Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH


(Tugas MK Pengembangan Masyarakat)

Oleh
Noptry Sisca
2014181039

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana
mereka mampu mengindentifikasikan kebutuhan dan masalah secara bersama. Pembangunan
sektor sosial ekonomi masyarakat perlu diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, yang didukung oleh organisasi dan partisipasi masyarakat yang memiliki
kapasitas, kapabilitas, dan kinerja yang secara terus menerus tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Pembangunan masyarakat (pedesaan) pada masa yang lalu
mendasarkan pada azas pemerataan yang penerapannya diarahkan secara sektoral dan pada
setiap desa. Meskipun dana / anggaran / bantuan pembangunan pedesaan jumlahnya relative
cukup besar, tetapi jika dibagi secara merata maka masing-masing desa memperolah jumlah
dana yang relative kecil, sehingga pemanfaatannya kurang berhasil (Raharjo, 2006).

Sektor pertanian merupakan salah satu kekayaan indonesia yang mampu memberikan sebagian
besar penduduk yang terdapat di pedesaan untuk menyediakan bahan pangan. Selain itu sektor
pertanian mampu menyediakan bahan mentah untuk industri dan menghasilkan devisa negara
melalui ekspor non migas. Sektor pertanian mampu menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam satu dasawarsa ini
(Sadono, 2008:65).

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar
kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya),
keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama
(Anonim, 2002). Secara umum kelompok tani dibentuk untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi petani yang tidak bisa diatasi secara individu, kelompok tani dapat dibentuk
secara swadaya maupun atas dasar kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui Dinas
Pertanian.
Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi dan ada
secara nyata, disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan
anggotanya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong,
usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani (Hermanto dalam Wiranti,
2007).

Program pertanian Indonesia akan menjadi lebih baik, inovatif, serta siap bersaing dengan
negara-negara berkembang lainnya dalam mewujudkan negara yang mandiri dengan bantuan
berbagai pihak. Salah satunya yaitu dengan adanya keterlibatan perempuan dalam pengelolaan
dunia pertanian. Perempuan memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam pengelolaan
pertanian. Adanya petani-petani perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani
(KWT), hasil pertanian menjadi lebih memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Melalui proses
pemberdayaan KWT, selain meringankan dan membantu pekerjaan dari suami atau Kelompok
Bapak Tani, KWT dapat membantu petani perempuan menjadi lebih produktif dan mandiri.
Kaum perempuan akan belajar memanajemen sampai mengolah hasil pertanian dengan
berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan pasar dan potensi yang dimilikinya. Dengan
demikian adanya KWT sangat membantu memberdayagunakan perempuan dalam program
pembangunan berbasispemberdayaan.
II . ASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya

Lempuyang Bandar adalah kampong yang terletak di kecamatan Way Pengubuan, Lampung
Tengah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Indonesia. Kampung Lempuyang Bandar
merupakan Kampung Terbesar di Kecamatan Way Pengubuan Dengan Jumlah Penduduk
diperkirakan berjumlah 15.000 Jiwa dengan Jumlah Kepala Keluarga 5.000 yang sebagian
besar penduduknya berpenghasilan sebagai petani.

Kampung Lempuyang Bandar memiliki 15 kelompok tani salah satunya adalah kelompok tani
Wira Bakti yang merupakan kelompok tani Dusun Tejo Asri yang dimana melibatkan
kelompok wanita tani dalam mendukung suksesnya program penyuluhan pertanian, yaitu
sebagai back up kelompok tani. Kelompok Wanita Tani Wira Bakti di bentuk pada 20 februari
2022 yang di ketuai oleh Ibu Sarina. Kelompok Wanita Tani ini memiliki lahan perkebunan
seluas ½ ha yang ditanami sayur-sayuran dan tanaman obat keluarga.

2.2 Partisipasi Masyarakat

Kegiatan Kelompok Wanita Tani di Dusun Tejo Asri tergolongan baik, karena masyarakat
mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani Wira Bakti. Setiap
harinya ada penjadwalan untuk merawat kebun milik kelompok wanita tani yang hasilnya nanti
untuk di jual ke pasar sebagai bahan mentah ataupun untuk di konsumsi sendiri. Selain itu,
kelompok wanita tani Wira Bakti juga aktif dalam kegiatan kumpul rutin yang dilaksanakan
setiap bulannya bersama Penyuluh Pertanian.
2.3 Hasil dari Pengembangan Masyarakat

Terlaksananya program penyeluhan dalam kelompok wanita tani Wira Bakti menghasilkan
berbagai dampak positif untuk masyarat sekitar khususnya para petani yang ada di Dusun Tejo
Asri salah satunya adalah hasil dari lahan perkebunan milik kelompok wanita tani yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktif, dan
menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat serta menambah wawasan tentang
pertanian bagi para kelompok wanita tani. Selain itu hadirnya kelompok wanita tani ini dapat
memfasilitasi kegiatan-kegiatan pertanian dari sektor permodalan hingga pengolahan hasil
pertanian.

2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor Pendukung :

Faktor pendukung emenjadi pendorong semangat anggota untuk melakukan setiap kegiatan
yang dilakukan Kelompok Wanita Tani Wira Bakti . Dari dinas terkait maupun pemerintah
turut mendukung adanya Kelompok Wanita Tani Wira Bakti dengan memberikan fasilitas
berupa lahan perkebunan. Sumber Daya Alam yang cukup juga menjadi faktor pendukung
yang baik dan aktifnya para anggota kelompok wanita tani dalam setiap kegiatan yang
dilakukan.

Faktor Penghambat :

Faktor penghambat merupakan salah satu hal yang dapat menghalangi dalam meraih tujuan.
Adapun faktor penghambat yang ada di kelompok wanita tani Wira Bakti yaitu kecemburuan
antara anggota dan kurang maksimalnya pemasaran produk yang dihasilkan dari lahan
perkebunan milik kelompok wanita tani Wira Bakti.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
Kelompok Wanita Tani Wira Bakti dapat memenuhi kebutuhan pangan maupun pendapatan
keluarga jika para anggota saling mendukung dan konsisten dalam menjalani kegiatan yang telah
ada, dengan memaksimalkan pemasaran setiap produk yang dihasilkan dari lahan perkebunan
milik kelompok wanita tani Wira Bakti, serta tidak lupa pula dukungan dari dinas terkait untuk
melakukan pendampingan dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha ilmu. Yogyakarta.

Hermanto R. 2007. Rancangan Kelembagaan Tani dalam Implementasi Prima Tani di Sumatera
Selatan. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 2, Juni 2007 : 110-125.

adono, Sukirno. 2008. Mikroekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai