Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

SOSIALISAI DAN MUSYAWARAH KEGIATAN KELOMPOK WANITA


TANI (KWT) “GREEN PERMAI” KELURAHAN PAGER AGUNG
KECAMATAN WALANTAKA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Dasar –
Dasar Penyuluhan Pertanian

Dosen Pengampu: Dr. Mairajiani SP., M.Si.

Disusun oleh:

Muhamad Amarrasuli 4441210068


Ilhan Tanzil 4441210069

Kelas 2E

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan mata kuliah “Dasar-dasar penyuluhan pertanian” dengan
judul “SOSIALISAI DAN MUSYAWARAH KEGIATAN KELOMPOK
WANITA TANI (KWT) KELURAHAN PAGER AGUNG KECAMATAN
WALANTAKA” . Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Quran dan Sunnah untuk keselematan umat dunia.

Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar


Penyuluhan di program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Hj. Lisnawati, S.P. selaku Ketua BPP Walantaka;


2. Ibu Dr. Mirajiani, S.P., M.Si. selaku dosen pengampu Dasar-dasar Penyuluhan
yang telah memberi saya kesempatan mengikuti penyuluhan; dan
3. Kepada segenap kelompok tani wanita (KWT) “Green Permai” Kec.
Walantaka yang telah menerima saya untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis
berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Serang, 9 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Kelompok Wanita Tani................................................................................4
2.2 Pemberdayaan Wanita..................................................................................5
2.3 Sumber Daya Lokal.....................................................................................6
2.4 Peran Kelompok Wanita Tani......................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................8
3.1 Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Green Permai...................8
3.1.1. Latar belakang pelaksanaan KWT Green Permai..................................8
3.1.2. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh KWT Green Permai..............9
3.1.3. Partisipasi Anggota KWT Green Permai dalam Kegiatan Kelompok. 10
3.2 Dampak Kelompok Wanita Tani bagi permpuan di Green Permai...........10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12
4.1. Kesimpulan................................................................................................12
4.2. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
Lampiran..............................................................................................................15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian masih merupakan sumber mata pencaharian mayoritas


angkatan kerja di Indonesia terutama angkatan kerja yang bermukim di
wilayah pedesaan. Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup petani, kesempatan kerja dan berusaha,
meningkatkan gizi dan ketahanan rumah tangga (Elizabeth, 2008).

Kemiskinan yang terjadi di perkotaan dan pedesaan sangat


membutuhkan suatu tindakan pemberdayaan. Dalam kegiatan permberdayaan
hendaknya dapat dituangkan dalam bentuk aksi nyata dan disertai langkah-
langkah pemberdayaan. Tujuan pemberdayaan tersebut tidak lain adalah untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan diberbagai segi
kehidupan dalam suatu lingkunhgan sosial. Oleh karena itu, konsep
pemberdayaan menjadi sebuah bagian penting dalam pembangunan alternatif.

Di dalam sebuah keluarga perempuan menjadi seorang ibu yang


mendidik dan menjadi contoh untuk anak-anaknya, namun, masih banyak
perempuan yang kurang berdaya karena disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya yaitu tingkat ekonomi yang rendah, tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang rendah serta tidak adanya akses untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya. Bukan tidak mungkin apabila kondisi di
dalam suatu keluarga menuntut perempuan untuk ikut serta dalam membantu
perekonomian keluarganya. Dalam kondisi seperti inilah yang membuat
perempuan memiliki peran ganda dalam keluarganya.

Banyak sekali perempuan yang tidak memiliki pekerjaan yang pasti,


hanya menjadi seorang ibu rumah tangga atau membantu pekerjaan suaminya
di sawah namun pekerjaan tersebut cenderung keras dan lebih menggunakan
fisik. Pada masyarakat di Kelurahan Pageragung sendiri, wanita disana hanya

1
diam di rumah atau kata lainnya menganggur dan sulit mendapat pekerjaan
sampingan yang layak dikarenakan pendidikan perempuan disana yang sering
kali terabaikan.

Keterlibatan perempuan dalam ekonomi mau tidak mau harus diakui,


walaupun pada kenyataannya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dalam kegiatan kerja. Perempuan yang bekerja dapat membantu suami dalam
mendukung perekonomian keluarga. Untuk membantu ekonomi keluarga
peran perempuan yang bekerja sangat dibutuhkan terutama dalam hal
membantu menambah penghasilan keluarga. Sebelum hal itu terjadi seperti
perempuan di desa lempuyang bisa membantu perekonomian di keluarganya
harus adanya pemberdayaan perempuan disana agar permpuan disana
memiliki suatu bekal untuk melakukan suatu usaha.

Pemberdayaan digunakan sebagai model pendekatan pembangunan


alternative dengan memberikan otonomi pada masyarakat. Melalui otonomi
tersebut, akan terbangun kebiasaan masyarakat untuk memutuskan sendiri
berbagai kepentingan yang terkait dengan dirinya. Pemberdyaaan akan
membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat (Purnasari, 2014).

Salah satu peran perempuan dalam membangun pembangunan


pertanian yaitu dengan ikut berperan dalam menciptakan program-program
yang mengarah pada pemberdayaan perempuan dengan meluncurkan program
pemanfaatan pekarangan rumah warga sebagai tempat usaha atau budidaya
pembibitan yang setidaknya di harapkan bisa menjadi suatu usaha di
Lingkungan Sadik sendiri atau bisa memanfaatkan usaha tersebut untuk
kebutuhan keluarganya. Usaha tani yang diusulkan oleh pihak BPP Walantaka
seperti membuat tempat pembibitan cabai rawit, kangkung, terong bulat,
seledri, tomat dan cabai besar.

Kelompok Wanita Tani (KWT) adalah wadah yang memberikan


kesempatan bagi perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan
sektor pertanian. Terbentuk karena adanya adanya jenis usahatani yang sama

2
mereka geluti, lokasi tempat tinggal yang berdekatan, dan adanya persamaan
persepsi dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan ekonomi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya adalah :


1. Untuk Mendeskripsikan apa itu Kelompok Wanita Tani (KWT)
2. Untuk mengetahui program yang dilakukan Kelompok Wanita
Tani (KWT) Green Permai di Kelurahan Pageragung Kec.
Walantaka
3. Untuk mengetahui dampak apabila ada Kelompok Wanita Tani
(KWT) Green Permai di Kelurahan Pageragung Kec. Walantaka
4. Untuk mengetahui apa peran dari dari Kelompok Wanita Tani
(KWT)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Wanita Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal
dan dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai
pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Anonim, 2002). Wiranti dalam
Nuryanti dan Swastika (2011), menjelaskan bahwa secara umum, kelompok
tani dibentuk untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang
tidak bisa diatasi secara individu, kelompok tani dapat dibentuk secara
swadaya maupun atas dasar kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui
Dinas Pertanian.

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan organisasi yang dapat


dikatakan berfungsi dan ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai
wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok
tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan
pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani (Hermanto dalam Wiranti,
2007).

Peningkatan pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan


sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota
masyarakat pedesaan lainnya dengan menumbuh kembangkan kerja sama
antar petani dan pihak lain yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya.
Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap
kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para
anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi
kuat dan mandiri (Rendono dalam Wiranti, 2012). Kelompok tani perlu
ditumbuh kembangkan, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian dikutip
Hariadi (2007) Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

4
1. Kebebasan, artinya menghargai kepada para individu para petani untuk
berkelompok sesuai dengan keinginan dan kepentingan. Setiap individu
memiliki kebebasan untuk menentukan serta memilih kelompok tani yang
15 mereka kehendaki sesuai dengan kepentingannya. Setiap individu bisa
tanpa atau menjadi anggota satu atau lebih kelompok.
2. Keterbukaan, artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara
terbuka antara penyuluh dan pelaku utama serta pelaku usaha.
3. Partisipatif, artinya semua anggota terlibat dan memiliki hak serta
kewajiban yang sama dalam mengembangkan serta mengelola
(merencanakan, melaksanakan serta melakukan penilaian kinerja)
kelompok tani.

2.2 Pemberdayaan Wanita


Pemberdayaan mempunyai makna harafiah membuat seseorang dan
kelompok berdaya, istilah lain untuk memoerdayakan adalah penguatan
(empowerment). Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusian dalam arti
mendorong orang untuk menampilkan dan merasakan hak-hak asasinya.
Didalam pemberdayaan terkandung unsur pengakuan dan penguatan posisi
seseorang melalui penegasan hak dan kewajiban yang dimiliki dalam seluruh
tatanan kehidupan. Proses pemberdayaan diusahakan agar orang lain berani
menyuarakan dan memperjuangkan ketidak seimbangan hak dan kewajiban.
Pemberdayaan mengutamakan usaha sendiri dan orang yang diberdayakan
untuk meraih keberdayaannya. Oleh karena itu pemberdayaan sangat jauh dari
konotasi ketergantungan (Saptaningsih, dkk 2009)

Upaya mengoptimalkan pemberdayaan perempuan dan upaya


membangkitkan daerah yang miskin, dapat ditempuh salah satunya dengan
mendampingi perempuan untuk peningkatan potensi perempuan yang telah
ada, melalui pengembangan usaha produktif dan diversif ikasi hasil lokal
secara berkelompok. Dalam proses pemberdayaan perempuan ini diajak untuk
mengenali dulu apa yang menjadi kebutuhan riil perempuan baik kebutuhan
praktis maupun kebutuhan strategis, dan permasalahnya. Dengan mengetahui
kebutuhannya sendiri diharapkan mampu menemukan solusi dari

5
permasalahnya. Sehingga perempuan sendirilah yang menentukan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari solusi yang ditentukan (Indriyati,
dkk 2009)

2.3 Sumber Daya Lokal


Sumber daya lokal merupakan suatu nilai potensi yang dimiliki oleh
suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu
bersifat fisik, namun juga bersifat non fisik. Selain itu, sumber daya juga
dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang merupakan aset untuk mencapai
tujuan. Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar
maupun hilang. Ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Ada pula
istilah sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan seperti tanaman dan
hewan (sumber daya hayati). Ada pula sumber daya tak terbarukan seperti
barang tambang.

Sumber daya lokal menekankan pada potensi atau aset yang dimiliki
oleh daerah setempat. Sumber daya lokal juga merupakan keunggulan lokal
yang harus dikembangkan dari potensi daerah konsep mengenai Sumber daya
lokal adalah keberadaan, atau ketersediaan sumber dan potensi masyarakat
setempat dengan berbagai keunikanya, sehingga menjadi tolok ukur
masyarakat yang bersangkutan dalam penanggulangan masalah sosial.

2.4 Peran Kelompok Wanita Tani


Kelompok wanita tani kumpulan ibu-ibu istri petani atau para wanita
yang mempunyai aktivitas di bidang pertanian yang tumbuh berdasarkan
keakraban, keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan
sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha
tani dan kesejahteraan anggotanya.

Lebih jauh Kelompok Wanita Tani juga dapat berperan seperti


berikut : Kelas belajar, merupakan wadah bagi setiap anggota untuk
berinteraksi guna meningkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
berusaha tani yang lebih baik dan menguntungkan, serta berperilaku lebih
mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Unit produksi usaha

6
tani,merupakan satu kesatuan unit usaha tani untuk mewujudkan kerjasama
dalam mencapai skala usaha ekonomi yang lebih menguntungkan. Wahana
kerjasama, merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama di antara sesama
anggota dalam kelompok wanita tani dan antara kelompok wanita tani dengan
kelompok wanita tani lain maupun dengan pihak-pihak lainnya dalam rangka
untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan dan hambatan serta
gangguan. Anggota kelompok tani dapat berupa petani dewasa dan petani
muda, wanita dan pria. Anggota keluarga petani (istri dan anak)yang berperan
membantu kegiatan usaha tani keluarga tidak dimasukan menjadi anggota
kelompok, tetapi diarahkan membentuk kelompok wanita tani atau pemuda
tani (Kurniyati, dkk 2014).

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Green Permai

3.1.1. Latar belakang pelaksanaan KWT Green Permai di Kelurahan


Pageragung
Kelurahan Pageragung merupakan suatu daerah dengan
topografis tanah datar. Sebagian besar lahan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk lahan pertanian dan persawahan sehingga sebagian
besar masyarakat desa adalah petani. Luasnya lahan pertanian
menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan hasil tani cukup
tinggi. Namun SDA yang ada tidak sebanding dengan sumber daya
manusianya. SDM khususnya wanita tani belum mampu berkembang
sejajar dengan petani laki-laki. Banyak faktor yang mendasari mengapa
wanita tani belum mampu berkembang sejajar dengan petani laki-laki,
diantaranya tenaga, waktu dan banyaknya aktifitas rumah tangga yang
tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Disisi lain peran wanita tani
terhadap ketahanan keluarga cukup dibutuhkan. Ketahanan keluarga
akan didapatkan jika kebutuhan pokok yang meliputi papan, sandang,
dan pangan terpenuhi.

Kebutuhan dalam rumah tangga yang terpenuhi akan membawa


pada kesejahteraan suatu kelompok masyarakat contoh kecilnya seperti
tidak perlunya wanita di dalam keluarga membeli kebutuhan dapur
seperti cabai, sesim, bayam, dan terong bulat. Masyarakat berperan
penting terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Salah satu upaya
yang dilakukan masyarakat Lingkungan Sadik dalam pemenuhan
kesejahteraan masyarakat adalah dengan dibentuk Kelompok Wanita
Tani (KWT) bernama KWT Green Permai. KWT Green Permai baru
saja dibentuk tanggal 1 Desember 2022. . Hal utama yang
melatarbelakangi dibentuknya KWT Desa Lempuyang adalah

8
keinginan masyarakat menjadi mandiri, memiliki penghasilan
sampingan dan ingin memiliki suatu usaha secara bersama-sama,
disamping itu SDM wanita tani yang dimiliki masih cukup lemah.
Kegiatan pemberdayaan perempuan melalui KWT ini adalah program
memberdayakan wanita tani agar dapat mengembangkan potensi yang
mereka miliki, menambah wawasan dan membekali wanita tani dengan
jiwa/sikap tanggungjawab.

3.1.2. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh KWT Desa Lempuyang

KWT sebagai suatu program bentukan pemerintah pusat yang


bertujuan untuk memberdayakan wanita tani mempunyai beragam
kegiatan. Kegiatan KWT Desa Lempuyang yang baru direncanakan dan
akan dilaksanakan semaksimal mungkin agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
merupakan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Pemberdayaaan perempuan yang terbentuk dalam suatu wadah


yang bernama Kelompok Wanita Tani merupakan salah satu sarana
untuk meningkatkan kualitas perempuan itu sendiri. Menurut H. Djabir
Chaidir Fadhil (2002: 35) Selama ini peran dan kedudukan perempuan
masih berada pada pihak yang dirugikan, dan laki-laki selalu pada pihak
yang beruntung. Tujuan dan manfaat KWT itu sendiri adalah sebagai
tempat bagi ibu-ibu untuk menyalurkan kemampuan dan pengetahuan
khususnya dalam bidang pertanian yang dimiliki agar dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan menikmati pembangunan guna
mencapai kesejahteraaan sosialnya.
Pada penyuluhan kemarin dapat beberapa program yang ingin di
jalankan oleh KWT di Desa Lempuyang diantaranya.

1. Membuat rumah percontohan sebagai tempat pembibitan nantinya


sehingga masyarakat di sekitarnya dapat mencontoh dari rumah
percontohan tersebut

9
2. Membuat budidaya perbenihan, sehingga para KWT dapat memanfaat
benih tersebut untuk dirinya sendiri dengan menanam di rumah para
anggota KWT itu sendiri dan dapat juga di jual benih tersebut ke
masyarakat umum
3. Membuat kompos organik, pembuatan kompos oraganik yang akan di buat
di Desa Lempuyang dengan memanfaatkan sisa-sisa limbah dapur organik
contohnya seperti bekas sayuran (kulit bawang merah, kulit bawang putih,
dan sisa limbah makan yang organik lainnya), setelah itu limbah akan
dikumpulkan lalu dibuat kompos organic yang di gunakan untuk budidaya
bibit yang akan dijalankan nanti.

3.1.3. Partisipasi Anggota KWT Kelurahan Pageragung dalam Kegiatan


Kelompok
Anggota KWT merupakan orang-orang yang terlibat dalam
kegiatan KWT dan menjadi sasaran dari KWT itu sendiri. Pelaksanaan
rekruitmen angora KWT dilakukan secara langsung tanpa ada tes
apapun apabila masyarakat ingin mengikuti kegiatan KWT pada di
Desa Lempuyang hanya cukup datang pada kegiatan penyuluhan yang
diselenggarakan oleh BPP Tanara dan mengisi absensi.

Dari hasil penyuluhan yang saya ikuti di Desa Lempuyang


respon ibu-ibu terhadap KWT sangat tinggi. Kesadaran mereka akan
kebutuhan yang terus meningkat inilah yang mendorong mereka untuk
ikut tergabung dalam KWT. Namun tidak semua ibu-ibu yang berminat
dapat menjadi anggota KWT masih banyak ibu-ibu di Desa Lempuyang
yang tidak mengikuti KWT mungkin di karenakan masih baru dan
masih belum terlihat hasil yang dilakukan oleh KWT Desa Lempuyang
sehingga ibu-ibu di Kelurahan Pageragung tidak semuanya mengikuti
kegiatan KWT.

3.2 Dampak Kelompok Wanita Tani bagi permpuan di Desa Lempuyang

Hal yang ingin diharapakan oleh BPP Tanara dengan adanya


Kelompok Wanita Tani diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dapur pada
keluarga tani dan bila dalam kegiatan pembibitan bisa berjalan dengan baik

10
bisa dijual dan uangnya akan di masukan ke dalam kas untuk program yang
telah ada atapun program yang baru.

Dampak yang paling di harapkan adalah anggota KWT antara lain


ilmu dan wawasan menengenai dunia pertanian semakin berteambah sehingga
menjadi mandiri dan bisa saling sharing antar anggota. KWT pun di
harapakan bisa menjadi suatu wadah bagi perempuan untuk bisa
mengembangkan potensi yang dimiliki dan sebagai saran pemenuhan
kebutuhan bagi anggota KWT.

Dan bisa memanfaatkan setidaknya para ibu-ibu di Desa Lempuyang


bisa memanfaatkan lahan pekarangannya, sehingga tidak ada lagi pekarangan
yang kosong dan bisa dibudidayakan. Sehingga bisa menaikan kesejahteraan
keluarga tani tersebut.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan yang telah dilakuakn,


maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberdayaan perempuan melalui KWT di Desa Lempuyang

Pelaksanaan kegiatan KWT antara lain pertemuan rutin mingguan


yang di antaranya membahas tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakuak oleh KWT, sosialisasi dari BPP yang berisi mengenai
pengembangan program yang akan dilakukan. Kegiatan-kegiatan KWT
yang akan dilakukan seperti budidaya pembibitan yang diharapkan bisa
dibudidayakan dipekaranagan rumah para anggota KWT dan bisa di jual
kepada masyarakat umum. Pengembangan program pertanian bersama
BPP untuk membuat anggota KWT bisa membuat sebuah perencanaan
secara tepat agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan maksimal.

2. Dampak Kelompok Wanita Tani bagi perempuan di Desa Lempuyang

Dampak KWT bagi pempuan di Desa Lempuyang antara lain ilmu


dan wawasan tentang dunia pertanian semakin bertambah, setelaj
mengikuti KWT adanya perubahan perilaku dari setiap individu/anggota
kea rah yang lebih baik dan ibu-ibu di Desa Lempuyang bisa menjadi
lebih mandiri sehingga diharapkan bisa mensejahterakan keluarga tani.

12
4.2. Saran

Hasil dari penyuluhan terhadapa sosialisai dan musyawarah program


KWT, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perhatian pemerintah terhadap pemanfaatan Kelompok Wanita Tani masih


sedikit dan kurang perhatian khusus sehingga banyak di desa-desa tidak
adanya Kelompok Wanita Tani.
2. Untuk meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan sumberdaya manusia
sekaligus sumberdaya alam yang ada di Desa Lempuyang perlu diadakan
pelatihan-pelatihan yang lebih beragam.
3. KWT Desa Lempuyang perlu memperluas jaringan kerja sama dengan
sesama KWT baik dalam satu Kecamatan maupun ke luar daerah.
4. Perlunya kontribusi tokoh masyarakat terkait perempuan melalui KWT
Desa Lempuyang perlu ditingkatkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ambar T. Sulistyani. (2004). Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan.


Yogyakarta: Gava Media.

Fahrudin Adi. (2012). Pemberdayaan Partisipasi Penguatan Kapasitas


Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Ida Rahmy. (2013). Peranan Perempuan Tani. Diakses dari


http://www.damandiri.or.id/file/idarahmychalidunhasbab2.pdf. tanggal 8
Desember 2022, Jam 01:00 WIB.

Syarif, A. (2018). Pemberdayaan perempuan menghadapi modernisasi pertanian


melalui kelompok wanita tani (KWT) pada usahatani sayuran di
Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng. Ziraa'ah Majalah Ilmiah
Pertanian, 43(1), 77-84.

Suparjan & Hempri Suyatno. (2003). Pengembangan Masyarakat Dari


Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media

14
Lampiran

Foto Kegiatan Kegiatan


Pemberian arahan oleh ketua BPP
Tanara sebelum mengikuti
penyuluhan ke Desa Lempuyang,
Kec. Tanara

Pengisisan Kehadiran oleh Ibu-ibu


Desa Lempuyang atau Kelompok
Wanita Tani Desa Lempuyang

15
Pemberian materi oleh bapa Jazil
kepada Kelompok Wanita Tani
(KWT) Desa Lempuyang

Sesi foto bersama dengan Kelompok


Tani Wanita (KWT) Desa
Lempuyang

16

Anda mungkin juga menyukai