Disusun oleh:
Anang Ciptadi
NIM : 2008305031
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu, guna memenuhi salah
satu tugas terstruktur mata kuliah Gender dan Pembangunan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada diri sendiri serta seluruh pihak yang telah ikut andil membantu penulis menyelesaikan
proposal ini.
Proposal ini disusun berdasarkan hasil observasi penulis yang membahas tentang Sistem
Pembagian Kerja Dalam Keluarga Petani Padi yang bersumber dari beberapa referensi buku atau
karya tulis ilmiah serta data yang di dapat dari hasil wawancara dengan informan sebagai referensi
pendukung.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih ada kekurangan yang harus
diperbaiki entah kekurangan yang penulis sadari atau tidak, mohon kritik serta saran dari pembaca
agar di kemudian hari penulis dapat membuat proposal yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
berharap semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca
pada khususnya.
Kegiatan usahatani adalah seluruh proses atau usaha manusia guna meningkatkan produksi
pertanian, cara yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan produktivitas pertanian
dengan meningkatkan modal, tenaga kerja dan keterampilan (Yuniastuti, 2010). Kegiatan
usahatani di dalam rumah tangga akan melibatkan peran anggota rumah tangga dalam menjalankan
usahataninya. Dalam sebuah keluarga yang meliputi seorang suami dan istri mempunyai peran
dalam kegiatan usahatani. Kerja sama antara anggota rumah tangga tersebut berfungsi untuk
mengoptimalkan hasil usahatani serta memenuhi kebutuhan rumah tangga. Seorang suami dan istri
memiliki peran yang kuat di dalam rumah tangga, mereka sebagai pengambil keputusan yang
berkaitan dengan kebutuhan rumah tangga.
Menurut Hartini (2003) pengertian gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki
dengan perempuan yang dibentuk sosial yaitu perbedaan yang diciptakan manusia melalui proses
sosial dan kultural. Peran yang kaitannya dengan gender dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Pembagian peran antara suami dan istri masih disesuaikan dengan norma
yang berlaku di dalam masyarakat. Pada umumnya peran perempuan lebih rendah dibandingkan
peran laki-laki. Peran dalam memberi nafkah rumah tangga yang mengambil inisiatif erat
kaitannya dengan suami. Dipihak lain tingkah laku seperti pengasuhan anak dan memasak
makanan adalah peran ibu. Pemahaman umum bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam proses
pembangunan terutama ditentukan oleh peran mereka.
Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan didasarkan pada norma yang berlaku di
masyarakat. Di dalam rumah tangga, perempuan diharuskan untuk mengerjakan tugas-tugas
kerumahtanggaan seperti mengurus anak dan suami serta kegiatan domestik lainnya misalnya
memasak, mencuci, membersihkan rumah, mendidik dan mengajarkan kepada anak-anak
mengenai norma dan peraturan yang berlaku di dalam masyarakat dan lain sebagainya. Seorang
laki-laki mempunyai tugas pokok rumah tangga yaitu sebagai tulang punggung keluarga untuk
mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga serta melindungi anggota
keluarganya.
Masyarakat Jawa pada umumnya seorang laki-laki mengerjakan pekerjaan yang
membutuhkan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Perempuan cenderung
diberi pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak tenaga sehingga ada pandangan bahwa
perempuan lebih pantas untuk bekerja di sektor domestik, sedangkan untuk laki-laki dianggap
cocok bekerja di sektor publik. Hal ini dibenarkan oleh Murdock dan Provost (1973) yang
menjelaskan bahwa dalam pembagian kerja, pekerjaan yang maskulin dan memerlukan tenaga atau
kekuatan fisik yang besar dilakukan oleh laki-laki sedangkan perempuan tenaganya hanya
digunakan untuk pekerjaan rumah tangga.
Desa Tegalkarang salah satu desa yang mayoritas ekonomi keluarganya berpenghasilan
dari sawah. Sistem pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan masih tergolong belum setara.
Maka berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengusung tema Sistem Pembagian
Kerja Dalam Keluarga Petani.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembagian kerja keluarga petani padi
1.4 Manfat
Berdasarkan paparan diatas, paling tidak ada dua manfaat dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat
teoritis dan maanfaat praktis:
a. Manfaat Teoritis
2) Memberikan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan sistem pembagian kerja keluarga petani
padi.
b. Manfaat Praktis
1) Memberikan wawasan bagi penelitian berikutnya dan dapat dijadikan salah satu referensi untuk
penelitian di bidang yang sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep
1. Kerja produktif
Kerja produktif adalah semua pekerjaan yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa
untuk mendapatkan penghasilan dan subsitensi (pemenuhan kebutuhan dasar). Jenis pekerjaan
kategori inilah yang paling utama diakui dan dianggap lebih bernilai sebagai pekerjaan baik oleh
individu maupun masyarakat, secara umum yang paling banyak dimasukkan ke dalam statistik
ekonomi nasional. Perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja untuk pekerjaan produktif, namun
tidak semua dari jenis pekerjaan ini sama nilai atau harganya.
2. Kerja reproduktif
Kerja reproduktif adalah pekerjaan yang berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan
rumah tangga dan anggotanya, seperti memasak, mencuci, membersihkan, merawat, menjaga dan
membesarkan anak, memelihara tempat tinggal. Jenis pekerjaan ini sangat dibutuhkan dan penting
sifatnya, akan tetapi sering dianggap tidak sama nilainya dengan pekerjaan produktif. Pekerjaan
ini penting bagi keberlangsungan hidup manusia serta berguna untuk pemeliharaan dan reproduksi
tenaga kerja, namun jarang sekali dianggap sebagai pekerjaan riil.
3. Kerja komunitas
Kerja komunitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas kemasyarakatan seperti
upacara dan perayaan yang tujuannya untuk meningkatkan solidaritas dalam masyarakat serta
mempertgahankan tradisi setempat, serta meningkatkan partisipasi dalam kelompok atau
organisasi sosial, kegiatan politik di tingkat lokal.
2.2 Tori
1. Teori Nature
Teori nature beranggapan bahwa perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan bersifat
kodrati. Anatomi biologis antara laki-laki dan perempuan yang berbeda menjadi faktor utama
dalam penentuan peran sosial kedua jenis kelamin ini. Laki-laki memiliki peran utama di dalam
masyarakat karena di anggap lebih kuat, lebih potensial, dan lebih produktif. Organ reproduksi
yang dimiliki perempuan dinilai membatasi ruang gerak perempuan. Perbedaan ini menimbulkan
pemisahan fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki berperan
pada bidang publik sedangkan perempuan di bidang domestik. (Nugroho, 2008)
2. Teori Nurture
Teori nurture beranggapan perbedaan relasi gender antara lak-laki dan perempuan tidak
ditentukan oleh faktor biologis melainkan oleh konstruksi masyarakat. Dengan kata lain, bahwa
peran sosial selama ini dianggap baku dan dipahami sebagai doktrin keagamaan, sesungguhnya
bukanlah kehendak Tuhan dan juga sebagai produk determinasi biologis melainkan sebagai produk
kontruksi sosial. Oleh karena itu, nilai- nilai bias gender yang banyak terjadi di masyarakat yang
dianggap disebabkan oleh faktor biologis, sesungguhnya tidak lain adalah konstruksi budaya.
(Nugroho, 2008).
Syaiful Amir & Elly Metode penelitian Mekanisme pembagian Persamaan penelitian
Suhartini (2013). kualitatif kasuistik kerja berbasis gender ini dengan penelitian
Mekanisme dengan pendekatan pada petani garam di yang akan dilakukan
Pembagian Kerja kualitatif dan Desa Banbaru Giliraja pembahasannya
Berbasis Gender kasuistik. Sumenep terbagi hampir sama karena
Pada Petani Garam dalam berbagai hal. membahas mengenai
Pembagian kerja sistem kerja berbasis
terjadi berdasarkan gender. Perbedaan
waktu dan beban kerja. dalam penelitian ini
Hal ini diakibatkan dengan penelitian
oleh kontruksi sosial yang akan dilakukan
berdasarkan faktor sangat jelas karena
sifat/karakter serta sasarannya berbeda
kemampuan mereka
dalam bekerja pada
bidang-bidang tertentu.
3.4 Informan
Informan dalam penelitian ini peneliti memilih informan kunci ke 3 (tiga) keluarga petani
padi yang sasarannya suami dan istri. Dari informan kunci tersebut diantaranya, yaitu:
1. Asdia AD Petani 1
3. Sunaman SM Petani 1
5. Surana SA Petani 1
TOTAL 6
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Wawancara (interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan sipenjawab atau
responden dengan menggunakan panduan wawancara.
2. Observasi
Obsevasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan baik secara langsung, gambaran
yang dapat dilakukan ataupun rekaman suara. pedoman observasi berisikan tentang kegiatan yang
akan diamati oleh peneliti.
3. Dokumentasi
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat dalam
catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif
adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri
oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang dialami.
Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti tentang
temuan yang dijumpai, dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.
2. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data, guna memilih data yang relevan
dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk memecahkan masalah, penemuan,
pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kemudian menyederhanakan dan
menyusun secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan maknanya.
Pada proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang berkenaan dengan permasalahan
penelitian saja yang direduksi. Sedangkan data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian
dibuang. Dengan kata lain reduksi data digunakan untuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data,
sehingga memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan
sajian data adalah untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
terjadi. Dalam hal ini, agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka peneliti harus membuat naratif,
matrik atau grafik untuk memudahkan penguasaan informasi atau data tersebut. Dengan demikian
peneliti dapat tetap menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan informasi yang dapat
membosankan. Hal ini dilakukan karena data yang terpencar-pencar dan kurang tersusun dengan
baik dapat mempengaruhi peneliti dalam bertindak secara ceroboh dan mengambil kesimpulan
yang memihak, tersekat-sekat daan tidak mendasar. Untuk display data harus disadari sebagai
bagian dalam analisis data.
4. Penarikan Kesimpulan
2. Umur informan?
3. Bagaimana pembagian sistem kerja saat bapak dan ibu sedang berada dirumah maupun
disawah?
4. Bagaimana peran bapak dan ibu ketidak sedang berada dirumah maupun disawah?