Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERIMAAN DIRI DAN KOMPETENSI KONSELOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pribadi Konselor

Disusun Oleh :
Dwi Purmanasari ( 435200002 )
Sonia Agustin ( 435200011 )
azis fathan qoriban ( 435200001 )

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah “Penerimaan diri dan
Kompetensi Konselor” sesuai waktu yang telah di tentukan oleh dosen pembimbing.
Sholawat dan salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammmad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman zahiliah ke zaman terang benderang.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini yakni dosen pembimbing yaitu bapak
Muhammad Ikhsan,M.Pd. Yang telah memberikan ilmu serta bimbingan. Makalah ini
disusun dan dibuat sebagai salah satu pelengkap untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Pribadi Konselor.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari betul masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan
pembaca terutama dalam dunia pendidikan.

Pandeglang,27 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul........................................................................................................... x

Kata Pengantar ..............................................................................................................i

Daftar Isi .......................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1. Latar Belakang .............................................................................................1


2. Rumusan Masalah ........................................................................................1
3. Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2

1.1. Pengertian Pemahaman Diri.......................................................................2


1.2. Tujuan Pemahaman Diri............................................................................2
1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Diri..............................2
1.4. Ciri-Ciri Yang Memahami Dirinya............................................................2
1.5. Aspek-Aspek Pemahaman Diri..................................................................2
1.6. Kompetensi Konselor.................................................................................2

BAB III PENUTUP ......................................................................................................3

1.1.1 Kesimpulan ...........................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman Diri adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya?.
Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam,
karena banyak aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut
kelebihan maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita,
kebutuhan-kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan. Manusia diciptakan oleh
Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna juga sebagai makhluk yang unik.
Dikatakan sebagai makhluk paling sempurna karena manusia diberikan akal dan pikiran yang
dinamis untuk selalu berkembang, berinovasi sekuat tenaga. Sedangkan makhluk hidup
lainnya seperti hewan, tumbuhan secara kodrati seperti rutinitas dalam hidupnya yaitu
makan,minum,beranak..siklus mereka hanya begitu saja. Oleh karena itu kegiatan memahami
diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan dalam mencapai kesuksesan
hidup. Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk
menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami
berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya.

Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan
hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam melakukan sesuatu. Keberadaan
konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi
pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara,
fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Kesejajaran posisi ini
tidaklah berarti bahwa semua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks tugas dan
ekspektasi kinerja. Demikian juga konselor memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi
kinerja yang tidak persis sama dengan guru. Ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-
masing kualifikasi pendidik termasuk konselor, perlu disusun standar kualifikasi akademik
dan kompetensi berdasar kepada konteks tugas dan ekspektasi kinerja masing-masing.

Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan


mengembangkan potensi dan memandirikan konseli individu dalam pengambilan keputusan
dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan
umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah
pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan formal
dan nonformal. Secara umum peran bimbingan dan konseling adalah upaya optimalisasi
perkembangan dan potensi siswa melalui layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu
diperlukan konselor yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang mumpuni agar
pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat berjalan dengan baik. Mengingat semakin
kompleksnya masalah yang dihadapi dalam pelayanan bimbingan dan konseling konselor
tentu harus memiliki preferensi kemampuan yang tidak hanya menguasai kerangka
konseptual pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi juga memerlukan konselor yang
mampu melakukan secara aplikatif konsep-konsep pelayanan yang telah dipelajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pemahaman Diri ?
2. Apa Tujuan Pemahaman Diri ?
3. Apa Ciri-ciri Siswa yang Memahami Dirinya ?
4. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Siswa?
5. Apa Aspek-aspek pemahaman diri?
6. Apa yang dimaksud dengan kompetensi konselor ?
7. Bagaimana struktur kompetensi konselor?
8. Bagaimana standar dan sosok utuh kompetensi konselor?
9. Seperti apa profil kompetensi konselor yang dibutuhkan ?
10. Apa saja rincian kompetensi konselor
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemahaman diri
2. Untuk mengetahui tujuan pemahaman diri
3. Untuk mengetahui ciri-ciri manusia yang memahami diri
4. Untuk mengetahui aspek pemahaman diri
5. Untuk mengetahui teknik dan strategi pemahaman diri
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi konselor
7. Untuk mengetahui bagaimana struktur kompetensi konselor
8. Untuk mengetahui standar dan sosok utuh kompetensi konselor
9. Untuk mengetahui seperti apa profil kompetensi konselor yang dibutuhkan
10. Untuk mengetahui apa saja rincian kompetensi konselor
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemahaman Diri Siswa

1. Pengertian Pemahaman Diri

Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan setiap orang
mengartikan pemahaman diri menurut cara pandang mereka masing-masing. Maslow
menyebutnya personal meaning yang dimuat Kira pada yahoo answer menggambarkan
bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui
alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu
memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang sederhana sampai kebutuhan
yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri,
menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya. Selalin
itu Baumeister mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan
yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan
bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap individu, di mana
perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya berperilaku berdasarkan insting atau
impuls. Maria Antoinete menjelaskan bahwa orang yang memahami diri adalah mereka
yang memiliki tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada
(eksis), identitas diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi.

Pemahaman diri adalah suatu cara untuk memahami, menaksir karakteristik, potensi
dan atau masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Dari
uraian diatas Dapat disimpulkan bahwa pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami
individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun
potensi psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita.
Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra
individu sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai
dan sikap. Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan
siswa atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang
ada dalam diri.
2. Tujuan Pemahaman Diri
a. Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat, abilitas, dan
cita-cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi
diri.
b. Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja. Dengan
persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam berkarier.
c. Siswa mencapai kematangan dalam perkembangan karier.
d. Siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Diri
Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan
kekurangan) di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
turut mempengaruhi pemahaman diri ditentukan oleh diri terbuka dan tertutup.
Kepribadian yang terbuka berkonstribusi positif terhadap pemahaman diri, sedangkan
kepribadian yang tertutup adalah faktor penghambat dalam pemahaman diri. Faktor
eksternal (lingkungan) yang mempengaruhi pemahaman diri antara lain, lingkungan
keluarga, teman sebaya, dan sekolah.
4. Ciri-ciri Yang Memahami Dirinya
a. Percaya diri. Dalam kamus istilah Bimbingan dan konseling yang ditulis Thantaway
percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi
keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.
Menurut Hakim rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala
aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Jadi, dapat
dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan optimis di dalam
melakukan semua aktivitasnya, dan mempunyai tujuan yang realistik, artinya
individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan,
sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil
atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Hakim juga mengemukakan
cirri individu yang percaya diri sebagai berikut:
1. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu;
2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;
3. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi.
4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi;
5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya;
6. Memiliki kecerdasan yang cukup;
7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup;
8. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya,
misalnya ketrampilan berbahasa asing;
9. Memiliki kemampuan bersosialisasi;
10. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
11. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup;
12. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya
dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.
b. Befikir positif, dengan cirri sebagai berikut:
1. Melihat masalah sebagai tantangan
2. Menikmati hidupnya
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
4. Mengenyahkan pikiran negatif segeraa setelah melintas di pikiran
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya, bukan berkeluh kesah
6. Tidak mendengarkan gosip dan isu yang tidak tentu
7. Tidak banyak “excuse”, langsung action
8. Menggunakan bahasa positif, optimis
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
10. Peduli pada citra diri sendiri
c. Memiliki kebiasaan yang efektif, dengan cirri sebagai berikut:
1. Menjadi proaktif
2. Merujuk pada tujuan akhir
3. Mendahulukan yang utama
4. Berpikir dan bertindak menang-menang
5. Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti
6. Mewujudkan sinergi
7. Melakukan evaluasi
5. Aspek-aspek pemahaman diri
a. Aspek Fisik
Seluruh anggota badan individu termasuk bagian-bagiannya. Artinya individu
harus mengenali dan memahami kondisi jasmaniahnya dengan segala potensinya.
Apakah kondisi jasmani semua sehat ? Apakah kondisi jasmaniahnya normal dan
sebagainya. Hal ini penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan tepat
dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.
b. Aspek Psikis
Adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu.Bagaimana
kecerdasannya, bagaimana emosinya.Sehingga individu mampu menyikapi pilihan-
pilihan karir dan masa depan juga mampu menempatkan dirinya dalam berhubungan
dengan orang lain
c. Aspek Minat.
Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Hal ini penting
untuk dipahami individu,karena dengan adanya minat yang kuat terhadap obyek
pilihan maka prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian juga
sebaliknya. Oleh karena itu perlu penanaman minat terhadap diri individu terhadap
berbagai obyek positif,sehingga timbul rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.
d. Aspek Bakat.
Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang sejak lahir dan bersifat
menurun ( genetik ). Pentingnya individu memahami bakat ini adalah agar individu
mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat berkembang
dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana. Oleh karena itu peran
semua masyarakat untuk memberi wadah penyaluran bakat-bakat terpendam positif
sehingga memunculkan putra-putri berbakan di tanah air kita.
e. Aspek Cita-cita. Cita-cita
adalah gambaran diri yang ada pada diri seseorang. Ada yang menyebut
“Potret Diri” seseorang. Artinya apabila individu mengatakan dengan lisan,
misalnya : “Cita-cita saya ingin menjadi TNI/POLRI”. Individu harus memahami
apakah dirinya sudah memiliki potret diri menjadi seorang TNI/POLRI..Sudah
tergambarkah secara keseluruhan dalam diri individu kriteria , syarat-syarat dan
sebagainya yang mutlak harus dipenuhi untuk bisa menjadi anggota TNI/POLRI. Hal
ini penting untuk dipahami dengan cermat gambaran dirinya,sehingga ia benar-benar
mampu dan dapat memilih karir sesuai dengan cita-citanya.
f. Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok.
Hal ini penting juga untuk dipahami oleh individu,kebutuhan-kebutuhan
pokok seperti apa yang diinginkan dalam menjalani kehidupan ini. Apakah hidup ini
hanya untuk makan atau makan untuk hidup.Apakah individu hanya menginginkan
kebutuhan jasmani saja, atau individu disamping perlu kebutuhan-kebutuhan untuk
jasmani,juga memerlukan kebutuhan bathin, dan sebagainya. Misalnya :
makan,minum,keamanan, kasih sayang, rekreasi,aktualisasi diri,sosialisasi,dan
sebagainya. Oleh karena itu individu perlu menentukan kebutuhan-kebutuhan pokok
seperti apa yang diinginkan dalam hidup ini.
g. Aspek Gaya Hidup
Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang berbeda antara satu
dengan lainnya. Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang ingin bergaya hidup
biasa-biasa saja atau bergaya hidup sederhana. Oleh karena itu gaya hidup atau “life
style”,ini perlu dipahami dengan benar. Individu hendaknya menyesuaikan dengan
kemampuannya,sehingga dalam menyikapi hidup ini tidak diperbudak oleh hawa
nafsunya.Ketrampilan, kerja keras, pengalaman dan sebagainya akan mempermudah
untuk memutuskan gaya hidup seseorang.
B. Kompetensi konselor
1. Pengertian Kompetensi Konselor
Kompetensi merujuk kepada penguasaan konsep penghayatan dan perwujudan
nilai, penampilan pribadi yang bersifat membantu, dan unjuk kerja profesional yang
akuntabel Dalam Landasan Bimbingan dan Konseling karya Syamsu Yusuf dan A.
Juntika Nurihsan, konselor haruslah kompeten. Kompeten maksudnya, bahwa
konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai
pribadi yang berguna.
Kegiatan bimbingan dan konseling dalam pendidikan sekolah,
diselenggarakan oleh pejabat fungsional yang secara resmi dinamakan guru
pembimbing ( guru kelas di sekolah dasar ). Dengan demikian, kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah merupakan kegiatan atau pelayanan fungsional yang
bersifat profesional atau keahlian dengan dasar keilmuan dan teknologi.
Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan
atas dasar kerangka fikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspekstasi kinerja
konselor. Namun bila ditata dalam keempat kompetensi pendidik sebagaimana
tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan professional
konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam empat kompetensi yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
a. Menguasai teori dan praksis pendidikan
b. Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
c. Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran -
Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
d. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseling .
1. Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia,
perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
2. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas
dan perbedaan konseling terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
3. Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
4. Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan.
e. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan
jenjang satuan pendidikan.
a. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur
pendidikan formal, nonformal dan informal.
b. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis
pendidikan umum,kejuruan, keagamaan, dan khusus.
c. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang
pendidikan usia dini,dasar dan menengah, serta tinggi.
2. Kompetensi Kepribadian
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa -Konsisten dalam menjalankan
kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
2. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
b. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih.
1. Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi.
2. Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada
umumnya dan konseling pada khususnya.
3. Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan
konseling pada khususnya.
4. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak
asasinya -Toleran terhadap permasalahan konseling.
5. Bersikap demokratis
c. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat -
Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa,
jujur, sabar,ramah, dan konsisten).
1. Menampilkan emosi yang stabil Peka, bersikap empati, serta
menghormati keragaman dan perubahan
2. Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseliyang menghadapi
stres dan frustasi.
d. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.
1. Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif -
Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri.
2. Berpenampilan menarik dan menyenangkan
3. Berkomunikasi secara efektif
3. Kompetensi Sosial
a. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
1. Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain
(guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah
madrasah) di tempat bekerja.
2. Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja
3. Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait didalam tempat bekerja
(seperti guru, orang tua, tenaga administrasi).
b. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling.
1. Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi
bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi -
Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling.
2. Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi.
c. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
1. Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan
konseling kepada organisasi profesi lain.
2. Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya
untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional
profesi lain. - Melaksanakan referal kepada ahli profesi lainsesuai
dengan keperluan.

