Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI PENDIDIKAN

Dosen untuk memenuhi mata kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu:

I KETUT ARYA SENTANA MAHARTA,S.Pd,M.Pd

Kelompok : 3

Ni Luh Gede Imelda Ranita Yanti ( 23120015 )

Ni Putu Ayu Anggun Natalia Martina ( 23120001 )

FAKULTAS PENDIIDKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

INSTITUT KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN SARASWATI

TABANAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan yang Maha
Esa,karena atas berkat Rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesikan tepat pada waktunya .Penulisan
naskah yang berjudul “ Menulis makalah, Rangkuman ,dan Buku serta Membaca Untuk Menulis
Akademik “ ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi ,yaitu bidang
penelitia .

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan – kekurangan .Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetehuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu,semua keririk dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demji perbaikan naskah
peneliti lebih lanjut .

Tulisan ini dapat penuh di selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagi
pihak.Oleh karena itu,sudah sepantasnya pada kesepatan ini penulis menyampaikan ucapan trima
kasih kepada I Ketut Arya Sentana Maharta ,S.Pd.M,Pd selaku dosen pengampu profesi kependidikan
yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini, serta kami juga ucapkan terima kasih
kepada teman – teman kami yang selalu membantu dalam hal mengumpulkan data dalam pembuatan
makalah ini.Akirnya , semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Tabanan , 07 Februari 2024

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I .....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Kode Etik Guru.....................................................................................................5
2.1 Tujuan Kode Etik Guru...........................................................................................................7
2.3 Sanksi Pelanggaran Kode Etik................................................................................................7
2.4 Kode Etik Guru Indonesia.......................................................................................................8
2.5 Dasar Kode Etik Guru Indonesia.............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru merupakan sosok yang begitu dihormati karena memiliki sumbangan yang cukup besar
terhadap keberhasilan pebelajaran disekolah. Guru sanngat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mencapai kemampuan optimalnya. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya di setiap jejang pendidika pada sekolah tertentu ,pada saat itu juga ia
menaruh harapan cukup besar terhadap guru agar,agar anaknya dapat memperoleh
Pendidikan,pembinaan dan pembelajaran serta bimbingan sehingga anak tersebut dapat
berkembang secara optimal.Minat, bakat,kemampuan dan potensi peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan
pesertadidik secara individu .Tugas guru tidak hanya mengajar ,namun juga mendidik ,mengasuh,
membimbing dan membentuk keperibadian anak didik guna menyiapkan dan pengembangan
sumber daya yang memiliki masing – masing peserta didik .Demikian besar tugas dan tanggung
jawab guru,sehingga dibutuhkan sikap dan perilaku yang bisa menjadi teladan bagi anak
didiknya .Guru perfesional harys menjadikan anak didik sebagai mitra pembelajaran ,karena
harapan mereka adalah menjadi manusia berahlak kreatif dan inovatif untuk meraih cita- citanya .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kode etik guru


2. Apa tujuan dari kode etik guru
3. Apa sanksi pelanggaran kode etik guru
4. Bagaimana kode etik guru di Indonesia
5. Apa dasar kode etik guru di Indonesia

Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dari kode etik guru


2. Mengetahui tujuan dari kode etik guru
3. Mengetahui sanksi pelanggaran kode etik guru
4. Mengetahui bagaimana kode etik guru di Indonesia
5. Mengetahui dasar kode etik guru di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kode Etik Guru

Etik berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “ethos” yang berarti suatu kehendak atau kebiasaan
baik yang tetap. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Etika/moral adalah ajaran tentang baik dan
buruk mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Menurut K. Bertenes, Etika adalah
nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi peganggan bagi seseorang dalam mengatur tingkah
lakunya (Rofi, 2016: 49). Dari kesimpulan diatas, dapat dikatakan bahwa etika merupakan ajaran
yanKalau istilah “kode etik” itu dikaji, maka terdiridari dua kata, yakni “kode” dan “etik” beradar dari
bahasa Yunani, “Ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu
menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok manusia”. Dan etik
biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai. Karena itu, guru sebagai tenaga Profesional
perlu memiliki “kode etik guru” dan menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru
selama dalam pengabdian. Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan
perbuatan guru (Djamarah, 2000 : 49). Dapat disimpulkan bahwa kode etik guru ini sangat diperlukan
karena dengan adanya ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang sematau melakukan
perbuatan asusila kepada peserta didik yang di ajari.g baik dan buruk tentang perbuatan dan tingkah
laku yang dibatasi oleh norma-norma tertentu.

1. Etika Guru menurut K.H.M. Hasyim Asy’ ari


Dalam buku Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim yang dikarang oleh Ulama besar Indonesia K.H. M
Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, nama buku tersebut kalau diterjemahkan secara literlek
adalah ‘Etika Pengajar dan Etika Pelajar’ menyebutkan bahwa Etika murid terdiri dari etika
murid sendiri, etika murid terhadap gurunya, dan etika murid terhadap pelajarannya, sedangkan
etika guru terdiri dari etika guru terhadap dirinya, etika guru dalam mengajar, etika guru terhadap
murid, dan etika guru terhadap kitabnya.
Sungguh buku tersebut merinci secara detail tentang etika murid dan etika guru dari berbagai
sisi, walaupun sesungguhnya etika tersebut secara eksplisit tidak masuk dalam kode etik guru
yang dirumuskan oleh PGRI, akan tetapi secara implisit bahwa etika guru dan murid yang
dirumsukan dalam buku tersebut menjadi bagian kajian penting bagi orang yang terjun dalam
dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Berhubung banyaknya materi dalam buku
tersebut, tulisan ini hanya menguaraikan etika guru dalam mengajar.

Ada dua puluh etika guru terhadap dirinya sendiri:


1. Agar selalu Istiqomah dalam muraqobah kepada Allah swt.
2. Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakan.
3. Senantiasa bersikap tenang.
4. Senantiasa bersikap wara’ (meninggalkan perkara syubhat dan meninggalkan perkara
yang tidak bermanfaat).
5. Selalu bersikap tawadlu’ (merendahkan diri terhadap makhluk dan melembutkan diri
kepada mereka, atau patuh kepada kebenaran, dan tidak berpaling dari hikmah, hukum
dan kebijaksanaan).
6. Selalu bersikap khusyu’ kepada Allah swt.
7. Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan.
8. Tidak menjadikan Ilmunya sebagai tangga untuk mencapai keuntungan duniawi.
9. Tidak diskriminatif terhadap murid.
10. Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan.
11. Menjauhkan diri dari tempat yang rendah dan hina menurut manusia.
12. Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat.
13. Agar selalu menjaga siar-siar Islam dan zahir-zahir hukum, seperti salat berjamaah di
masjid.
14. Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah.
15. Membiasakan melakukan hal sunnah yang bersifat syari’at.
16. Bergaul dengan akhlak yang baik.
17. Membersihkan hati dan tindakannya dari akhlak yang jelek dan dilanjutkan dengan
perbuatan yang baik.
18. Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-sunguh dalam
setiap aktivitas ibadah.
19. Tidak boleh membedakan-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah
dari semua orang.
20. Membiasakan diri untuk menyusun atau merangkum.

Etika Guru menurut K.H. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi keagamaan yang bernama Muhammadiyah tahun 1912
di Yogyakarta, dalam buku Pedoman Guru Muhammadiyah ia menyatakan bahwa seorang guru pada
hakekatnya tidak dapat melepaskan diri dari fungsinya sebagai berikut.

a. Sebagai makhluk Allah swt dan sebagai manusia muslim yang memiliki tanggung
jawab penuh menunaikan amanat Allah swt.
b. Sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab untuk menunaikan prinsip-
prinsip Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam menjalankan tugas
profesinya.
c. Sebagai pegawai instansi dan persyarikatan (organisasi) yang bertanggung jawab atas
prinsip sumpah dan janji jabatannya.
d. Sebagai guru mata pelajaran yang dipercayakan kepadanya yang memiliki fungsi
sebagai penanggung jawab kurikuler (Dikdasmen, 2006:16)

Berdasarkan kutipan itu dapat diketahui bahwa guru (pendidik pada umumnya) mempunyai
tanggung jawab menunaikan amanat vertikal (Allah swt) dan amanat horizontal (kemanusiaan). Untuk
menunaikan kedua amanat tersebut, maka jalan yang terbuka hanya satu, yakni bekerja secara
profesional, yaitu profesionalisme dalam pengelolaan sekolah, kelihatannya lebih jelas dalam syarat-
syarat guru sebagai berikut. 1. Muslim 2. Mempunyai kemampuan dan kecakapan yang diperlukan. 3.
Anggota/calon anggota/simpatisan organisasi (Muhammadyah atau Aisyiyah). 4. Loyal terhadap
persyarikatan dan perguruan 5. Berjanji untuk memenuhi persyaratan khusus yang dimufakati
bersama antara yang bersangkutan dengan bagian pendidikan dan pengajarani .

Diantara kelima syarat tersebut, syarat kemampuan menjadi perhatian yang istimewa. syarat
‘kemampuan’ dirinci sebagai berikut:

1. Menguasai bahan; a) menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, b) menguasai
bahan pendalaman / aplikasi bidang studi.
2. Menguasai program belajar; merumuskan tujuan instuksional, b) mengenal dan dapat
menggunakan metode mengajar, c) memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, d)
melaksanakan program mengajar dan belajar, e) mengenal kemampuan anak didik, f)
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
3. Mengelola kelas; a) mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, b) menciptakan iklim belajar
mengajar yang serasi.
4. Menggunakan media dan sumber; a) Mengenal dan memilih serta menggunakan sumber, b)
menggunakan alat-alat bantu pelajaran yang sederhana, c) menggunakan dan mengelola
laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar, d) mengembangkan laboratorium, e)
menggunakan perpus takaan dalam proses belajar mengajar.
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
6. Mengelola interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pengajara.

Selain itu, guru juga memiliki sifat ‘senantiasa meningkatkan diri’, agar memiliki ‘hati yang
bening, suci dan indah’. Sifat ini akan melahirkan sifat ‘cinta pada profesi’ dan ‘kasih sayang kepada
anak didik’. Ini merupakan penajaman ciri profesi yang umum dikenal. sifat inilah yang kelak akan
menumbuhkan sifat mawaddah dan rahmah, dan hubungan itu juga akan memunculkan sifat adil pada
anak didik

2.1 Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan
anggota Etika Guru dan kepentingan organisasi.profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan
kode etik adalah sebagai berikut:

1. Menjunjung Tinggi Martabat Profesi.


Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak
memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap kode etik
suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang
dapat mencemarkan nama baik profesi.

2. Untuk Menjaga dan Memelihara Kesejahteraan Para Anggotanya.


Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual, emosional, dan
mental). Kode etik umumnya memuat larangan-larangan untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan
tarif-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga siapa saja yang mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan
merugikan rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin, kode etik umumnya memberi
petunjuk petunjuk kepada anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

2.3 Sanksi Pelanggaran Kode Etik

1. Pedoman berperilaku.
Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak pantas dan tidak
jujur bagi para anggota prof'esi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
2. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga bagi para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggungjawab pengabdiannya
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan
yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

3. Untuk meningkatkan mutu profesi.


Kode etik memuat norma norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.


Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktif berpartisipasi dalam membina organisasi
profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik
adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.

Seringkali negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya
merupakan kode etik suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-
undang. dengan demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah
laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa, baik berupa
aksi perdata maupun pidana.Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggota profesi bersaing
secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu
serius, maka dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya karena kode merupakan landasan moral,
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan; sanksi terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi
moral. Barang siapa melanggar kode etik, akan mendapat cela dari rekan-rekannya, sedangkan sanksi
yang dianggap terberat adalah pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi.

2.4 Kode Etik Guru Indonesia

Kode Etik Guru di Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma
profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik dalam suatu sistem yang utuh. Kode Etik Guru
Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam
menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam
pergaulan hidup sehari- hari di masyarakat. Dengan demikian, Kode Etik Guru Indonesia merupakan
alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.

Seperti halnya profesi lain, Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang
dihadiri oleh seluruh utusan. Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah air,
pertama dalam Kongres ke XIII di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam Kongres
PGRI ke XVI tahun 1989 juga di Jakarta. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah
disempurnakan tersebut adalah sebagai berikut.
KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila
dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggungjawab atas terwujdunya cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan mendominasi dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap Pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan. (Sumber:
Kongres Guru ke XVI, 1989 di Jakarta).

2.5 Dasar Kode Etik Guru Indonesia

Kode etik guru di Indonesia terdiri dari beberpa prinsip dasar yang harus di pegang oleh seorang
guru,di antaranya yaitu :
1. Menghargai dan menghormati hak asasi manusia serta keanekaragaman budaya .
2. Membangun hubungan yang baik dengan siswa dan masyarakat .
3. Melaksanakan tugas mengajar dengann penuh tangung jawab dan profesionalisme .
4. Mengembangkan diri secara terus – menerus melalui kegiatan dan peningkatan
kompetensi
5. Menjaga integritas dan etika dalam melaksankan tugas guru .
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Tujuan
merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri.

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta
didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, kode etik guru sebagai pedoman guru
dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan
masyarakat harus berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus
mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya menjelma dalam perilakunya.
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sanksi+pelanggaran+kode+etik+guru&oq=sanksi+pelanggara
n#d=gs_qabs&t=1707306446802&u=%23p%3DYBsocP5zTPAJ

Anda mungkin juga menyukai