Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI KEGURUAN

Disusun Oleh

1. Sondang Loren Alfine Bakkara (20110072)


2. Hanna Sitohang (20110069)
3. Anggi Panggabean (20110070)
4. Wita friska Panggabean (20110059)

Dosen pengampu:

Dr. Harlen Simanjuntak, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kesehatan serta kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat pada waktu nya untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi
kependidikan.Tentunya dalam penyusunan makalah ini tanpa pertolongannya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Dr. Harlen Simanjuntak, M.Pd. pengampu
mata kuliah profesi kependididkan yang telah membimbing, memberikan dukungan serta
waktu dalam penyusunan makalah sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik
tepat pada waktunya.
Penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada orang tua yang telah memberikan
dukungan doa maupun materi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu bagi pihak yang membaca makalah ini bisa
memberikan kritik dan saran untuk mengembangkan serta dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca terutama pada
mahasiswa FKIP beserta memberi pengetahuan dalam bidang pendidikan.

Medan, 23 Maret 2022

Kelompokok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3

A.Latar Belakang ............................................................................................................................ 3

B.Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

C.Tujuan .......................................................................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 4

2.1 Pengertian kode etik profesi Guru ............................................................................................ 4

2.2 Maksud dan tujuan kode etik Profesi Guru ............................................................................. 5

2.3 Penetapan Kode Etik Guru ....................................................................................................... 5

2.4 Sanksi Pelanggaran Kode Etik .................................................................................................. 6

2.5 Kode Etik Profesi Guru Indonesia ............................................................................................ 7

BAB III ................................................................................................................................. 8

PENUTUP ............................................................................................................................ 8

3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................................... 8

1
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Makalah ini membahas mengenai etika profesi guru secara umum bagi peserta guru.
Beberapa paparan dalam makalah ini membahas tentang etika kerjadan etos kerja guru serta
kode etik guru yang meliputi: kode etik profesi keguruan, pengertian kode etik guru, tujuan
kode etik guru, penetapan kode etik guru, sanksi pelanggaran kode etik bagi guru, kode etik
guru indonesia. Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua peserta sertifikasi guru
agar menjadi guru yang profesional.
Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan
individu agar mampu memenuhi kebutuhan perkembangan dan memenuhi tuntutan sosial,
kultural, serta religius dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini
mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan terfokus
pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan nilai agama dan
kehidupan yang dianut.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kode Etik Profesi Guru?
2. Apa Maksud dan Tujuan Kode Etik Profesi Guru?
3. Bagaimana Penetapan Kode Etik Guru?
4. Apa Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru?
5. Apa saja Kode Etik Profesi Guru Indonesia?

C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan penulisan makalah
ini yaitu sebagai berikut:
6. Untuk Mengetahui Pengertian kode etik Profesi Guru.
7. Untuk Mengetahui apa saja maksud dan Tujuan kode etik Profesi Guru.
8. Untuk mengetahui penetapan kode etik Guru.
9. Untuk mengetahui sanksi pelanggaran kode etik Guru.
10. Untuk mengetahui kode etik Profesi Guru Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kode etik profesi Guru

Istilah “kode etik” itu bila di kaji maka terdiri dari dua kata yakni“kode” dan “etik”.
Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” yang berasal dari bahasa Yunani, “ethos”
yang berarti watak, adab atau cara hidup, kesopanan (tata susila), atau hal-hal yang
berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan demikian, kode
etik keprofesian (professional code of ethic). Pada hakekatnya merupakan suatu sistem
peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakukan yang telah diterima oleh kelompok
orang-orang yangtergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Hornby, dkk.
(1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut:
a). code as collection of laws arranged in a system; or, system of rules andprinciples that has
been accepted by society or a class or group ofpeople. (kode merupakan kumpulan aturan
yang disusun dalam sebuahsistem; atau sistem aturan dan prinsip-prinsip yang diterima
olehmasyarakat atau sebuah kelas atau sekelompok orang.
b). ethic as system of moral principles, rules of conduct. (etik merupakansistem dari prinsip-
prinsip moral, aturan dari tingkah laku) Etika, pada hakikatnya merupakan dasar
pertimbangan dalampembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang
sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola
perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Sementara
menurut pendapat yang lain kode etik profesi merupakan tatanan yang menjadi pedoman
dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi yang harus diikuti dan ditaati oleh setiap
orang yang menjalankan profesi tersebut. Sedangkan pengertian kode etik guru Indonesia
adalah norma dan asasyang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai
pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara. Kode Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI),
atau namalain sesuai dengan yang disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesiguru,
merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai
moral dan etika jabatan guru.
Dengan demikian,guru harus menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi
yang terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus

4
mampu memahami, menghayati, mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam
menjalankan tugas-tugas profesional dan menjalani kehidupan di masyarakat.Kode etik guru
sesungguhnya merupakan pedoman yang mengaturhubungan guru dengan teman kerja, murid
dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng
Sutisna (1986:364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan
sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam
mendidik peserta didik. Sebagai kalangan profesional, sudah waktunya guru Indonesia
memiliki kode etik dan sumpah profesi. Guru juga harus memiliki kemampuan sesuai dengan
standar minimal sehingga nantinya “tidak malapraktik” ketika mengajar. Adanya sumpah
profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem, dan
pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar.

2.2 Maksud dan tujuan kode etik Profesi Guru

Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik adalah untuk menjamin agar
tugas pekerjaan keprofesian diharapkan dapat terjamin haknya untuk memperoleh jasa
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kewajibannya untuk memberikan imbalannya,
baik yang bersifat finansial, maupun secara sosial, moral, kultural, dan lainnya. Pihak
pengemban tugas pelayanan keprofesian juga diharapkan terjamin martabat, wibawa dan
kredibilitas pribadi dan keprofesiannya serta hak atas imbalan yang layak sesuai dengan
kewajiban jasa pelayananya.

2.3 Penetapan Kode Etik Guru


Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlakudan mengikat
para naggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatukongres organisasi profesi.
Dengan demikian, penetapan kode etik tidak bolehdilakukan oleh orang secara perorangan,
melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-
anggota yang bukan atau tidakmenjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi
hanya akan mempunyaipengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi
tersebut, jikasemua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota)
dalam organisasi profesi yang bersangkutan. Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau
asosiasi profesi guru. PGRI misalnya, telah membuat Kode Etik Guru yang disebut dengan
5
Kode Etik GuruIndonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI
NomorV/Konpus II/XIX/2006 tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan padaKongres
XX PGRI No. 07/Kongres/XX/PGRI/2008 tanggal 3 Juli 2008 diPalembang. KEGI ini dapat
menjadi Kode Etik tunggal bagi setiap orang yang menyandang profesi guru di Indonesia
atau menjadi referensi bagi organisasiatau asosiasi profesi guru selain PGRI untuk
merumuskan Kode Etik bagianggotanya. KEGI versi PGRI seperti disebutkan di atas telah
diterbitkan DepartemenPendidikan Nasional bersama Pengurus Besar Persatuan Guru
RepublikIndonesia (PB-PGRI) tahun 2008. Dalam kata pengantar penerbitan publikasiKEGI
dari pihak kementerian disebutkan bahwa “semua guru di Indonesia dapat memahami,
menginternalisasi, dan menunjukkan perilaku keseharian sesuai dengan norma dan etika yang
tertuang dalam KEGI ini”. Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara
otomatistergabung di dalam suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada
jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan seccara murini dan baik, karenasetiap
anggota profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kodeetik dapat dikenakan
sanksi.

2.4 Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Sering ktia jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-
hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesitertentu dapat meningkat
menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Apabila hanya demikian, maka aturan yang
mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang
memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata
maupun sanksipidana.Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi bersaing
secaratidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggap
kecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya, karena kode etik
adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka
sanksi terhadap pelanggaran kode etik akan mendapat celaan dari rekan-rekannya,
bsedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah sipelanggar dikeluarkan dari organisasi
profesi tertentu, menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.

6
2.5 Kode Etik Profesi Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan padaumumnya. Guru Indonesia yang
berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-citaProklamasi Kemerdian Republik Indonesia terpanggil untuk
menunaikankaryanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusiaindonesia seutuhnya
berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahanmelakukan
bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjangberhasilnya proses
belajar mengajar
5.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakatsekitarnya untuk
membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan danmeningkatkan mutu da
martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang Pendidikan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kode etik profesi guru adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam
melaksanakan tugasnnya dan dalam kehidupan masyarakat.
Secara umum tujuan kode etik guru adalah sebagai berikut:
 Menjunjung tinggin martabat profesi
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi
 Fungsi kode etik guru antara lain:
 Memberikan kepada setiap anggota profesi tentang prinsip-prinsip profesionalitas
yang di gariskan
 Sebagai sarana control social bagi masyarakat atas profsi yang berangkutan
 Mencegah campur tangan pihak di luar organasi profesi tentang hubungan etika dalam
ke anggotaan profesi

3.2 Saran
Sebaiknya seorang guru yang memiliki keprofesionalan dalam profesinya harus mematuhi
kode etik keguruan yang telah ditetapkan.
Sebaiknya organisasi keguruan seperti PGRI dan lainnya lebih memasyarakatkan kode etik
keguruan terutama pada daerah-daerah tertinggal dan kurang akan informasi.
Dengan adanya kode etik, diharapkan perbaikan sistem pendidikan dan perlindungan profesi
lebih ditingkatkan oleh pemerintah sebagai pusat dar segala pengesahan kebijakan.
Dengan berlakunya kode etik, seharusnya tidak ada lagi kasus-kasus pelanggaran kode etik
sehingga guru juga harus berusaha keras memahami makna kode etik yang sebenarnya.
Kasus-kasus pelanggaran kode etik keguruan yang telah ada dijadikan sebagai pedoman dan
refleksi pada setiap pelaku pendidikan sebagai bahan instrospeksi ke arah profesionalisme
yang lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai
Pustaka. hal. 112

[2] Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta :
PT. Rineka Cipta. hal. 49

[3] Soetjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. hal.31

[4] http://andiyuliantiuvri011.blogspot.co.id/2013/12/makalah-kode-etik-guru.html
http://kumpulanskripdanmakalah.blogspot.com/2016/03/makalah-kode-etik-profesi-
keguruan.html?m=1

Makalah Profesi Kependidikan “Kode Etik Guru dan Perkembangan Peranan Ke Profesi Di
Indonesia. Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai