Anda di halaman 1dari 15

KODE ETIK GURU

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Profesi Keguruan

Dosen Pengampu: Dr. Fuad Munajat, S.S., M.A.

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Isna Hikmatur Rosyidah (2010210079)

2. Helmi Khafidz (2010210092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar,


pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para muridnya. Tentunya di tuntut untuk
memahami dan menguasai tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun
perilaku orang-orang terkait dengan tugasnya. Terutama perilaku murid dengan
segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif
dan efesien, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pencapaian tujuan pendidikan (Iskandar, 2009). Peran guru tidak hanya sebagai
penyampai materi untuk mencapai tujuan pembelajaran, tetapi melakukan proses
internalisasi nilai dan norma untuk membentuk karakater peserta didik (Hidayat
and Haryati, 2019).

Pekerjaan seorang guru merupakan pekerjaan yang profesional. Sehingga


pekerjaan tersebut memiliki kode etik. Kode etik inilah yang memberikan jawaban
bagaimana seharusnya guru berinteraksi dengan siswa, rekan sejawat, orang tua
siswa dan masyarakat. Dengan adanya kode etik, maka akan memedomani setiap
tingkah laku seorang guru, sehingga penampilan guru akan terarah dengan baik,
bahkan akan terus membaik (Nasution, 2017). Berbicara mengenai pendidikan
berarti berbicara tentang profesi guru, berarti memerlukan berbagai macam
keterampilan dasar (Wardani, 2012). Menjadi seorang guru bukanlah hal yang
mudah, tetapi ada syarat yang harus dipenuhi salah satunya adalah inovasi
pembelajaran, sehingga berdampak pada profesionalisme (Surnaya, Lubis and
Halimah, 2017). Namun, kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang
guru dalam menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan
penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang
guru. Itu semua disebabkan karena masih kurangnya implementasi kode etik guru
terhadap kompetensi kepribadian. Hal itu dapat dilihat dari gejala-gejala masih
ada guru yang belum menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan harmonis,
masih ada guru yang kurang akrab dengan orang tua siswa maupun masyarakat
sekitar, dan masih ada guru yang belum meningkatkan mutu profesinya
(Wijayani, 2017).1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kode Etik Profesi.
2. Bagaimana Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
3. Bagaimana Kode Etik Guru Indonesia.
4. Bagaimana Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kode Etik Profesi.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
3. Untuk Mengetahui Kode Etik Guru Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.

1
Muhammad Jufni, Syifa Saputra, and Azwir, “Kode Etik Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan,” Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, Dan Humaniora 8, no. 4 (2020): 575.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Profesi.


Secara etimologis, “kode etik” berarti pola aturan,tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan
kata lain kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai
pedoman berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai- nilai, dan norma
yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.2
Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode etik merupakan tata
cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian Pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil
mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
di dalam dan di luar kedinasan “.
Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni sebagai
Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia
merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI
dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru
(PGRI, 1973). Dari pendapat Ketua Umum PGRI ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur
pokok yakni : sebagai landasan moral dan sebagai pedoman tingkah laku.
Soetjipto dan Raflis Kosasi menegaskan bahwa kode etik suatu
profesi adalah norma norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Norma norma tersebut berisi petunjuk petunjuk bagi para

2
Douglas Scarlet, “Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan,” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–99.
anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya 2 dan
larangan larangan yaitu ketentuan ketentuan tentang apa yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan
tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota
profesi pada umumnya dalam pergaulannya sehari-hari dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut, kode etik suatu profesi adalah norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk- petunjuk bagi para anggota profesi tentang
bagaimana mereka melaksanakan profesi dan larangan-larangannya.
B. Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan.
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah
atau remeh terhadap profesi yang bersangkutan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.
Yang di maksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan batin
(spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota
profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para
anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga sering mengandung
peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode 3 etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma
dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan
mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi
dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi,
maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi
dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi.
C. Kode Etik Guru Indonesia.

Guru harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang
terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu mereka harus
menjunjung tinggi etika profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang
beriman dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab.

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Mereka memiliki kehandalan yang tinggi sebagai
sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Penyandang profesi guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Untuk itu
pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan guru dan profesinya.

Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari


sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI). Kode
Etik Guru diIndonesia (KEGI) dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai
dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik dalam
suatu sistem yang utuh. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang
disebut Etika Profesi atau menjalankan profesi secara beretika.

Di Indonesia guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas


pelaksanaan KEGI. Kode Etik harus mengintegral pada perilaku guru. Di
samping itu, guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode
Etik dimaksud kepada rekan sejawat, 5 penyelenggara pendidikan, masyarakat,
dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik sengaja
maupun tidak.

Pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha


Esa,Bangsa, dan negara,serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia
yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut
bertanggungjawab atas terwujdunya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan mendominasi dasar-dasar
sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia


Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan masyarakat
di sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan Pemerintah dalam bidang
pendidikan. (Sumber: Kongres Guru ke XVI, 1989 di Jakarta).

Isi Kode Etik Guru Indonesia Hasil kongres PGRI Ke XXI tahun 20133 :

BAGIAN SATU
Kewajiban Umum
Pasal 1
1) Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah/janji guru.
2) Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional

BAGIAN DUA
Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik
Pasal 2
1) Bertindak profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses
dan hasil belajar peserta didik.
2) Memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik individual
serta tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik.
3) Mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
4) Menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik
secara adil dan objektif.

3
Pengurus Besar PGRI, “Kode Etik Profesi Guru Indonesia,” Pgri.or.Id 1, no. 1 (2017): 1–8.
5) Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta
didik.
6) Menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan, dan
kemanusiaan.
7) Menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak
memanfaatkan untuk keuntungan pribadi dan/atau kelompok dan tidak
melanggar norma yang berlaku.

Kewajiban Guru terhadap Orangtua/Wali Peserta Didik


Pasal 3
1) Menghormati hak orang tua/wali peserta didik untuk berkonsultasi dan
memberikan informasi secara jujur dan objektif mengenai kondisi dan
perkembangan belajar peserta didik.
2) Membina hubungan kerja sama dengan orang tua/wali peserta didik dalam
melaksanakan proses pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan.
3) Menjaga hubungan profesional dengan orang tua/wali peserta didik dan
tidak memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Kewajiban Guru terhadap Masyarakat


Pasal 4

1) Menjalin komunikasi yang efektif dan kerjasama yang harmonis dengan


masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
2) Mengakomodasi aspirasi dan keinginan masyarakat dalam pengembangan
dan peningkatan kualitas pendidikan.
3) Bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat
dengan mengindahkan norma dan sistem nilai yang berlaku.
4) Bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif.
5) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat, serta menjadi panutan bagi
masyarakat

Kewajiban Guru terhadap Teman Sejawat


Pasal 5
1) Membangun suasana kekeluargaan, solidaritas, dan saling menghormati
antarteman sejawat di dalam maupun di luar satuan pendidikan.
2) Saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, keterampilan, dan
pengalaman, serta saling memotivasi untuk meningkatkan profesionalitas
dan martabat guru.
3) Menjaga kehormatan dan rahasia pribadi teman sejawat.
4) Menghindari tindakan yang berpotensi menciptakan konflik antarteman
sejawat.

Kewajiban Guru terhadap Profesi


Pasal 6
1) Menjunjung tinggi jabatan guru sebagai profesi.
2) Mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan sesuai kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3) Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.
4) Dalam melaksanakan tugas tidak menerima janji dan pemberian yang
dapat mempengaruhi keputusan atau tugas keprofesian.
5) Melaksanakan tugas secara bertanggung jawab terhadap kebijakan
pendidikan.

Kewajiban Guru terhadap Organisasi Profesi


Pasal 7
1) Menaati peraturan dan berperan aktif dalam melaksanakan program
organisasi profesi.
2) Mengembangkan dan memajukan organisasi profesi.
3) Mengembangkan organisasi profesi untuk menjadi pusat peningkatan
profesionalitas guru dan pusat informasi tentang pengembangan
pendidikan.
4) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat organisasi profesi.
5) Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.

Kewajiban Guru terhadap Pemerintah

Pasal 8

1) Berperan serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2) Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan pendidikan.
3) Melaksanakan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
D. Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.

Fungsi adanya kode etik adalah untuk menjaga kredibilitas dan nama baik
guru dalam menyandang status pendidik. Dengan demikian, adanya kode etik
tersebut diharapkan para guru tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran
terhadap kewajibannya. Jadi substansi diberlakukannya kode etik kepada guru
sebenarnya untuk menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru
tetap baik.

Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun (1992) secara spesifik mengemukakan


empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri. Keempat fungsi kode etik
tersebut sebagai berikut4 :
4
A. Marjuni, “Peran Dan Fungsi Kode Etik Kepribadian Guru Dalam Pengembangan Pendidikan,”
Pendidikan Kreatif I, no. 1 (2020): 1–8,
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/14210/8520.
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, karena sudah ada landasan yang digunakan
sebagai acuan.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.

Fungsi kode etik seperti itu sesuai dengan apa yang dikemukakan Gibson
dan Mitchel ( 1995: 449 ), yang lebih menekankan pada pentingnya kode etik
tersebut sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi
dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggung jawaban jika ada anggota profesi yang bertindak diluar kewajaran
sebagai seorang profesional.

Biggs and blocher (1986: 10) mengemukakan lima fungsi kode etik, yaitu:

1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat
sehingga jasa profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai
profesi yang membantu dalam memecahkan masalah dan
mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan
pemerintah secara kurang proporsional. Guru diharapkan mampu
menjalin hubungan harmonis, dinamis, kooperatif, dengan teman sejawat,
siswa, orang tua siswa, pimpinan, masyarakat, dan dengan misi tugasnya
sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk- petunjuk bagi para anggota profesi tentang
bagaimana mereka melaksanakan profesi dan larangan-
larangannya.
Tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik guru meliputi :
 Kewajiban Umum
 Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik
 Kewajiban Guru terhadap Orangtua/Wali Peserta Didik
 Kewajiban Guru terhadap Masyarakat
 Kewajiban Guru terhadap Teman Sejawat
 Kewajiban Guru terhadap Profesi
 Kewajiban Guru terhadap Organisasi Profesi
 Kewajiban Guru terhadap Pemerintah

Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun (1992) secara spesifik


mengemukakan empat fungsi kode etik guru bagi guru itu
sendiri. Keempat fungsi kode etik tersebut sebagai berikut :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena sudah ada
landasan yang digunakan sebagai acuan.

2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman


sekerja, masyarakat, dan pemerintah.

3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar


lebih bertanggung jawab pada profesinya.

4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang


menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Jufni, Muhammad, Syifa Saputra, and Azwir. “Kode Etik Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan.” Serambi Akademica Jurnal Pendidikan,
Sains, Dan Humaniora 8, no. 4 (2020): 575.

Marjuni, A. “Peran Dan Fungsi Kode Etik Kepribadian Guru Dalam


Pengembangan Pendidikan.” Pendidikan Kreatif I, no. 1 (2020): 1–8.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpk/article/view/14210/8520.

Pengurus Besar PGRI. “Kode Etik Profesi Guru Indonesia.” Pgri.or.Id 1, no. 1
(2017): 1–8.

Scarlet, Douglas. “Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Profesi Keguruan.” Journal of
Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–99.

Iskandar, M. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jambi: Gaung


Persada.

Anda mungkin juga menyukai