4. Kompetensi Profesional

a. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,


kebutuhan, dan masalah konseling.
1. Menguasai hakikat asesmen
2. Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling.
3. Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan
bimbingan dan konseling
4. Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah konseling - Memilih dan mengadministrasikan teknik
asesmen pengungkapan kemampuan dasar kecenderungan pribadi
konseling
5. Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan
kondisi aktual konseling berkaitan dengan lingkungan.
6. Mengakses data dokumentasi tentang konseling dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.
7. Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dengan tepat.
8. Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen.
b. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling.
1. Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling
2. Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling
3. Mengaplikasikan dasar-dasar pelayananbimbingan dan konseling -
Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi
dan tuntutan wilayah kerja.
4. Mengaplikasikan pendekatan /model/jenispelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
5. Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan
konseling.
c. Menganalisis kebutuhan konseling.
1. Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan
berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan.
2. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling.
d. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif.
1. Melaksanakan program bimbingan dan konseling
2. Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan
Konseling
3. Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli
4. Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.
e. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling .
1. Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling.
2. Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling
3. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan
dan konseling kepada pihak terkait.
4. Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan
mengembangkan program bimbingan dan konseling
d. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
1. Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan
profesional.
2. Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik
profesional konselor
3. Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan
masalah konseling.
4. Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan -Peduli terhadap identitas
profesional dan pengembangan profesi.
5. Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi
konselor.
6. Menjaga kerahasiaan konseli g. Menguasai konsep dan praksis penelitian
dalam bimbingan dan konseling.
7. Memahami berbagai jenis dan metode penelitian -Mampu merancang
penelitian bimbingan dan konseling Melaksanakan penelitian bimbingan
dankonseling.
8. Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan
mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

BAB III
KESIMPULAN
Pengertian Pemahaman Diri pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami
individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi
psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Tujuan
Pemahaman Diri antara laian ;
1. Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat,
abilitas, dan cita-cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang
sesuai dengan potensi diri.
2. Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja.
Dengan persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam
berkarier.
3. Siswa mencapai kematangan dalam perkembangan karier .
4. Siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri
Ciri-ciri Siswa yang Memahami Dirinya dainataranya Percaya diri, Befikir positif,
Memiliki kebiasaan yang efektif. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri siswa
di pengaruhi oleh pelaksanaan layanan informasi dalam bidang bimbingan karier, yang mana
materi dalam pemberian informasi kepada siswa mencakup, potensi diri (minat, abilitas,
nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau kelebihan dan kekurangan/ kelemahan diri. Aspek-
aspek pemahaman diri meliputi aspek fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-
kebutuhan pokok, dan gaya hidup. Teknik dan Strategi Pemahaman diri Teknik Tes dan Non
Tes sedangkan strateginya meliputi Memahami karakteristik fisik, Memahami kamampuan
dasar umum, Memahami kemampuan dasar khusus, Memahami minat.

DAFTAR PUSTAKA
Gibson, R. L. dan Mitchell, M.H. 2016. Intoduction to Counseling and Guidance,
Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti.2016. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan.
Jakarta: Gramedia
http://za-doc.blogspot.com/2011/10/KOMPETENSI-readiness-dalam-
KONSELOR.html

Anda mungkin juga menyukai