Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

TENTANG
KODE ETIK GURU

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


MUHAMMAD NIZAF 2130103059
RAHMI ANGGINA RITONGA 2130103078
RAHMA DWI PUTRI 2230103060
RIKA RAHMADANI 2230103067

DOSEN PENGAMPU
YANTI ELVITA, S.Ag, M.Pd

PRODI STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 2C


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT., penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah “ Kode Etik Guru”. Pemakalah kelompok satu mengucapkan
terima kasih kepada Ibunda Yanti Elvita, S.Ag, M. Pd selaku dosen pembimbing
dan pengampu dalam mata kuliah Etika profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
Terimakasih yang sebesar-besarnya pemakalah ucapkan kepada dosen
pembimbing Karena telah membimbing pemakalah dalam menyelasaikan makalah
ini berdasarkan RPS.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi semua dalam rangka
menambah wawasan tentang kode etik guru, jika dalam makalah ini terdapat
kekurangan, penulis berharap adanya kritik serta saran demi perbaikan makalah
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membaca serta bagi kelompok penyusun makalah ini. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat. Akhir kata
penulis sampaikan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita.

Batusangkar, 09 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Materi ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Materi .............................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Kode Etik Dan Kode Etik Guru ................................................. 3
B. Tujuan Kode Etik ......................................................................................... 5
C. Fungsi kode etik ........................................................................................... 8
D. Dasar-dasar kode etik .................................................................................. 9
E. Kode Etik Guru Di Indonesia ..................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan profesi mulia, hal ini dikarenakan seorang guru berbagi
ilmu dan memberikan informasi penting kepada peserta didik. Menjadi seorang
guru tidak hanya bermodalkan bisa mengajar. Guru harus memiliki beberapa
keahlian khusus. Apalagi untuk menjadi seorang guru yang profesional. Profesi
ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Guru harus menguasai tidak
hanya tentang pelajaran yang akan diajarkan. Ilmu tentang seluk beluk
pendidikan harus dikuasai agar dapat mengajar dengan baik. Menjadi seorang
guru bukanlah perkara yang mudah.
Guru selalu menampilkan performansinya secara profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan jalur pendidikan
formal, baik pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, maupun pendidikan
menengah. Mereka harus memiliki kemampuan yang tinggi sebagai sumber
daya utama dan kepribadian yang luhur untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (Siswanto, 2013:21).
Ing ngarso suntaludha yang artinya sebagai tauladan dan memberi
contoh merupakan peran penting bagi seorang guru, hal ini termaktub dalam
Semboyan pendidikan yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara. Sebagai
seorang guru harus mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik
dan kepada masyarakat sekolah ataupun kepada masyarakat setempat, hal ini
dikarena adanya persepsi dari masyarakat yang menganggap guru adalah suri
tauladan yang baik. Mengingat dan menimbang guru hampir mengahabiskan
waktu berjam-jam dalam berinteraksi dengan sesame guru dan murit. Oleh
karena itu guru harus memberikan contoh dan menjadi contoh yang baik
terutama bagi peserta didiknya.
Adanya persepsi masyarakat yang tinggi dan pengharapan yang tinggi
masyarakat terhadap guru mampu memberikan motivasi kepada guru dalam
memperhatikan tindakannya agar tidak melanggar dari norma dan peraturan
yang berlaku. Norma dan peraturan dalam berperilaku ini dalam lembaga

1
pendidikan disebut dengan kode etik. Kode etik merupakan landasan bagi guru
dalam berperilaku, beraktifitas dan dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Karena seorang guru menjadi tauladan bagi para peserta didik maka
sebagai langkah awal perlu dipahami maksud dari kode etik termasuk fungsi
dan tujuan kode etik yang akan dipatuhi guru, serta mengetahui bagaimana
kode etik guru di Indonesia. Makalah yang ditulis oleh pemakalah kelompok
satu ini memberikan dan menyajikan tentang konsep dasar kode etik yang
dipilih dari beberapa sumber dan referensi yang telah direkomendasikan.

B. Rumusan Materi
Berdasarkan penjelasan terkait dengan kode etik guru, maka dapat
simpulkan perumusan materi ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kode etik guru?
2. Apa tujuan dari adanya kode etik kode etik?
3. Apa fungsi dari diberlakukannya kode kode etik?
4. Apa saja yang termasuk dasar-dasar kode etik?
5. Bagaimana kode etik guru indonesia?

C. Tujuan Penulisan Materi


Berdasarkan perumusan materi yang akan dibahas, maka dapat
disimpulkan tujuan dari penulisan materi ini, diantaranya adalah, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kode etik
2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya kode etik
3. Untuk mengetahui fungsi kode etik
4. Untuk mengetahui dasar-dasar kode etik
5. Untuk mengetahui kode etik guru indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Dan Kode Etik Guru


Oleh: Rika Rahmadani (2230103067)
1. Pengertian kode etik
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos
dan ethikos. Ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang
baik (Sulaiman, 2021:1). Sedangkan Menurut Poerwadarmita (2007: 17)
etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak/moral.
Hal ini menjelaskan adanya kaitan yang erat antara moral yang didasarkan
oleh aturan dan peraturan yang telah ditetapkan disebuah ruang lingkup.
Hak ini sejalan dengan pendapat Windiyati dkk (2020: 117) bahwasanya
kode etik secara etimologis dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan dan pekerjaan. Berdasarkan
kajiannya kode etik terdiri dari dua kata dasar yaitu kode dan etik atau etis.
Kode etik menjadi landasan dan patokan dalam menjalankan dan
melaksanakan suatu pekerjaan dan kegiatan, dengan artian kode etik tidak
jauh berbeda dengan budaya kerja yang diterapkan disuatu lembaga,
instansi, serta organisasi.
Berdasarkan pengertian menurut KBBI Kode etik adalah norma
dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan tingkah
laku. Hal ini sejalan dengan pengertian kode etik menurut Undang-
Undang Nomor 5 tentang Aparatur Sipil Negara adalah serangkaian
norma-norma yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber pada nilai,
etika yang dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak
dalam aktivitas sehari-hari yang menuntut tanggung jawab suatu profesi.
Hal ini dapat memberikan terangkup terkait penjelasan terhadap kode etik
yang dijalani oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini
sejalan dengan maksud kode etik yang dituliskan dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 Tantang Guru Dan Dosen yang menjelaskan kode
etik berisi norma dan Etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan.

3
Para ahli mengemukakan pendapatnya terkait dengan maksud dari
etika berdasarkan sudut pandanganya (Sulaiman, 2021:2) , diantaranya:
a. Menurut k. bartens, etika dapai digunakan dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b. Amsal bakhtiar, etika mampu digunkan dalam dua bentuk arti: yang
pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan,
mengenai penilaian, terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan hal-hal perbuatan atau manusia-
manusia yang lain.
c. Agustino w. dewantara mengartikan bahwa etika mengandung makna
untuk membedakan “an action that is one’s own” atau sebuah tindakan
yang menjadi milik seseorang.
Berdasarkan pengertian etika yang telah dijelaskan tersebut, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa etika merupakan suatu pengetahuan
terkait dengan norma-norma, kelukuan, adab dan sopan santun serta
perbuatan yang yang tidak melanggar peraturan dan norma yang berlaku
dan harus mampu diterapkan oleh seseorang yang memegang profesi
tertentu.
Kode etik dapat dikatakan sebagai suatu model aturan, tata cara,
rambu-rambu dan pedoman untuk pelaksanaan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik adalah model aturan atau prosedur etika untuk
memandu perilaku. Etika berarti menyesuaikan diri dengan nilai dan
norma yang diterima oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.
Dalam kaitannya dengan konsep profesi, kode etik adalah prosedur atau
aturan yang menjadi norma tindakan bagi para praktisi. Etika adalah
standar tindakan perwakilan lapangan, sedangkan aturan etika digunakan
sebagai pedoman tidak hanya untuk anggota lapangan dalam profesinya,
tetapi juga sebagai pedoman bagi masyarakat untuk menjaga wibawa
menggunakan kaidah-kaidah etika.

4
2. Kode etik guru
Guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 43
dikenukakan sebagai berikut: (1) untuk menjaga dan meningkatkan
kehormatan, dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan
organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2) Berisi norma dan etik
yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Berdasarkan undang-undang tersebut maka, hal ini dapat menunjukkan
bahwa kode etik guru atau teruntuk profesi, terutama profesi keguruan
merupakan peraturan yang berlandaskan dengan norma-norma yang harus
dipenuhi dan dipatuhi serta diamalkan oleh setiap sumber daya manusia
atau guru yang berada disebuah instani, lembaga dan organisasi
pendidikan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
Kode etik merupakan suatu kesepakatan bersama dari para anggota
suatu profesi, sehingga kode etik profesi guru juga ditetapkan berdasarkan
persetujuan dari anggotanya (Surya, 2013: 371). Kode etik guru mengacu
pada norma-norma yang mengatur hubungan manusia antara guru dan
lembaga pendidikan yang mencakup kode etik antar guru dengan guru,
guru dengan siswa, dan guru dengan lingkungannya. sumpah jabatan dan
kode etik guru merupakan rambu, dan pedoman bagi kegiatan seorang
guru, khususnya dalam kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus
bertanggung jawab atas hasil profesinya dan pengajaran yang diberikan
kepada anak didik, Jangan biarkan kesalahan pelatihan terjadi.

B. Tujuan Kode Etik


Oleh: Muhammad Nizaf (2130103059)
Pada hakikatnya dasar dalam pembentukan dan perumusan kode etik
disebuah lembaga adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi. Penyusunan dan perumusan kode etik disekolah menjadi
penunjang dalam ketercapaian tujuan organisasi yang telah disepakati
bersama.

5
Menurut Syarwi, 2020 ada beberapa tujuan kode etik. Tujuan kode etik
adalah sebagai berikut
1. Menuntut martabat anggota dan organisasi khusus. Ini karena agar orang
lain tidak memandang rendah profesi ini. Oleh karena itu, setiap kode etik
melarang anggotanya melakukan berbagai kegiatan yang mencemarkan
profesi keanggotaannya.
2. Menjaga dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan ini
mencakup berbagai macam, yaitu fisik dan mental, moral dan material.
3. Kode etik, yang memuat aturan-aturan yang membatasi mereka untuk
bertindak bertentangan dengan prinsip-prinsip etika dan orang-orang yang
tidak jujur dalam kegiatannya.
4. Meningkatkan keterlibatan anggota, memahami dan melakukan aktivitas
yang terlibat secara intrinsik, dan mempertahankan martabat mereka
sebagai anggota profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik memuat standar dan anjuran,
agar anggotanya selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanannya.
6. Mengharuskan seluruh anggotanya untuk berpartisipasi aktif dalam
mendukung organisasi profesi dengan melakukan berbagai kegiatan yang
memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Artinya dengan adanya
kode etik memberikan tujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif guru
guna untuk menunjang kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Pendapat lain tentang tujuan kode etik guru dikemukakan oleh
Hermawan dalam Seocipto (2005) adalah:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi keguruan. Pada dasarnya kode
etik guru menjadi acuan dalam berperilaku dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya sebagi guru. Pelaksanaan tugas yang ditanggungkan
kepada guru harus diikuti dan dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu
atau peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga tempat pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, dengan adanya rambu-rambu yang telah
ditetapkan oleh lembaga pendidikan diharapkan mampu ditaati oleh pihak
guru demi memjunjung tinggi martabat keprofesiannya, dan menjungjung

6
tinggi moralitas meningangat semboyan yang dikemukakan oleh KI. Hajar
Dewantara.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya. Anggota
profesi terus menjaga martabat dan mutu profesi sehingga kesejahteraan
para anggota juga meningkat, karena identik dengan pelaksanaan tugas
profesi. Dengan mempedomani rambu-rambu yang ada dengan baik, maka
otomatis martabat dan mutu profesi terjaga
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Kode etik yang
ditaati oleh para guru bertujuan untuk meningkatkan pengabdian para
anggota dilembaga pendidikan. Kode etik sebagai rambu-rambu yang
harus diaati menjelaskan tingkat pengabdiaanya kepada tugas dan
tanggung jawabannya, serta dapat menjelaskan pengembdian secatra ikhlas
tanpa mengaharpkan adanya imbalan hal ini dikarenakan profesi guru
harus dilandasi dnegan niat luhur dan tulus untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi. Peningkatan mutu profesi guru
merupakan hal yang paling urgen dalam dunia pendidikan, apalagi
ditengah zaman perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan
informasi yang berkembang dengan sangat pesat. Adanya pengembangan
dan pembaharuan secara pesat inilah menjadi salah satu factor adanya
dekadensi moral, maka dari itu peran guru sebagai pemberi contoh
menjadi patokan dan dasar siswa dalam kehidupannya. Peningkatan
profesi guru dapat dilihat dari bagaimana kualitas peserta didiknya, maka
dari itu kode etik memeliki peran yang sangat urgen dalam peningkatan
mutu dan kualitas dirinya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi. Organisasi sebagai wadah
pengembangan dan pemersatu guru juga perlu untuk dilakukan upaya
peningkatan mutu suatu organisasi. Pada dasarnya organisasi dan lembaga
pendidikan menjadi tempat perkumpulan guru dalam melakukan
pengembangan diri, membicarakan masalah-masalah pendidikan, serta
membicarakan masalah profesi guru termask memperhatikan kesejahteraan
dan perlindungan terhadap profesi. Mutu profesi harus terus ditingkatkan

7
oleh para profesi sehingga mutu profesi juga meningkat hal ini berkaitan
dengan pengamalan dan ketaatan guru terhadap kode etik guru yang telah
ditetapkan.
Kode etik guru memuat asas-asas kemanusiaan universal yang
berkaitan dengan kepribadian, falsafah dan landasan sikap hidup masyarakat
atau pancasila. Mengenai dasar konstitusi negara, yaitu UUD 1945,
kedudukan, tugas dan tanggung jawab guru dalam mewujudkan cita-cita
nasional kemerdekaan diatur dalam pembukaan UUD 1945.

C. Fungsi kode etik


Oleh: Rahmi Anggina ritonga
Fungsi kode etik menurut Yusak Burhanuddin (2005) adalah sebagai
lamdasan moral dan pedoman dalam bertingkah laku bagi setiap guru. Kode
etik juga berfungsi untuk memberikan tuntunan dan pembinaan bagi guru
kearah yang lebih beradab, berbudi pekerti luhur serta memiliki kedisiplinan
yang tinggi yang menjadi patokan peseta didik dalam berperilaku, hal ini
berkaitan dengan guru yang memberikan edukasi kepada peserta didik.
Profesi guru dapat dikatakan sebagai pedoman bagi masyarakat pada
umumnya dan peserta didik secara khususnya. Fungsi kode etik menjujung
bahwasanya pentingnya aturan etik guru sebagai pengikat dan saling
mendukung demi keberhasilan dalam tugas mendidik.
Adapun fungsi dari kode etik menurut Indahyati (2016) yaitu:
1. Agar guru memiliki petunjuk dan pedoman yang jelas dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya dengan menghindari penyimpangan profesi.
2. Agar guru mampu bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar guru terhindar dari perselisihan dan konflik internal dengan sesama
guru lainnya.
4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5. Bahwa jabatan ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan
diri.

8
Fungsi kode etik menjujung bahwasanya pentingnya aturan etik guru
sebagai pengikat dan saling mendukung demi keberhasilan dalam tugas
mendidik.

D. Dasar-dasar kode etik


Oleh: Rahmi Anggina Ritonga (2130103078 )
Perumusan dan penyusunan kode etik dirumuskan secara integral dan
berkesinambungan dengan mengacu kepada peraturan, undang-undang, dan
norma-norma yang berlaku. Selain itu penyusunan dan perumusan kode etik
ditinjau dari dasar dan atas kepentingan tertentu untuk kemajuan bersama.
Adapun nilai yang mendasari perumusan dan penyusunan kode etik menurut
Windiyani (2020) adalah, sebagau berikut:
1. Berdasarkan nilai-nilai agama dan pancasila
Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari enam agama yang
telah diakui secara resmi, itu artinya dalam penyusunan kode etik haru
berlandaskan kepada agama yang secara resmi diakui, hal ini berguna
untuk memberikan keluluasaan terhadap penganut agama lain yang berada
disebuah organisasi yang sama, namun hal ini tidak berlaku dalam sebuah
lembaga atau organisasi yang menganut satu agama yang percayai,
contohnya lembaga pendidikan formal seperti madrasah, dan pesantren.
Lembaga pendidikan yang dicontohkan tersebut harus melakukan
penyusunan dan perumusan kode etik sesuai dengan nilai-nilai agama
Islam. Pada tahap selanjutnya penyusunan dan perumusan kode etik haru
berpatokan kepada nilai dan unsur yang terkandung dalam pancasila
sebagai dasar negara dan kewarganegaraan. Pancasila sebagai pondasi dan
sebagai dasar dari pribadi warga Negara yang baik, oleh karena itu
penyususnan kode etik yang akan diterapkan dalam sebuah lembaga juga
harus mendasari kepada pancasila.
2. Berdasarkan nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi profesional.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru menjadi dasar
dalam penyusunan kode etik, kopetensi yang dimaksud adalah kompetensi

