Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Landasan Bimbingan Konseling”

Dosen Pengampu: Falistya Roisatul MN, S. Pd, M. Pd


Mata Kuliah: Bimbingan dan Konseling
Di Susun Oleh:
Kelompok 2
Anggun Rahma Safitri (202010430311163)
Muchammad Kasih Hakiki (202010430311167)
Fa’iqotul Karimah (202010430311191)
Maslahatul Ummah (202010430311211)
Regita Alfina Windianti (202010430311230)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah kami beri judul “Landasan Bimbingan Konseling”. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling dari dosen
pengampu mata kuliah, Ibu Falistya Roisatul MN, S. Pd, M. Pd. Selain itu makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan bagi penulis dan bagi para pembaca makalah ini.
Khususnya dalam upaya pemahaman tentang landasan bimbingan konseling.

Kami selaku penulis makalah tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Falistya Roisatul MN, S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah bimbingan dan
konseling. Tidak lupa bagi teman-teman yang telah mendukung penulisan makalah ini kami
mengucapkan terima kasih. Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah ini dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami sebagai penulis.

Malang, 08 Oktober 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
2.1 Landasan Filosofis .................................................................. 3
2.2 Landasan Religius ................................................................... 4
2.3 Landasan Sosial Budaya.......................................................... 4
2.4 Landasan Psikologis-Pedagogis............................................... 5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 7
3.2 Saran........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan psiko-pedagogis dalam
bingkai budaya Indonesia dan religius. Arah bimbingan dan konseling
mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas
perkembangannya secara optimal serta membantu siswa agar mampu mengatasi
berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.
Visi dan misi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya perkembangan diri
dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba
Tuhan Yang Maha Esa, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam
berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Layanan bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai
sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu
landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam.
Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan
layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek,
dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu
memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa
layanan (klien). Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan
dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan
pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum. Landasan
dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku
pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan landasan filosofis?
2. Apa yang dimaksud dengan landasan religious?
3. Apa yang dimaksud dengan landasan sosial budaya?

1
4. Apa yang dimaksud dengan landasan psikologis-pedagogis?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan filosofis.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan religious.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan sosial budaya.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan psikologis-pedagogis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN FILOSOFIS


Landasan filosofis merupakan suatu landasan yang dapat memberi arahan dan
pemahaman kepada konselor dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai pelaksana kegiatan
bimbingan konseling agar bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis maupun estetis
landasan filosofis ini berkenaan pada pencarian jawaban yang hakiki tentang pertanyaan
filosofis tantang apakah manusia itu? Oleh karena itu para penulis Barat .(Victor Frankl,
Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah
mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut:
a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan.
d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.
e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam
f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat
pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu
adan akan menjadi apa manusia itu.
i. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk
melakukan sesuatu.

3
Sebagai konselor diharapkan mereka dapat memahami hakikat dari manusia
sehingga upaya bimbingan konseling tidak menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri.
Konselor harus dapat melihat dan memperlakukan kliennya sebagai manusia yang utuh
dengan berbagai dimensinya.

2.2 LANDASAN RELIGIUS


Terdapat tiga hal pokok yang ditekankan dalam landasan religius bimbingan dan
konseling, ketiga hal pokok tersebut adalah :
1. manusia sebagai makhluk Tuhan
2. sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah
dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
3. upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana
dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta
kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah.
Dari kehidupan modern saat ini banyak menimbulkan berbagai suasana kehidupan
yang tidak memberikan kebahagiaan dalam batin seseorang dan berkembangnya rasa
hampa pada dirinya. Hal ini mendorong berkembangnya kecenderungan berkembangnya
bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.

2.3 LANDASAN SOSIAL BUDAYA


Pada landasan ini konselor biberi pemahaman dimdan dimensi kesosialan dan
dimensi kebudayaan yang merupakan faktor dalam mempengaruhi perilaku individu.
Produk lingkungan sosial budaya merupakan individu itu sendiri. Pola perilaku individu
sudah dididik sedari dini sejalan dengan tuntutan sosial budaya di tempat dia tinggal.
Dalam memenuhi tuntutan sosial budaya jika kita mengalami kegagalan mangakibatkan
kita tersingkir dari lingkungan yang kita tinggali. Lingkungan sosial budaya yang
berbeda dapat menyebabkan perbedaan dalam pembentukan perilaku dan kepribadian.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor
dan klien,yang kemungkinan mereka memiliki latar budaya yang berbeda. Pederson
dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin
timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu :
a. perbedaan bahasa, Pengusaan bahasa yang kurang oleh individu dapat
mengakibatkan kesalahpahaman antar individu.

4
b. komunikasi non-verbal, Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang
berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang.
c. Stereotype, cenderung menyamaratakan sifat individu berdasarkan prasangka
subjektif yang terkadang tidak tepat.
d. kecenderungan menilai, yang dapat menghasilkan penilaian positif dan negatif
e. kecemasan. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan
budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing.

Agar konselor dan klien komunikasinya terjalin harmonis maka kelima


hambatan komunukasi tersebut perlu diantisipasi oleh konselor. Pendekatan
bimbingan konseling dengan pendekatan multikultural sangat beguna di indonesia.
Bimbingan konseling dapat dilaksanakan dengan landasan bhineka tunggal ika dan
hendaknya bimbingan konseling berpangkal pada nilai budaya indonesia yang dapat
mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

2.4 LANDASAN PSIKOLOGIS-PEDAGOGIS

landasan psikologis juga merupakan salah satu bagian yang terpenting untuk
dibahas dalam bimbingan konseling, hal ini didasari bahwa peserta didik/klien
sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki
interaksi dan dinamika dalam lingkungan serta senantiasa mengalami berbagai
perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan seseorang tidak
selamanya berlangsung secara linier (sesuai dengan apa yang diharapkan), tetapi
terkadang bersifat stagnasi atau bahkan diskontinuitas perkembangan.
Dalam proses pendidikan, peserta didik tidak jarang mengalami masalah
stagnasi perkembangan, sehingga menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti
lahirnya prilaku menyimpang (delinquency), frustasi, depresi, agresi atau bersifat
infantilitas (kekanak-kanakan).
Agar perkembangan pribadi peserta didik/klien dapat tumbuh dan
berkembang secara seimbang serta terhindar dari masalah-masalah psikologis, maka
setiap peserta didik/klien perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi (pendekatan
inilah pada akhirnya menjadi konseling individu), yaitu bantuan yang dapat
memfasilitasi perkembangan klien/ peserta didik melalui pendekatan psikologis.
Pada sisi lain, setiap konselor maupun guru pembimbing harus memahami aspek-

5
aspek psikologis pribadi pelajar/klien, sehingga dengan modal itu pulalah para
konselor dapat memberikan bimbingan dan arahan yang tepat, sehingga pelajar/klien
memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan yang bermakna, yaitu
suatu kehidupan yang bukan hanya berarti buat diri pribadinya saja, tetapi juga
bermanfaat bagi orang yang ada disekitarnya.
Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang: (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan
dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling. Terdapat empat landasan dalam bimbingan konseling yaitu :
a. Landasan filosofis, Landasan filosofis merupakan suatu landasan yang
dapat memberi arahan dan pemahaman kepada konselor dalam
melaksanakan tugasnya. Sebagai pelaksana kegiatan bimbingan
konseling agar bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis maupun
estetis
b. Landasan religious, sikap yang mendorong perkembangan dari
perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama
c. Landasan sosial budaya, . Pendekatan bimbingan konseling dengan
pendekatan multikultural sangat beguna di indonesia. Bimbingan
konseling dapat dilaksanakan dengan landasan bhineka tunggal ika dan
hendaknya bimbingan konseling berpangkal pada nilai budaya indonesia
yang dapat mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi
pluralistik.
d. Landasan psikologis, Agar perkembangan pribadi peserta didik/klien
dapat tumbuh dan berkembang secara seimbang serta terhindar dari
masalah-masalah psikologis, maka setiap peserta didik/klien perlu
diberikan bantuan yang bersifat pribadi (pendekatan inilah pada
akhirnya menjadi konseling individu), yaitu bantuan yang dapat
memfasilitasi perkembangan klien/ peserta didik melalui pendekatan
psikologis.

7
3.3 SARAN
Begitu pentingya ilmu bimbingan konseling kepada guru untuk peserta didik
agar mereka mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas
perkembangannya secara optimal serta membantu siswa agar mampu mengatasi
berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, Deni. 2020. Bimbingan dan Konseling. Bengkulu: CV. Brimedia


Global.
Lubis, L. (2012). Landasan bimbingan dan konseling di institusi
pendidikan. Journal Analytica Islamica, 1(1), 57-82.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/analytica/article/view/372/277

Anda mungkin juga menyukai