm.. bapak sendiri apakah percaya dengan anggota-anggotanya?
I1 : Peraya
P : Dalam bentuk apa kalo boleh tau pak?
I1 : Ya karna dulu.. apa awalnya kan petani.. kepercayaan petani ke saya
dengan adanya ya bukti itu wes
P : emmm..
I1 : Awal-awalnya saya disepelekan mbak, dengan petani
P : Ooh iyaiyaa..
I1 : Saya memakek e praktek kayak kaptan kapur pertanian itu ke sawah di
tertawakan dengan petani. Karena beliau tidak tau manfaatnya kaptan
kapur pertanian tersebut
P : iya
I1 : Dengan adanya seperti itu lama kelamaan sekarang petani apa yang saya
lakukan petani mesti ngikut
P : Oh itu anggotanya sehingga jadi percaya kepada bapak
I1 : Iya percaya
P : Untuk Bapak sendiri kenapa kok percaya sama anggotanya gitu?
I1 : Karena saya ingin emm gimana ya karena saya ingin petanin itu semuanya
berhasil
P : emm seperti itu
I1 : Iya seperti itu
P : Gak takut mungkin anggotanya..
I1 : Ndak..
P : Nikung Bapak mungkin seperti gitu?
I1 : Ndak ndak ndak ada gitu
I1 : Malah saya minta ganti
P : Bagaimana pak? Minta ganti bagaimana?
I1 : Ya kalo memang ada yang sekiranya ada yang terbaik dari pada saya
silahkan diganti
P : Ohh jadi apa, kedudukan ya pak?
I1 : Iya. Soalnya kan kedudukan itu gimana ya mbak ya, malahan ndak boleh
sekarang petani
P : enak-enak susah hehe
I1 : Ya sosia mbak terutama
I1 : Kelompok tani itu banyak sosial, kalo petani ga aa sosial wes ndak
mungkin jalan kelompok tani. Sosial
P : ooh sosial. Kalo boleh tau menurut bapak sosial ini dalam hal apa pak?
I1 : Ya kita memperjuangkan hak-hak bantuan dari pemerintah gitu
P : ehhmm
P : ee.. kemudian untuk kelompok sido makmur ini apakah ada aturan-aturan
tertentu pak?
I1 : ndak ada ndak ada.
P : Misal, anggotanya melanggar atau apa?
I1 : Ndak ndak
P : Ndak ada sama sekali ya pak
I1 : Ndak ndak ad
P : Mungkin aturan yang kami maksud bukan yang tertulis pak mungkin
anggotanya kan alat mesin juga kan ya?
I1 : iya alsintan
P : Iya mungkin gimana aturan meminjam dan sebagainya?
I1 : Itu itu kalo kalo kalo pemanfaatan alat mesin alsintan ketua kelompok saya
sendiri tidak boleh memastikan dengan harganya berapa. Semuanya harus
dirembuk musyawarah dengan petani.
P : iya iya.. (mengangguk-ngangguk)
I1 : Malahan saya pinginnya mintanya itu in kontan. Manfaatnya bantuan dari
pemerintah saya mintanya kontan cuma saya mintanya kontan cuman
petaninya ndak mau. Sal salah satu contoh untuk pajak itu per hetar itukan
satu juta
P : iyaa..
I1 : Untuk ke produk lain saya itu mintanya delapan ratuss
I1 : Siapa yang memakai alat bantuan dari pemerintah saya mintanya delapan
ratus biar petani saat itu juga menerima manfaatnya batuan dari
pemerintah. Petani ndak mau. Minta satu juta juga dengan alasan biar ndak
ada iri hati, kecemburuan sosial antara dengan bantuan pemerintah dengan
punya petani. Akhirnya disamakan. Itupun nanti kita per tahun
ngumpulkan petani di pertanggung jawabkan hasil itu. Di..maksudnya
disampaikan ke petani hasilnya dapet berapa..
P : iya
I1 : Dapet berapa per tahunnya global harus di jelaskan itu semuanya harus
terbuka dan transparan
P : Berarti itu e anggota juga melakukan sewa harga yang sama
I1 : Sama. (tegas)
P : Aturan itu ya pak?
I1 : Aturan sama
P : ehmm..
I1 : Cuma harus dicatat semua. Ada pembukuannya ada jelas
P : Selain itu adal lagi gak pak aturan-aturan yang diyakini oleh anggota
kelompok
I1 : ndak ada ndak ada
P : Atau mungkin apa irigasinya atau apa gitu pak
I1 : ndak ada ndak ada
P : Kemudian apakah bapak juga mengikuti peraturan ini juga?
I1 : Sama (tegas) mengikuti ndak tebang pilih mekipun ketua siapa sekretaris
semuanya tetap mengikuti
P : Sama rata ya pak
I1 : Sama rata (sama rata menggema)
P : Terus apabila nanti misal nih pak tidak mematuhi perintah atau aturan
yang dibuat, kayak membayar satu juta itu apakah ada e kewajiban sendiri
untuk dikenakan sanksi gitu?
I1 : Ndak ada ndak ada ndak ada yang anu maksudnya ndak ada yang
membantah
P : Jadi selama ini
I1 : Ngikuti semua
P : Semua ngikuti
(diskusi dengan teman membaca panduan wawancara)
P : Oh iya ini pak mau tanya, bapak kan sebagai ketua. Menurut bapak e
pandangan tentang tujuan dari kelompok tani sido makmur ini apa kan tadi
kata bapak itu sebagai ketua visi misinya gitu
I1 : Ya ee ingin mensukseskan swasembada pangan
P : Kalo dari tujuan e kelompok e tani Sido Makmur sendiri ini apa pak?
I1 : iya wes itu
P : itu?
I1 : Iya ingin mensukseskan swasembada pangan, membantu pemerintah di
sektor petani
P : Kemudian untuk sejauh ini kan tujuannya membantu dan mensejahterakan
anggota ya pak, sejauh ini apakah kebutuhan kelompok tani Sido Makmur
di dusun krajan ini mengalami perkembangan bapak?
I1 : Iya
P : Contohnya seperti apa pak?
I1 : Perkembangannya yaa itu tadi kembali ke awal yang awalnya ngikuti pola
tanam yang jaman dulu apa namanya e pola tanam yang masih kuno
sehingga sudah menggunakan e jajar legowo. Yang awalnya tabur bintang
sekarang sudah ada kayak dua satu, empat satu, tiga satu itu
P : Selain itu pak?
I1 : Tambah modern wes sekarang
P : Iya
I1 : Pola tanamnya juga modern yang awalnya sampek umur tuga puluh, tiga
lima sekarang dua puluh sudah
P : Iya, panen?
I1 : Iya, pindah tanam umur dua puluh hari yang awalnya kan sampek tua, tiga
lima. Kayak pemupukan sudah berimbang sekarang yang awal awalnya
pakai ureaaa sekarang pakek menerapkan sistem dari pemerintah pupuk
berimbang, organik juga masuk. Awal awalnya kan juga ga masuk
P : Pola tanam, pemupukan
I1 : Iya
P : Terus apa lagi pak?
I1 : ee.. (sambil berpikir)
P : Pengobatan juga?
I1 : Pengobatan
P : Untuk hasil produksi sendiri pak?
I1 : ee.. tambah meningkat mbak
P : Awalnya berapa jadi berapa pak?
I1 : Awalnya empat ton lima ton
I1 : Nah sekarang tambah enam tuju delapan ton
P : enam tujuh delapan ya (lirih)
I1 : Per hektar (memper jelas)
P : Per hektas (mengulangi)
P : Ini untuk segi produksi, kalo dari segi kehidupan kelompok taninya sendiri
gimana pak?
I1 : Sejahtera
P : Ini mungkin boleh dijelaskan nih pak. Sejahtera dalam kategori seperti
apa?
I1 : Ya sejahtera kita kita tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah
P : Iyayaya
(Informan berbincang dengan keluarga dan proses wawancara berakhir)
SKRIP WAWANCARA

2. Skrip Wawancara Informan 2


Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Oktober 2018
Waktu : 15.00 WIB – 16.00 WIB
Lokasi : Kediaman Ibu Hj. Anang Anggota Kelompok Tani Sido Makmur
Dusun Krajan Kranjingan Sumbersari Jember

Keterangan :
P : Pewawancara
I2 : Informan 2
T : Tamu (ketua)

(Proses wawancara berlangsung bersamaan dengan suara Televisi yang cukup


keras)
P : Sebelumnya mohon maaf ya buk menggangu waktunya ehehe (tertawa
sopan dengan lirih)
I2 : Iya
P : Ehm disini oh ya kalo boleh tau ibuk namanya siapa?
I2 : Nama sendiri?
P : Enggeh
I2 : Bu Khasiatun
P : Bu Khasiatun (mengulang)
I2 : Kalo panggilannya saya nek disini Bu Anang
P : Ohh Bu anang
P : Nama suaminya nggeh buk?
I2 : Anu.. Almarhum
T : Biar ini paham ya
P : nggeh
T : Jajar legowo ini ada yang empat satu. Ini sekarang lagi menerapkan empat
satu
P : Oh nggeh (langsung empat satu)
I2 : Maksudnya gimana?
T : Barisan duwek duwek tang endik, area kan setia empak sitong. Area
barisan empak sitong. Bilangnya barisan gini
P : Oh nggeh nggeh pak, kalo jajar legowo ga tau ya pak?
T : Ya (tegas) ga tau pasti
P : Enggeh pak
P : Ini namanya ibuk Bu khasiatun
I2 : Kalo di desa sini Bu Anang
P : Bu Anang (mengulang) Oh nggeh nggeh..ini ibuk
I2 : Bu Anang gitu
P : Ini Ibuk. Ibuk sudah bergabung sama kelompoknya Bapak Ab ini sudah
berapa lama?
I2 : Ya.
P : ee...mulai awal ya? Ee kurang lebih berapa tahun buk?
I2 : Lupa saya hehe (tertawa)
P : Lupa? Haha (bercanda)
P : Ee disini saya, oh ya buk perkenalan dulu ya buk. Nama saya Erinda saya
asli dari Lumajang
I2 : Iya
P : Mahasiswa Pertanian
P : Disini saya ada tugas praktikum buk dari kampus ee untuk melaksanakan
ee apa ya kayak pengamatan terhadap suatu kelompok tani gitu buk.
Kebetulan ini saya pilih kelompoknya bapak Ab karena terlihat e bagus
gitu ya buk perkembangannya.
I2 : Iya. Terus itu sudah nengok punyak saya?
P : Masih belum, insya Allah besok besok sama temen-temen
I2 : Deket
P : Sebenarnya disini saya berlima buk, sekelompok berlima cuman setiap
orang beda responden beda orang yang ditanyai. Tadi malam juga dari
rumahnya Pak Ab kita buk
P : Kalo boleh tau ee Ibu Anang ini mengikuti kegiatan baik yang formal
maupun tidak formal ini apa saja buk?
P : Perkumpulan di kelompok tani sido makmur yang pernah ibuk ikuti itu
seperti apa?
I2 : Kegiatannya? Di rumahnya Pak Ab?
P : Iya kegiatan apa buk yang biasa ibuk ikuti?
I2 : Yaaa pertanian itu. Ada anunya racun gitu, penyemprotan gitu, pengobatan
pakai sigenta ya
P : Oooh selain itu apa lagi buk?
I2 : Ya sudah tidak ada
P : Oh gitu
I2 : Iya
P : Eeee banyak kegiatan nggak buk yang dilakukan oleh kelompok tani ibuk
ini Sido Makmur?
I2 : Ya kadang kan saya kan saya jarang hadir, yang hadir itu pesuruh saya
P : Oh gituu
I2 : Iya kalo saya jarang-jarang
P : Tapi tetap mengikuti perkembangan kelompok ya buk?
I2 : Iyaa ikut karena ada yang saya suruh
P : Iya
P : Untuk bentuk kegiatan perkumpulannya itu setiap berapa minggu sekali
buk?
I2 : Sebulan sekali
P : Sebulan sekali (mengulang)
P : Itu setiap satu bulan sekali ganti-ganti atau sama buk?
I2 : Yaa tetap dirumahnya Pak Ab
P : Untuk kegiatannya, mungkin bulan pertama cara penanganan penyakit,
bulan kedua apa gitu buk apa tetep apa beda
I2 : Tetep dirumahnya Pak Ab
P : Kegiatannya beda buk? Pertama kan ee kayak mungkin tentang hama gitu
ya buk, kedua tentang pupuk, tentang air gitu atau hama semua gitu buk
atau ganti-ganti?
I2 : Ganti-ganti
(suara televisi semakin keras)
P : Kemudian untuk keikutsertaan ibuk sendiri dalam perkumpulan ini belum
sama sekali atau ee mulai awal ini sudah diwakili?
I2 : Ya kadang saya sendiri tapi kalo saya ndak bisa ya pesuruh saya
P : Tapi tetep hadir ya buk?
I2 : Iya
P : Kemudian kalo boleh tau nih buk, manfaat yang diperoleh dari mengikuti
kegiatan itu apa sih buk? Buat ibuk sendiri apa?
I2 : Kegiatan saya tiap harinya?
P : Manfaat yang diperoleh ibuk gabung dengan kelompok tani ini apa?
I2 : Ya ada peningkatlah. Tanam padi itu kan biasanya kalo ndak ada
kumpulan padi saya itu ga begitu banyak. Kalo sekarang sudah lebih bagus
P : Sekitar berapa buk kalo boleh tau?
I2 : Dulu punya saya panen lima, kalo sekarang sudah ada peningkatan tujuh
ton
P : Per hektar itu buk?
I2 : Iya per hektar. Sudah ada peningkatan
P : Berarti bener-bener mengalami fase peningkatan produksi ya buk?
I2 : Iyaa
P : Kemudian untuk kan disini ibuk selama kegiatan mendapat informasi dari
kelompok tani ya buk, kalo ibuk sendiri apa yang diberikan? Ibuk
memberikan apa ke kelompok tani? (suara tampen beras dan televisi)
I2 : Maksudnya?
P : Eee.. kalo kelompok taninya kan memberikan informasi ke ibuks ehingga
peningkatan hasil. Nah ibuk kepada kelompok ini memberikan apa? Entah
bentuk kayak pujian atau bentuk reward atau hadiah gitu buk ke
kelompoknya, apa biasanya buk?
I2 : Ya dikasih uang gitu dah hehe (tertawa)
P : Ibuk memberikan kesiapa biasanya buk?
I2 : Gimana?
P : Uangnya diberikan ke siapa buk?
I2 : Yang kerja
P : Oh gitu
I2 : Iya
P : Untuk bantuannya sendiri buk? Dalam perkumpulan kan biasanya Pak Ab
ini memberikan informasi ke ibuk, Ibuk sendiri memberikan bentuk
informasi apa buk ke Pak Ab?
I2 : Ya kalo ada penyakit obat apa yang cocok gitu
P : Konsultasi?
I2 : Iya konsultasi permasalahan kalo penyakit ini obatnya apa kalo kena
tenggerek obatnya apa kalo merah-merah obatnya apa gitu saya
P : Oh gitu, berarti selalu konsultasi terus ya buk?
I2 : Iya konsultasi terus mulai tanam sampai akhir
P : Untuk Pak Ab sendiri apakah merasa diresahkan gitu buk?
I2 : Oh enggak..
P : Selalu welcome selalu ada ya buk?
I2 : Iya selalu
P : Berarti ga pelit informasi ya buk?
I2 : Enggak..
(suara televisi yang semakin keras)
P : Ee kalo boleh tau ini kenapa ibuk kok percaya banget dengan kelompok
tani Sido Makmur ini kenapa kok gak ikut kelompok yang lain?
I2 : Karena lebih maju dari pada yang lain
P : Lebih maju dalam hal apa ini buk?
I2 : Kalo ada apa gitu Pak Ab salelu ngusulkan di PPLnya itu
P : Seperti apa contohnya buk?
I2 : Ya masalah kalo cocok tanam padi yang bagus itu gimana? Pemupukan
gimana gitu? Dikasih tau
P : Gak pernah merasa kayak dibohongi gitu?
I2 : Ooh enggak (meyakinkan)
P : Bener-bener..
I2 : Soalnya sawahnya kan kumpul sama saya Pak Ab
P : ooh iyaiya
I2 : Saya bisa belajar sama Pak Ab, meskipun dia anak muda tapi pinter
P : Iyaa
P : Ada pertimbangan lain gak buk yang membuat gini, ibuk ini sudah percaya
sama Pak Ab karena bukti-buktinya
I2 : Iya
P : Terus kenapa kok anggota yang lain atau Pak Ab sendiri kok percaya
dengan Ibuk? Sehingga ibuk boleh gabung dengan kelompokya ini apa
buk?
I2 : Ndak ngerti saya maksudnya gimana?
P : Oh gak ngerti, gini buk kan kalo ibuk percaya banget ikut kelompok..
I2 : Pak Ab?
P : Iya. Sehingga Ibuk ada peningkatan produksi. Nah kalo yang dipercayai
Pak Ab sendiri kenapa kok ibuk sendiri boleh bergabung dengan
kelompoknya?
I2 : Ya ndak ngerti saya hehe (tertawa)
P : Oh ga ngerti ya buk
P : Mungkin karen apa gitu?
I2 : Endak ndak
P : Berarti ibuk yang selalu mendapatkan informasi dari Pak Ab?
I2 : Iya selalu dikasih informasi. Meskipun dia anak muda tapi dia pinter di
pertanian
P : Apakah dalam kelompok tani sido makmur ini ada peraturan-peraturan
misal anggota kelompok kao bertani harus pakai baju putih gitu buk? Hehe
I2 : Oh ndak ada haha ndak ada bebas kalo itu
P : Mungkin punya alsintan nggeh buk?
I2 : Apa?
P : Alsintan alat mesin pertanian
I2 : Oh ndak di pakek, pakek orang-orang yang tanam
P : Oh iyaa
I2 : Kalo mesinnya traktor
P : Nah kalo mesinnya itu punya kelompok atau orang buk?
I2 : Oh kalo itu saya nyewa pribadi
P : Oh berarti kalo traktor ini ibuk nyewa ya? Ke kelompok ini?
I2 : Endak saya ke orang lain
P : Kenapa buk?
I2 : Bersamaan itu makeknya jadi ndak bisa
P : Tapi ibuk pernah memakai? Memanfaatkan fasilitas itu?
I2 : Pak AB?
P : Iya
I2 : Oh ndak pernah saya sudah punya langganan, jadi kalo pindah pindah
nanti dia ndak mau lagi di pinjemi
P : Kalo anggota yang lain gimana buk? Anggota kelompok ini menggunakan
mesin yang di kelompok ini gak buk? Kalo Ibuk kan sudah punya
langganan? Kalo anggota yang lain?
I2 : Ya punya langganan masing-masing
P : Berarti yang di Pak Ab ini jarang di pakai?
I2 : Ya dipakai, kan lahannya banyak
P : Itu kalo minjem mesin apa adu aturannya buk apa bayar atau gimana gitu
buk?
I2 : Anu anu yang ikut itu bayar yang bajak itu
P : Kalo mesinnya ndak bayar buk? Mungkin bayar kas gitu?
I2 : Ya bayar kas itu
P : Berapa biasanya buk?
I2 : Saya kan ndak pernah pakai ndak tau itu saya pakai punya orang pribadi
karena pakainya bersamaan, waktunya bersamaan
P : Kalo masalah perairannya itu buk kan tadi katanya ibuk sawahnya
berdempetan sama pak Ab nggeh? Gimana apakah ada aturan-aturan?
I2 : Airnya itu kan di utara sungai enak, kalo diselatan sungai itu tiga hari
sekali
P : Ada aturanya itu buk? Apa bayar apa gimana?
I2 : Ndak ndak bayar kalo Pak Ab itu, tapi kalo ulu ulu yang lain kalo ga di
kasih uang ndak dikasih air kalo Pak Ab ndak
P : Berarti semua anggota dapat air rata ya buk?
I2 : Iya dapat giliran tiga ahri sekali
P : Jadi dalam kelompok ini tidak ada aturan ya buk? Semuanya sama dapet
ya buk?
I2 : Iya
P : Mungkin ibuk sering komunikasi dengan anggota lain?
(anak kecil ngajak bicara informan)
P : Kan ibuk disini ada anggota lain juga, ibuk disini ee melakukan
komunikasi sharing juga sama anggota lain?
I2 : Sama Pak Ab aja
P : Kenapa kalo boleh tau buk hehe
I2 : Ya saya ndak pernah kemana-mana mbak
P : Kalo pesuruhnya itu mungkin?
I2 : Sekarang ada disawah
P : Kalo pesuruhnya apa sering komunikasi dengan anggota yang lain?\
I2 : Iya iya
P : Oh cuman ibuk hanya dapat informasi dari pesuruh ibuk aja ya?
I2 : Iya iyaa
P : Kalo boleh tau buk menurut ibuk selama ikut ini tujuan ikut kelompok tani
sido makmur ini apa buk?
I2 : Ya tujuannya biar semuanya sukses gitu
P : Dalam hal apa ini buk?
P : Dalam hal apa?
I2 : Ya dalam pertanian itu
P : Terutama diproduksinya
I2 : Ya diproduksinya
P : e... setelah ikut ini mungkin bukan dari sisinya ibuk, kalo ibuk tadi sudah
menjelaskan setelah ikut ini hasil produksinya lebih meningkat..
I2 : Iya..
P : Kalo menurut ibuk anggota yang lain apakah merasakan hal yang sama?
I2 : Sebagian ada yang ikut sebagian ndak
P : Maksudnya ikut apa ini buk?
I2 : Ikut anu..ikut apa seperti Pak Ab beli racunnya itu kan mahal-mahal. Kan
ada yang bisa beli ada yang ndak kan harganya mahal-mahal
P : Oh berarti tidak semuanya mengikuti ya buk
I2 : Iya tidak semuanya
P : kalo yang tidak mengikuti ini apa hasilnya meningkat juga apa ndak buk?
I2 : Ya ndak meningkat
No
Catatan Lapang Penelitian Coding Memoing Tema
.
1. “Awalnya saya dulu yang KPC Kepercayaa 1
ngikuti, setelah saya begitu n
sangat memahami ditularkan ke
petani, kita ngumpulkan disini”.
2. “Ngadakan pertemuan sampai JK Jaringan 1
jam 11 malam. Itu dengan ibu- Komunikasi
ibunya juga waduh semangat
sekali, karna ingin saking
belajarnya”.
3. “Ya manfaatnya, awalnya dulu JK Jaringan 1
cara pemanfaatan pestisida, ee Komunikasi
kayak insec e.. insec itu untuk
apa, fungi itu untuk apa
disitulah adanya kumpulan
seperti ini, insec adalah untuk
mematikan hama yang keliatan
dari mata, kalo yang fungisida
mematikan ee.. hama yang tidak
kelihatan dimata kayak salah
satu contoh kayak hawar daun..
sekarang sudah pada pinter
semua dah petani”.
4. “Dengan kita adanya sharing JK Jaringan 1
ngadakan pertemuan wes kan Komunikasi
tambah maju wes petani”.
5. “Sekarang jadi tolak ukurnya KPC Kepercayaa 1
untuk wilayah kranjingan”. n
6. “Ya karna dulu.. apa awalnya KPC Kepercayaa 1
kan petani.. kepercayaan petani n
ke saya dengan adanya bukti itu
wes”.
7. “Dengan adanya seperti itu lama KPC Kepercayaa 1
kelamaan sekarang petani apa n
yang saya lakukan petani mesti
ngikut”.
8. “Itu itu kalo kalo kalo NRM Norma 1
permanfaatan alat mesin
alsintan ketua kelompok saya
sendiri tidak boleh memastikan
dengan harganya berapa.
Semuanya harus dirembuk
musyawarah dengan petani”.
9. “Sama (tegas) mengikuti ndak NRM Norma 1
tebang pilih meskipun ketua
siapa sekretaris semuanya tetap
mengkuti”.
10. “Ya kadang kan saya kan saya JK Jaringan 1
jarang hadir, yang hadir itu Komunikasi
pesuruh saya”.
11. “Ya kadang kan saya kan saya KPC Kepercayaa 1
jarang hadir, yang hadir itu n
pesuruh saya”.
12. “Ya ada peningkatanlah. Tanam JK Jaringan 1
padi itu kan biasanya kalo ndak Komunikasi
ada kumpulan padi saya itu ga
begitu banyak. Kalo sekarang
sudah lebih bagus”.
13. “Ya ada peningkatanlah. Tanam KPC Kepercayaa 1
padi itu kan biasanya kalo ndak n
ada kumpulan padi saya itu ga
begitu banyak. Kalo sekarang
sudah lebih bagus”.
14. “Iya konsultasi permasalahan JK Jaringan 1
kalo penyakit ini obatnya apa Komunikasi
kalo kena tenggerek obatnya apa
kalo merah-merah obatnya apa
gitu saya”.
15. “Ya masalah kalo cocok tanam JK Jaringan 1
padi yang bagus itu gimana? Komunikasi
Pemupukan gimana gitu?
Dikasih tau”.
16. “Saya bisa belajar sama Pak Ab, KPC Kepercayaa 1
meskipun dia anak muda tapi n
pinter”
17. “Ndak ada bayar kalo Pak Ab NRM Norma 1
itu, tapi kalo ulu-ulu yang lain
kalo ga di kasih uang ndak
dikasih air kalo Pak Ab ndak”.
REDUKSI, DISPLAY, DAN VERIFIKASI DATA

A. REDUKSI DATA
1. Kode Reduksi Data
TEMA KETERANGAN
A Pengaruh Modal Sosial dalam Perkembangan Kelompok Tani
KPC. Kepercayaan
JK. Jaringan Komunikasi
NRM. Norma

2. Kesimpulan Sementara
Tema A : Pengaruh Modal Sosial terhadap Perkembangan Kelompok Tani
Coding 1 : Kepercayaan
I1 “Awalnya saya dulu yang ngikuti, setelah saya begitu sangat
memahami ditularkan ke petani, kita ngumpulkan disini”.
I1 “Sekarang jadi tolak ukurnya untuk wilayah kranjingan”.
I1 “Ya karna dulu.. apa awalnya kan petani.. kepercayaan petani ke
saya dengan adanya bukti itu wes”.
I1 “Dengan adanya seperti itu lama kelamaan sekarang petani apa
yang saya lakukan petani mesti ngikut”.
I2 “Ya kadang kan saya kan saya jarang hadir, yang hadir itu pesuruh
saya”.
I2 “Ya ada peningkatanlah. Tanam padi itu kan biasanya kalo ndak ada
kumpulan padi saya itu ga begitu banyak. Kalo sekarang sudah
lebih bagus”.
I2 “Saya bisa belajar sama Pak Ab, meskipun dia anak muda tapi
pinter”
Kesimpulan sementara :
Kepercayaan yang timbul dalam kelompok tani Sido Makmur atas dasar adanya
bukti nyata dalam kegiatan di lapang seperti adanya peningkatan hasil produksi.

Tema A : Pengaruh Modal Sosial terhadap Perkambangan Kelompok Tani


Coding 2 : Jaringan Komunikasi
I1 “Ngadakan pertemuan sampai jam 11 malam. Itu dengan ibu-ibunya
juga waduh semangat sekali, karna ingin saking belajarnya”.
I1 “Ya manfaatnya, awalnya dulu cara pemanfaatan pestisida, ee kayak
insec e.. insec itu untuk apa, fungi itu untuk apa disitulah adanya
kumpulan seperti ini, insec adalah untuk mematikan hama yang
keliatan dari mata, kalo yang fungisida mematikan ee.. hama yang
tidak kelihatan dimata kayak salah satu contoh kayak hawar daun..
sekarang sudah pada pinter semua dah petani”.
I1S “Dengan kita adanya sharing ngadakan pertemuan wes kan tambah
maju wes petani”.
I2 “Ya kadang kan saya kan saya jarang hadir, yang hadir itu pesuruh
saya”.
I2 “Ya ada peningkatanlah. Tanam padi itu kan biasanya kalo ndak ada
kumpulan padi saya itu ga begitu banyak. Kalo sekarang sudah
lebih bagus”.
I2 “Iya konsultasi permasalahan kalo penyakit ini obatnya apa kalo
kena tenggerek obatnya apa kalo merah-merah obatnya apa gitu
saya”.
I2 “Ya masalah kalo cocok tanam padi yang bagus itu gimana?
Pemupukan gimana gitu? Dikasih tau”.
Kesimpulan sementara :
Jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok tani Sido Makmur dilakukan
dalam kegiatan perkumpulan rutin, dimana dalam kegiatan tersebut antar
anggota kelompok tani dapat saling berkomunikasi dan terjadi suatu relasi
hubungan sosial yang baik.

Tema A : Pengaruh Modal Sosial terhadap Perkambangan Kelompok


Tani
Coding 3 : Norma
I1 “Itu itu kalo kalo kalo permanfaatan alat mesin alsintan ketua
kelompok saya sendiri tidak boleh memastikan dengan harganya
berapa. Semuanya harus dirembuk musyawarah dengan petani”.
I1 “Sama (tegas) mengikuti ndak tebang pilih meskipun ketua siapa
sekretaris semuanya tetap mengkuti”.
I2 “Ndak ada bayar kalo Pak Ab itu, tapi kalo ulu-ulu yang lain kalo ga
di kasih uang ndak dikasih air kalo Pak Ab ndak”.
Kesimpulan sementara :
Bentuk kegiatan yang merupakan tujuan bersama sudah menjadi kebiasaan
semua anggota kelompok tani untuk mematuhi dan menjalankan sebagaimana
mestinya, sehingga tercipta norma yang baik dalam kelompok.
3. Reduksi dan Triangulasi
Jenis Data Data Wawancara Data Observasi Data Dokumentasi
Pernyataan Penelitian Jenis Kegiatan Jenis Informasi
Tema
1 Kepercayaan yang timbul Kegiatan
Pengaruh dalam kelompok tani Sido obsevasi
Modal Sosial
Makmur atas dasar adanya langsung di
dalam
Perkembanga bukti nyata dalam kegiatan lapang dengan
n Kelompok di lapang seperti adanya didapatkan data-
Tani
peningkatan hasil produksi data primer
Jaringan komunikasi yang
mengenai modal
terjadi dalam kelompok
sosial yang Dokumentasi berupa
tani Sido Makmur
mempengaruhi bukti sertifikat
dilakukan dalam kegiatan
perkembangan kelompok tani Sdio
perkumpulan rutin, dimana
kelompok Makmur berbadan
dalam kegiatan tersebut
hukum. Hal ini
antar anggota kelompok
menjelaskan bahwa
tani dapat saling
kelompok tani Sido
berkomunikasi dan terjadi
Makmur merupakan
suatu relasi hubungan
kelompok tani yang
sosial yang baik
aktif dalam kegiatan
Bentuk kegiatan yang
merupakan tujuan bersama pertanian.
sudah menjadi kebiasaan
semua anggota kelompok
tani untuk mematuhi dan
menjalankan sebagaimana
mestinya, sehingga
tercipta norma yang baik
dalam kelompok.
B. DISPLAY DATA
Tema 1. Pengaruh Modal Sosial terhadap Perkembangan Kelompok Tani

Kepercayaan yang timbul dalam kelompok tani


Sido Makmur atas dasar adanya bukti nyata
Modal Sosial dalam
dalam kegiatan di lapang seperti adanya Teori Modal kelompok tani Sido
peningkatan hasil produksi. Modal sosial dalam Sosial menurut
Fukuyama dalam Makmur meliputi
kelompok tani Sido Amin (2016)
Jaringan komunikasi yang terjadi dalam beberapa unsur-unsur
Makmur yaitu meliputi menjelaskan
kelompok tani Sido Makmur dilakukan dalam unsur-unsur modal sosial yang
kepercayaan, jaringan modal sosial :
kegiatan perkumpulan rutin, dimana dalam sesuai dengan teori
komunikasi dan norma Kepercayaan
kegiatan tersebut antar anggota kelompok tani diantaranya yaitu
sehingga berdampak Jaringan
dapat saling berkomunikasi dan terjadi suatu kepercayaan, jaringan
positif dalam
relasi hubungan sosial yang baik. Hubungan komunikasi dan norma
perkembangan
timbal-balik yang berpengaruh
kelompok tani sido
Bentuk kegiatan yang merupakan tujuan Norma terhadap perkembangan
makmur.
bersama sudah menjadi kebiasaan semua kelompok tani.
anggota kelompok tani untuk mematuhi dan
menjalankan sebagaimana mestinya, sehingga
tercipta norma yang baik dalam kelompok.
C. VERIVIKASI ATAU PENARIKAN KESIMPULAN
Modal sosial kelompok tani Sido Makmur berpengaruh dalam
perkembangan kelompok tani sehingga kelompok tani tersebut aktif dan terus
berkembang. Modal sosial yang dimaksud memiliki beberapa unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap perkembangan kelompok tani yaitu kepercayaan, jaringan
komunikasi dan norma. Perkembangan yang terlihat dalam kelompok tani Sido
Makmur meliputi (1) Kelompok tani Sido Makmur saat ini menjadi tolak ukur
petani lainnya di wilayah Kelurahan Kranjingan; (2) Adanya bukti nyata dalam
kegiatan di lapang yaitu terjadi peningkatan hasil produksi; (3) Petani
memanfaatkan kelompok tani sebagai wadah konsultasi dalam kegiatan usahatani;
(4) Manfaat yang dirasakan oleh petani dengan adanya kelompok tani Sido
Makmur dapat meningkatkan hasil produksi. Berdasarkan hal tersebut, hasil
penelitian mengenai pengaruh modal sosial terhadap perkembangan kelompok
tani Sido Makmur sudah mendukung teori yang digunakan, yaitu teori modal
sosial dengan unsur-unsur modal sosial yang ada meliputi kepercayaan, jaringan
komunikasi dan norma. Namun, menurut Fukuyama dalam Amiin (2016)
menjelaskan bahwa unsur-unsur modal sosial meliputi kepercayaan, jaringan,
hubungan timbal balik, dan norma. Dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok
tani Sido Makmur hanya terdapat tiga unsur modal sosial.

Anda mungkin juga menyukai