9
pedagogic yaitu keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai
seorang guru dalam melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek
kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualnya. Kompetensi
kepribadian merupakan kompetensi yang mengacu pada bagaimana
seseorang guru bertindak sesuai dengan norma agama, norma hukum yang
berlaku, norma social, dan norma kebudayaan nasional Indonesia.
Kompetensi social adalah bertindak sesuai dengan norma agama, norma
hukum yang berlaku, norma social, dan norma kebudayaan nasional
Indonesia Serta berdasarkan kompetensi professional merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi,
atau seni. Atas dasar-dasar kompetensi inilah perumusan dan penyusunan
kode etik, tinjauan-tinjauan dari kompetensi ini memberikan kemudahan
dalam perumusan dan penyusunan kode etik serta memberikan kemudahan
dalam pengaktualisasikannya karena tidak jauh dan tidak bertentangan
dengan kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru.
3. Berdasarkan nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat, manusia yang
meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,
sosial, dan spiritual.
Pada dasarnya penyusunan dan perumusan kode etik juga harus
dilandaskan kepada nilai-nilai yang melekat pada diri, dan nilai-nilai yang
akan membentuk diri menjadi pribadi yang terbaik, apalagi seorang guru
yang menjadi panutan bagi seluruh peserta didik dan masyarakat. Persepsi
yang tertanam dalam diri peserta didik dan masyarakat menjadi motivasi
dan pondasi dalam beretika dan berintegrasi dengan sesama. Guru dapat
menjadi contoh dan memberikan contoh, hal ini sesuai dengan semboyan
pendidikan yang dicetuskan oleh Ki, Hajar dewantara yang berbunyi ing
ngarsa sung tuladha yang artinya guru didepan menjadi panutan dan
memberikan contoh. Maka dari itu penuyusunan dan perumusan kode etik
harus didasari oleh nilai-nilai kebaikan karena guru merupakan tauladan
dan contoh bagi pesserta didik termasuk masyarakat.

10
Perumusan dan penuyusunan kode etik juga harus didasarkan
tentang upaya menjaga perkembangan jasmani dengan tidak memerikan
punnismant yang melibatkan fisik dan psikologis bagi guru yang
melanggar kode etik, serta kode etik yang mengandung unsur menjaga dan
mengontrol emotional question guru, serta unsur yang mengandung
peningkatan jiwa sosial, intelektual dan spiritual guru.
Selain dari pada dasar-dasar yang dijelaskan tersebut, penyusunan dan
perumusan kode etik guru juga harus didasari oleh nilai-nilai oprasional kerja
dari guru tersebut. Nilai-nilai oprasional kerja guru merupakan teknis
lapangan yang megatur tentang hal yang dilakukan oleh guru terhadap peserta
didik, orang tua atau wali murid, masyarakat sekitar, dan masyarakat sekolah,
rekan sejawat, seprofesi, dengan atasan, serta dengan pemerintah. Nilai-nilai
operasinal ini juga berdampak terhadap bagaimana pihak guru atau pihak
terkait dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik dan public yang
menyangkut lembaga pendidikan atau sekolah, serta memberikan peraturan
yang menyangkut profesinya dengan professional.
Nilai oparasional yang menjadi dasar dari penyusunan kode etik harus
meninajau agar pihak guru dengan pihak lain mampu menjalin hubungan
yang baik dengan masyarakat sekolah atau dengan masyarakat setempat serta
orang tua atau wali murid. Adapun nilai oprasional yang mengatur tentang
bagaimana hubungan antara guru dengan peserta didik, hubungan guru
dengan orang tua atau wali murid, dan pihak terkait.

E. Kode Etik Guru Di Indonesia


Oleh: Rahma Dwi Putri (2230103060)
Kode etik guru di Indonesia disepakati berdasarkan nilai-nilai yang
telah ditetapkan. Pada pelaksanaan kongres PGRI XIII disepakati kerangka
pedoman guru dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tujuannya sebagai
seorang guru. Artinya kode etik yang diterapkan dan dipatuhi oleh guru di
Indonesia telah dibahas kerangka pedomannya dalam berkode etik. Pada
pelaksanaan kongres tersebut desepakati Sembilan item. Kerangka pedoman

11
kode etik guru di Indonesia dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan
kode etik di Indonesia
“Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang
pengabdian terhadap tuhan yang maha esa, bangsa dan Negara serta
kemanusiaan pada umunya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia
pada UUD Dasar 1945 turut bertanggungjawab atas terwujutnya cita-cita
proklamasi 17 agustus 1945. Oleh karena itu, guru Indonesia terapanggil
untuk menunaikan karyanya dengan mempedomani dasar-dasar sebagai
berikut”
Adapun Sembilan item kerangka pedoman kode etik guru di Indonesia
adalah, sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses pembelajaran.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Windiyani, tustiyana, dkk. 2020. Profesi kependidikan, kajian konsep, aturan dan
fakta keguruan. Bogor: universitas pakuan

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sulaiman, umar. 2021. Etika profesi keguruan. Makassar, alaudin university press

Siswanto. 2013. Etika profesi guru pendidikan agama Islam. Surabaya: pena
salsabila

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Indahyati. (2016). Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: K-Media.

Syarwani Ahmad. (2020). Profesi Pendidikan dan Keguruan. Yogyakarta: CV


Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai