Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DAN HAKI TENTANG

ETOS KERJA BERWIRAUSAHA

DISUSUN OLEH :
1. INTAN ARIANI SARI ( 2022201018 )
2. MELLY NURDIYANZAH ( 2022201022 )
3. MAHLEZA PRATIWI WUANDARI ( 2022201019 )

DOSEN PENGAMPU : NURIL FATAH, S.Pd.I, M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH OKU TIMUR 2022/202
KATA PENGANTAR

Assalammualikum warahmatullah wabarakatuh


Alhamdulillah dengan segala puji bagi Allah Semesta Alam yang telah
memberikan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa sholawat
serta salam kami junjungkan kepada Nabi besar, Muhammad SAW, yang senantiasa
kami nantikan syafatnya di hari akhir kelak.
Makalah ini dibuat dan disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
pihak yang membantu dalam menyelsaikan makalah ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu Bapak NURIL FATAH,
S.Pd.I, M.SI Mata kuliah KEWIRAUSAHAAN DAN HAKI, yang telah memberikan
bimbingann demi kelancaran pembuatan makalah ini. Tidak terlepas dari itu, adanya
kekurangan dalam tata bahasa dan penyusunan kalimat, baik itu penulisan dalam materi
pembahasan. Dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memenuhi tugas pada
khusunya dan bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Wasalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

OKU TIMUR, MEI 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. PENGERTIAN ETOS KERJA DAN KEWIRAUSAHAAN ............................ 3


B. MENUMBUHKAN ETOS KERJA DAN CIRI KEWIRAUSAHAAN SERTA
WATAK DALAM BERWIRAUSAHA.............................................................. 4
C. TAHAP-TAHAP DAN PROSES DALAM KEWIRAUSAHAAN ................... 5
D. FAKTOR-AKTOR KOMPETENSI MOTIFASI DALAM BERWIRAUSAHA 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8

KESIMPULAN ...................................................................................................... 8

SARAN ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang muslim harus termotivasi agar mau berusaha dengan keras agar bisa menjadi tangan
di atas, yaitu orang yang mampu membantu sesuatu pada orang lain dari hasil jerih payahnya,
bagaimana mungkin dapat membantu orang lain jika untuk memenuh dirinya sendiri tidak
mencukupi.bagaimana mungkin dapat menckupi kebutuhan sendiri jika tidak mau berusaha
keras. Seorang dapat membantu sesama apabila dirinya telah berkecukupan. Seseorang
dikatakan berkecukupan jika ia mempunyai penghasilan yang lebih.sesorang aka
mendapatkan penghasilan lebih jika mau berusaha keras dengan baik. Karena harus disertai
etos kerja tinggi. Semua aktivitas hidup manusia, perlu dikejar dengan kesadran adanya
akhirat dimana setiap kita akan diminta pertanggung jawaban dalam kehidupan yag telah
dijalaninya didunia. Manusia bisa mudah kehilangan prespekti hidup yang hakiki karena
mudah terpengarh oleh pesona duniawi yang mutlak fana, oleh karena itu, agar tidak mudah
kehilangan prespektif hidup yang hakiki ini, dibutuhkan manusia secara terus menerus
berupaya mereaktulisasi potensi diri secara normatif, ajaran isalam mendorong umatnya
bekerja keras. Pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan, masyarakat,
maupun pemerintah. Pola berpikir dan orientasi hidup kepada pengembangan
kewirausahaanmerupakan suatu yang mutlak untuk mulai dibangun, paling tidak dengan
melihat realitas sebagai berikut: Senantiasa terjadi ketidakseimbangan antara pertambahan
jumlah angkatan kerja setiap tahun jika dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja
yang ada. Tentu saja kondisiseperti ini akan mengakibatkan persaingan yang semakin ketat
dalam upaya mendapatkan pekerjaan.Sementara hidup ini tetap harus berjalan dan
penghasilan tetap harus dicariuntuk menutup berbagai kebutuhan hidup yang kian mahal.
Yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di era global ini adalah manusia
mandiri(independent ) yang memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif,
mampumembangun kemitraan sehingga tidak menggantungkan pada orang lain. Menurut
SamuelHutington, di sini hukum insani berlaku, bahwa yang mampu bertahan adalah
merekayang berkualitas (bukan yang kuat). Posisi pekerja, karyawan, dan pegawai (pada
umumnya di negara berkembang) sering berada pada posisi yang lemah dan ditempatkan
sebagai alat produksi (subordinasi)sehingga tidak memiliki daya tawar yang seimbang.
Bekerja sebagai karyawan/pegawaidapat mencerminkan jiwa pemalas. Sebaliknya, ia malah
tidak dapat mengembangkan idedan visi selama ia bekerja untuk orang lain.Berdasarkan
asumsi tersebut maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan cara,
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran yang dimiliki serta beruapaya untuk
mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan etos kerja dan kewirausahaan?


2. Bagaimana cara menumbuhkan etos kerja dan ciri kewirausahaan serta watak dalam
berwirausaha?
3. Bagaimanakah tahap-tahap dan proses dalam kewirauahaan?
1
4. Bagaimanakah faktor-faktor kompetensi motivasi dalam berwirausaha?

C. TUJUAN

1. Agar dapat memahami pengertian etos kerja dan kewirausahaan


2. Untuk mengidentifkasikan cara menumbuhkan etos kerja dan ciri kewirausahaan serta
watak dalam berwirausaha
3. Untuk menjelaskan dan mengidentifikasikan tahap-tahap dan proses berwirausaha
4. Untuk menjelaskan faktor-faktor kompetensi motivasi berwirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian etos kerja dan kewirausahaan
1. Pengertian etos kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap,
kepribadian,, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki
individu tetapi kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok. Secara
termonologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam
tiga pengertian yang berbeda yaitu:
1) Suatu aturan umum atau cara hidup.
2) Suatu tatanan aturan perilaku.
3) Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku.
Menurut Tasmara dalam Thoha, etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesesuatu, yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola aturan
antara manusia dan dirinya dan antara manusia dengan makhluk laiinnya dapat terjalin dengan
baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
1) Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu,
kondisi untuk kedepan agar lebih baik dari kemarin.
2) Menghargai waktu dengan adanya diisplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna
efesien dan efektivitas bekerja.
3) Tanggung jawab, ayitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan
sesuatu yang harus dikerjakan dengan
ketekunan dan kesungguhan.
4) Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana
pengeluaran itu berguna bagi kehidupan kedepannya.
5) Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang
dilakukan tidak muddah patah semangat dan menambah kreativitas diri.
2. Pengertian kewirausahaan
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi
baru(Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),
ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan
mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Richard Cantillon (1775),Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-
employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai
alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
3
Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan Dan pengawasan
Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan didalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru
tersebut bisa dalam bentuk (1)memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4)
Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan
organisasi baru pada suatu industri.Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep
inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi.Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup kegiatan kegiatann yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasidengan jelas,
atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979), Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center, Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang
yangmuncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan
dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan
menghadapi resikoatau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang
kreatif dan innovatif.Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga
orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

B. Menumbuhkan etos kerja dan ciri kewirausahaan serta watak dalam


kewirausahaan

1. menumbuhkan etos kerja


8 cara menumbuhkan etos kerja profesional sebagai berikut:
1.Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur).
4
2.Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab).
3.Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas).
4.Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat).
5.Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan).
6.Kerja adalah seni (Aku bekerja cerdas penuh kreativitas).
7. Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan).
8. Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).

2. Ciri-ciri Kewirausahaan
1.Percaya diri.
2.Berorientasi pada tugas dan hasil.
3.Pengambilan resiko.
4.Kepemimpinan.
5.Berorientasi ke masa depan.

3. Watak Kewirausahaan
1.Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad
kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.
3. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
4. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran
dannkritik.
5. Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6. Pandanga ke depan, perspektif.

C.Tahap-tahap dan proses kewirausahaan


1. Tahap-tahap kewiruasahaan
a. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usahamempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha
baru yang mungkin apakah membuka Usaha baru, melakukan akuasisi, melakukan
franchising juga memlilih jenis Usaha yang akan dilakukan.
b. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-
aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimanamengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran,dan
melakukan evaluasi

5
.c) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapaimelakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi yang dihadapi
.d) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
ataumengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan Usaha salah satu pilihan
yang mungkin diambil.

2. Proses kewirusahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3),
proses kewirausahaan diawalidengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh
berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan danlingkungan
. Faktor-faktor tersebut membentuk kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan
yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar.
Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ,
toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.
Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model
peran, aktivitas, dan peluang.
Oleh karenaitu, inovasi berkembangan menjadi kewirausahaan melalui proses yang
dipengaruhi lingkungan, organisasi Dan keluarga.

D. Faktor- faktor kompetensi motivasi dalam berwirausaha


1. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam
kehidupan,kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet
business Credit Service(19 93 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki,
yaitu : Mengatahui bisnis anda,yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan katalain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2.Mengetahui manajemen bisnis dasar, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,
misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan,termasuk
dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, danmembukukan kegiatan-
kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami, cara, proses dan
pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
3.Memiliki sifat yang tepat, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang
dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutifyang
sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
4.memiliki modal yang memadai, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
bentukmateri tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal

6
utamadalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat
danmental.
5.mengelola keuangan, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secaraefektif dan
efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, danmengendalikannya
secara akurat.
6. mengelola waktu secara efisien, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin.Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7.mengelola orang , yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan /memotivasi,
dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8.memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk berkualitas, yaitu memberi kepuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang Dan jasa yang bermutu , bermanfaat Dan
memuaskan.
9.mengetahui cara bersaing, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing. Wirausaha
harusdapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity),
danancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT
sebaikterhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10.meniru peraturan , yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat.
(Triton, 2007 :137-139).
Delapan anak tangga menuju puncak karir berusaha (Alma,106-109), terdiri atas :
1. Mau kerja keras (capacity for hard work).
2.Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people).
3.Penampilan yang baik (good appearance).
4.Yakin (self confidence).
5.Pandai membuat keputusan (making sound decision).
6.Mau menambah ilmu pengetahuan (college education).
7.Ambisi untuk maju (ambition drive).
8.Pandai berkomunikasi (ability to communicate).

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dengan melihat realita secara jujur dan objektif, maka orang sadar bahwa
menumbuhkanmental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak dapat ditunda-
tunda lagi.Kita semua harus berpikir untuk melihat dan melangkah ke arah sana. Baik dari
segi konsep maupun praktik, aktivitas kewirausahaan bukanlahhal yang asing, justru inilah
yang sering dipraktikkan oleh Nabi, istrinya, para sahabat,dan juga para ulama di tanah air.
Islam bukan hanya bicara tentang entrepreneurship(meskipun dengan istilah kerja mandiri dan
kerja keras), tetapi langsung mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Lembaga pendidikan
melalui para praktisinya harus lebih konkret dalam menyiapkan program kegiatan
pembelajaran yang benar-benar dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya spirit
kewirausahaan mulai dari sekolah dasar sampai pergururuan tinggi.

B. SARAN
Disarankan bagi setiap pembaca yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani
dan dapat mencontoh sikap berwirusaha yang baik. Seorang berwirausahamrmang perlu untuk
menghadapi sebuah resiko, karena dari proses resiko itu sendiri nantinya akan membawa
sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang
sangat dibutuhkan oleh seseorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang
dijalankannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-ciri-dan-menumbuhkan-etos-
kerja.html?m=1
http://fadhilwahyudi.multiply.com/journal/item/44/
MUTIARA_KEGIATAN_WIRAUSAHA_MENURUT_ISLAM
http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/4-islam-dan-mental-kewirausahaan-
subur.pdf
http://islamkuno.com/2008/02/01/pemberdayaan-masyarakat-dan-kewirausahaan/
http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=10450

Anda mungkin juga menyukai