Disusun Oleh:
Kelompok 5
FAKULTAS TARBIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kode Etik Profesi.
2. Bagaimana Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
3. Bagaimana Kode Etik Guru Indonesia.
4. Bagaimana Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kode Etik Profesi.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
3. Untuk Mengetahui Kode Etik Guru Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.
1
Muhammad Jufni, Syifa Saputra, and Azwir, “Kode Etik Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan,” Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, Dan Humaniora 8, no. 4 (2020): 575.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Douglas Scarlet, “Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan,” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–99.
anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya 2 dan
larangan larangan yaitu ketentuan ketentuan tentang apa yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan
tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota
profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut, kode etik suatu profesi adalah norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk- petunjuk bagi para anggota profesi tentang
bagaimana mereka melaksanakan profesi dan larangan-larangannya.
B. Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah
atau remeh terhadap profesi yang bersangkutan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.
Yang di maksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan batin
(spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota
profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga sering mengandung
peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode 3 etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma
dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan
mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi
dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi,
maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi
dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi.
C. Kode Etik Guru Indonesia.
Guru harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang
terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu mereka harus
menjunjung tinggi etika profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang
beriman dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab.
Penyandang profesi guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Untuk itu
pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan guru dan profesinya.
Isi Kode Etik Guru Indonesia Hasil kongres PGRI Ke XXI tahun 20133 :
BAGIAN SATU
Kewajiban Umum
Pasal 1
1) Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah/janji guru.
2) Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
BAGIAN DUA
Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik
Pasal 2
1) Bertindak profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses
dan hasil belajar peserta didik.
2) Memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik individual
serta tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik.
3) Mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
4) Menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik
secara adil dan objektif.
3
Pengurus Besar PGRI, “Kode Etik Profesi Guru Indonesia,” Pgri.or.Id 1, no. 1 (2017): 1–8.
5) Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta
didik.
6) Menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan, dan
kemanusiaan.
7) Menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak
memanfaatkan untuk keuntungan pribadi dan/atau kelompok dan tidak
melanggar norma yang berlaku.
Pasal 8
Fungsi adanya kode etik adalah untuk menjaga kredibilitas dan nama baik
guru dalam menyandang status pendidik. Dengan demikian, adanya kode etik
tersebut diharapkan para guru tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran
terhadap kewajibannya. Jadi substansi diberlakukannya kode etik kepada guru
sebenarnya untuk menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru
tetap baik.
Fungsi kode etik seperti itu sesuai dengan apa yang dikemukakan Gibson
dan Mitchel ( 1995: 449 ), yang lebih menekankan pada pentingnya kode etik
tersebut sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi
dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggung jawaban jika ada anggota profesi yang bertindak diluar kewajaran
sebagai seorang profesional.
Biggs and blocher (1986: 10) mengemukakan lima fungsi kode etik, yaitu:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat
sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai
profesi yang membantu dalam memecahkan masalah dan
mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan
pemerintah secara kurang proporsional. Guru diharapkan mampu
menjalin hubungan harmonis, dinamis, kooperatif, dengan teman sejawat,
siswa, orang tua siswa, pimpinan, masyarakat, dan dengan misi tugasnya
sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk- petunjuk bagi para anggota profesi tentang
bagaimana mereka melaksanakan profesi dan larangan-
larangannya.
Tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik guru meliputi :
Kewajiban Umum
Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik
Kewajiban Guru terhadap Orangtua/Wali Peserta Didik
Kewajiban Guru terhadap Masyarakat
Kewajiban Guru terhadap Teman Sejawat
Kewajiban Guru terhadap Profesi
Kewajiban Guru terhadap Organisasi Profesi
Kewajiban Guru terhadap Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Jufni, Muhammad, Syifa Saputra, and Azwir. “Kode Etik Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan.” Serambi Akademica Jurnal Pendidikan,
Sains, Dan Humaniora 8, no. 4 (2020): 575.
Pengurus Besar PGRI. “Kode Etik Profesi Guru Indonesia.” Pgri.or.Id 1, no. 1
(2017): 1–8.
Scarlet, Douglas. “Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.” Journal of
Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–99.