(MAKALAH)
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
PRAYITNO (2022708701092)
SURYA DWI SAPUTRA (2022708701069)
ZULKARNAIN (2022708701072)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
IDENTITAS PENULIS
KELOMPOK 3
PRAYITNO (2022708701092)
SURYA DWI SAPUTRA (2022708701069)
ZULKARNAIN (2022708701072)
Kelas : C
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga para
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep-Konsep Motivasi, Emosi
Dan Suasana Hati”. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah
Perilaku Organisasi Pendidikan pada Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana
di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
IDENTITAS PENYUSUN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makaalah ..................................................... 2
BAB II. KAJIAN TEORITIS
1. Konsep-Konsep Motivasi .................................................................................
A.Pengertian Motivasi ......................................................................................
B. Proses Motivasi ............................................................................................
C. Teori Motivasi ..............................................................................................
D. Fungsi Motivasi ..........................................................................................
2. Konsep Emosi dan Suasana Hati ......................................................................
A.Emosi ............................................................................................................
B. Fungsi Emosi ................................................................................................
C. Sumber Emosi dan Mood .............................................................................
D. Kendala Eksternal Emosi .............................................................................
E. Suasana Hati (Mood) ....................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORITIS
1. Konsep-Konsep Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Setiap organisasi pastilah mempunyai tujuan yang harus diwujudkan. Hal ini dapat
dikatakan bahwa, dalam pencapaian tujuan yang efektif, perlu adanya keterlibatan orang-
orang yang memiliki motivasi tinggi (Turabik, Baskan, 2015). Banyak istilah yang
digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need),
desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Motivasi merupakan hal yang
mendasar bagi manusia untuk membuat pilihan dan berkehendak atau berperilaku. Oleh
karena itu, perlu memahami teori motivasi.
Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berati
dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi
berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar. Dari pengertian tersebut berarti pula
semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama bahwa manusia (seseorang) hanya
melakukan suatu kegiatan yang menyenangkannya untuk dilakukan. Prinsip itu tidak
menutup kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan
sesuatu yang tidak disukainya.(Nawawi, 2000:351).
Kast dan James (2002:398) mengemukakan bahwa motif adalah apa yang
menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya
mengembangkan suatu kecenderungan perilaku tertentu. Dorongan untuk bertindak in
idapat dipicu oleh suatu rangsangan luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam
proses fisikologi dan pemikiran individu itu. Perbedaan motivasi niscayalah merupakan
faktor terpenting untuk memahami dan meramalkan perbedaan dan prilaku individual.
Robbins (2003: 2008) memberikan pengertian motivasi sebagai suatu proses yang
menghasilkan suatu intensitas , arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai tujuan. Sukarno, 2002:13 mendefenisikan motivasi adalah hasrat/kemauan untuk
melakukan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi. Dengan demikian, motivasi
merupakan bagian integral dalam upaya mengoptimalkan pengendalian manajemen suatu
organisasi.
Motivasi adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai
sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan
kebutuhan sejumlah individu (Robbins ,2007:129).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu motif atau dorongan yang
dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam melakukan sesuatu.
B. Proses Motivasi
Oleh karena itu para manajer organisasi dituntut memiliki kemampuan memotivasi
karyawannya yaitu melalui pemahaman tentang teori-teori motivasi seperti misalnya teori
kebutuhan (needs theory), teori pengharapan (expectancy theory), maupun teori
keadilan(equity theory),dan teori-teori lainnya,(Ratmawati & Herachwati,2007)
C. Teori Motivasi
Tiga teori yang disebutkan terdahulu berfokus pada “apa” yang mendorong manusia
melakukan suatu kegiatan. Teori-teori itu membahas tentang sesuatu yang mendorong
(motivator) seorang dalam melakukan suatu kegiatan termasuk juga yang disebut bekerja di
sebuah organisasi/perusahaan. Oleh karena itu teori-teori tersebut di kelompokan dalam
kategori “ Teori Isi (content Theories)”.
Berikutnya teori yang disebut terakhir dalam urutan tersebut di atas, adalah teori-teori
motivasi yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu,
termasuk juga dalam bekerja di sebuah organisasi/perusahaan. Dengan demikian berarti
teori-teori motivasi tersebut membahas cara-cara dan langkah-langkah dalam memberikan
dorongan, sehingga di kategorikan sebagai “Teori Proses ”.
Sehubungan dengan itu Maslow mengetengahkan beberapa asumsi dari urutan atau
tingkatan kebutuhan yang berbeda kekuatannya. Dalam memotivasi para pekerja disebuah
organisasi/perusahaan. Asumsi itu adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan yang lebih rendah adalah yang terkuat, yang harus dipenuhi lebih dahulu.
Kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (lapar, haus, pakaian, perumahan, dll) Dengan
demikian kebutuhan yang terkuat yang memotivasi seorang bekerja adalah untuk
memperoleh penghasilan, yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan fisik.
b. Kebutuhan–kebutuhan dalam memotivasi tidak lama, karena terpenuhi akan melemah
atau kehilangan kekuatannya dalam memotivasi. Oleh karena itu usaha memotivasi dengan
memenuhi kebutuhan pekerja, perlu diulang-ulang apabila kekuatannya melemah dalam
mendorong para pekerja melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi ternyata lebih
banyak daripada untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda pada urutan yang lebih rendah
misalnya untuk memenuhi kebutuhan fisik, cara satu- satunya yang dapat digunakan
dengan memberikan penghasilan yang memadai/mencukupi. Sedang untuk kebutuhan
aktualisasi diri dapat digunakan banyak cara, yang memerlukan kreatifitas dan inisiatif para
menejer.
Secara ringkas kebutuhan Maslow ialah, 1) tidak ada kebutuhan yang terjadi
bersamaan di antara kategori-kategori kebutuhan, 2) kebutuhan dipuaskan terlebih dahulu
dari yang paling bawah, 3) kebutuhan di tingkat atas dipenuhi, jika kebutuhan yang ada di
tingkat bawah sudah terpuaskan, 4) kebutuhan aktualisasi diri tidak pernah terpuaskan,
selalu terus menerus untuk dipenuhi tiada henti-hentinya, 5) kebutuhan yang belum
terpuaskan menjadi pendorong atau motivasi perbuatan/perilaku.
A. Emosi (Emotions)
Emosi muncul dan hilang dalam waktu lebih sekejap dibandingkan mood. Emosi
dapat mempengaruhi dan merubah mood, begitu pula mood dapat membuat individu
lebih emosional saat menanggapi kejadian. Perasaan pada mood tidak dapat dikaitkan
pada satu kejadian manapun. Seseorang yang mengalami suatu mood, berada dalam
kondisi bukan dirinya yang biasanya.
Emosi merupakan jenis khusus dari afek yang merefleksikan eksistensi tujuan spesifik
individu sehingga reaksi emosi lebih jelas dan lebih kuat daripada suasana hati yang
bersifat umum dan temporer.
Emosi primer bersifat universal artinya berlaku umum, dialami/diterima/diakui
banyak orang. Yang termasuk emosi primer adalah senang/bahagia, sedih, takut,
marah, terkejut, dan jijik. Misalnya saat melihat kue, semua orang ingin
memakannya, sebaliknya jia melihat kotoran semua orang pasti jijik.
Emosi sekunder yaitu beberapa perilaku dilabeli emosi terutama emosi sosial, seperti
perilaku malu, irihati, rasa bersalah, dan bangga. Ini tidak berlaku pada semua orang.
Ada orang yang malu jika tampil menyanyi di depan umum, tetapi ada orang yang
malah merasa bahagian dan bangga jika menyanyi dan ditonton banyak orang.
Emosi (emotion) adalah perasaaan intens yang diarahkan pada seorang atau sesuatu.
Sedangkan, suasana hati (mood) adalah perasaan yang kurang intens dibandingkan
emosi dan sering (meskipun tidak selalu) muncul tanpda sebuah persitiwa spesifik
sebagai stimulus. Emosi positif muncul dari anggitan terhadap stimulus lingkungan
yang sesuai dan sama dengan tujuan sehingga stimulus dinilai mendukung pencapaian
tujuan individu. Menurut Lewin (1992) tujuan individu adalah merefleksikan nilai-nilai
yang dianutnya.
Dalam hal intensitas, emosi mencakup dua keadaan yakni keadaan perasaan
subjektif (emotion as state) dan kesiapan untuk bertindak [(action readiness, Lazarus,
1991; dalam Prawitasari, 2012)]. Ekspresi suatu emosi selalu melibatkan dua hal
tersebut, yang selalu dibarengi dengan perubahan fisiologis. Misalnya, marah selalu
merupakan perasaan yang disertai dengan perubahan fisiologis seperti aktifitas otak,
biokimia tubuh, detak jantung, ritme pernafasan, dan tingkat tekanan darah di otot-otot,
yg memungkinkan individu siap bertindak menyerang objek penyebab marah, baik
secara verbal maupun non verbal, secara intensif daripada ketika ia sedang tidak
marah.
Demikian juga dengan jenis emosi lainnya seperti takut, sedih, riang, gembira, jijik,
dan terhina, selalu berkaitan dengan keadaan subjektif dan perubahan fisiologis yg
menyiapkan individu untuk bertindak tertentu. Menurut Frijda (2004), emosi bisa
muncul dalam bentuk perilaku yang meledak-ledak atau impulsif. Sebagai suatu
keadaan dan kesiapan bertindak, emosi terwujud dalam reaksi spontan dan reaksi
konstan (Lazarus, 1991). Dalam reaksi spontan, emosi akan muncul spontan ketika
menghadapi situasi khusus dan anggitan khusus pula, misalnya, seorang siswa spontan
marah letika bukunya dirobek teman.
Sebagai reaksi konstan, suatu emosi tertentu menjadi respon permanen yang
terwujud dalam kecenderungan konstan (tetap) seseorang. Artinya, seseorang sering
menggunakan salah satu emosi dan tindakan tertentu dalam mereaksi berbagai
lingkungan. Misalnya, dalam mereaksi tinglah laku nakal siswa, seorang guru
cenderung menggunakan emosi marah dan menjewer telinga, sehingga siswa yang
sering dimarahi dan dijewer akan mengatakan guru tersebut pemarah, memiliki sifat
suka marah, atau mudah marah.
B. Suasana Hati (Mood)
Merefleksikan perubahan temporer ‘afek’ berkaitan dengan harapan tentang
kecenderungan umum positif atau negatif. Sebagai bagian dari afek, suasana hati juga
berfungsi untuk memberi sinyal atau informasi kepada individu tentang kemungkinan
senang atau kecewa dalam suatu interaksi dengan lingkunagan sosial atau fisik. Suasana
hati menjadi cerah jika lingkungan memberikan kesenangan dan menjadi muram jika
lingkungan tidak memberikan kesenangan. Suasana hati yang baik dapat meningkatkan
perilaku kecenderungan mendekat ke interaksi sosial, perilaku prososial, dan tantangan.
Sedangkan suasana hati yang buruk meningkatkan respon semakin menjauh dan
membela diri.
Contoh, seorang anak dengan suasana hati tidak tenang, akan menolak untuk
makan bersama keluarga, walaupun disajikan makanan yang sangat enak. Demikian
juga, jika siswa mengikuti pembelajaran di kelas dengan ‘hati yang tidak tenteram’.
Kosentrasi siswa tersebut besar kemungkinan akan terganggu sehingga materi pelajaran
menjadi tidak bermakna, bahkan ia cenderung ingin segera pelajaran berakhir. Siswa
seperti ini ingin segera bermain atau beraktifitas tanpa suatu aturan, beraktifitas secara
tidak formal. Karena dengan demikian, ia akan merasa bebas dari suasana hati yang
kacau.
C. Fungsi Emosi
Secara umum terdapat sekurang- kurangnya 7 fungsi emosi bagi manusia.
Masing-masing fungsi itu berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena membantu dalam penyesuaian terhadap lingkungan.
a. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis
b. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
c. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu.
d. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
e. Meningkatkan ikatan sosial.
f. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian.
g. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu.
Dalam buku (Rakhmat: 2007) dituliskan bahwa terdapat empat macam fungsi
emosi menurut Coleman dan Hammen (1997), yaitu:
1.Emosi adalah pembangkit energi (energizer).
Artinya ketika seseorang merasakan emosi, maka tubuhnya akan tergerak untuk
melakukan apa yang dirasakannya, dalam hal ini emosi membangkitkan dan
memobilisasi energi kita. Contohnya, ketika kita takut, maka kita akan berteriak
atau lari.
2. Emosi adalah pembawa informasi (messenger).
Fungsi ini lebih mengarah pada komunikasi intrapersonal. Maksudnya, ketika
emosi itu kita rasakan pada diri kita, maka secara tidak langsung kita menyadari
apa yang sedang terjadi pada diri kita atau stimuli apa yang kita dapat dari
lingkungan. Seperti, ketika kita sedang merasa bahagia, berarti kita sedang
memperoleh sesuatu yang kita senangi atau dapat terhindar dari sesuatu yang kita
benci.
3. Pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal dan interpersonal.
Dalam berkomunikasi, pasti memiliki tujuan atau pesan yang akan disampaikan.
Seperti ketika kita sedang bercerita dengan sahabat kita, dalam cerita itu terdapat
cerita sedih yang membuat kita menangis bahkan sahabat kita
(pendengar/komunikan) juga turut menangis.
4. Sumber informasi tentang keberhasilan.
Mood:
Tidak ada penyebab yang jelas
Jangka waktunya lebih lama dari emosi
Yang dirasakan lebih general
Umumnya tidak ditunjukkan oleh ekspresi apapun
Beberapa pengaruh utama dalam emosi dan suasana hati, adalah :
1. Kepribdian
2. Waktu dalam Hari
3. Hari dalam Minggu
4. Cuaca
5. Stres
6. Aktivitas Sosial
7. Tidur
8. Olahraga
9. Umur
10. Jenis Kelamin
E. Kendala Eksternal Emosi
Sebuah emosi yang dapat diterima di lapangan bermain mungkin tidak dapat
diterima ditempat kerja. Dan lain halnya, apa yang tepat disuatu negara sering tidak
pantas dinegara lain . Dari kedua fakta diatas menggambarkan peran kendala eksternal
dalam menampilkan emosi. Setiap organisasi mendefinisikan batas-batas emosi apa
yang diterima dan sejauh mana emosi mereka dapat diterima. Pada bagian ini kita
melihat pengaruh organisasi dan budaya emosi.
a. Pengaruh Organisasi (Organizational Influences)
Setiap organisasi memiliki keharusan emosional tersendiri, tergantung dalam bidang
pekerjaannya. Di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada kebiasaan terhadap
emosi negatif seperti rasa takut, kecemasan dan kemarahan yang cenderung tidak
dapat diterima kecuali dalam kondisi cukup spesifik. Contoh nyatanya yaitu dalam
suatu perusahaan yang memiliki anggota yang berstatus tinggi yang menunjukkan
sikap ketidaksabaran terhadap kelompok anggota berstatus rendah, hal ini dapat
mengakibatkan kinerja anggota yang kurang baik.
b. Pengaruh Budaya (Cultural Influence)
Norma-norma budaya Amerika Serikat menyatakan bahwa layanan karyawan dalam
organisasi harus bersikap ramah yaitu ditampilkan dengan cara tersenyum ketika
berinteraksi dengan pelanggan, namun norma ini tidak berlaku diseluruh dunia. Di
dalam budaya Islam, tersenyum sering diartikan sebagai tanda ketertarikan seksual,
sehingga wanita disosialisasikan untuk tidak tersenyum kepada pria.
Contoh ini menggambarkan kebutuhan dalam mempertimbangkan faktor-faktor
budaya, sebagai pengaruh yang dianggap sebagai emosional dalam satu budaya
yang mungkin tampak sangat disfungsional dinegara lain. Sebagai contoh, sebuah
studi meminta agar Negara Amerika untuk mencocokan ekspresi wajah dengan 6
emosi dasar. 6 emosi dasar yang dimaksud yaitu bahagia, terkejut, ketakutan,
kesedihan, kemuakan, kemarahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tuska Turabik & Gulsun Atanur Baskan. (2014). The Importance of Motivation
Theories in Terms Of Education Systems. Procedia: Social and Behavioral Science 186
(2015) page 1055-1063. Elsevie
Danang, Sunyoto. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru
Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5.
Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.