Anda di halaman 1dari 12

KODE ETIK GURU

Di Susun Oleh:

Kelompok III

Widya Purnama Munthe (2120500149)


Nur Asiah Harahap (2120500152)
Tia Nurmala Hasibuan (2220500196)

Dosen Pengampu:

Ibu Lia Junita Harahap, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY


PADANG SIDIMPUAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ilmiah ini yang berjudul “Kode Etik
Guru”. Dan kami juga berterimakasih kepada ibu Lia Junita Harahap, M.Pd selaku
dosen pengampuh mata kuliah profesi keguruan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami, sehingga kami dapat mempelajari dan lebih mendalami tentang kode
etik guru .

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam


penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi
susunan, kalimat, susunan bahasa maupun isi materi. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan yang terbuka kami menerima kritikan, saran maupun
usulan yang diberikan oleh para pembaca dan ibu dosen agar kami dapat
memperbaiki makalah-makalah ilmiah berikutnya dan dapat menambah wawasan
kami. Semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi
para pembaca dan tidak terkecuali kepada kami sendiri. Dan mohon minta maaf
apabila ada kata-kata yang salah dan kurang berkenan dalam penyampaian materi
ini dihati para pemba

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Pengertian Kode Etik Guru...................................................................2


B. Fungsi dan Tujuan Kode Etik Guru......................................................3
C. Kode Etik Guru Indonesia....................................................................5
D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru....................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................8

A. Kesimpulan...........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Generasi masa depan dibentuk dan dibimbing sebagian besar oleh profesi
guru. Guru memiliki kewajiban moral untuk membantu siswa dalam
mengembangkan karakter, nilai, dan sikap yang kuat selain memberikan
pengetahuan sebagai bagian dari tugas mereka. Kode etik guru menjadi
seperangkat aturan penting yang mengarahkan perilaku mereka dalam situasi ini.
Kode etik guru tidak hanya menampilkan prinsip-prinsip inti yang harus
dijaga oleh para pendidik, tetapi juga dedikasi mereka terhadap profesionalisme,
moralitas, dan tanggung jawab sosial. Mengingat peran guru sebagai agen
perubahan dan pemersatu di dalam kelas, kebutuhan akan kode etik guru menjadi
semakin penting di tengah masyarakat yang semakin beragam dan rumit.
Dengan memahami peran dan pentingnya kode etik guru, diharapkan pembaca
akan lebih menyadari betapa pentingnya menjaga standar moral dan profesionalisme
dalam profesi pendidikan. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi guru secara
individu, tetapi juga berdampak positif pada perkembangan siswa dan kemajuan
pendidikan secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kode etik guru?
2. Apa fungsi dan tujuan kode etik guru?
3. Bagaiamana kode etik guru Indonesia?
4. Bagaimana sanksi pelanggaran kode etik guru?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kode etik guru
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan kode etik guru
3. Untuk mengetahui kode etik guru Indonesaia
4. Untuk mengetahui sanksi pelanggaran kode etik guru

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Guru
Secara harfiah, "kode etik" berarti sumber etik. Etik berasal dari
perkataan ethos, yang berarti watak. Istilah etik (ethica) mengandung
makna nilai-nilai yang mendasari perilaku manusia. Etik berasal dari
bahasa filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya. Etik juga
disepadankan dengan istilah adab, moral, atau pun akhlaq. Etik. artinya
tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.
Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara etis sebagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti
sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok orang
atau masyarakat tertentu. Dalam kaitannya dengan Istilah profesi, kode
etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan
anggota suatu profesi.
Kode etik adalah tanda atau simbol-simbol berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu. Misalnya
untuk menjamin suatu berita, keputusan atau kesepakatan suatu organisasi.
Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik
adalah norma atau asas yang diterima suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja 1.
Sedangkan defenisi kode etik guru dikemukakan oleh beberapa para ahli
sebagai berikut:
1. Menurut Sadirman kode etik guru adalah suatu statement formal
yang merupakan norma (aturan tatas usila) dalam mengatur tingkah
laku guru.

1
Marjuni, “Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017 195” VI (2017): 195–202.

2
2. Menurut Sotjipto kode etik guru merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku guru dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru.
3. Menurut Asnawir kode etik guru sebagai sekumpulan peraturan
dan perundang – undangan mengenai etika seorang guru sebagai
tenaga pendidik yang mengandung unsur moral, etika, adat istiadat,
dan kebiasaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kode etik
guru diartikan sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru
dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di sekolah dan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan kata lain kode etik guru merupakan semacam rambu-
rambu atau pegangan bagi seorang Pendidikan agar tidak berperilaku
menyimpang. Kode etik guru juga merupakan perangkat untuk mempertegas
atau mengkristalisasi kedudukan dan peranan pendidik serta sekaligus untuk
melindungi profesinya2.
B. Fungsi Dan Tujuan Kode Etik Guru
Hakikatnya tujuan pencetusan kode etik pada suatu pekerjaan yaitu demi
keperluan kelompok dan organisasi profesi. Begitu pula tujuan utama
dirumuskannya kode etik adalah untuk menjaga supaya tanggung jawab
pekerjaan suatu profesi berjalan sesuai yang diharapkan dan untuk melindungi
kebutuhan seluruh pihak sebagaimana patutnya 3. Adapun tujuan umum
diadakannya kode etik guru yaitu antara lain:
a. Memuliakan derajat pekerjaan guru. Kode etik dapat melindungi perspektif
dan opini pihak eksternal atau masyarakat supaya mereka tidak menganggap
rendah pekerjaan guru. Maka dari itu, masing-masing kode etik suatu
pekerjaan salah satunya kode etik guru mencegah bermacam-macam
perbuatan atau sikap anggotanya yang bisa menyebabkan pencemaran nama
baik pekerjaan yang bersangkutan.

2
Ramayulis. 2022. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia
3
Mulyadi Mulyadi, “Menegakkan Kode Etik Profesi Guru: Sebuah Pandangan Wawasan
Filsafat Pendidikan,” Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 11, no. 1 (2019): 1–
11.

3
b. Menjaga dan menegakkan ketentraman guru. Ketentraman meliputi lahir
(jasmani) dan batin (rohani). Kode etik pada dasarnya berisi larangan-
larangan menjalankan tindakan-tindakan yang membahayakan ketentraman
anggotanya. Contohnya dalam menentukan tarif minimum pada pendapatan
kelompok profesi dalam menjalankan kewajibannya, akibatnya siapapun
yang menentukan tarif di bawah minimum akan dipandang buruk dan
merugikan rekan kerjanya. Adapun dalam hal ketentraman batin, kode etik
pada dasarnya memberi arahan bagi anggotanya untuk menjalankan
pekerjaannya.
c. Patokan perilaku guru. Kode etik memuat kebijakan yang membatasi perilaku
menyimpang dan tidak bertanggung jawab terhadap para anggota profesi
dalam berhubungan dengan rekan kerja anggota profesi.
d. Memperkuat profesionalitas guru. Kode etik berhubungan dengan penguatan
aktivitas dedikasi profesi, sehingga suatu anggota profesi bisa dengan lancar
memahami peran dan kewajiban dalam melakukan pekerjaannya. Oleh sebab
itu, kode etik mengesahkan asas-asas yang harus diterapkan anggota profesi
dalam melakukan tugasnya.
e. Meningkatkan kualitas pekerjaan guru. Kode etik mengandung nilai-nilai dan
dorongan supaya para anggota profesi senantiasa berupaya untuk
meningkatkan kualitas profesi dan dedikasi para anggotanya.
f. Untuk meningkatkan kualitas organisasi pekerjaan guru. Kode etik
mengharuskan seluruh anggotanya untuk aktif berkontribusi dalam
mengembangkan organisasi profesi dan aktivitas-aktivitas yang dibentuk oleh
organisasi4.
Sedangkan fungsi dari kode etik yaitu sebagai pengamanan dan peningkatan bagi
suatu pekerjaan dan sebagai penjaminan untuk masyarakat konsumen jasa
pelayanan suatu pekerjaan . Adapun fungsi umum kode etik profesi yaitu:
a. Memberikan arahan kepada para kelompok profesi mengenai dasar
profesionalitas yang ditentukan. Masing-masing kelompok profesi harus
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
suatu lembaga.

