Anda di halaman 1dari 23

DINAMIKA KELOMPOK TANI PADI SAWAH DAN HUBUNGAN FAKTOR

SOSIAL EKONOMI DI DESA KEDUNGASRI, KECAMATAN


TEGALDLIMO, KABUPATEN BANYUWANGI

Diajukan guna menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Praktikum Metodologi
Penelitian Sosial pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Asisten Pendamping
Melisa Priskila Patrescia
Qurrati Ilmadini

Disusun Oleh
Firda Sholihatun Nisa 191510901039

LABORATORIUM MEDIA PENYULUHAN


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang dapat memberi konsekuensi atau
tanggung jawab pada perhatian pemerintah negara Indonesia pada sektor pertanian
yang kuat dan tangguh, oleh karena itu salah satu sektor yang mendukung
pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia ialah sektor pertanian. Indonesia juga
merupakan negara pertanian yang artinya di sektor pertanian ini memegang peranan
yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional, hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya beberapa penduduk atau tenaga kerja pada sektor
pertanian. Pertanian merupakan basis perekonomian Indonesia. Peran sektor
pertanian di samping sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk
Indonesia saat ini dapat dilihat dari jumlah orang yang bekerja, maka sektor pertanian
lah yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia. Pengembangan bidang
pertanian merupakan syarat mutlak atau syarat yang wajib untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah dimana
pertanian tetap ditempatkan pada prioritas utama (Syaifullah dan Emmalian, 2018).
Sektor pertanian merupakan sektor yang utama dari berbagai negara sebelum
adanya perkembangan teknologi yang nantinya sektor pertanian menggerakkan sektor
industri dan jasa (Salqaura, 2020). Pengembangan diharapkan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan
kesejahteraan umum atau mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah
satu penyebab tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara
ataupun di suatu wilayah tertentu. Kemiskinan juga bisa diartikan sebagai masalah
pembangunan yang harus diminimalisir karena dapat menimbulkan berbagai masalah
ekonomi ataupun masalah sosial (Prasetyoningrum dan Sukmawati, 2018). Menurut
Salqaura (2020) bahwasanya sektor pertanian masih merupakan sektor yang
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak dan hal ini diharapkan nantinya
mampu meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian. Sektor pertanian kemudian
akan meluas menjadi sektor industri yang juga menggunakan sektor pertanian sebagai
bahan dasarnya dan nantinya akan meluas menjadi sektor jasa dengan transportasi
untuk mendistribusikan sektor pertanian. Saat ini dengan berkembangnya kemajuan
teknologi, masyarakat di Indonesia yang terus berkembang dan kebutuhannya juga
akan terus berkembang, sehingga negara maju itu sektor utamanya berubah, dari yang
awal sektor pertanian kemudian fokus sektornya akan bergeser ke sektor industri dan
bergeser lagi ke sektor jasa.
Menurut Puspitasari (2019) pertanian merupakan pondasi dasar bagi ekonomi
bangsa Indonesia, dengan pembangunan pertanian yang baik maka nantinya akan
berimbas kepada perekonomian Indonesia yang menjadi lebih stabil dibandingkan
dengan sebelumnya. Pertanian tidak hanya memperluas sektor perekonomian saja,
akan tetapi juga menjadi bahan dasar untuk industri, dan yang paling penting dari
sektor pertanian itu adalah sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah paling
banyak meskipun terus berkurang terutama di daerah pedesaan. Pertanian pada
hakikatnya memiliki arti yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian
bangsa Indonesia, karena pemerintah negara Indonesia telah menetapkan pertanian
sebagai prioritas utama pembangunan pertanian di masa yang akan datang.
Menurut Yuwono, dkk. (2019) pembangunan pertanian merupakan salah satu
isu yang sangat penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Pembangunan pertanian
bukan konsep yang sederhana, akan tetapi pembangunan pertanian menjadi
permasalahan yang cukup kompleks. Kebutuhan manusia terhadap produk pertanian
dari tahun per tahun juga semakin berkembang. Selain pangan utama, setidaknya
manusia juga memerlukan produk pertanian untuk mencukupi kebutuhan terhadap
energi hayati terbarukan, bahan industri pangan, kosmetik ataupun farmasi.
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran masyarakat tani. Dengan adanya
peran dan partisipasi dari masyarakat, maka hal ini menjadi pemutaran bagi
perekonomian negara Indonesia, dengan ini perlu dilakukan pemberdayaan
masyarakat tani, sehingga petani mampu untuk menyelesaikan masalahnya secara
mandiri. Pembangunan pertanian yang dikelola dengan baik dan benar nantinya akan
meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi secara berkelanjutan,
mengatasi kemiskinan dan pengangguran yang pada akhirnya mensejahterakan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan (Maulana, 2019).
Permasalahan yang sering dihadapi petani dari segi produksi biasanya berupa
gagal panen dan tingkat harga yang penjualan dari hasil panen tersebut sangat rendah.
Maka dari itu petani tidak dapat memenuhi kekurangan biaya produksi pertanian dan
biaya kebutuhan hidup sehari-hari karena adanya kerugian yang besar. Petani
mengharapkan adanya organisasi petani guna untuk komponen pokok dalam
pembangunan pertanian, akan tetapi terbatas dengan kondisi saat ini yang masih
belum memuaskan. Organisasi pertani yang dimaksud disini adalah kelompok tani.
Oleh karena itu dengan hal ini, maka pemerintah Indonesia bersama petani dalam
kegiatan membangun upaya membentuk kelompok tani di pedesaan. Menurut Hasan,
dkk (2020) kelompok tani ini dapat mewujudkan pertanian yang baik, usahatani yang
lebih optimal dan keluarga petani yang aman serta kesejahteraan petani dalam
perkembangan hidupnya.
Beberapa kelembagaan yang dikembangkan dalam meningkatkan hasil
pertanian adalah kelompok tani. Kelompok tani secara tidak langsung digunakan
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usahatani melalui
pengelolaan usahatani secara serentak. Sehubungan mengenai pembentukan
kelompok tani akan lebih mudah lagi jika mencapai tujuan yang diharapkan
dibandingkan bekerja sendiri atau perorangan. Dengan adanya kegiatan berkelompok
seperti ini, maka petani lebih bisa saling bertukar pikiran, pengalaman, pengetahuan,
wawasan dan kemampuan berinovasi untuk menjadikan sistem pertanian Indonesia
lebih maju dan berkembang dalam bidang teknologi.
Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terikat secara non formal
dan dapat dibentuk atas dasar kepentingan, tujuan, kesamaan kondisi lingkungan baik
dari segi sosial, ekonomi dan sumberdaya, keakraban serta mempunyai pimpinan
untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok tani juga bisa diartikan sebagai wadah
proses belajar dan mengajar bagi anggota petani guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam
berusahan tani, atau juga bisa diartikan sebagai tempat untuk memperkuat kerjasama
diantara sesama petani dalam kelompok tani, antar kelompok tani dan atau pihak lain
yang bersangkutan (Hasan, dkk. 2020).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang
Pembinaan Kelembagaan Petani Nomor.67/Permentan/SM.050/12/2016, kelompok
tani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota kelompok
tani
b. Mempunyai pandangan, tujuan dan kepentingan yang sama dalam bentuk
berusaha tani
c. Memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan usaha, jenis
usaha, status ekonomi atau sosial, bahasa, pendidikan ekologi
d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama
Peran Kelompok tani yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor
67/Permentan/SM.050/12/2016 adalah:
a. Kelas belajar, kelompok tani merupakan wadah belajar dan mengajar bagi
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
berusahatani
b. Wahana kerjasama, kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani, antar kelompok tani
dan pihak lain yang bersangkutan
c. Unit produksi, sebagai unit produksi kelompok tani diarahkan untuk memiliki
kemampuan mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan
produksi yang menguntungkan
Berjalannya suatu kelompok dapat dilihat dari dinamisnya kelompok tersebut,
baik kelompok dengan anggotanya ataupun anggota dengan anggota kelompok.
Pentingnya dinamika dalam berkelompok adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengatasi suatu
masalah
b. Memudahkan pekerjaan antar sesama petani dalam suatu pedesaan
c. Mengatasi pekerjaan yang membuthkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga selesai dari masalah tersebut
akan lebih cepat
d. Menciptakan suasana yang demokratis dalam kehidupan berkelompok dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, saran dan memiliki
peran yang sama dalam suatu kelompok.
Tidak dinamisnya dalam suatu kelompok nantinya dapat mengakibatkan
kelompok itu tinggal nama saja. Selain itu kelompok tersebut akan bertahan jika
tujuan dan harapan dari kelompok itu jelas, karena saat ini banyak orang yang tidak
bertanggung jawab dalam suatu kelompok. Suatu kelompok akan terbentuk dan
berjalan jika ada bantuan dana dari pemerintah yang nantinya kelompok tersebut
sudah tidak berjalan lagi, seperti kelompok tani. Kelompok tani sering dikali
diremehkan oleh seorang pejabat, oleh karenanya jika tidak ada bantuan dana dari
pemerintah, maka kelompok tani tersebut tidak akan berjalan dengan semestinya.
Suatu kelompok dikatakan dinamis apabila kelompok tersebut memenuhi target dan
efektif dalam mencapai tujuannya. Untuk mengetahui dinamis atau tidaknya suatu
kelompok dapat dilakukan dengan menganalisis perilaku anggota kelompok melalui
unsur dinamika kelompok. Sedangkan kelompok tani yang dinamis dapat dibangun
dan dikembangkan oleh para petani yang difasilitasi melalui program penyuluhan
pertanian yang diselenggarakan atau dilaksanakan oleh para penyuluh di wilayah
kerja penyuluhan yang bersangkutan (Daniel, dkk.2021).
Dinamika kelompok tani merupakan suatu kelompok non formal dan
terstruktur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara
jelas antara anggota yang satu dengan yang lain (Hubaib, 2019). Dinamika kelompok
yang tinggi diperlukan sangat diperlukan dalam suatu kelompok sehingga tujuan
kelompok dapat terbentuk dengan efektivitas tinggi. Unsur dinamika kelompok
merupakan salah satu faktor penunjang efektivitas kelompok yang perlu diketahui
hubungannya atau korelasinya dengan efektivitas kelompok untuk mengetahui unsur
yang perlu ditingkatkan. Semakin efektif suatu kelompok maka semakin baik juga
kehidupan aggota dalam kelompok.
Di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi
terdapat 2 kelompok tani, yakni Rukun Tani dan Bumi Asih. Kelompok tani Rukun
Tani berjumlah 169 orang dan kelompok tani Bumi Asih berjumlah 149 orang.
Beberapa hari yang lalu saya sempet berkomunikasi dengan ketua kelompok tani
Rukun Tani, dan pada intinya ada ketidak dinamisan pada kelompok tani tersebut,
seperti anggota kelompok yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan
lain-lain. Saya hanya berkomunikasi dengan kelompok tani Rukun Tani saja,
dikarenakan ingin berkomunikasi secara langsung dengan kelompok tani Bumi Asih
masih terkendala jarak dan waktu.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang pertama adalah
terletak di metode penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, sedangkan penelitian terdahulu kebanyakan mayoritas menggunakan
metode kualitatif dan perbedaan kedua adalah variabel yang digunakan dalam
penelitian. Persamaan dari penelitian ini dan penelitian terdahulu adalah
menggunakan Grand Theory dari Johnson (2012), teori dari Johnson (2012)
mengemukakan bahwasanya dinamika kelomopok merupakan salah satu bidang ilmu
sosial yang mengutamakan kemajuan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sifat
kehidupan berkelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedinamisan kelompok tani di Desa Kedungasri, Kecamatan
Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi?
2. Bagaimana hubungan faktor sosial ekonomi dengan dinamika kelompok tani
di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kedinamisan kelompok tani di Desa Kedungasri,
Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi
2. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan dinamika
kelompok tani di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten
Banyuwangi

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi petani, sebagai bahan informasi dan edukasi bagi petani atau anggota
kelompok tani dalam mengembangkan kelompok taninya
2. Bagi mahasiswa, sebagai pengetahuan untuk menambah wawasan dan
pengimplementasian ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan informasi dan membantu kelompok tani
dalam berusahatani.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian dari Amalia, dkk. (2018) dengan judul Analisis Hubungan
Dinamika Kelompok dengan Efektivitas Kelompok Tani Trianggulasi di Desa Batur,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang bahwasanya akan semakin efektif pada
suatu kelompok, maka semakin baik pula kehidupan anggota kelompok. Dinamika
kelompok memiliki beberapa konsep yang sama persis dengan efektivitas kelompok.
Suatu kelompok dapat dinilai dinamis apabila kelompok efektif dalam mencapai
tujuan, keinginan dan harapannya. Keefefktifan dalam suatu kelompok, khusunya
kelompok tani adalah keberhasilan suatu kelompok untuk mencapai tujuannya, yang
bisa dilihat pada ketercapaian keadaan dan kondisi atau perubahan positif dan baik
yang memuaskan anggota-anggota kelompok tani tersebut, mengerti tentang
kejelasan tujuan, struktur kelompoknya, intensitas antar anggota yang terjaga baik,
adanya pembinaan anggota dalam kelompok dan cara menangani tekanan yang akan
terjadi dalam suatu kelompok tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Syahroni dan Amanah (2018) yang berjudul
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Ketua dan Efektivitas Kelompok Wanita
Tani Toga bahwasanya dinamika kelompok tani merupakan analisis dari beberapa
hubungan kelompok sosial yang dilihat dari dari prinsip bahwa tingkah laku dalam
kelompok itu adalah perlunya ada interaksi yang dinamis antara individu dalam
situasi sosial, dimana anggota kelompok tani yang digolongkan berdasarkan kelas
kemampuan kelompok taninya dapat melakukan evaluasi dan penilaian terhadap
dinamika organisasi kelompok tani. Di beberapa kelompok tani, dinamika kelompok
tani dapat difungsikan untuk menjadikan anggota kelompok tani memiliki arti
kebersamaan yang tinggi, dan kesolidan terhadap suatu kelompok. Dinamika
kelompok juga dapat digunakan sebagai metode dan proses dalam mengatur
kelompok tani agar lebih sistematis, mengorganisir, mengelola dalam mengambil
keputusan sebuah kelompok dan meningkatkan nilai kerja sama dalam kelompok.
Penelitian oleh Kelbulan, dkk. (2018) dengan judul Dinamika Kelompok Tani
Kalelon di Desa Kauneran, Kecamatan Sonder bahwasanya tujuan kelompok tani
merupakan perwujudan hasil yang sangat diharapkan oleh anggota kelompok tani
akan dicapai kelompok. Upaya pencapaian dari tujuan ini adalah diperlukannya
aktifitas dan kegiatan bersama dalam kelompok serta beragam usaha dari anggota
kelompok untuk mencapainya. Kejelasan tujuan kelompok sangat diperlukan agar
anggotanya dapat berbuat sesuatu yang baik sesuai dengan tujuan kelompok yang
sebenarnya. Tujuan kelompok dalam setiap kelompok tani atau organisasi tani
sebenarnya memiliki tujuan baik itu tujuan kelompok secara umum dan tujuan
anggota kelompok. Oleh karena itu tujuan kelompok tani harus jelas, sesuai dengan
ketentuan dan dapat dipahami oleh setiap anggota kelompok dan dasar dari
pelaksanaan setiap kegiatan kelompok.
Nuranita, dkk. (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Dinamika Kelompok
Tani Hutan Desa di Kabupaten Bantaeng bahwasanya dinamika kelompok merupakan
sebuah kekuatan yang ada dalam suatu kelompok petani hutan yang nantinya dapat
menentukan atau memengaruhi perilaku kelompok dan anggota-anggotanya dalam
rangka pencapaian tujuan secara efektif. Pentingnya dinamika kelompok itu peting
dikaji, sebab karena banyaknya kelompok yang dibentuk dari kegiatan pemerintah
atau swasta dalam penyampaian bantuan sosial (bansos). Apabila kondisi seperti ini
telah berakhir, maka kelompok tidak bisa mempertahankan anggotanya dan tidak
dapat memfasilitasi baik dari saran dan prasarana anggotanya, dan pada akhirnya
kelompok yang telah dibentuk akan berakhir atau vacum. Hal ini tidak akan terjadi
apabila kelompok memiliki dinamika yang tinggi atau dikatakan dinamis. Dinamis
atau tidaknya dalam suatu kelompok, maka dapat dinilai dari diukur oleh beberapa
indikator, antara lain: 1) tujuan kelompok, 2) struktur kelompok, 3) fungsi tugas
kelompok, 4) pembinaan dan pemeliharaan kelompok, 5) kekompakan kelompok, 6)
suasana kelompok, 7) tekanan kelompok, 8) efektivitas kelompok, 9) maksut
terselubung.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pandiangan, dkk. (2018) yang
berjudul Dinamika Kelompok Tani Bendo Mulyo di Desa Tendas Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati merupakan kegiatan kelompok tani pada umumnya yaitu rapat sebar
persiapan tanaman, persiapan panen dan pasca panen, pengendalian hama atau
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman padi. Adanya kelompok tani
ini nantinya dapat mempermudah penyampaian informasi dan dalam pengendalian
hama atau OPT pada tanaman padi dapat dilakukan dengan serempak atau bersama-
sama, sehingga penyebaran hama tidak sampai meluas ke area yang belum terserang
oleh hama. Di setiap kegiatan, kelompok tani biasanya turut mengundang Penyuluh
Pertanian Lapang (PPL) untuk berdiskusi secara langsung dan mencari solusi untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani maupun kelompok tani.
Meskipun belum dilaksanakan secara rutin, setidaknya kegiatan kelompok tani hanya
menjelang tanam, dan apabila ada formulator yang datang, maka seluruh petani
dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan seperti mengadakan demplot percobaan.
Kegiatan ini gratis bagi petani yang juga difasilitasi oleh PPL.
Penelitian yang dilakukan oleh Untari, dkk. (2022) yang berjudul Partisipasi
Anggota Kelompok Tani dalam Pengembangan Usahatani Hortikultura di Kecamatan
Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat bahwasanya kelompok tani
merupakan wadah untuk merumuskan kesepakatan bersama dalam melakukan
kegiatan pengembangan usahatani hortikultura, namun beberapa petani tidak ikut
dalam merumuskan kesepakatan yang dilakukan dan hanya ikut dalam kegiatan.
Kelompok tani mewujudkan perannya untuk meningkatkan usahatani hortikultura
diperlukan partisipasi aktif dari anggota kelompok tani. Partisipasi dikelompokkan
menjadi beberapa tahapan, yakni: 1) tahap perencanaan, tahap ini merupakan tahapan
yang mana masyarakat ikut serta dalam perencanaan pelaksanaan suatu kegiatan, 2)
tahap pelaksanaan, tahapan dimana masyarakat ikut serta dalam memberikan
sumbangan tindakan sebagai anggota kegiatan atau program, pemikiran dan materi,
3) tahap menikmati hasil, yang mana tahapan ini masyarakat sebagai subjek
pembangunan merasakan manfaat program yang ada, 4) tahap evaluasi, tahap ini
merupakan umpan balik dari masyarakat dengan memberikan masukan atau saran
guna sebagai perbaikan pelaksanaan program.
Penelitian yang dilakukan oleh Machmudah, dkk. (2019) yang berjudul
Analisis Faktor-faktor Sosial yang Mempengaruhi Keberhasilan Kelompok Tani
Hortikultura di Kelompok Wanita Tani Legowo, Dusun Kemranggen, Kabupaten
Wonosobo bahwasanya sangat banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan yang dialami dan dihadapi oleh beberapa kelompok tani. Faktor-faktor
sosial ini antara lain: dorongan semangat dan motivasi, penyuluh pertanian,
pembinaan dan pengembangan oleh pamong desa atau perangkat desa serta norma
kelompok. Semkain tinggi tingkat pengaruh faktor sosialnya, maka semakin tinggi
pula tingkat keberhasilan suatu kelompok. Sekarang ini KWT Legowo masih
bertahan dan terus untuk berusaha mengembangkan kelompok taninya. Oleh karena
itu faktor sosial yang mempengaruhi keberhasilan kelompok tani sebagai unit belajar,
kerja sama antar kelompok, produksi dan usaha di KWT Legowo.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnamulyani dan
Maksudi (2018) yang berjudul Peran Media Sosial dalam Peningkatan Partisipasi
Pemilih Pemula di Kalangan Pelajar di Kabupaten Bogor bahwasanya sebuah
kelompok dalam berkegiatan untuk mencapai tujuan kelompok, pasti mempunyai
ketentuan yang ditegaskan dalam peran dan status yang akan dijalani kedepannya.
Tanpa status dan peran yang jelas, maka fungsi kelompok, kegiatan kelompok tidak
akan berjalan dengan baik dan optimal, begitu pula dalam usaha mencapai tujuan
kelompok kurang efektif karena pembagian kerja menurut kemampuan yang dimiliki
individu selaku anggota kelompok kurang atau tidak digunakan sebagaimana
mestinya. Hal ini tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan status dan peran. Peran
juga bisa dilihat sebagai suatu yang diharapkan, selain itu juga dapat dilihat dari
penerimaan suatu peran atau peran yang diamati dan peran yang menentukan. Pada
umumnya suatu peran yang menentukan sangat ditentukan kembali oleh suatu status
dan posisi seorang didalam suatu kelompok.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yamali dan Putri (2020) yang
berjudul Dampak Covid-19 terhadap Ekonomi di Indonesia bahwasanya ekonomi
merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan
ekonomi juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, tempat
tinggal dan lain-lain memerlukan suatu ekonomi yang kuat. Oleh karena itu negara
Indonesia dituntut untuk lebih mengatur dalam hal kebijakan mengenai perekonomian
Indonesia dan dituntut untuk menjamin ekonomi masyarakat Indonesia dikarenakan
faktor ekonomi yang merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia.
Faktor ekonomi tersebut nantinya juga akan menjadi faktor pendukung pembangunan
nasioanl dikarenakan pertumbuhan ekonomi sebuah negara yang baik dapat
meningkatkan sebuah pembangunan nasional.
Penelitian yang dilakukan oleh Amam, dkk. (2018) yang berjudul Sumber
Daya Internal Peternak Sapi Perah dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Kelompok
dan Konteks Kerentanan, bahwasanya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tirtasari
Kresna Gemilang merupakan kelembagaan peternak sapi perah. KUB ini memiliki
174 anggota yang sebagian besar menjalankan usaha ternaknya secara turun menurun,
sehingga kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan yang terbentuk merupakan sebuah
warisan atau peninggalan berupa pemeliharaan sapi perah. Kondisi lingkungan,
sosial, ekonomi, kelembagaan dan lingkungan usaha penting untuk diperhatikan
mengingat dapat meningkatkan produktivitas usaha dan pendapatan peternak
Kelompok Usaha Bersama Tirtasari Kresna Gemilang.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Teori Dinamika Kelompok
Menurut Susetyo (2021) dinamika kelompok merupakan studi alamiah yang
menjelaskan tentang tindakan, proses dan perubahan yang terjadi didalam dan antar
kelompok, perilaku dalam kelompok, pengembangan kelompok dan keterkaitan
antara kelompok dan individu, serta entitas kelompok yang lebih besar. Menurut teori
dari Johnson (2012) dinamika kelomopok adalah bidang ilmu sosial yang
mengutamakan kemjuan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sifat kehidupan
kelompok. Dinamika kelompok juga memiliki tentang potensi untuk mengubah cara
berpikir tentang kelompok dan cara berperan dalam sebuah kelompok. Akan tetapi
penjelasan tentang dinamika kelompok bukan hanya tentang teori, namun juga kajian
aplikasi praktis ataupun terapan. Seperti yang dikemukakan oleh Johnson & Johnson
(2012) bahwasanya kerja sama yang erat antara ahli teori dan pratisi dapat dicapai
dengan cepat, apabila ahli teori tidak melihat ke arah masalah yang diterapkan dengan
keengganan yang tinggi atau dengan ketakutan akan menjadi masalah sosial, dan jika
psikolog terapan menyadari bahwa tidak ada yang lebih praktis daripada teori emas.
Thomas (2005) berpendapat bahwa unsur-unsur dinamika kelompok ada 9, antara
lain:
a. Tujuan kelompok
Tujuan kelompok merupakan perwujudan hasil atau perolehan yang telah
diharapkan oleh anggota kelompok. Demi tercapainya tujuan kelompok, maka
diperlukan aktifitas bersama atau kerja sama dalam kelompok serta beragam
usaha dari beberapa anggota kelompol untuk mencapainya. Dalam tujuan
kelompok ini, sangat diperlukan kejelasan agar anggotanya dapat berbuat
sesuatu sesuai dengan kebutuhan kelompok, dikarenakan tujuan kelompok
adalah sebagai suatu unsur dinamika kelompok menjadi kuat karena aktivitas
kelompok tersebut. Namun jika rumusan tujuan yang diharapkan tidak jelas,
maka dapat mengurangi kreativitas anggota karena ketidak tahuan atau
kesalah pahaman tentang apa yang telah dicapai dan seharusnya dapat dicapai
melalui kegiatan kelompok tersebut.
b. Struktur kelompok
Struktur kelompok merupakan bentuk hubungan antara beberapa individu
dalam suatu kelompok yang disesuaikan dengan posisi dan norma peranan
masing-masing individu yang disesuaikan dengan tujuan kelompok. Struktur
kelompok ini bisa diartikan sebagai pengatur anggota diri kelompok dalam
mencapai tujuan dan struktur harus sesuai dengan tujuan kelompok dan perlu
menjadi dinamika yang baik dalam kelompok.
c. Fungsi tugas kelompok
Fungsi tugas kelompok merupakan seluruh kegiatan yang harus dilakukan
kelompok untuk mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati bersama
kelompok. Keberhasilan pencapuan fungsi tugas dapat dijelajahi dari beberapa
fungsi seperti, fungsi memuaskan anggota, memberi informasi, koorfinasi,
inisiatif diri, mengajak berpartisipasi dan memberikan penjelasan suatu
informasi
d. Pengembangan dan pembinaan kelompok
Pengembangan dan pembinaan kelompok merupakan suatu kegiatan untuk
mengembangkan dan membina kelompok yang dimaksudkan sebagai usaha
yang berfokus pada pengembangan dan pemantapan kehidupan kelompok.
Usaha-usaha mempertahankan kehidupan kelompok bisa dilihat berdasarkan
partisipasi seluruh anggota kelompok, seperti adanya fasilitas, menumbuhkan
kegiatan, melakukan koordinasi dan komunikasi yang intens, menciptakan
norma, regenerasi dan proses sosialisasi
e. Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok merupakan kesatuan kelompok yang di tampilkan
oleh keterikatan yang kuat diantara anggota dan sekaligus menggambarkan
kekuatan kelompok untuk bertahan dari tekanan dan ancaman yang berhasil
dari internal dan eksternal kelompok. Anggota kelompok yang tingkat
kekompakan kelompoknya tinggi, maka akan lebih giat untuk aktif mencapai
tujuan kelompok dibandingkan anggota kelompok yang tingkat
kekompakannya rendah
f. Suasana kelompok
Suasana kelompok merupakan suasana berupa perasaan yang terdapat pada
anggota kelompok. Keterkaitan dengan dinamika kelompok, perasaan tersebut
berupa suasana kelompok yang solid dan saling menghargai, penuh
keramahan, memungkinkan setiap anggota saling mengisi dan merasakan
sesuatu yang tidak terpisahkan atau sebaliknya berupa suasana kelompok yang
saling mencurigai satu sama lain. Suasana kelompok dipengaruhi oleh
ketegangan, kebebasan berpartisipasi dan lingkungan fisik
g. Tekanan kelompok
Tekanan kelompok merupakan situasi dan suasana yang menyebabkan
kelompok bereaksi yang tidak diharapkan. Tekanan dalam kelompok akan
menimbulkan ketegangan pada kelompok tersebut yang kemudian
menimbulkan dorongan atau motibasi dalam mencapai tujuan kelompok.
Fungsi tekanan dalam kelompok ini dapat membantu anggota kelompok untuk
memperkuat pendapatannya serta memantapkan hubungan dengan lingkungan
sosial.
h. Efektivitas kelompok
Efektivitas kelompok merupakan keberhasilan untuk melaksanakan tugasnya
dengan cepat dan berhasil dengan maksimal, memuaskan bagi setiap anggota
kelompok dalam rangka untuk mencapai tujuan berikutnya dan dari segi
moral kelompok atau suasana kelompok terlihat bahwa anggota kelompok
sangat bersemangat dan terlihatnya rasa kesungguhan untuk melaksanakan
kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama
i. Maksud terselubung
Maksud terselubung merupakan suatu maksud yang tidak dapat disadari atau
tidak mampu ditunjukkan oleh anggota kelompok yang bersangkutan.
Keadaan seperti ini selalu dapat ditemukan di suatu kelompok, baik dari
pimpinan, anggota, atau yang tumbuh dan berkembang didalam suatu
kelompok.

2.2.2 Teori Faktor Sosial Ekonomi


Faktor sosial merupakan suatu faktor yang meliputi keadaan dan kondisi
petani dan keluarga petani yang menyangkut kelompok-kelompok formal dan status
sosial. Sedangkan faktor ekonomi merupakan suatu faktor yang meliputi suatu
kepentingan petani ke arah peningkatan kesejahteraan dalam berusahataninya yang
menyangkut luas lahan dan status kepemilikan lahan garapan dari petani. Beberapa
faktor-faktor sosial ekonomi, antara lain:
a. Kelompok formal
Menurut Harilama, dkk. (2020), kelompok formal merupakan kelompok yang
sengaja dibentuk oleh suatu organisasi untuk melakukan tugas yang telah
disepakati. Kelompok formal juga dapat diartikan sebagai kelompok individu
yang nyata yang juga mengkoordinir beberapa usaha kelompok tersebut untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan sangat khusus (Bruce J. Cohen,
1987). Perilaku kelompok nantinya akan diarahkan untuk mencapai tujuan
dan harapan yang telah ditentukan oleh organisasi tersebut. Pada dasarnya
kelompok formal memiliki aturan atau norma dan pembagian tugas yang jelas.
b. Status sosial
Menurut Taluke, dkk. (2021), status sosial merupakan keadaan
kemasyarakatan yang sering mengalami perubahan melalui sebuah proses
sosial. Proses sosial dapat terjadi ketika ada interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan timbal balik yang dinamis dan menyangkut hubungan
antara orang secara perseorangan, antara kelompok manusia maupun antara
orang dengan kelompok manusia. Status sosial juga dapat diartikan sebagai
tingkat sosial dari suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya
(Bruce J. Cohen, 1987).
Terkadang dibedakan antara pengertian kedudukan dengan kedudukan sosial.
Kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
kelompok sosial, sedangkan status sosial dapat diartikan tempat seseorang
dalam masyarakat sehubungan dengan adanya orang lain, dalam artian di
lingkup pergaulannya dan hak-hak serta kewajibannya (Soerjono Soekanto,
1990).
c. Luas lahan garapan
Menurut Fadli dan Magfirah (2022), luas lahan garapan merupakan faktor
produksi yang paling penting dalam usahatani guna meningkatkan produksi
yang nantinya dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan yang akan
diterima oleh petani pedesaan. Faktor produksi dalam usahatani terdiri dari
tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan. Luas lahan garapan juga dapat
diartikan sebagai luasnya lahan yang digarap secara efektif oleh petani dalam
kurun waktu satu tahun terakhir baik lahan milik petani itu sendiri, sewa
ataupun bagi hasil. Pada dasarnya luas lahan garapan dapat mempengaruhi
jumlah tanaman yang dihasilkan sehingga hasil usahatani akan lebih banyak.
Luas lahan garapan juga dapat menentukan bagaimana petani menyikapi suatu
inovasi baru, dimana petani dengan lahan garapan sangat luas akan lebih besar
kesempatannya untuk mau menerima suatu inovasi.
d. Status lahan garapan
Menurut Ramdani, dkk. (2022), status lahan garapan merupakan status
kepemilikan lahan yang digarap petani secara continue. Luas lahan dan status
kepemilikan lahan sangat berpengaruh bagi petani dalam menentukan
keputusan dalam upaya mengadopsi suatu inovasi baru. Status kepemilikan
lahan merupakan hak guna tanah sehingga seseorang memiliki kewenangan
untuk mempunyai sakap, gadai, sewa dan pinjam. Oleh karena itu luas lahan
adalah tempat yang dipakai petani untuk kegiatan usahataninya dan
dinyatakan dalam satuan Ha (Hektar).

2.3 Kerangka Berpikir


Dinamika kelompok tani merupakan suatu kelompok non formal dan
terstruktur serta terstruktur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain (Hubaib, 2019).
Aspek dinamika kelompok dapat memberikan peluang yang cukup besar kepada
anggota untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu
untuk mengetahui dinamis atau tidak dinamisnya suatu kelompok dapat dilakukan
analisis perilaku anggota kelompok yang dapat dilihat dari unsur-unsur dinamika
kelompok pada bagan dibawah ini:

Kedinamisan Kelompok

Unsur-unsur dinamika kelompok


1. Tujuan kelompok
2. Struktur kelompok
3. Fungsi tugas kelompok
4. Pembinaan dan pemeliharaan
kelompok
5. Kekompakan kelompok
6. Suasana kelompok
7. Tekanan kelompok
8. Efektivitas kelompok
9. Maksud terselubung
Faktor sosial ekonomi:
1. Kelompok formal
2. Status sosial
3. Luas lahan garapan
4. Status lahan garapan Tingkat Kedinamisan Kelompok

Sangat tidak Tidak dinamis Cukup dinamis Dinamis Sangat dinamis


dinamis

Gambar 3.1 Bagan kerangka berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian


1. Diduga tidak ada hubungan yang nyata antara faktor sosial ekonomi dengan
tingkat kedinamisa kelompok tani Rukun Tani di Desa Kedungasri,
Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi
2. Diduga ada hubungan yang nyata antara faktor sosial ekonomi dengan tingkat
kedinamisa kelompok tani Rukun Tani di Desa Kedungasri, Kecamatan
Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penentuan Lokasi


Purposive Method merupakan lokasi dalam penelitian yang dilakukan secara
sengaja dan melihat fenomena berdasarkan teknik penentuan sampel (Priyono, 2021).
Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo,
Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan lokasi ini sudah menjadi pertimbangan penelitian
bahwasanya Desa Kedungasri merupakan adanya kelompok tani terbanyak se
Kecamatan Tegaldlimo. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini, diharapkan
Desa Kedungasri menjadi Desa yang kelompok taninya terbilang dinamis dan tidak
ada pertengkaran antar kelompok tani.
3.2 Metode Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Metode Pengambilan Contoh
3.5 Analisis Data
3.6 Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA

Syaifullah., Emmalian. 2018. Pengaruh Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan


Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Bruto
Sektor Pertanian di Indonesia. Jurnal Ilmu Eknomi. 8(1): 66-81.

Salqaura, S, S. 2020. Analisis Korelasi Sektor Pertanian dengan Kemiskinan di


Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Agristan. 2(1): 21-29.

Prasetyoningrum, A, K., Sukmawati, U, S. 2018. Analiss Pengaruh Indeks


Pembangunan Manusia (IPM), Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
terhadap Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Eknomi Syariah. 6(2): 217-240.

Puspitasari, R, D. 2019. Pertanian Berkelanjutan Berbasis Revolusi Industri 4.0.


Jurnal Layanan Masyarakat. 3(1): 26-28.

Menurut Yuwono, T., Widodo, S., Darwanto, D, H., Masyhuri., Indradewa. D.,
Somowiyarjo, S., Hariadi, S, S. 2019. Pembangunan Pertanian:
Membangun Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Maulana, K. 2019. Peran Kelompok Tani terhadap Kondisi Perekonomian Petani.


Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 5(2): 67-71.

Hasan., Usman., Sadapotto, A., Elilhami. 2020. Peran Kelompok Tani dalam
Meningkatkan Produktivitas Usahatani Padi Sawah. Jurnal Pendidikan,
Psikologi dan Konseling. 3(1): 1-5.

Peraturan Menteri Pertanian No. 67 (2016). Pembinaan Kelembagaan Petani.

Daniel, R., Maad, F., Wibaningwati, D, B. 2021. Dinamika Kelompok Tani Padi
Sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Jurnal of
Agribusiness and Agrotechnology. 2(1): 9-20.

Hubaib, F. 2019. Dinamika Kelompok Duta Wisata Provinsi Kalimantan Timur.


Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat. 1(2): 139-143.

Amalia, A, A., Edy, B, T., Satmoko, S. 2018. Analisis Hubungan Dinamika


Kelompok dengan Efektivitas Kelompok Tani Trianggulasi di Desa Batur,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian.
2(2): 94-100.
Syahroni, I., Amanah, S. 2018. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Ketua dan
Efektivitas Kelompok Wanita Tani Toga. Jurnal Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat. 2(4): 441-454.

Kelbulan, E., Tambas, J, S., Parajouw, O. 2018. Dinamika Kelompok Tani Kalelon di
Desa Kauneran, Kecamatan Sonder. Jurnal Agri-Sosio Ekonomi. 14(3): 55-
66.

Nuranita,. Dassir, M., Makkarennu. 2020. Dinamika Kelompok Tani Hutan Desa di
Kabupaten Bantaeng. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 12(1): 78-86.

Pandiangan, H, G., Murdiyanto, E., Senjawati, N, D. 2018. Dinamika Kelompok Tani


Bendo Mulyo di Desa Tendas, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Jurnal
Inovasi Pangan Lokal. 1(1): 68-73.

Amam,. Jadmiko, M, W., Harsita, P, A., Widodo, N., Poerwoko, M, S., 2018. Sumber
Daya Internal Peternak Sapi Perah dan Pengaruhnya terhadap Dinamika
Kelompok dan Konteks Kerentanan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu.
7(1): 192-200.

Machmudah, L., Satmoko, S., Mardiningsih, D. 2019. Analisis Faktor-faktor Sosial


yang Mempengaruhi Keberhasilan Kelompok Tani Hortikultura di
Kelompok Wanita Tani Legowo, Dusun Kemranggen, Kabupaten
Wonosobo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 13(2): 234-247.

Ratnamulyani, I, A., Maksudi, B, I. 2018. Peran Media Sosial dalam Peningkatan


Partisipasi Pemilih Pula di Kalangan Pelajar di Kabupaten Bogor. Jurnal
Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. 20(2): 154-161.

Yamali, F, R., Putri, R, N. 2020. Dampak Covid-19 terhadap Ekonomi Indonesia.


Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 4(2): 384-388.

Untari, F, D., Sadono, D., Effendy, L. 2022. Partisipasi Anggota Kelompok Tani
dalam Pengembangan Usahatani Hortikultura di Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. 18(1): 87-104.

Susetyo, D, P, B. 2021. Dinamika Kelompok – Pendekatan Psikologi Sosial.


Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Harilama, C., Mingkid, E., Kalesaran, E. 2020. Efektivitas Kelompok dalam


Membangun Komitmen Anggota Paduan Suara Mahasiswa Universitas Sam
Ratulangi. Jurnal Acta Diurna Komunikasi. 2(4): 1-16.
Taluke, J., Lesawengen, L., Suwu, E, A, A. 2021. Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orang Tua terhadap Tingkat Keberhasilan Mahasiswa di Desa Buo,
Kecamatan Loloda, Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Holistik. 14(2): 1-
16.

Fadli., Maghfirah, A. 2022. Analisis Faktor-faktor Produksi yang Mempengaruhi


Pendapatan Usahatani Kentang (Solanum tuberusum, L) di Kecamatan
Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Tanaman.
1(1): 48-66.

Ramdani, R., Ifdal,, Khairati, R. 2022. Analisis Keikutsertaan Petani dalam


Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Lubuk
Basung Kabupaten Agam. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 6(2):
375-387.

Anda mungkin juga menyukai