4
Muhammad Rusmin B, Nurul Aynun Abidin, and Risna Mosiba, “Implementasi Kode Etik
Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Man 1 Soppeng,” Inspiratif Pendidikan 11, no. 1
(2022): 150–164.

4
b. Sebagai media pengendalian sosial bagi masyarakat terhadap pekerjaan yang
diampunya. Makna dari fungsi tersebut yaitu bahwa masing-masing
kelompok profesi juga diamati oleh masyarakat dalam menjalankan
tugasnya.
c. Menghindari intervensi dari pihak luar yang tidak bersangkutan yang hendak
masuk ke dalam lembaga, sebab ditakutkan mengacaukan aturan yang telah
ada5.
C. Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
seseorang dalam kiprah karya keprofesiannya sehari-hari.kode etik
merupakan prinsip-prinsip pedoman sebagai panggilan hati nuraninyang
dirumuskan dan disepakati bersama dan dengan penuh rasa kesadaran serta
tanggung jawab baik sendiri- sendiri maupun bersama sama (korps),
dilaksanakan dan dijunjung tinggi. Pelanggaran yang dilakukannya harus
dirasakan sebagai beban hukuman moral bagi yang melakukannya.
Demikian beratnya enegakan etika jabatan guru, tidak banyak negara dan
organisasi guru nasional yang memiliki kode etik, meskipun semua
menyadari bahwa kode etik guru tersebut sangat penting dan luhur.6
Kode etik guru Indonesia (KEGI) merupakan norma dan etika yang
harus diketahui, dimengerti, dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh guru
di Indonesia. DKGI (Dewan Kehormatan Guru Indonesia) merupakan
perangkat organisasi yang menegakkan dan mengawasi pelaksanaan kode
etik guru Indonesia. Untuk keberhasilan tersebut perlu ada sosialisasi kode
etik guru Indonesia dan pembentukan DKGI di seluruh provinsi dan
kabupaten/ kota. Dengan pelaksanaan KEGI, maka guru akan lebih
profesional, terlindungi,dan bermartabat. Yang mendapat keuntungan
manakala guru melaksanakan KEGI dengan baik adalah guru, pemerintah,

5
Nur Fitriatin et al., “Pengaruh Kode Etik Guru Terhadap Proses Pembelajaran,”
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 5, no. 1 (2023): 586–594.
6
Syarwani Ahmad, zahruddin hodsay,”Propesi kependidikan dan keguruan”, Jogyakarta.
deepublish Hlm.36

5
Pemda, penyelenggaraan pendidikan swasta, dan satuan pendidikan dan
organisasi guru itu sendiri.7
Pada saat ini kode etik guru Indonesia masih berada dalam tahap
pemasyarakatan, baik ke dalam maupun ke luar. Cukup banyak faktor
positif yang menunjang keberhasilan pemasyarakatan kode etik tersebut,
akan tetapi tidak sedikit pula faktor penghambat baik yang datang dari
guru itu sendiri maupun dari masyarakat. Secara formal kode etik guru
Indonesia telah tercantum dalam Anggaran Dasar organisasi PGRI sebagai
organisasi pendukung etika profesi tersebut. Demikian pula sesuai dengan
pengakuan atau legalitas kedudukan dan fungsi PGRI dari pemerintah dan
pengakuan masyarakat umum, maka kedudukan kode etik guru Indonesia
sudah cukup kuat. Pemasyarakatan kode etik tersebut tidak hanya
dilakukan oleh guru saja atau organisasi PGRI saja tetapi juga oleh
pemerintah melalui berbagai cara dan kesempatan. Undang-Undang No.
14 Tahun tentang guru dan dosen pada pasal 41, pasal 42, pasal 43, yang
mengatur tentang organisasi profesi dan kode etik.8
D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Guru
Sanksi bagi pelanggar Kode Etik Guru ialah sanksi moral misalnya
akan mendapat celaan dari rekan-rekannya atau dikucilkan. Sedangkan
bagi pelanggar berat dapat dikeuarkan dari organisasi profesi tertentu.
Kode etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan
hukum atau undang-undang, contohnya jika seseorang anggota profesi
bersaing secara tidak jujur atau curang dengan sesame anggota profesinya
dan jika kecurangan tersebut di anggap serius ia dapat dituntut ke
pengadilan. Aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi
hukum yang bersifat memaksa baik berupa sanksi perdata maupun sanksi
pidana.9
7
Syarwani Ahmad, zahruddin hodsay,”Propesi kependidikan dan keguruan”, Jogyakarta.
Deepublish Hlm.43
8
Syarwani Ahmad, zahruddin hodsay,”Propesi kependidikan dan keguruan”, Jogyakarta.
Deepublish Hlm.44
9
Katarina Podlogar Mentor, “Etika Profesi Guru,” in Etika Profesi Guru, n.d.

6
Sanksi guru yg melanggar kode etik guru di Indonesia bervariasi
tergantung pada tingkat pelanggarannya. Adapun jenis-jenis sanksiyang
dapat diberikan:
a. Sanksi ringan contohnya guru yang sering dating terlambat
 Teguran lisan
 Teguran tertulis
 Permintaan maaf secara lisan
 Permuntaan maaf secara tertulis
b. Sanksi sedang contohnya guru yang melakukan pemungutan liar
(pungli)
 Pembinaan oleh atasan
 Penundaan kenakan gaji
 Penundaan kenaikan pangkat
 Penurunan pangkat
 Pemindahan tugas kesekolah lain
c. Sanksi berat contohnya guru yang melakukan tindak pidana
 Pemberhentian sementara
 Pemberhentian tidak dengan hormat
 Pencabutan izin mengajar

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman
dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu. Dalam kaitannya
dengan Istilah profesi, kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi.tujuan utama dirumuskannya
kode etik adalah untuk menjaga supaya tanggung jawab pekerjaan suatu profesi
berjalan sesuai yang diharapkan dan untuk melindungi kebutuhan seluruh pihak
sebagaimana patutnya. Kode etik guru Indonesia (KEGI) merupakan norma
dan etika yang harus diketahui, dimengerti, dipahami dan dilaksanakan
oleh seluruh guru di Indonesia. Sanksi bagi pelanggar Kode Etik Guru
ialah sanksi moral misalnya akan mendapat celaan dari rekan-rekannya
atau dikucilkan. Sedangkan bagi pelanggar berat dapat dikeuarkan dari
organisasi profesi tertentu.

B. Saran
Untuk menjaga keprofesonalan seorang guru sebaiknya guru yang
mangajar disebuah Lembaga pendidikan harus mengetahui tentang Kode
Etik Guru. Diharapkan dengan implementasi kode etik guru yang efektif
dan konsisten, guru dapat menjalankan profesinya dengan penuh tanggung
jawab, integritas, dan profesionalisme, sehingga dapat menghasilkan
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter mulia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fitriatin, Nur, Imelda Itania, Indriana Uswatun Khasanah, and Muhammad


Alfarisi Adriyansyah. “Pengaruh Kode Etik Guru Terhadap Proses
Pembelajaran.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 5, no. 1 (2023): 586–594.

Katarina Podlogar Mentor, “Etika Profesi Guru,” in Etika Profesi Guru, n.d.

Marjuni. “Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017 195” VI (2017): 195–202.

Mentor, Katarina Podlogar. “Etika Profesi Guru.” In Etika Profesi Guru, n.d.

Mulyadi, Mulyadi. “Menegakkan Kode Etik Profesi Guru: Sebuah Pandangan


Wawasan Filsafat Pendidikan.” Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan
Islam 11, no. 1 (2019): 1–11.

Rusmin B, Muhammad, Nurul Aynun Abidin, and Risna Mosiba. “Implementasi


Kode Etik Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Man 1 Soppeng.” Inspiratif
Pendidikan 11, no. 1 (2022): 150–164

Syarwani Ahmad, zahruddin hodsay,”Propesi kependidikan dan keguruan”,


Jogyakarta. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai